Fgila CERITA ASIK ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Thursday, March 30, 2017

CERITA ASIK

TERNYATA SUSTER ITU MASIH PERAWAN

Kisah ini terjadi kurang lebih hampir setahun , kau beranikan untuk menulis ceritaku di web ini, saat itu aku yang sedang dirawat di rumah sakit untuk bebrapa minggu, aku masih duduk dikelas dua SMA dan dalam persoalan cinta cintaan aku belum pernah mempunyai pengalaman , dan aku mencoba tulisakan satu persatu kejadian yang aku alami.


Panggil saja Nesya wanita itu, dia berprofesi sebagai suster yang aku sedang dirawat disana, aku terkena penyakit yang pada umumnya dan biasanya terjadi di usiaku yaitu hepatitis, dan diharuskan untuk menginap bebrapa minggu sampai aku sembuh kembali, dan di waktu itu suster Neysa selalu mendampingiku dan melayaniku dengan hati.

Karena kedua orang tuaku juga sibuk dengan pekerjaan dan bisnisnya jadi aku dipercayakan kepada suster Neysa untuk dirawat olehnya, kadang pula teman sekolahku menjengukkuj dan menemaniku tidur dirumah sakit , bapak ibuku selalu memantau keadaanku lewat telepon, kalau habis kerja orangtuaku langsung menyempatkan datang kerumah sakit untuk mengetahui perkembanganku.

Dulunya sebleum masuk ke rumah sakit untuk bangun pun susah dan berdiri juga lemas badannya, dan setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit aku merasa baikan , bisa duduk sendiri, dan berdiir dari tempat tidur dan berjalan bebrap meter, ruanganku di rawat ber AC jujur saja saat pertama kau masuk dirumah sakit aku belum mandi dan sampai beberapa hari di ruanganku, hingga badanku terasa lengket.

Kata susuter juga belum diperbolehkan untuk mandi karena demamku belum turun deratis,  disuatu malam aku memencet bel yang ada dibelakang ranjangku untuk memanggil suster Neysa dan selang beberap amenit suster Neysa yang cantik datang menghampiriku,

Bertanya ? kenapa ya, katanya memanggil aku tadi, dengan sapa dan ramahnya dia melempar senyum manisnya kepadaku, dia mengambil thermometer mengecek panasku dengan sedikit membungkuk suster Neysa meletakkan termometernya dia kelekku, aku sedikit melihat dua buah gundukan yang menghadap di wajahku  .

Iya ni Mbak, mau tanya badanku terasa lengeket semua karena memang beberap hari aku tidak mandi, dari cuaca yang sangat panas kalau siang hari, dan pakah aku bisa mandi mbak karena tidak tahan dengan lengket dibadanku, aku menjelaskan panjang lebar, karena aku dan suster Neysa selalu ngobrol dan mengerti akan permintaanku.

Wajah suster Neysa masih tampak muda , sempat aku tanya rupanya dia umurnya selisih dengan aku 5 tahun, dia menjawab katanya tidak berani memastikan boleh mandi atau tidak dia masih menunggu dokter yang menangani khusus penyakitku, “mbak Neysa juga harus berkonsultasi dengan dokter dulu dik apakah sudah boleh untuk mandi”

Mendengar perkataan dari Mba Neysa tentang memandikan aku, langsung sontak darahku naik dan jantungku berdetuk kencang, pikiranku langsung ngeres saja, karena mba Neysa ingin memandikan tubuhku dan menggosoknya.
Aku terdiam dengan lama sampai tak sadar penisku berdiri sendiri, akibat membayangkan jika Mba Neysa memandikanku, dan mba Neysa juga sadar kalau batang penisku berdiri, berkata, hehehe kamu kenapa dik kok sampai itunya berdiri, kamu membayangkan yang aneh aneh to, hayooo ngaku, 

“hehehehe aku jadi malu mba, gak kok ini gak kok, kau mengeles tapi bingung mau jawab apa??

Aku hanya malu , aku gak mikir yang aneh aneh kok , rupanya mba Neysa melempar senyum manisnya kepada diriku, “hehe tenang saja dik aku juga tau kok kalau badan kamu gerah dan lengket ingin mandi, dan aku mandiin karena memang itu kewajiban sebgai suster, tapi setelah mendapat ijin oleh dokter, dan perkataan itu langsung menggugah hasratku.

Aku juga paham kok mba sebagai profesi yang mbak lakukan, mba juga memang harus mendapat persetujuan oleh dokter yang menanganiku, aku tampak dewasa dengan perkataanku itu, walaupun aku tipe orang yang nakal aku jada sikap,soalnya aku juga belum mahir untuk merayu cewek.

Dia masih senyum senyum seakan akan juga menyimpan gairah, dengan masih menunggu aku disampingku mba Neysa mengambil bedak , dan menaburi di tangan dan kakiku, supaya mengurangi rasa lengket dan gerah.

Aku hanya diam apa yang dilakukan oleh Mba Neysa , dengan perlahan dia melamuri bedak dan memintaku untuk membuka kancing bajuku aku ngikut saja perkataan mba Neysa aku pikir juga badanku sangat gerah dan bisa membantu menguranginya, posisiku saat itu adalah terungkap di atas tempat tidurku. 

Terasa sejuk setelah dipakai bedak, pikiranku sudah tidak terbendung oleh hal hal seks memang juga aku lama untuk melakukan onani sehabis aku dirawat di rumah sakit, biasanya aku sering melakukan onani waktu pikiran dihantui oleh hawa nafsu setelah menonton bokep, pikiranku juga tidak karuan penisku berdiri lagi dengan posisiku yang terlungkap.

Rasanya kau ingin menggesekan penisku di ranjang , tapi tak mungkin aku lakukan karena di depanku ada suster Neysa yang masih memijat punggung dilamuri oleh bedak, kemudia mba Neysa memintaku untuk membalikkan badanku , aku merasa canggung karena aku rasa sudah ada yang keluar berupa cairan putih dari penisku.

Aku takut kalau mba Neysa melihat penisku yang sedang ngaceng, “iya mba bentar dengan menghela napas panjang aku menenangkan diriku sambil membalikkan tubuhku, dan saat membuka mataku wajah mba Neysa yang cantik dekat dengan wajahku, nafas dia juga agak tersenga karena aku rasakan saat membalikan tubuhku. 

Aku mencoba untuk menghilangkan pikiran kotorku, sambil memejamkan mataku, tangannya yang menggerayangi tubuhku dari dada sampai perutku, benar saat ini aku merasa puncak puncaknya gairahku naik, aku menahan agar bisa tenang tapi apa saat tangannya menyentuh putingku aku kegelian dan penisku semakin mengeras.

“Mba geli banget”

“heh kok itunya jadi keras ya sambil ketawa sedikit mba Neysa”

“maksut mba putting kamu kok mengeras ya bukan yang itu,kamu pasti terangsang mba giniin ya”

Mba Neysa saat berkata itu yang lepas, aku benar benar terangsang olehnya , penisku aku rasakan semakin kencang, semoga mba Neysa tidak mengetahui jika penisku benar benar berdiri, malah sebaliknya mba Neysa malah berani memainkan putingku dengan memutar telunjuknya dan sesekali dia mencubit.
“lhooo mba kamu gituin aku semakin geli” tanyaku sambil senyum sedikit.
“lhooo cowok juga bisa ya dik kalau dimainkan putingnya terangsang, sambil melepaskan tangannya yang berada di putingku, aku sungguh terkesima apa yang di bicarakan oleh mba Neysa tersebut.

Sebetulnya aku juga masih ingin digtuin dengan lama , tapi disisi lain aku juga takut jika orang lain melihat apa yang dilakukan oelh mba Neysa, tak lama mba Neysa berkata”kamu apa sudah punya pacar dik” aku jawab “tidak punya mba

”Belum Mbak”, jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.”Dik Wawan, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi.
”Belum mbak” jawabku lagi. “hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih”, lanjutnya centil.

Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya 

“main” apaan yang saya pikirkan barusan. Pasti dia berpikir saya benar-benar 

“nakal” pikirku saat itu.”Pantes deh, de Wawan dari tadi Mbak perhatiin ngaceng terus.

Dik Wawan mau main-main sama Mbak ya? Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, Mbak Neysa sudah memulai aksinya.

Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku.
Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya.
”Ahh, geli Mbak”m rintihku keenakan. Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku.

Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu.

Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap  oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu.

Namun, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri.”Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat”, katanya.

Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu.

Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam.

Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. Saya belum pernah berciuman dengan wanita, namun Mbak Neysa benar-benar pintar membimbingku.

Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Penisku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan.

Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya. “Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget sih”, desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.

Kini tangannya mulai meraih penisku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Mbak Neysa memainkan penisku dengan tangannya.

Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya penisku pelan-pelan dengan kedua tangannya. “Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh.. ahh..”, desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.

Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok penisku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah vaginanya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali.

Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan vaginanya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku. Kami saling melayani, tangannya mengocok penisku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara saya sibuk menggelitik vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku.

Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki. “Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh.. enak banget”, desahnya keras.Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan keras juga. 

”Mbak Neysa, sedotin penis saya dong.. please.. saya kepingin banget”, pintaku karena memang sudah dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di penisku seperti adegan film BF yang biasa kutonton.”Ih.. kamu nakal yah”, jawabnya sambil tersenyum.

Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.

Dan tiba-tiba dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini penisku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang penisku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa mengejang, kemudian ditariknya penisku keluar.

“Ahh.. ahh..”, saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan penisku dari jepitan bibirnya yang manis itu. Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat.

Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala penisku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali.Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di sekujur batang penisku. Suster Sange hot 2017
Kutahan kepalanya agar penisku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera “keluar”, Mbak Neysa menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya penisku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali.

“AHH.. AHH.. Ahh.. ahh”, teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulut Mbak Neysa. Dia terus menghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan.

Kubiarkan beberapa saat penisku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai penisku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini vaginanya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku.

Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya vaginanya dengan jari-jari mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis Mbak Neysa. 

Sesaat kemudian penisku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri penisku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang aktifitas “panas” yang dilakukan Mbak Neysa. Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda.

Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok penis sendiri, Mbak Neysa tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam vaginanya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat.
Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu. “Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..”, canda Mbak Neysa sambil mendekati diriku.Kembali digenggamnya penisku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan vaginanya.

Cairan vaginanya di tangan itu membuat penisku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah Mbak Neysa, kini kembali basah. Saya mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih vaginanya dengan jari-jari tanganku, tapi Mbak Neysa menepisnya.

”Ngga usah, biar cukup Mbak aja yang puasin kamu.. hehehe”, agak kecewa saya mendengar tolakannya ini.

Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas penisku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik “bermain” di dalam sana.

Dihisap, disedot, dan sesekali dikocoknya penisku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat. Mbak Neysa pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk menghisap penisku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini.

Mbak Neysa sunggu hebat pikirku, dia mengulum penisku, namun dia juga sambil memainkan vaginanya sendiri. Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya. Dia merintih, “Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Wan, Mbak mau keluar”, teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya.

”Sini mbak, saya mau menjilatnya”, jawabku spontan, karena teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat vagina wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu.Mbak Neysa pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya vaginanya ke arah mulutku.

”Nih.. cepet hisap Wan, hisap..”, desahnya seolah memelas.Langsung kuhisap vaginanya dengan kuat, tanganku terus mengocok penisku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan vaginanya.

Kepalaku dibenamkannya ke vaginanya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.

“Ahh.. ahh..”, desah Mbak Neysa disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.
Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh. Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan.

Dia duduk diatas pangkuanku, cairan vaginanya membasahi penisku yang sudah lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.

Mbak Neysa, adalah wanita pertama yang mengajariku permainan seks. Sejak itu saya sempat menjalin hubungan gelap dengan Mbak Neysa selama hampir 2 tahun, selama SMA saya dan dia sering berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi sebaliknya keperawanannya pun akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami melakukan sekedar esek-esek.

Dan aku yang sudah berkuliah di luar kota, sedangkan mab Neysa masih bekerja di rumah sakit tersebut, disaat itu pula kami jarang kontak, selain itu sehabis kejadian yang dulu mba Neysa kata suster lainnya mudah horny, pernah juga aku bercerita kepada teman mba Neysa bahwa aku sungguh senang dirawat disini karena aku diperlakukan lebih dari pasien bisa merasakan hal lain yaitu ngentot dengan suster. Terimakasih Mba Neysa yang cantik.

0 comments:

Post a Comment