Fgila August 2016 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Wednesday, August 31, 2016

CERITA ASIK

LEMBUR BERHUBUNG DULU


Nama panggilanku Murti. Aku berusia 25 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Surabaya pada posisi yang cukup menyenangkan baik secara status maupun secara ekonomi. Aku seorang blasteran Jawa-Jepang, namun secara fisik, banyak orang mengira aku keturunan Chinese karena warna kulitku putih dan mataku tidak lebar. Rambutku pendek seleher. Aku tergolong wanita yang kurus dengan tinggi badan 176 cm dan berat 59 kg. Namun aku merasa memiliki bentuk tubuh yang bagus, dengan kaki yang panjang, dan payudara yang tidak besar namun padat dan kencang. Sejak remaja, kehidupan seksualku tergolong cukup ‘bebas’ untuk orang Indonesia. Selama aku cocok dan dia cocok, aku easy going sajalah. Mungkin sikap ini juga yang membuatku belum mendapatkan pasangan ‘resmi’ hingga sekarang, tapi…, peduli amat? aku toh enjoy aja dengan ini semua.

Waktu itu akhir bulan Juni 99. Karena akhir bulan, seperti biasa aku sibuk membaca dan mengevaluasi laporan hasil kerja anak buahku, dan menuliskan laporan untuk atasanku. Karena waktu sudah sangat sempit, aku memutuskan untuk bekerja overtime sampai selesai. Gedung perkantoran tempatku bekerja tergolong pelit, mereka mematikan lampu dan listrik utama setelah lewat pukul enam sore. Karena itu aku menyewa sebuah ruang khusus yang memang disediakan gedung itu untuk orang-orang yang ingin lembur. Ruangan itu kecil sekali, sekitar 3×3 meter, tidak berjendela, sehingga terkesan seperti dikurung dalam sebuah kotak korek api, dan AC-nya tidak begitu dingin. Namun karena tuntutan karier, ya sudahlah, aku langsung menginput data ke dalam notebook untuk diemailkan pada kantor pusat. Tak terasa, aku sudah bekerja hingga pukul delapan malam.

Karena AC yang kurang bagus, aku merasa kegerahan dan haus. Aku ingat, di luar bilik kecil ini, di dekat lift, ada sebuah dispenser air minum, aku segera berdiri dan keluar dari ruang itu untuk mengambil air minum. Ketika aku membuka pintu, aku melihat seorang Lelaki sedang mengambil air di dispenser itu. Nah, aku lega bahwa ternyata dispenser itu bekerja. Aku segera menghampiri dispenser itu, mengambil gelas, dan menuangkan air ke gelasku. Lelaki yang sedang minum tadi tersenyum menyapaku, aku tersenyum balik, sekedar ramah tamah basa-basi. Lelaki itu berbadan besar, tingginya sekitar 180-an lebih tinggi dariku yang tergolong jangkung. Ia tidak terlalu kurus atau gemuk, meskipun tidak juga berbentuk seperti binaragawan. Tubuhnya terbungkus rapi oleh kemeja Kenzo warna hijau muda dan di lehernya terikat dasi bercorak ramai khas Gianni Versace. Wajahnya pun biasa saja, tampang orang pengejar karir di usia pertengahan duapuluhan.

“Sedang lembur juga, Mbak?”, Tanyanya mencoba mencairkan suasana sepi.

“Iya, biasa, Mas, akhir bulan. Pas hari Jumat lagi.”

“Oh, pasti lagi nyelesaikan progress report yah?

“Iya, untung udah selesai barusan.”

“Wah, baguslah. Eh, omong-omong, Mbak kantornya di lantai berapa?”.

“Di lantai sebelas, di PT (perusahanku). Kalau Mas?”.

“Saya di lantai delapan, di PT (perusahaannya).””Oh, wajarlah kalau kita nggak pernah ketemu”.

“Haha, iya, rupanya ada gunanya juga lembur. Kita bisa saling kenal.” Lelaki itu berkesan begitu sopan dan ramah, matanya sedari tadi memandang hanya ke mataku, tidak ke arah kemejaku yang dua kancing atasnya terbuka, sehingga nampak putihnya kulit dadaku mengintip keluar.

“Oh iya, kita belum kenalan, Namaku Albert.” Katanya sambil mengulurkan tangannya mengajak berjabatan tangan.

“Aku Murti.” Jawabku sambil tersenyum semanis yang aku bisa.

“Murti pulang nanti naik apa?”.

“Oh, aku bawa mobil sendiri. Kalau kamu?”.

“Aku naik mobil juga…, Eh, Murti keberatan nggak kalau kita makan malam bareng setelah ini?”.

Wah, orang ini ‘direct’ juga yah? pikirku kegirangan.

“Boleh aja, apa Albert nggak ada yang nungguin di rumah?”.

“Ah, belum kok.” Jawabnya sambil mengerdipkan mata kiri dan tersenyum manis.

“OK, aku akan beres-beres dulu yah!”, Kataku sambil melangkah balik ke bilikku.

Aku segera mengemasi notebook dan kertas-kertas kerjaku secara terburu-buru. Ada yang aneh di pikiranku. Aku merasakan ada gairah yang mendorongku untuk berhubungan lebih intim dengan Albert. Padahal orangnya biasa saja, kulitnya rada gelap, rambutnya cepak, wajahnya biasa saja meski ukuran tubuhnya memang cukup besar untuk ukuran orang sini. Tapi cara dia bicara, cara dia tersenyum, cara dia memandang mataku, benar-benar hangat, namun tidak nakal atau kurang ajar. Nyatanya, ia tidak berusaha mencuri pandang ke arah yang tidak-tidak seperti Lelaki lainnya yang pernah ketemu aku. Hmm… Kira-kira apakah dia ada keinginan untuk bercumbu denganku atau tidak yaa?

Selagi aku asyik mengkhayalkannya, terdengar ketukan di pintu.

“Masuk!” Kataku sambil berharap bahwa itu adalah Albert.

Ternyata benar, Albert berdiri di pintu itu sambil menenteng tas notebook di tangan kanannya. Dasinya telah dilepas, dan kancing bajunya terbuka yang di atasnya, sehingga nampak rambut-rambut halus di situ.

“Gimana, udah selesai?”, Tanyanya.

“Iya, udah, tapi sewa overtime nya sampai jam sepuluh nih, jadi masih rugi kalau aku tinggalkan sekarang!” Aku mencoba mengajak bercanda.

“Haha, pelit juga kamu, Mur! Boleh aku masuk?”.

“Silakan aja, asalkan kamu nggak keburu pulang”.

“Ah, nggak kok, ini kan Jumat, biasanya juga pulang telat”.

“Biasanya kemana aja kalau Jumat malam?”.

“Paling-paling pergi sama teman-teman main badminton atau basket”.

“Oh, seru dong? Apa sekarang nggak Bertungguin teman-temannya?”.

“Ah, mendingan juga di sini nemenin Reni. Sekali-kali boleh kan ganti suasana?”Kami kembali tertawa-tawa.

Ia duduk di meja kerja, sementara aku duduk di kursi kerjaku yang tadi.

“Wah, panas sekali di sini…, AC-nya kurang bagus yah?” Katanya sambil menggulung lengan bajunya ke atas, dan membuka satu lagi kancing baju di dadanya. Aku menahan diri untuk tidak melihat ke arah rambut-rambut di dadanya.

“Mur, kamu nggak panas pakai blazer di ruang kaya gini?” Tanyanya dengan nada yang terkesan wajar, meski mungkin saja tujuannya nakal.

“Well, sebenarnya iya sih…, boleh nggak aku copot blazernya?”

“Hahaha, kok pakai minta izin segala sih? Memangnya aku Papa mertua kamu?”.

Humornya membuatku tertawa geli, tapi juga sekaligus membuatku ingin berbuat lebih jauh dengannya. Maka aku berdiri dari kursi, dan melepaskan blazerku dengan gaya yang aku buat-buat agar nampak seksi. Aku menunggu apa reaksi dia kalau dia melihat bahwa ternyata kemeja yang aku kenakan ini tidak berlengan, sehingga kehalusan bahuku bebas dilihatnya.

“Wah, ternyata nggak ada lengannya toh?, Bisa-bisa nanti orang hanya menempelkan selembar kain saja di bawah blazer”. Candanya mengomentari.

“Sialan, aku kira kamu akan bilang aku seksi, Bert!”, Jawabku menggoda.

“Hah? wah, kalau itu sih…, apa kamu masih kurang yakin? sampai-sampai aku perlu meyakinkan diri kamu lagi?”

“Hihihi, ada-ada saja. Tapi thanks lho!”, Kataku sambil mengerdipkan mata.

Lalu dengan gaya yang kocak ia menceritakan bahwa seorang pialang saham ulung akan lebih merasa tersanjung bila dipuji atas kepandaiannya memasak daripada atas kepiawaiannya menganalisis saham. Wow, aku jadi merasa tersanjung juga karena itu berarti dia mengakui keindahanku.

Tiba-tiba dia berkata lagi, “Kamu nggak minta dipijitin sekalian, Mur? Kan kalau di film-film semi, adegan cewe buka blazer dilanjut dengan adegan pijit itu trus berlanjut dengan adegan yang biasanya disensor?”.

Ya ampun…, caranya begitu jantan sekali dan sama sekali nggak kurang ajar…, Aku jadi luluh juga dibuatnya, dan aku jadi rela untuk menyerahkan tubuhku padanya…, meski sebenarnya akulah yang menginginkannya.

Aku segera menjawab, “Terserah deh, tapi nggak usah disensor juga nggak apa-apa kok”.

“OK deh, itu berarti adegan yang disensor itu bisa aja dilakukan nanti?”Katanya, sambil berdiri di belakang kursiku dan mulai memijit bahuku.

Kami terdiam sejenak, ia memijit bahuku lewat kemejaku. Rasanya mantap juga, tapi tali bra yang kukenakan terasa menyakitkan sedikit. Dan dia bukannya tak tahu itu, ia menyingkapkan kemeja tanpa lenganku ke bawah, sehingga kini pundakku terpampang di hadapannya.

“Huh, tali ini menggangguku memamerkan keahlianku memijit!” Katanya sambil menyingkirkan tali bra ku ke samping, aku jadi merasa begitu seksi, Bertelanjangi perlahan-lahan seperti ini membuat pikiranku jadi aneh-aneh.

“mm…, nikmat sekali Bertt…”, Kataku sambil menikmati pijitannya yang memang nikmat dan membuatku menggeliat-geliat sedikit.

Tangannya dengan mantap memijiti pundak dan leherku, membuatku merasa begitu rileks, dan terus terang saja…, terangsang. Tiap kali jemarinya yang hangat itu menyentuhku, rasanya begitu nikmat hingga aku mengerang keenakan.

“mm…, mm…, aduuh, enaknyaa…, boleh juga tangan kamu, Bert!”

“Eh, rintihannya jangan dibuat-buat gitu dong! Nanti aku jadi ingin mijit bagian yang lain!”. Ia membuatku jadi makin terangsang dengan pilihan katanya yang selalu di luar perkiraanku.

“Berarti kalau aku merintih-rintih yang dibuat-buat, kamu pijit bagian yang lain yah?”

“OK! Setuju!” Candanya dengan nada seperti orang sedang rapat kampung. “Aahh… mmhh…, Ohh..” Rintihku aku buat-buat sambil bercanda.

Tiba-tiba tangannya langsung turun meremas kedua payudaraku yang masih terbungkus bra itu. Tangannya diam di situ, dan dia bilang, “Tuh kan? apa aku bilang? kalau kamu buat-buat gitu, tanganku jadi memijit bagian yang lain!” Katanya sambil bercanda…, padahal aku sudah mabuk kepayang dan ingin tangannya segera meremas kedua payudaraku.

“Udahlah Bert…, sekarang kita mulai aja deh”, Kataku dengan nada serius.

“Baiklah, Saya juga ingin melakukannya sejak tadi, kalau kamu yang minta oke lah!”, Katanya.

Ia pun langsung menurunkan bra-ku ke bawah, hingga kedua payudaraku kini terbuka lebar. Ia memutar kursiku hingga kami kini berhadapan. Ia berlutut di depanku, matanya menatap mataku yang telah sayu terlanda birahi. Aku menggerakkan tanganku untuk melepas kacamata minusku, namun ia menghalanginya.

“Nggak apa-apa, Mur…, Aku senang melihat kamu dengan kaca mata itu…, seksi sekali!” Katanya sambil mengedipkan mata kiri.

Tanpa banyak kata, ia lalu memajukan kepalanya dan mengulum bibirku, aku terpejam ketika merasakan lidahnya menerobos mulutku. Aku agak terkejut ketika ia melepaskan bibirnya dari bibirku. Belum sempat aku membuka mata, aku sudah merasakan jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang, merambat menyusuri bahuku…, hangat sekali rasanya.

“Nngg…”, Aku mulai merintih pelan sambil menengadahkan kepalaku. Sementara lidahnya melingkar-lingkar mengolesi leherku, turun ke belahan dadaku…, menari-nari di situ…, uhh…, aku semakin tak karuan rasanya.

“Augh, cium yang aku mesra…!” Aku meracau tak karuan.

“Wah…, ketahuan nih, udah pengen yaa?”, Godanya nakal. Aku sudah kesetanan, segera kudekap kepalanya dan kutarik mendekati dadaku, dan kubusungkan kedua dadaku agar ia segera mengulum puting payudaraku. Dia malah berkata lagi, “Iya, iya aku tahu maksudnya kok…, sslurp”.

“Uhgkk”, Mulutnya menangkap puting payudaraku yang kanan, lidahnya menjilat-jilat lembut, aduuh…, rasanya gelii dan nikmaat sekali…, aku menggelinjang-gelinjang menahan geli yang luar biasa, lidahnya seperti melingkar-lingkari puting payudaraku dengan cepat namun lembut. Begitu gelinya hingga punggungku terlepas dari sandaran kursi dan melengkung seperti busur panah.

Kini lidahnya berpindah ke puting payudaraku yang kiri, mengait-ngaitnya…, Aduuhh aku semakin lupa daratan, Aku nggak tahu kenapa, tapi jilatan Albert rasanya begitu berbeda, benar-benar membuatku seperti melayang-layang kegelian, rasanya seluruh badanku kehilangan energi…, lemas sekali, tapi terasa nikmaat sekali. Puting payudaraku yang kanan kini dipilin-pilinnya.

Uhhfff…, Kedua puting payudaraku yang sensitif ini menjadi bulan-bulanan mulut rakus Albert, aku merintih dan mengerang sebisaku, keringatku mulai menetes, rasanya sulit sekali untuk bernafas teratur, tiap kali menarik nafas selalu terhenti oleh rasa geli yang menyengat puting payudaraku.

Tiba-tiba ia berhenti. “Mur, naik ke meja dong?”, Katanya sambil mendirikan tubuhku. Karena sudah terangsang tak karuan, aku menurut saja ketika ia menelentangkan tubuhku di meja kantor, kemejaku telah terbuka kancingnya, namun ia tidak melepasnya, hanya menyingkirkan ke kiri kanan. Aku sempat tertegun melihat kemeja Albert masih tampak rapi, hanya celananya saja yang terlihat menonjol karena desakan kejantanannya. Aku tertegun juga ketika melihat kedua puting payudaraku terlihat kemerahan, berdenyut denyut dan mencuat tinggi sekali. Aku segera kembali terpejam ketika mulut rakusnya kembali menyerang kedua payudaraku. Puting-putingku dijilat, dihisap, digigit, dan aku tak tahu diapakan lagi…, rasanya luar biasa geli dan nikmat. Aku hanya bisa telentang di meja itu sambil terengah-engah dan menggelinjang menahan serbuan birahi.

“Ahhkk…, sshh…, mmh…”, Aku mendesah dan meracau tak karuan. Sementara tangan kananku mulai gatal dan menyusup kebalik rok mini dan celana dalamku, menggosok-gosok bibir kemaluanku yang rupanya telah lembab dan basah sekali dari tadi.

Kini Albert memilin-milin kedua puting payudaraku dengan jari-jarinya, dan lidahnya menyusuri perutku yang langsing, menjilati puMurku. Lidahnya mendarat di tempat-tempat tak terduga yang memberiku sensasi yang luar biasa selain pilinan jarinya pada puting payudaraku. Paha bagian dalamku tak luput dari jilatan-jilatannya yang mesra dan buas. Disingkapkannya rok miniku ke atas, lalu jemarinya kembali ke puting payudaraku seolah tak membiarkan mereka istirahat. Digigitnya karet celana dalamku, secara refleks aku merapatkan kaki dan mengangkat punggungku agar ia mudah melepaskannya. Aku tak tahu diapakan, tapi celana dalamku segera lepas. Secara sukarela aku mengangkangkan kedua tungkaiku lebar-lebar agar ia bisa memandangi kewanitaanku yang telah membanjir karena ulahnya.



Albert melepaskan kedua putingku, lalu menekan pahaku keluar, agar ia lebih bebas lagi memandangi kewanitaanku. Aku hanya terengah-engah memandangi langit-langit dalam keadaan terangsang sekali. Akhirnya aku mampu menarik nafas panjang, karena kedua putingku tak lagi menerima sengatan birahi darinya. Tapi tiba-tiba kurasakan hawa dingin di kewanitaanku, ia meniup-niupnya, memberiku rasa geli yang aneh…, membuatku semakin tak tahan lagi, ingin ia segera menancapkan kejantanannya ke tubuhku.

“Ohh…, cepatlahh Alberto…, ayo…, kamu hebat… deh!”.

“Mur…, badan kamu indah sekali…, luar biasa…, cantik sekali”.

“Please, lakukan sesuatu…” Aku merintih memintanya segera menyelesaikannya.”Ahhgg…”, Aku menjerit dan menggelinjang hebat ketika lidahnya tiba-tiba menyayat clitorisku dengan cepat dan tajam. Lalu kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang basah, panas, dan lunak, terhisap-hisap, dan clitorisku tersayat-sayat oleh sesuatu.

Karuan saja aku makin tak tahan, menggeliat-geliat tak karuan, punggungku terangkat-angkat dari meja itu, mataku tak mampu kubuka, nafasku kian terasa berat, rasanya gelii sekali…, nikmat tak terkira, “Oohh…, Alberto…, uuhh…, enaak sekalii…, sshh…, kamu apain akuu…, aduuhh”.

Rintihanku kian tak terkendali, aku segera memlintir-mlintir kedua puting payudaraku untuk menambah kenikmatan, meremas kedua payudaraku yang kenyal, sementara Albert tak henti mengirimkan kehangatan birahi lewat bibir kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut Albert kian buas menerpa kewanitaanku. Apalagi ketika jarinya Bertusukkannya ke dalam liang kewanitaanku, dan menari-nari di dalamnya…, Aduuh…, benar-benar tak terperi nikmatnya.

Tusukan jari Albert menyentuh tempat yang tepat…, berkali-kali…, Aduhh…, terasa seluruh energiku seperti terhisap ke tempat itu…, terkumpul di situ…, lalu meledak.

“Aahhgg Albert…, uhh..”, Aku segera mencapai klimaks. Orgasme yang luar biasa sekali…, merenggut sebagian kesadaranku…, hingga kini aku terkulai lemas. Aku mencoba mengatur nafas…, tapi sia-sia…, kenikmatan ini benar-benar membuatku terbang melayang. Aku terpejam, merasakan nikmatnya diriku terombang-ambing ke alam tak sadar…, menggumam.

“mmhh…, Albert…, nikmat sekali…, hh”.

“Murti, mau istirahat dulu?”.

“Ngghh…, nggak…, langsung aja, goyang yang cepat! sekarang!”, Aku tak mampu mengontrol pilihan kataku lagi, birahiku telah menguasai diriku.

“Well, baik kalau begitu..”, Itu kata terakhir yang kudengar dari Albert, lalu sambil hanya dapat memandangi langit-langit aku merasa pahaku dikangkangkan, tiba-tiba…, sspp…, Kejantanannya mengisi tiap rongga di liang kewanitaanku ini.

“Aduuhh…, Ohh…, terusin sayangghh…, deeper…”, Aku merintih tak karuan ketika ia mulai menggerakkan tubuhnya. Ia berdiri sementara aku telentang di meja, jelas ia sangat leluasa menggerakkan tubuhnya, kejantanannya terasa menyodok dan menggerus-gerus seluruh bagian dalam kewanitaanku dengan buas dan garangnya.

Aku tak mampu bergerak membalas karena masih lemas oleh orgasme yang pertama tadi…, namun persetubuhan ini rasanya lebih hebat lagi…, rasa-rasanya seluruh tubuhnya memasuki liang kewanitaanku, aku hanya memejamkan mata, menggeliat, merintih. “Uhh…”. Sodokan-sodokan kejantanannya terasa kian dalam menerobos daMur kewanitaanku telapak-telapak tangannya yang kaMur tak henti meremas dan memegang kedua payudaraku.

Beberapa menit kemudian, Albert tiba-tiba menarik kejantanannya dari kewanitaanku, lalu dengan begitu cepat membalikkan tubuhku hingga kini badanku tengkurap di meja, namum kakiku menjuntai ke lantai, puting payudaraku terasa geli merasakan dinginnya meja kantor itu, aku hanya terengah.

Albert menikamkan kejantanannya lagi ke lubang kewanitaanku dari belakang…, “Uffhh…”, sensasi yang berbeda lagi…, ia mengocok tubuhku keras sekali hingga meja itu bergoyang-goyang, saat itu juga, aku merasakan klimaks menyambar tubuhku…, kewanitaanku serasa mengejang, menggigit kejantanan Albert, kedua tanganku mencengkeram ujung meja kuat-kuat, tubuhku menegang, dan aku merasakan adanya gelombang kenikmatan yang menyapu jiwaku, merenggut tenagaku, aku menjerit tertahan “Ahkk!”. Lalu aku merasakan nikmat yang luar biasa dan tubuhku serasa lemas sekali.

“Aduuh…, Bertt…, Enakk sekali.., hh”.

“Tahan sebentar, ya Murti…, bisa kan?”, Jawabnya sambil mempercepat gerakannya.

“Ahhkk…, sakit…, pelan-pelan dongg..”, Kewanitaanku terasa ngilu.

“Sebentar saja yang…, sebentaar lagii”.

“Ohh…, Uhhg…, Ngg..”, Aku mengerang-erang menahan ngilu, namun rasa sakit itu tak bertahan lama ketika tiba-tiba kehangatan kembali mengalir lewat kewanitaanku. Aku serasa melambung lagi oleh orgasme yang ketiga, ketika sperma Albert menyembur menghangatkan sudut-sudut liang kewanitaanku. Kali ini, kenikmatan itu mengantarkanku ke alam tak sadar untuk beberapa saat.

Cukup lama aku tertelungkup di meja itu, terengah-engah, dibanjiri keringat, lemas sekali seperti setengah pingsan. Yang dapat kurasakan hanya rasa nikmat dan kepuasan tiada tara, aku sempat melihat Albert melemparkan tubuhnya ke kursi kerja, lalu memejamkan matanya.

Beberapa saat kemudian, aku tersadar. Dengan sisa tenagaku aku mencoba berdiri dan merapikan kemejaku yang telah kusut tak karuan karena habis bersetubuh tanpa melepaskan pakaian. Tak kukenakan kembali celana dalamku karena telah sedikit basah oleh cairan kenikmatanku ketika foreplay tadi.

Kukenakan kembali blazerku, kulihat Albert sedang berdiri bersandar di pintu tanpa ada kusut sedikitpun di kemejanya, namun wajahnya tampak berseri-seri.

“Murti, udah jam sepuluh seperempat!”.

“Iya, sudah waktunya pulang nih”.

“Nah, dengan begini kamu nggak rugi kan?”.

“Apanya yang nggak rugi?”.

“Kan bayar sewa ruang overtimenya sampai jam sepuluh!?”.

Kami tertawa-tawa lagi. Lalu berjalan menuju tempat parkir mobil kami di lantai lima. Di lift, sebenarnya ingin juga sekedar berpelukan atau berciuman, tapi sayang sekali satpam gedung ikut berada di lift, senyam senyum memandangi wajah-wajah kami yang kusut meski berseri-seri. Semenjak itu, aku masih beberapa kali lagi melakukannya dengan Albert, sampai ia dipindah tugaskan menjadi kepala pemaMuran di daerah lain. Dan aku?

Well…, Ia memang luar biasa, tapi availability ialah segalanya, bukan? Aku kembali mengejar karier, sambil bertualang dari satu pelukan ke pelukan lain para Lelaki (dan kadang-kadang wanita) yang aku taklukkan dengan tubuhku.

Monday, August 29, 2016

CERITA ASIK

MINTA DI AJARIN CEBOK YANG BENAR

VIPMANDIRIQQ
Kisah Ini adalah cerita Sexss sekaligus cerita lucu yang pernah saya alami. Saya berfikir, di umurku yang baru 11 tahun terlalu dini untuk mengenal sexs. Panggil saja nama saya Gatra. Ketika itu saya masih kelas 5 SD, di umur saya yang baru 11 tahun itu, entah mengapa saya mempunyai gairah sexs yang berlebihan. Sampai suatu saat ketika saya libur sekolah, saya selalu menginap di rumah Bude-ku, sebut saja dia Bude Rini.

Bude Rini ini mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Melani. Melani ini mempunyai wajah yang cantik, berkulit putih, dan bertubuh langsing tapi padat. Pada hari itu, kebetulan rumah Bude-ku sedang sepi, saat itu hanya ada saya, karena memang Bude berpesan padsaya untuk menjaga rumahnya. Sekitar pukul 10.00 pagi, saya Bbi-ku pergi dan saya mulai berada dirumah sendiri.

Para pembaca sekalian pastilah sama dengan saya, diumur 12 tahun pastilah belum mengerti sepenuhnya tentang sexs. Dulu di usisaya yang baru berumur segitu, saya sudah sunat karena saya merasa bentuk Junior ( Penis )-ku yang bentuknya sangat lucu, tak jarang saya sering menggesek-gesekkan Junior ( Penis )-ku, pada tembok rumah, bantal, guling ataupun kasur.

Disuansana itulah saya merasakan nikmat, yang rasanya geli-geli gimana gitu.wkwkwk. Dengan seringnya saya melakukan hal tadi, ternyata kebiasaan yang saya anggap sebagai kelucuan itu, ternyata secara berlahan hal tadi telah merusak masa kecil-ku dan hal itu ternyata membuat saya klimaks.wkwkwk… Sampai pada siang itu, sekitar jam 12 siang, terdengarlah suara bel dari luar pintu.

Karena mendengar Bel, disusul dengan suara teriakan suara wanita saya-pun bergegas untuk membukakan pintu, lalu dia berkata

“ Siapa yang dirumah, tolong dong cepet bukain pintunya !!! ”, teriaknya dengan buru-buru.

“ Ada aku Mel, Gatra… ya… bentar… ini aku mau bukain pintunya ”, kataku sembari meuju kearah pintu.

Setelah saya sampai didepan pintu dan membukakan pintunya lalu,

“Awas Gatra… Misi… misi… !!! aku kebelet pipis nihh… ”, katanya lagi.

Lalu Melani-pun masuk kedalam rumah dan buru-buru pergi ke Toilet. Tidak kusangka anak seumur Melani tidak bisa menahan pipis, ketika dia baru sampai di depan toilet, Waduhhh… ternyata dia Pipis sebelum sampai kekamar mandi,hahaha… saat itu membuat air kencingnya membasahi CD dan rok yang dipakainya. Hahaha, dasar Melani.

“ Hahaha… udah gede masih ngompol… hahaha…”, kataku sembari tertawa.

Saat itu Mel hanya terdiam dan berwajah malu, ketika saya mengolok-nya, lalu dia berkata,

“ Gimana dong ini Tra, huh… basah semua nih rok aku… hu… hu… ? ”, katanya padsaya.

“ Udah kamu tenang aja ”, kataku menenamgkanya.

Kemudian saya mendekati Mel lalu dengan santainya saya melepaskan roknya dan kusuruh dia untuk melepaskan CD-nya karena basah terkena air kencing,

“ Udah sekarag kamu lepas CD kamu trus bersihin Meki (vagina) kamu sana !!! ”, kataku lagi.

Lalu Melani-pun bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah anjus ke arah Meki (vagina)-nya yang saat itu belum tumbuh bulu Meki (vagina) sama sekali alias bersih. Ditengah dia sedang membersihkan Meki-nya seketika saya mempunyai ide nakal dan saya mengatakan,

“ Mel kamu tahu nggak kalau cara cebok kamu salah ”, kataku membodohinya.

“ Apana-nya yang salah Tra ? ”, katanya dengan wajah bingung.

“ Kalau cara cebok kamu seperti itu salah Mel, kalau kayak gitu kuman dari dubur kamu nanti masuk ke Meki kamu dan nanti jadi nanti Meki-nya kotor ”, kataku meyakinkan Melani .

Saya mendapatkata-kata itu dari buku milik ibunya, benar-benar bermanfaat sekali buku itu,wkwkwk… Lalu,

“ Terus aku harus ceboknya gimana nih Tra biar nggak kotor Meki aku-nya ? ”, tanya Melani serius.

Seketika itu saya-pun mendekat dan mempraktekan dengan menyentuk Meki Melani, dan,

“ Kayak gini nih yang bener, sini saya contohin !!! ”, kataku sembari menyentuh Mekinya.

Lalu saya jongkok di hadapan Melani, lalau mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri-ku menyentuh Meki (vagina)-nya,

“ Kayak gini nih caranya, enak kan ? ”, kataku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari Meki (vagina)-nya menuju ke Duburnya.

Saat itu melakukan sampai 6 kali basuhan. Setelah itu dia berdiri dan segera mengeringkan Mekinya dengan handuk lau berganti baju. Mungkin ketika saya cebokin Meki (vagina)-nya, Melani merasakan sesuatu ( geli-geli merinding gimana gitu). Saya berfirasat seperti itu, karena ketika saya memegang Meki ( vagina )-nya dia terdiam dan hanya saat saya membasuh Mekinya dia sedikit gelingsutan.

Lalu Melani keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju dan mengenakan rok pendek serta baju sederhana. Lalu dia pun menghampiriku.

“ Tra, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan? ”, tanya polos.

“ Kayaknya sih aman Mel. Kalau menurutku lebih amanya lagi kalau saya periksa lagi deh Nis, gimana ??? ”, kataku dengan akal baru, wkwkwk.

“ Udah ah, nggak usah ”, katanya.

Ketika itu suasana begitu membosankan, lalu Melani tiba-tiba berkata

“ Tra, aku bosen nih, masak mainnya kayak gini terus, mainan yang lain-nya yuk! ”, ajaknya.

“ Emangnya mau main apaan Tra ? ”, tanyaku.

“ Kita main Dr.ter-Dr.teran aja yuk ah !!! ”,katanya.

Sampai pada akhirnya saya-pun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar, namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi Dr.-nya dan dia menjadi pasiennya. Ketika itu saya memakai alat itu yang sejenis Bio Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu saya sinari dia dari atas hingga bawah.

“ Tidak ada masalah kataku ”, kataku layaknya seorang Dr.

Kemudian saya meminta Melani berbalik dengan posisi tengkurap, lalu saya mulai menyinarinya lagi ( kayak Dr. lagi nyecan gitu). Sejenak saya hentikan dibagian pantatnya,

“ Wah.. ada masalah nih ”, kataku.

“Ada masalah apa nih Dr. ? ”, tanya Melani.

“ Kayaknya penyakit yang ini akibat cara cebok yang tidak benar Ibu”, jawabku.

“ Masak Dr, coba deh Dr. periksa dulu, dan tolong sembuhkan penyakit saya ya Dr. !!! ”, jawab seolah-olah dia seperti sakit serius.

Lalu saya meminta dia berbaring lagi dan saya memakaikan selimut hingga lehernya,

“ Gini ya Ibu, Kita harus operasi biar penyakit Ibu hilang ”, kataku

Saat itu dia tidak menjawab, hanya gerakan kepalanya yang mengangguk tanda setujunya Melani untuk di operasi. Lalu saya mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan kuangkat sedikit lututnya. Lalu saya mulai memainkan jariku di mulut Meki (vagina)-nya, saya menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas Meki-nya (mungkin ini Clitorisnya).

Lalu saya mempermainkan biji itu untuk sesaat, saya tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh disisi tempat tidur, sehingga dia dapat melihat saya yang sedang bekerja ini, namun dia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena dia menggerak-gerakkan pinggulnya.

Sehingga jariku saat itu yang asalnya berada di Clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya.

Namun hal itu berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang Meki (vagina)-nya, lalu,

“ Gimana dengan keadan saya sekarang Dr. ? ”, tanyanya.

“ Gini Ibu, ini penyaki nampaknya berasal dari dalam”, kataku.

“ Oh begitu ya Dr., ya sudah tolong lanjutkan Dr. !!! ”, katanya.

Tanpa ragu saya memulai kembali tugasku, saya memainkan Buder Meki (vagina)-nya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa nafsu, karena kulihat Budernya merekah dan terlihat seperti basah-basah. Lalu saya masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu saya masih tsayat kalau terjadi apa-apa padanya, bisa bisa saya di hajar sama Bude saya.

Ketika saya memasukan jariku, kulihat dia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena kurang basah, saya tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan seketika ia menutup selangkangannya.

“ Aow… aduh Dr., sakit Dr.… tolong jarinya jangan terlalu dalam masuk-nya ”, katanya.

Seketika itu saya-pun meminta maaf pada Melani. Kemudian saya meneruskan gerakan mengeluar masukan jariku pada Meki Melani namun belum sepenunya masuk, hanya ujung jari saja. Ketika itu nampak Melani mjulai menggelinjang kecil seperti merasa keenakan. Setelah itu dia tergeletak lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini, Mungkin saat itu dia sudah Kimaks.

Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat tangannya menarik kembali tanganku menuju Meki (vagina)-nya, tampaknya ia ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak hingga mengenai selaput daranya, karena saya ingin dia tetap perawan. Setelah kurang lebih 6 menit, tampaknya dia telah Kimaks lagi.

Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil). Terdengar suara klakson mobil, dengan segera saya melap jariku dan membangunkannya dengan cara menusuk Meki (vagina)-nya hingga mengenai selaput daranya, namun tidak hingga robek.

“ Aduh Gatra, tadi sakit banget tahu, kamu ini jail banget yah… huh… ”, katanya.

“ Itu orang tua kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! nanti disangka kita habis ngapa-ngapain lagi !!! ”, perintahku.

Untung saja dia menurut dan dia mulai berjalan dengan agak lemas, mungkin karena lemas karena Kimaks. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Melani. Sesudah itu, Melani tidak pernah berceMelani kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang tuanya. Sesudah kejadian itu-pun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena saya tidak berani memasukan Junior ( Penis )-ku ke Meki (vagina)-nya.

Jika permainan itu ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya yang memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya. Bahkan waktu itu saya puas memainkan Meki ( vagina ) cewek, soalnya dia hanya terbaring terdiam dan membiarkan saya bekerja sepuasnya. Bahkan saya pernah memasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar.

Kami juga pernah di rumah kosong yang akan dijual, karena tidak ada siapapun disana, dia mengajakku kesana dan saya-pun mengikutinya dan memulai acara kami berdua. Seperti biasa saya hanya memainkan jari-jariku di Meki (vagina)-nya, dan mencegah nafsuku membobol Meki (vagina)-nya, karena dia masih perawan. Ketika itu saya masih belum mengetahui tentang menjilat kewanitaan wanita, makanya tidak kulakukan hal itu.

Dia cukup puas dengan pelayananku selama ini, walaupun saya masih mencari pengalaman. Pernah saya melakukannya di kursi sofa miliknya. Saat itu Melani berbaring disudut sofa dan saya sudah mengetahui tentang menjilati Meki ( vagina ), dan setelah kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri.

Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu saya membuka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, Junior ( Penis )-ku berereksi dan menonjol di celana pendekku, dan Dia hanya bertanya,

“ Kita habis ini ngapain lagi Gatra? ”, tanyanya.

“ Tenang aja, biar aku kerja! ”, kataku.

Kemudian saya-pun mulai berlutut di depannya, tepatnya wajahku berada persis di depan Meki-nya. kemudian saya mulai menjilati Meki ( vagina )-nya tanpa merasa jijik sedikitpun. Saat itu Melani-pun tampaknya menikmati hal tersebut. Mulailah saya menjilati dengan konstan, sehingga Buder Meki ( vagina )-nya sketika itu merekah merah. Saat itu saya dapat melihat Clitorisnya yang mulia membesar.

Walaupun tidak begitu besar, saat itu saya menjilat dan memainkan Clitoris Melani dengan lahap-nya. sesekali saya menggigit kecil Clitorisnya, lalu saya mengulum-nya dan menyodok lubangnya dengan lidahku. Sehingga saat itu Melani menggelinjang nikmat dan sampai padaakhirnya dia Kimaks beberapa kali. Saat itu juga tubuhnya langsung loyo dan melemas.

Walaupun saya tidak ML dengan Melani, Diusisaya yang baru menginjak 12 tahun saya dan Melani sungguh melewati batas akal sehat seorang anak-anak. Hal itu sering kulakukan bersama Melani, dan pebuatan kami-pun tida diketahui oleh Budeku atau Ibu Melani.

Sunday, August 28, 2016

CERITA ASIK

TANTE KU MENJADI BINAL

VIPMANIDIRIQQ
Pembaca, aku ingin berbagi pengalaman pertamaku bercinta dengan wanita. Ini terjadi saat aku baru duduk di bangku SLTP kelas 3. Waktu itu aku tinggal di pinggiran kota Jakarta yang masih banyak penduduk Betawinya.

Di sebelah rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya teman bermainku. Dia mempunyai 3 orang kakak perempuan. Yang akan aku ceritakan di sini adalah kakaknya yang bernama Anah. Seorang janda beranak satu. Usianya saat itu kira-kira 38 tahunan.

Sebagai tetangga sebelah rumah, aku cukup akrab dengan semua anggota keluarga, sehingga aku bisa keluar masuk rumahnya dengan leluasa. Oh iya, sebelum aku lupa, mpok Anah ini orangnya hitam manis dengan payudara lumayan besar (mungkin ukuran 36C). Entahlah, aku sendiri saat itu tidak tahu persis, karena masih “ingusan”. Yang aku tahu, ukurannya cukup membuat anak seusiaku menelan ludah, kalau melihatnya.

Seperti orang Betawi jaman dulu pada umumnya, mpok Anah ini suka sekali, terutama kalau hari sedang panas, cuma mengenakan bra saja dan rok bawah. Mungkin untuk mendapatkan kesegaran. Nah aku seringkali melihat si mpok dalam “mode” seperti ini. Usiaku saat itu sudah memungkinkan untuk bergairah melihat tonjolan payudaranya yang hanya ditutupi bra.

Tapi yang paling membuatku menahan nafas adalah bentuk dan goyangan pantatnya. Pinggul dan pantatnya bulat dan bentuknya “nonggeng” di belakang. Kalau berjalan, pantatnya bergoyang sedemikian rupa membuat gairah remajaku yang baru tumbuh selalu tergoda.

Pembaca, mpok Anah ini sudah tiga kali menjanda, dan semua warga kampung kami sudah tahu bahwa mpok Anah ini memang “nakal” sehingga tidak ada pria yang betah berlama-lama menjadi suaminya. Mpok Anah ini suka sekali menggodaku dengan mengatakan bahwa dia pengen sekali merasakan keperjakaanku (saat itu aku memang masih perjaka, belum pernah sekalipun merasakan wanita, pacaranpun baru sebatas mencium dan memeluk saja).

Suatu kali, selepas maghrib, aku ke rumahnya. Tadinya aku ingin mengajak Udin, adiknya yang temanku untuk main. Aku masuk lewat pintu belakang karena memang sudah akrab sekali. Tapi di belakang rumahnya itu, ada mpok Anah yang sedang duduk di kursi dekat sumur (sumurnya masih pake timba).

Aku bertanya ke si mpok, “Pok, Udin ada?”.
“Kagak, dia ikut baba (Bapak) ama nyak (Ibu) ke Depok.” jawab si mpok.
“Wah, jadi mpok sendirian dong di rumah?” tanyaku basa basi.
“Iya, asyik kan? Kita bisa pacaran.” sahut si mpok.
Aku cuma tertawa, karena memang sudah biasa dia ngomong begitu.
“Duduk dulu dong Wan, ngobrol ama mpok ngapa sih.” katanya.

Akupun duduk di kursi sebelah kirinya, si mpok sedang minum anggur cap orangtua. Aku tahu dia memang suka minum anggur, mungkin itu juga sebabnya tidak ada suami yang betah sama dia.

“Si Amir mana pok?” tanyaku menanyakan anaknya.
“Diajak ke Depok.” sahutnya pendek.
“Mau minum nggak Wan?” dia nawarin anggurnya.

Entah kenapa, aku tidak menolak. Bukannya sok alim pembaca, aku juga suka minum, cuma karena orang tuaku termasuk berada, biasanya aku hanya minum minuman dari luar negeri. Tapi saat itu aku minum juga anggur yang ditawarkan mpok Anah.

Jadilah kami minum sambil ngobrol ngalor ngidul. Tak terasa sudah satu botol kami habiskan berdua. Dan aku mulai terpengaruh alkohol dalam anggur itu, namun aku pura-pura masih kuat, karena kulihat mpok Anah belum terpengaruh. Gengsi.

Aku mulai memperhatikan mpok Anah lebih teliti (terutama setelah dipengaruhi alkohol murahan itu). Pandanganku tertuju ke toketnya yang hanya ditutupi bra hitam yang agak kekecilan. Sehingga toketnya seperti mau meloncat keluar. Wajahnya cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus. Baru sekarang aku menyadari bahwa ternyata mpok Anah manis juga. Rupanya pengaruh alkohol sudah mendominasi pikiranku.

Merasa diperhatikan si Mpok membusungkan dadanya, membuat penis remajaku mulai mengeras. Dan dengan sengaja dia membuat gerakan menggaruk toket kirinya sambil memperhatikan reaksiku. Tentu saja aku belingsatan dibuatnya. Sambil menggaruk toketnya perlahan si Mpok bertanya.

“Wan kok bengong gitu sih?”

Bukannya kaget, aku yang sudah setengah mabok itu malah menjawab terus terang, “Abis tetek Mpok gede banget, bikin saya napsu aja.” Eh, dia malah merogoh toket kirinya, terus dikeluarkan dari branya.

“Kalo napsu, pegang aja Wan. Nih,” katanya sambil mengasongkan toketnya ke depan.
“Diemut juga boleh Wan.” tambahnya.

Aku yang sudah mabok alkohol, semakin pusing karena ditambah mabok kepayang akibat tantangan Mpok Anah.

“Boleh pok?” tanyaku lugu.
“Dari dulu kan Mpok udah pengen buka “segel” Irwan. Irwannya aja yang jual mahal.” katanya sambil memegang kepalaku dengan tangan kirinya dan menekan kepalaku ke arah toketnya.

Aku pasrah, perlahan mukaku mendekat ke arah toket kirinya yang sudah dikeluarkan dari bra itu. Dan hidungku menyentuh pentilnya yang cokelat kehitaman. Segera aroma yang aneh tapi membuat kepalaku seperti hilang menyergap hidungku. Dan keluguanku membuat aku hanya puas mencium dengan hidungku, menghirup aroma toket Mpok Anah saja.

“Waan.” tegur Mpok Anah.
“Apa Mpok?” tanyaku sambil menengadah.
“Jangan cuma diendus gitu ngapa. Keluarin lidah Irwan, jilatin pentil Mpok, terus diemut juga. Ayo coba” Mpok Anah mengajariku sambil kembali tangannya menekan kepalaku.

Aku menurut, kukeluarkan lidahku, dan kujilati sekitar pentilnya yang kurasakan semakin keras di lidahku. Dan sesekali kuemut pentilnya seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Ku dengar Mpok Anah mengerang, tangannya meremas rambutku dan berkata.

“Naah, gitu Wan. Terusin Waann. Gigit pentil Mpok Wan, tapi jangan kenceng gigitnya, pelan aja.” pinta si Mpok.

Akupun menuruti permintaannya. Kugigit pentilnya pelan, erangan dan desahannya semakin keras. Dengan lembut si Mpok menarik kepalaku dari toketnya, wajahku ditengadahkan, lalu dia mencium bibirku dengan penuh gairah.

Bibirku diemut dan lidahnya bermain dengan lincahnya di dalam mulutku. Aku terpesona dengan permainan lidahnya yang baru sekali ini kurasakan. Getaran yang diberikan Mpok Anah melalui lidahnya menjalar dari sekujur bibirku sampai ke seluruh tubuhku dan akhirnya masuk ke jantungku.

Aku terbawa ke awang-awang. TIdak hanya itu, Mpok Anah menjilati sekujur wajahku, dari mulai daguku, ke hidungku, mataku semua dijilat tak terlewat satu sentipun. Terakhir lidah Mpok Anah menyapu telingaku, bergetar rasanya seluruh tubuhku merasakan sensasi yang Mpok Anah berikan ini.

Sambil menjilati telingaku, tangannya menarik tanganku dan dibawanya ke toketnya, sambil membisikkan, “Remes-remes tetek Mpok dong Waann.” Aku menurutinya, dan kudengar desahan si Mpok yang membuatku semakin bergairah, sehingga remasanku pada teteknya juga semakin intens.

“Aauugghh.. Sshh.. Naahh gitu Wan.”

Lalu diapun kembali menjilati daerah telingaku. Aku semakin terbuai dengan permainan Mpok Anah yang ternyata sangat mengasyikkan untukku ini. Lalu Mpok Anah kembali menciumi bibirku, dan kami saling berpagutan.

Aku jadi mengikuti permainan lidah Mpok Anah, lidah kami saling membelit, menjilat mulut masing-masing. Kembali kurasakan tekanan tangan Mpok Anah yang membimbing kepalaku ke leher dan telinganya. Akupun melakukan seperti yang dilakukan Mpok Anah tadi.

Kujilati telinganya, dan dia mendesah kenikmatan. Lagi, dia menekan kepalaku untuk mencapai teteknya yang semakin mencuat pentilnya. Aku mencoba mengambil inisiatif untuk memegang vaginanya. Tangan kiriku bergerak turun untuk menyentuh bagian paling intim Mpok Anah. Tapi Mpok Anah menahan tanganku.

“Nanti dong Waan, sabar ya sayaanng.” Aku sudah gemetar menahan gairah yang kurasakan mendesak di sekujur tubuhku.
“Pook, Irwan pengen pook.” pintaku.
“Pengen apa Waan,” tanya Mpok Anah menggodaku.
“Pengen liat itu.” kataku sambil menunjuk ke selangkangan Mpok Anah yang masih tertutup rok merah dari bahan yang tipis.

“Pengen liat memek Mpok?” Mpok Anah menegaskan apa yang kuminta.
“Iya pok.” jawabku.
“Itu sih gampang, tinggal Mpok singkapin rok Mpok, udah keliatan tuh.” kata Mpok Anah sambil menyingkapkan roknya ke atas, sehingga terlihat celana dalamnya yang berwarna biru tua.

Dan kulihat segunduk daging di balik CD biru tua itu. Aku menelan ludah dan terpaksa menahan untuk tidak limbung. Sungguh luar biasa bentuk gundukan di balik CD itu. Aku memang baru pertama kali melihat gundukan memek, tapi aku yakin kalo gundukan memek Mpok Anah sangat montok alias tembem sekali. Dan Mpok Anah memang sengaja ingin menggodaku, dia menahan singkapan roknya itu beberapa lama, dan saat aku ingin menyentuhnya, dia kembali menutupnya sambil tertawa menggoda.

“Jangan disini dong Wan. Ntar kita digerebek lagi kalo ada yang tau.” kata Mpok Anah sambil berdiri dan menuntun tanganku ke dalam rumahnya.

Bagai kerbau dicocok hidungnya akupun menurut saja. Aku sudah pasrah, aku ingin sekali merasakan nikmatnya Mpok Anah. Dan yang pasti aku sudah telanjur hanyut oleh permainannya yang pandai sekali membawaku ke dalam jebakan kenikmatan permainan sorgawinya.

Mpok Anah menuntunku ke kamarnya. Tempat tidurnya hanya berupa kasur yang diletakkan di atas karpet vinyl, tanpa tempat tidur. Lalu mpok Anah mengajakku duduk di kasur. Kami masih berpegangan tangan. Mpok Anah melumat bibirku, dan kami berpagutan kembali. Lalu mpok Anah menghentikan ciuman kami. Dia menatapku dengan tajam, lalu bertanya.

“Wan, kamu bener-bener pengen ngeliat memek mpok?”

Aku mengangguk, karena pertanyaan ini membuatku tidak bisa menjawab. Semakin mabok rasanya. Mpok Anah kemudian melepaskan rok dan bra yang dipakainya dan sekarang tinggal CDnya saja yang masih tersisa. Kembali aku menelan ludah. Dan pandanganku terpaku pada gundukan di balik celana dalam mpok Anah. Betapa montoknya gundukan memek mpok Anah.

Lalu mpok Anah berbaring telentang, kemudian dengan gerakan perlahan, mpok Anah mulai menurunkan CD sehingga terlepaslah sudah. Aku yang masih duduk agak jauh dari posisi memek mpok Anah cuma bisa menahan gairah yang menggelegak di dalam jantung dan hatiku. Benar saja, memek mpok Anah sangat tebal, dagingnya terlihat begitu menggairahkan. Dengan bulu yang lebat, semakin membuatku tidak karuan rasanya.

“Katanya pengen ngeliat, sini dong liatnya dari deket Wan,” kata mpok Anah.

“I iya pok,” sahutku terbata sambil mendekatkan wajahku ke selangkangan mpok Anah. Dia melebarkan kedua pahanya sehingga membuka jalan bagiku untuk lebih mendekat ke memeknya.

“Niih, puas-puasin deh liatin memek mpok, Wan.” kata mpok Anah.

Setelah dekat, apa yang kulihat sungguh membuatku tidak kuat untuk tidak gemetar. Belahan daging yang kulihat ini sangat indah, berwarna merah, bulunya lebat sekali menambah keindahan. Di bagian atas, mencuat daging kecil yang seperti menantangku untuk menjamahnya. Aromanya, sebuah aroma yang aneh, namun membuatku semakin horny.

“Udah? Cuma diliatin aja? Nggak mau nyium itil mpok?” pancing mpok Anah sambil dua jari tangan kanannya menggosok-gosok daging kecil yang mencuat di bagian atas memeknya.

“Mm.. Mmau pok. Mau banget.” kataku antusias. Lalu tangan mpok Anah menekan kepalaku sehingga semakin dekat ke memeknya. “Ya udah cium dong kalo gitu, itil mpok udah nggak tahan pengen Irwan ciumin, jilatin, gigitin.”

Dan bibirkupun menyentuh itilnya, kukecup itilnya dengan nafsu yang hampir membuatku pingsan. Aroma kewanitaan mpok Anah semakin keras menerpa hidungku. Mpok Anah mendesah saat bibirku menyentuh itilnya. Lalu kejilati itilnya dengan semangat, tidak hanya itilnya, tapi juga bibir memek mpok Anah yang tebal itu aku jilati. Jilatanku membuat mpok Anah mengejang seraya mendesah dan mengerang hebat.

“Sshh.. Aarrgghh.. Gitu Waann.. Oogghh..”

Suara rintihan dan desahan mpok Anah membuatku semakin bergairah menjilati seluruh bagian memek mpok Anah. Bahkan sekarang kumasukkan lidahku ke dalam jepitan bibir memek mpok Anah. Tangan mpok Anah menekan kepalaku, sehingga wajahku semakin terbenam dalam selangkangan mpok Anah. Agak susah juga aku bernafas, tapi aku senang sekali.

Kumasukkan lidahku ke dalam lubang nikmat mpok Anah, lalu ku jelajahi lorong memeknya sejauh lidahku mampu menjangkaunya. Tiba-tiba, kurasakan lidahku seperti ada mengemut. Luar biasa, rupanya memek mpok Anah membalas permainan lidahku dengan denyutan yang kurasakan seperti mengemut lidahku. Tubuh mpok Anah menggelinjang keras, pinggulnya berputar sehingga kepalaku ikut berputar.

Tapi itu tidak menghentikan permainan lidahku di dalam jepitan daging memek mpok Anah. Desahan mpok Anah semakin keras begitu juga dengan gerakan pinggulnya, aku semakin bersemangat menjilati, dan sesekali aku menjepit itilnya dengan kedua bibirku, dan rupanya ini sangat membuat mpok Anah terangsang, terbukti setiap kali aku menjepit itilnya dengan bibir, mpok Anah mengejang dan mendesah lebih keras.

“Sshh, aarrghhgghh, Wan, itu enak banget waan..”

Tapi, putaran pinggul mpok Anah terhenti, sebagai gantinya, sesekali dia menghentakkan pantatnya ke atas. Hentakan-hentakan ini membuat wajahku seperti mengangguk-angguk. Erangannya semakin keras, dan tiba-tiba dia menjerit kecil, tubuhnya mengejang, pantatnya diangkat keatas, sedangkan tangannya menekan kepalaku dengan kencang ke memeknya. Dan kurasakan di dalam memek mpok Anah ada cairan yang membanjir dan ada rasa gurih yang nikmat sekali pada lidahku.

Desahan mpok Anah seperti sedang menahan sakit. Tapi belakangan baru aku tahu bahwa ternyata mpok Anah sedang mengalami orgasme. Dan pantat mpok Anah berputar pelan sambil terkadang terhentak keatas, dan tubuhnya mengejang.

Sementara itu, cairan yang membanjir keluar itu ada yang tertelan sedikit olehku, tapi setelah aku tahu bahwa rasanya enak, akupun menjilati sisa cairan yang masih mengalir keluar dari memek mpok Anah. Mpok Anah kembali menggeliat dan mengerang seperti orang sedang menahan sakit.

Kepalaku masih terjepit dipahanya, dan mulutkupun masih terbenam di memeknya. Tapi aku tak peduli, aku menikmati sekali posisi ini. Dan tak ingin cepat-cepat melepaskannya. Tak lama kemudian, mpok Anah merenggangkan pahanya sehingga kepalaku bisa bebas lagi. Kemudian mpok Anah menarik tanganku. Aku mengikuti tarikannya, badanku sekarang menindih tubuhnya, kambali bibir kami berpagutan. Lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

Lalu mpok Anah melepaskan ciumannya dan berkata, “Wan, terima kasih ya. Enak banget deh. Mpok puas. Ayo sekarang giliran mpok.”

Mpok Anah bangun dari tidurnya dan akupun duduk. Dia mulai membuka pakaianku dimulai dari kemejaku. Setiap kali satu kancing baju terlepas, mpok Anah mengecup bagian tubuhku yang terbuka. Dan saat semua kancing sudah terlepas, mpok Anah mulai menjilati dadaku, pentilku disedotnya.

Aku merasakan sesuatu yang aneh namun membuatku semakin bernafsu. Sambil menjilati bagian atas tubuhku, tangan mpok Anah bekerj membuka celana panjangku dan melemparkannya ke lantai. Sekarang aku hanya tinggal mengenak CD saja. Mpok Anah menyuruhku berbaring telentang. Aku menurut.

Lalu CD ku diperosotkannya melalui kakiku, aku membantu dengan menaikkan kakiku sehingga mpok Anah lebih mudah melepaskan CDku. Dunia seperti terbalik rasanya saat tangan mpok Anah mulai menggenggam tititku dan mengelus serta mengocoknya perlahan.

“Lumayan juga titit kamu Wan. Gede juga, keras lagi.” celetuk mpok Anah.

Tak membuang waktu, mpok Anah segera menurunkan wajahnya sehingga mulutnya menyentuh kepala tititku. Dikecupnya kepala tititku dengan lembut, kemudian dikeluarkannya lidahnya, mulai menjilati kepala, lalu batang dan turun ke.. Bijiku. Semua dilakukannya sambil mengocok tititku dengan gerakan halus.

Lidahnya bergerak turun naik dengan lincahnya membuatku semakin tidak terkendali. Aku mendesah dan mengerang merasakan kenikmatan dan sensasi yang mpok Anah berikan. Sungguh luar biasa permainan lidah mpok Anah. Setelah beberapa lama, mpok Anah menghentikan lidahnya. Rupanya dia sudah merasa bahwa tingkat ereksiku sudah cukup untuk memulai permainan.

“Udah Wan, sekarang Irwan masukkin kontol Irwan ke memek mpok. Adduhh, mpok udah nggak sabar pengen disiram sama perjaka. Biar mpok awet muda Wan.” kata mpok Anah.

Aku tak mengerti maksud mpok Anah, tapi yang jelas, sekarang mpok Anah kembali tiduran dan menyuruhku mulai mengambil posisi di atasnya. Mpok Anah melebarkan kedua kakinya sehingga aku bisa masuk di antara kakinya itu. Kemudian mpok Anah memegang tititku dan mengarahkannya ke memeknya yang sudah menanti untuk kumasuki. Mpok Anah meletakkan tititku di depan memeknya, kemudian berkata, “Nah, sekarang teken Wan.”

Aku tidak menunggu lebih lama lagi. Segera kutekan tititku memasuki kegelapan memek mpok Anah. Kurasakan tititku seperti dijepit daging yang sangat keras namun lembut dan kenyal, agak licin tapi sekaligus juga agak seret.

“Aagghh.. Pelan dulu Wan,” pinta mpok Anah.

Saat kepala tititku sudah masuk, mpok Anah menggoyangkan pinggulnya sedikit, membuatku semakin mudah untuk memasukkan seluruh tititku. Dan akhirnya terbenamlah sudah tititku di dalam memeknya. Jepitannya kuat sekali, namun ada kelicinan yang membuatku merasa seperti di dalam sorga. Kemudian mpok Anah terdiam.

DIa berkonsentrasi agaknya, karena tahu-tahu kurasakan tititku seperti disedot oleh memek mpok Anah. Ya ampuun, rasanya mau meledak tubuhku merasakan denyutan di memek mpok Anah ini. Tititku seperti dijepit dan tidak bisa kugerakkan. Seperti ada cincin yang mengikat tititku di dalam memek mpok Anah. Aku agak bingung, karena aku tidak bisa bergerak sama sekali.

“Mpok, apa nih?” aku bertanya.
“Enak nggak Wan?” tanya mpok Anah.
“Iya pok, enak banget. Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.

Mpok Anah tidak menjawab, hanya tersenyum penuh kebanggaan. Kemudian mpok Anah melepaskan jepitan memeknya pada tititku.

“Sekarang kamu gerakin keluar masuk titit kamu ya Wan.” perintah mpok Anah.

Dan akupun mulai permainan sesungguhnya, kugerakkan tititku keluar masuk di lorong kenikmatan mpok Anah. Setiap gerakan yang kubuat menimbulkan sensasi yang luar biasa, baik untukku maupun untuk mpok Anah.

Mula-mula pelan saja gerakanku, tapi lama-lama, mungkin karena nafsu yang semakin besar, gerakanku semakin cepat. Dan mpok Anah mengimbangi gerakanku dengan putaran pinggulnya yang mengombang-ambingkan tubuhku. Putaran pinggul mpok Anah membuat seperti ada yang mau meledak dalam diriku.

“Hhgghh.. Oogghh.. Sshh, Waann. Kamu jago banget waann..” desah pok Anah.

Aku tidak tahu apa maksudnya, namun pujiannya membuatku semakin memacu “motor”ku menerobos kegelapan di lorong mpok Anah. Lalu mpok menghentikan putaran pinggulnya dan melingkarkan kakinya ke kakiku sehingga kembali aku tidak bisa bergerak leluasa.

“Wan, sekarang kamu diem aja, kamu rasain aja mpot ayam mpok.” perintahnya.

Lagi, aku tak tahu apa maksudnya, namun mpok Anah mencium bibirku dan lidahnya mengajakku berpagutan kembali.

“Mpok udah mau keluar lagi nih wan, kita barengin ya sayang, mpok tanggung pasti enak deh.” kata mpok Anah.

Tubuh mpok Anah diam, namun kurasakan tititku seperti dijepit dan dipijit dengan lembut, benar-benar luar biasa memek mpok Anah. Kembali desakan lahar dalam diriku menuntut dikeluarkan. Dan denyutan memek mpok Anah terus saja mengemuti tititku membuatku merem melek. Dan akhirnya aku benar-benar tidak kuat menahan lahar yang mendesak itu.

“Mpookk.. Adduuhh.. Sayaa..” aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, tapi mpok Anah rupanya mengerti bahwa aku sudah hampir mencapai klimaksku.
“Tahan Wan, mpok juga mau nyampe nih, Barengin ya Wan.” kata mpok Anah.

Aku tak peduli, karena aku tidak bisa menahannya, dengan erangan panjang, aku merasakan tititku mengeras dan tubuhku mengejang. Kuhunjamkan tititku dalam-dalam ke memek mpok Anah, dan menyemburlah lahar yang sudah mendesak dari tadi ke dalam memek mpok Anah.

“Mpookk.. Aagghh..”

Croott… Crroott… Mpok Anahpun menjerit kecil dan tubuhnya menegang, tangannya memeluk dengan kuat. Di dalam kegelapan memek mpok Anah, semprotan air maniku bercampur dengan banjirnya air mani mpok Anah. Aku tak bisa mengungkapkan bagaimana enaknya sensasi yang kurasakan.

Pinggul mpok Anah bergetar, dan menghentak dengan kerasnya. Memeknya berdenyut-denyut, enak sekali. Banyak selaki lahar yang kumuntahkan di memek mpok Anah, ditambah lahar mpok Anah, rupanya tidak mampu ditampung semuanya, sehingga sebagian meleleh keluar dari memek mpok Anah dan turun ke belahan pantatnya.

Lama kami berdiam dalam posisi masih berpelukan, tititku masih terbenam di memek mpok Anah. Tubuh kami bersimbah peluh, nafas kami masih memburu. Kemudian, mpok Anah tersenyum, lalu menciumku.

“Kamu hebat banget Wan. Baru pertama aja udah bisa bikin mpok puas. Gimana nanti kalo udah jago.” kata mpok Anah.
“Pok, Ma kasih ya pok. Enak banget deh tadi pok.” kataku.
“Sama-sama Wan, mpok juga terima kasih udah dikasih perjaka kamu. Besok mau lagi nggak?” tantang mpok Anah.

“Mau dong pok, siapa yang nggak mau memek enak kayak gini.” jawabku sambil mengecup bibirnya. Dan kamipun kembali berpagutan.

Saturday, August 27, 2016

CERITA ASIK

DIKIRA CEWE PENGGODA KARENA PAKAI BAJU SEKSI

VIPMANDIRIQQ
Namaku Nadya. Aku adalah gadis keturunan chinese yang berkulit kuning langsat. Badanku tidak terlalu tinggi hanya sekitar 155 cm dan berat 45 cm. Payudaraku berukuran sedang, sekitar 34B. Usiaku sekarang 22 tahun dan aku tinggal di pinggiran kota Jakarta Aku sebenarnya bukanlah wanita penggoda.
Aku Dikira Wanita Penggoda Karena Penampilan Seksi ku.

Cuman aku sering mendengar dari teman-teman kuliahku bahwa aku termasuk cewek yang berpenampilan sexy dan sering membuat para cowok turun naik jakunnya. Terlebih aku suka memakai kaos longgar, sehingga jika aku menunduk sering terlihat gundukan payudaraku yang terbungkus bra hitam kesukaanku.

Di rumahku sendiri, setiap habis mandi, aku selalu hanya membungkus tubuhku menggunakan kimono mandi warna biru muda berbahan handuk. Seringkali karena habis tersiram air yang dingin, membuat puting susuku tercetak di balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak di ruang tamu, dan sering pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin ciciku.

Walau aku tidak pernah berpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar ciciku menelan ludah jika melihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu. Ayahku adalah seorang penyalur TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Sering kali ada TKI baik pria maupun wanita menginap di rumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri.

Hari Minggu kemarin papa baru saja membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar 20 tahunan yang kuketahui bernama Maman, Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orang desa yang bertubuh kekar dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan berangkat ke Malaysia. Pagi itu hari Senin, aku sendirian di rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu.

Mamaku sedang pergi ke Jakarta bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku pergi bersama pacarnya entah kemana. Aku waktu itu habis beraerobik ria di rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawa saja kimono biruku ke kamar mandi.

Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, maka kubalut tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di baliknya. Kemudian aku berjalan ke halaman belakang hendak menjemur pakaian dalam yang baru kupakai semalam untuk tidur.

Kulihat para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Mereka menyapaku ramah. Kulihat mereka memandangiku saat aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku yang sexy itu. Sebenarnya aku risih juga dilihatin begitu, tapi aku pikir tanggung, sebentar lagi aku akan kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu.

Pada saat aku berjinjit untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, tak terasa kimonoku sedikit tertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka, tak elak lagi, bulu bulu vaginaku yang tidak tertutup itu sedikit kelihatan membuat mereka melotot. Tapi aku tak menyadari hal itu, kemudian aku berbalik dan masuk ke kamar. Kamarku sendiri ada jendela besar ke halaman belakang.

Aku ingat ada para TKI itu, maka korden aku tutup, namun rupanya tidak tertutup rapat dan masih bisa kelihatan dari halaman belakang. Aku melepas kimonoku, dan mulai melotioni tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasang mata yang melotot memandangi tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat melihat bayangan di cermin.

Maka aku berteriak dan segera menutup payudara dan kemaluanku dengan tangan. Ketiga TKI itu segera lari dan masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kaget melihat mereka bertiga masuk ke kamarku. “Non, kami sudah melihat tubuh non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan karena di sini tidak ada siapa-siapa lagi “ kata Mulyo cengengesan.

Aku masih berusaha galak dan menyuruh mereka keluar. Namun Maman dan Yadi segera maju dan memegangi tanganku. Kemudian aku mereka banting di ranjang. Aku kemudian berpikir daripada aku melawan malah mendapat celaka, maka lebih baik aku pasrah saja dan tidak melawan. “Sabar-sabar, jangan pada main kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan… pelan2 kek” tegurku.

Mereka kemudian tidak lagi beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku dan menciumi bibirku dengan ganas. Mula-mula aku berusaha menolak bibirnya yang bau itu, namun saat Yadi mulai menjilati payudaraku, dan Mulyo mulai mengelus-elus bibir vaginaku dengan tangannya yang kasar itu, aku mulai terangsang dan bibirku mulai membuka untuk membalas serbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pantatku yang bulat itu.

Tanganku mulai meraba-raba celana mereka. Dan Yadi berinisiatif membuka celananya dan menyodorkan kontolnya yang lumayan besar itu ke tanganku. Aku agak kaget melihat kontol pria sebesar itu. Aku sudah sering melihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada yang sebesar itu.

Apalagi Maman dan Mulyo menyusul bugil. Ternyata kontol mereka begitu besar. Aku sempat ketakutan, namun dengan halus, Mulyo memegang tanganku dan menaruhnya di batang penisnya. Akupun perlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu di payudaraku yang montok itu.

Aku yang sudah makin terangsang, mulai bergantian menjilati batang penis Mulyo dan Yadi secara bergantian, sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang memerah. Tiba-tiba aku merasa ingin pipis dan akhirnya keluar cairan banyak dari vaginaku. Ketiga cowok itu segera saja berebut menjilati vaginaku sampai aku kegelian. Yadi kemudian menelentangkan aku di ranjang.

Aku merasa inilah saatnya aku akan kehilangan keperawananku. Saat Yadi menempelkan kepala kontolnya yang besar itu di bibir vaginaku aku sempat berusaha menolaknya. Namun dari belakang Mulyo mendorong Yadi sehingga kontolnya langsung amblas ke memekku.

Aku menjerit kesakitan. Namun Mulyo segera berinisiatif menjilati puting payudaraku sehingga aku kegelian. Yadi sendiri perlahan mulai menarik majukan kontolnya sehingga aku merasakan kegelian yang amat sangat di lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi lubang vaginaku. Tiba-tiba sambil memelukku, Yadi menggulingkan aku sehingga aku berada di atasnya. Mulutnya segera menyerbu ke puting payudaraku yang menggantung bebas.

Belum sempat aku berpikir tiba-tiba dari belakang Mulyo menyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam lubang anusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpal mulutku dengan kontol Maman samai aku nyaris muntah. Kini dalam keadaan menelungkup, ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda.

Namun aku merasakan sensasi yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi. Aku mengalami orgasme sampai 3 kali. Akhirnya aku merasa ingin orgasme lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Yadi menyemprotkan banyak sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku jatuh lunglai di pelukan Yadi.

Mulyo kemudian segera menarikku duduk di pangkuannya sambil kontolnya masih menancap di lubang anusku. Dari belakang ia meremas-remas payudaraku yang berguncang-guncang. Maman yang belum klimaks, segera menyodokkan kontolnya ke dalam vaginaku yang nganggur itu.

Aku benar-benar sudah merasa kepayahan, hingga akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar tak tahan lagi dan akhirnya aku menyemprotkan cairan orgasmeku yang kelima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya di dalam memekku.

Mulyo rupanya memang yang terkuat di antara mereka. Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan kontolnya pindah ke vaginaku. Dari belakang aku disodoknya sambil tangannya memeras-meras payudaraku.

15 menit kemudian dia akhirnya mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi. Kami berempat akhirnya lunglai di atas ranjang. Kulihat jam, ternyata sudah hampir 2 jam kami melakukan pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka untuk mandi bersama karena aku khawatir sebentar lagi papa mamaku pulang. Kemudian kami berempat mandi bersama.

Di kamar mandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan untuk menjamah tubuhku yang mulus ini. Sungguh pengalaman ini tak terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatnya sex sejak itu. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama tetanggaku.

Friday, August 26, 2016

CERITA ASIK

PULAU YANG PENUH TANTANGAN !!

VIPMANDIRIQQ
Siang itu suasana di kantin , belakang kampus itu terlihat ramai dgn para mahasiswa dan pelajar wanitanya, canda tawa, suara dering celuler, suara alat makan beradu, suara mesin kas semua bercampur jadi satu. Di salah satu meja , terlihat tiga pelajar wanita yg cantik sedang asik menikmati sajiannya. Tak lama dua orang mahasiswa , menghampiri mereka .

“hi genks… coba lihat ini !” kata seorang mahasiswa itu pada tiga  pelajar wanita itu . Seorang dari pelajar wanita itu mengambil selebaran tersebut dan melihat isi selebaran itu, isinya berupa iklan liburan ke sebuah
pulo dgn pemandangan laut indah yg eksotis, suasana pulo itu dikatakan dalam selebaran sebuah pulo yg rObultis membuat anda lupa pulang.


“Apaan nih Bo?” tanya Manda, wanita manis berambut pendek terikat ke belakang itu.

“ini adalah liburan kita, Man” jawab Purbo.

Seorang mahasiwi lain, yg bernama Cecyl , mengambil selebaran itu dari tangan Manda , kemudian melihatnya .

“hmm , asik juga yah, tapi ini cuma buat orang borju, lihat aja biaya biro perjalanannya , mahal l|” Cecyl berkomentar.

Purbo tersenyum, begitu juga , Doyox temannya karena mereka sudah
punya rencana lain.

“kita ke sana , engak lewat biro perjalanan itu , tapi kita ke sana , dgn sewa Perahu sendiri yg tentu biayanya jauh lebih murah|aseek kan bisa ngerasain seperti di Titanic, kalo pesawat terbang gitu kan ga
bisa 100% nikmatin perjalanannya” terang Purbo . Ketiga wanita yg cantik cantik itu melihat ke Purbo.

”gimana caranya? sewa Perahu lebih mahal dong..” tanya Cecyl penasaran .

“tenang aja , Paman si Doyox , itu orang pelabuhan , dia kenal seorang yg menyewakan Perahu , dgn harga murah..” kata Purbo.

” Perahunya sih gak gitu mewah , tapi cukup lah, ada tiga kamar , buat kita-kita ..” kata Doyox berpromosi.

“Iya asal bener aja kaya Titanic, bukannya titasik hihihi” canda Cecyl.

“Terus biayanya , jadi berapa seorang ?” tanya Manda yg mulai tertarik.

“gini aja loe orang siapin , dua juta aja , masing masing , itu buat sewa Perahu .. selebihnya terserah loe orang buat uang saku ..” kata Doyox lagi .

“hi ..lagi pada ngapin nih |” kata seorang dosen muda , yg tiba tiba sudah berada dkt mereka.

“eh Bu Heny, ini l|kita lagi bikin rencana buat liburan semester nih” terang Vivi , seorang mahasiswi , yg paling cantik dan agak pendiam itu . Dan sekali lagi Purbo mendesahkan rencana liburan mereka pada dosen muda yg cantik itu .

Setelah mendengar penjelasan itu , Heny pun menganguk
“Vi , kamu ikut ?” tanyanya .

“maunya sih ikut , tapi mesti tanya ortu dulu nih..” jawab Vivi .

“Emmm|aku boleh ikut gak ? ” tanya Heny lagi.

“serius nih mau ikut ?!” seru Purbo . Heny tersenyum ,

” serius dong, emang acaranya tertutup buat dosen
yah ?”jawab Heny

“Gag..gag kita ga bermaksud nolak kok, kita malah seneng
banget kalo Ibu ikut asal jangan ngasih kita kuliah di Perahu aja
ntar” jawab Doyox bercanda.

“Kamu ini dasar !” kata Heny menepuk kepala pria itu dgn selebaran

“tapi jangan panggil aku Ibu dong ini bukan jam kelas, kan
kesannya tua ntar, panggil Ci|kan udah sering aku bilang !” Mereka
pun tertawa-tawa.

“Eh, Vi, sekalian aja ajak, si Vina, please yah !” kata Doyox yg kebetulan naksir adik Vivi yg bernama Vina itu .

“iyah , nanti aku coba ajak dia, tapi mesti tanya ortu dulu nih, boleh gak.” jawab Vivi .

“eh omong omong berapa lama sih , perginya ” tanya Heny lagi.

“hmm, kira kira seminggu deh, paling lama sepuluh hari” jawab Purbo.

“yah udah , kita bicarakan besok lagi deh , pokoknya kasih kabar yah , yg bisa ikut siapa saja ..”kata Doyox.

“Oke deh, gini dulu aja, dan mau ajak yg lain juga masih boleh sih , tapi jangan terkemudian banyak, soalnya Perahunya gak terlalu besar loh” lanjut Purbo .

Mereka pun sepakat , untuk bertemu lagi besok , untuk memastikan bisa atau tak . Esok harinya mereka berkumpul lagi di kantin belakang kampus mereka. Semuanya jadi berangkat. Tentunya beberapa dari mereka berbohong ,
pada orang tua mereka , dgn alasan wajib dari kampus mereka. Yg paling berbahagia saat itu adalah Purbo karena wanita pujaannya Vivi akhirnya ikut juga. Sudah setaun lebih Purbo melakukan pendktan terhadap Vivi, memang susah karena Vivi memang seorang pelajar wanita favorit yg bukan perempuan gampangan.

Memang Purbo belom menyatakan cintanya pada wanita itu, dia menunggu saat yg tepat agar hasilnya tak mengecewakan karena mendapat cinta wanita ini memang ibarat makan ikan yg banyak durinya, kalo tak sabar dan pelan-pelan niscaya durinya akan melukai. Tetapi tanda-tanda ke arah sana sudah  ada, selama ini Vivi memang sudah menunjukkan reaksi positif atas usaha Purbo. Dalam liburan kali inilah Purbo berencana mengungkapkan perasaan hatinya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Doyox, permintaannya agar Vivi mengajak adiknya, Vina terkabul. Dia mengenal wanita ABG itu ketika mengantarkan tugas kelompok ke rumah Vivi dan saat itu yg menerima adalah Vina. Waktu itu dia sempat berkenalan di pintu rumahnya tapi belom jauh karena Vina sudah keburu dipanggil ayahnya
dari dalam rumah. Doyox mencatat, nama-nama temannya di carik kertas. Doyox ,Purbo, Vivi, Vina, Manda, Cecyl dan Heny .

“eh omong omong , loe orang mesti cepat setor uang dua jutanya dulu yah , gue mau bayar sewa Perahunya nih ..” kata Purbo . ” yah udah , gue tranfer aja yah , kasih no rekening loe dong..” kata Cecyl yg cantik dan centil itu . Doyox pun segera menyebutkan no rekening banknya .

” eh , di Perahu itu ada dapurnya , jadi bisa di pakai buat masak , nah loe orang juga mesti inget bawa bekal ..” kata Purbo . Mereka pun menganguk . ” sebagian sudah gue atur , beras , dan lauknya sudah gue siapin , paling gue harapin tambahan dari loe orang ” kata Purbo lagi . ” sip , deh tenang aja|” kata Heny .

“oke deh, kalo gitu kita tinggal tunggu waktu kebdesahkatan kita yah ..” kata Purbo lagi dgn semangat. Mereka pun menganguk. Waktu yg ditunggu telah tiba , mereka pun berkumpul di kampusnya . Setelah semua siap , dgn menyewa dua buah taxi , mereka bdesahkat menuju pelabuhan dimana Perahu yg mereka sewa bersandar .

” wah , Perahunya lumayan yah , bagus juga ..” kata Cecyl ketika melihat Perahu yg mereka sewa . ” Hi apakabar , aku Kribo , yg akan mengemudikan Perahu ini ..” kata kapten Perahu itu memperkenal diri. Cecyl pun menyalami kapten Perahu yg setengah baya itu .

” Hi kapten ..” sapa Doyox .

” hi juga Doyox ..” jawab Kapten itu ,
yg sudah cukup akrab dgn Doyox sebelomnya .

” wah , teman teman kamu , cantik cantik yah ..” kata kapten Kribo ,
yg membuat Cecyl tersipu genit . ” ayo naik ..” ajak kapten
itu . Mereka pun menaiki tangga Perahu itu . ” nah ini kamar , itu
juga semua ada tiga kamar ., kalian pilih deh mana yg cocok ..”
kata kapten Kribo.

Mereka pun memilih, Vivi dan adiknya , serta Heny , di kamar
tengah. Sedangkan Cecyl dan Manda di kamar belakang . Purbo dan Doyox
menempati kamar depan. Setelah membereskan barang barang bawaanya ,
di kamar Perahu itu , mereka pun kembali berkumpul dgn kapten
Perahu itu.

Kapten Perahu itu mendesahkan lagi , dimana dapurnya , dimana ruang
kemudi , dan ruang lainnya .
“nah ini buat yg mau mancing , ini rell troling” tdesah kapten
Perahu itu .
“wah asik juga , boleh coba nih ..” seru Doyox.

“Satu lagi yg penting” Kribo menambahkan “kalo terjadi apa-apa ambil kotak berisi penunjang kehidupan ini disini kelak akan sangat membantu dalam keadaan darurat !” kata pria paruh baya itu seraya membuka sebuah tempat mirip brankas di salah satu koridor Perahu, di dalamnya ada sebuah kotak merah sebesar CPU berbahan plastik tebal. Benda itu sengaja diletakkan disitu agar mudah diambil bila diperlukan pada saatnya. Para muda-mudi itu mangut-mangut mendengar penjelasan itu.

“lama perjalanan , sampai ke pulo itu , kira-kira tiga empat hari” terang kapten Kribo. Mereka pun menganguk.

“Oke kalo tak ada pertanyaan lagi…bisa kita berlayar sekarang ? ” tanya kapten itu.

“sip .. berangkat|” jawab mereka hampir bersamaan Perlahan Perahu itu bergerak , meninggalkan pelabuhan itu , menuju lautan luas . Purbo dan Doyox berada di dkt ruang kemudi bersama kapten Perahu itu, mereka aseek ngobrol dgn Kapten Kribo soal kelautan dan Sang Kapten berwajah kebapakan itu juga membagikan banyak pengalamannya selama 30 taun lebih di laut pada mereka. Sedangkan Vivi, adiknya, serta Heny , masih berdiam di kamarnya. Cecyl dan Manda asik berkeliling Perahu itu . Di belakang Perahu mereka melihat tiga orang anak buah Perahu. ABK itu sedang membersihakan dek Perahu itu . Ketiganya berkulit gelap , dan tampangnya agak seram .

“mau mancing non ?” tanya seorang diantara mereka .

“eh engak bang, cuma lihat lihat aja ..” jawab Cecyl.

“oh…gitu gak apa apa , aku suka di lihatin koq, apa lagi sama perempuan cantik” goda ABK yg berkumis dan kurus tinggi itu. Manda risih mendengarnya , tapi tak begitu bagi Cecyl. Wanita cantik 21 taun yg memang genit dan centil itu malah menanggapinya dgn senyum. Selain pelajar wanita dia bekerja part time sebagai SPG sehingga memang terbiasa menebar pesona seperti itu, kehidupan seksnya juga lumayan liar, dia dikenal sebagai bispak yg pernah jual diri ke om-om dgn tarif tinggi. “ih bisa aja deh si abang..” balas Cecyl. Ketiga ABK itu tersenyum pada Cecyl. Tiga pasang mata itu menatapnya dgn penuh hasrat pada kedua wanita belia itu terutama Cecyl yg  saat itu memakai kaos kuning tanpa lengan dipadu dgn hotpants dari bahan jeans yg pendek dan ketat. Dgn demikian keindahan tubuhnya tercetak jelas, lengan dan paha jenjangnya yg mulus itu membuat ketiga pria ini menelan ludah. Manda yg saat itu memakai kaos longgar dgn celana sedengkul juga menjadi tontonan mereka tapi kalah perhatian dari temannya yg pakaiannya lebih berani itu.

“eh Cecyl balik yuk ..” ajak Manda yg merasa tak nyaman dgn tatapan mereka. Cecyl pun mengikuti ajakan temanya untuk balik ke kamarnya. Pandangan ketiga pria itu mengikuti sosok tubuh mereka yg menjauh terutama Cecyl yg sengaja melgag-lenggokkan pinggul indahnya seperti berjalan di catwalk, terlebih ketika wanita itu menoleh
sekilas dan mengedipkan mata pada mereka. “gila , cantik-cantik yah tuh perempuan, bikin nafsu ..” kata ABK yg paling tua berumur sekitar 50an bertubuh kekar itu.

“Tul tuh apalagi yg rambutnya merah itu, nafsuin banget, kayanya dia suka ke gue tadi liat ga dia ngedip gitu huehehe|!” timpal temannya yg bergigi agak tonggos itu.

“Ngaco dia ngedip gitu ke gue lagi, gue liat jelas kok !” kata yg kurus tinggi itu. Mereka kasak-kusuk sendiri padahal kedua wanita itu sudah menghilang dari pandangan mereka.

“Heii|ngapain disitu ngerumpi !” sebuah bentakan dari belakang tiba- tiba membuat mereka terkejut dan menoleh ke arah suara. “Yat, dari tadi aku panggil suruh periksa ruang mesin kok ga jawab, malah ngerumpi, ayo sana !” perintahnya galak.

“Iya|iya kapten, maaf-maaf !” pria tonggos bernama Dayat itu pun langsung berlari kecil ke dalam.

“Kamu Obul, ikut aku ke ruang kemudi, masa ngepelnya belom beres\ juga, Perahu udah jalan tau !” perintahnya lagi pada yg kurus tinggi itu, “kamu terusin sampai bersih ok !”

Kribo memang berwibawa di mata anak buahnya, sekali perintah saja mereka sudah menjalankan perintahnya. Kadang memang dia harus bersikap keras begitu sebagai seorang pemimpin, tetapi di saat-saat santai dia akan akrab bagaikan teman lama dgn mereka. Malem hari , seusai makan malem , para mahasiswa/i itu bersenda gurau di dek tengah Perahu itu. Meski tak semewah Titantic, tapi Perahu itu di lengkapi televisi dan DVD player. Sembari menonton film mereka ngobrol membicarakan keindahan tempat rekreasi tujuan mereka.
Lain dgn Cecyl, di tengah film dia mulai merasa bosan karena subtitle filmnya agak ngaco (maklum DVD bajakan) sehingga tak terkemudian mengerti, maka dia memilih keluar dari dek itu, menikmati hembusan angin malem lautan luas itu dgn menghisap sebatang rokok mentolnya. Tak jauh dari tempatnya tiga ABK itu sedang beres-beres dan melihat ke arahnya, sekali lagi mereka menikmati keseksian tubuhnya. Dgn hot-pants jeansnya, paha mutih mulusnya terlihat jelas.

Satu ABK yg bernama Warto nekat mendkt dan menegurnya.

“Wah , sudah malem ngapain aja diluar gini, nanti masuk angin, non” katanya membuka pembicaraan. “ih, bikin kaget saja, aku kira siapa” jawab Cecyl.

“lagi ngapain non , sendirian di sini ..” tanya Warto lagi.

“lagi ngerorok , abis makan, mau ?” jawab Cecyl , sembari menawarkan rokoknya pada Warto.

” ah engak ah, rokoknya mentol, nanti jadi impoten” jawab Warto .

“hi hi hi .. emang sekarang gak impotent ?” canda Cecyl genit sembari tertawa kecil.

“wah yah engak toh Non, mau di coba juga boleh !” jawab Warto semakin berani.

Wajah Cecyl agak memerah, sepertinya dia melepar bumdesah. Dua ABK
lain juga melihat jelas, Warto berhasil mendkti Cecyl.

” ih ..abang , bisa aja , masa ajak aku nyoba sih ..” jawab Cecyl ,
yg sepertinya kehabisan kata kata .

” he he he , maf deh non , maklum di laut , jarang ada perempuan secantik non ..” Warto melepas
rayuannya.

Cecyl menjadi ragu , Dia melepar sisa rokoknya ke laut , menghembuskan asap rokok dari mulutnya , dan berkata

” sudah yah bang , aku masuk dulu, dingin disini”. Cecyl pun berjalan cepat masuk ke deck tengah Perahu itu , bergabung kembali dgn temannya.

Beberapa jam kemudian mereka pun masuk ke kamar, dan bersiap untuk tidur . Begitu juga dgn Cecyl, yg masuk ke kamar bebarengan dgn Manda . Mata Cecyl masih terbuka lebar, sedangkan Manda sepertinya sudah asik di buai mimpi indahnya. Entah apa yg ada di pikirannya, yg jelas perlahan kancing celana hotpannya di bukanya , dan perlahan resletingnya di buka . Perlahan jarinya masuk ke balik celana dalam putihnya, dan merabai selangkangannya sendiri . Mulutnya mengatup matanya terpejam . Cecyl melakukan onani . Ini memang sering di lakukannya , kalo dia sedang horny , tapi ini di sebuah Perahu. Apa yg di imajinasikannya tak lain bercinta
dgn para ABK itu, ABK yg berumur jauh lebih tua darinya , dan berwajah gahar , berkulit kasar. Sudah lebih dari dua bulan Cecyl tak merasakan sentuhan pria sejak putus dari pacar terakhirnya sehingga kini libidonya menggebu-gebu merindukan belaian, ciuman dan persetubuhan dgn lawan jenis yg perkasa dan mampu membuatnya
menggelepar-gelepar.

Tangannya terus bermain di selangkangnnya sendiri , sampai tubuhnya mengejang. Dan perlahan tangannya keluar dari balik celana dalamnya . Jelas terlihat jari-jarinya yg basah akibat lendir gairahnya. Cecyl membersihkan jari jarinya dgn tissue seadanya. Setelah menaikan kembali resleting celananya kemudian dia tertidur pulas Esok harinya , Doyox dan Purbo , asik memancing dgn troling di belakang Perahu itu , di bantu dgn dua orang ABK Perahu itu. Vivi, Vina , dan Hellen di deck tengah, Vivi dan Heny sedang aseek ngobrol sembari bersandar di pagar Perahu, Heny sedang bercerita tentang rencana pertunangannya yg tinggal tiga bulan lagi dan Vivi juga berbagi cerita tentang kehidupan cintanya yg sedang dibaygi Purbo, dia meminta pendapat dan nasehat dari dosen
itu, sementara di belakang mereka Vina sedang berbaring di sebuah bangku santai sembari mendengarkan lagu dari MP3 playernya, sebuah kacamata hitam menghiasi wajahnya.

Dayat si tonggos itu ketika lewat di depan mereka matanya tak bisa lepas dari ketiganya, terutama Vina yg sedang berbaring dgn celana pendek dan tang top kuning yg mini sehingga perutnya yg rata itu terlihat. “Siang Non” sapanya pada mereka sembari cengengesan yg dibalas ramah oleh ketiganya. Manda membaca buku di dek terbuka, menikmati angin laut yg segar. Cecyl memeperhatikan Purbo dan Doyox yg sedang memancing. Tapi jelas matanya menatap , para ABK itu. Ada gairah tersendiri dalam diri Cecyl kepada para ABK itu. Cecyl melamun dan mengkhayal, bagaimana rasanya jika kemaluannya di masukan kemaluan mereka.

“gue dapet ..gue dapet ..” seru Purbo membuyarkan lamunan jorok Cecyl. Dgn di bantu Doyox dan Warto, perlahan lahan , ikan yg terpancing Purbo di tarik ke atas Perahu. Lumayan besar ikannya, cukup untuk memberi makan semua orang diPerahu itu bila ditambah empat ekor hasil sebelomnya yg berukuran biasa saja.

“wah, entar malem bisa , pesta ikan nih ..” kata Doyox.

“Yup|kasih aja ke Bu|eh Ci Heny, dia kan masaknya jago” kata Purbo

Malem itu , selesai makan ikan bersama , mereka pun bersiap kembali ke tempat tidurnya. Sebelom pergi tidur Doyox sempat ngobrol-ngobrol dgn Vina dulu sembari berkeliling Perahu, mereka berhenti di ujung
depan Perahu itu mengobrol di bawah bintang-bintang di langit, rObultis bagaikan adegan Leonardo dan Kate Winslet di film Titanic itu. Sepertinya hubungan mereka makin nyata, saat itu Doyox mulai berani memegang tangan Vina, tetapi Vina dgn malu-malu menarik lagi tangannya dan mengajak kembali. Hatinya berdebar-debar, demikian pula halnya dgn Doyox, pemuda itu sangat berbunga-bunga karena usahanya yg mulai berbuah. Masih dalam saat yg sama, kita tengok sebentar keadaan Purbo, pemuda itu sedang berjalan menuju
kamar Vivi hendak meminta odol untuk sikat gigi, sekalian berdalih agar bisa ngobrol dgnnya. Dia menemukan pintu kamar yg ditempati Vivi beserta Heny dan Vina terbuka sedikit. Mekemudiani cermin besar di samping pintu dia dapat melihat sebagian keadaan di dalam, tapi tak ada siapapun di atas ranjang itu. Dia kemudian membuka
pintu itu lebih lebar tanpa menimbulkan suara dan melongokan kepala ke dalam, benar tak ada orang di ruang itu, tapi terdengar suara siraman shower dari kamar mandi di dalam sana.

“Hei, ada yg mandi, siapa nih ?” pikirnya mulai ngeres.
Dia tau Vina tak akan kembali dalam waktu dkt karena baru tiga
menit yg kemudian sedang jalan-jalan di luar dgn temannya. Maka
dgn mengendap-endap Purbo mendkti kamar mandi dan mencari celah
mengintip. Betapa bersyukurnya Purbo menemukan celah pada tempat
engsel pintu yg sambungannya agak renggang sehingga bila
menepelkan mata di sana akan langsung terlihat ke dalam yg tepat
menghadap shower. Di bawah siraman shower itulah Purbo melihat hal
yg paling diimpikannya, tubuh polos Vivi, wanita impiannya itu,
bukan hanya itu di sana juga ada Heny yg sedang menggosok
tubuhnya dgn sabun. Kemaluan Purbo langsung bangkit melihat kemolekan
tubuh kedua wanita cantik itu. Buah dada Vivi sangat montok dan
kencang ukurannya 34C dgn pentil kemerahan yg menggiurkan,
sedangkan Heny meskipun buah dadanya sedang tapi bentuknya bagus,
bulat seperti bakpao dgn pentil mungil nya yg berwarna lebih
gelap dari Vivi. Baik kemaluan Vivi maupun Heny keduanya
ditumbuhi rambut-rambut lebat yg hitam legam, kontras dgn kulit
mereka yg putih. Tangan Purbo mulai memegangi kemaluannya dari luar
celana trainingnya dan memijatnya perlahan.

Pembicaraan mereka di dalam juga terdengar oleh Purbo. Sepertinya mereka
sedang membicarakan tentang kehidupan cinta masing-masing.
“Emang dulu sama ex kamu waktu SMA udah ngapain aja Vi ?” itulah
pertanyaan Heny yg pertama didengar Purbo.
“Gag kok, kita cuma jalan bareng paling pegangan tangan, papa gue
kan orangnya strict banget sih !”
“Ciuman juga gag yah ?” tanyanya lagi dan dijawab Vivi dgn
gelengan kepala.
Jawaban ini membuat hati Purbo senang, berarti Vivi memang benar-
benar wanita suci sesuai yg diharapkannya.
“Ci sendiri gimana sama tunangannya ?” Vivi yg punggungnya
sedang digosok Heny bertanya balik.
“Hihihi|yah gitulah, gimana yah omongnya ?”
“Yeee|udah ngapain hayo !” goda Vivi.
“Mmm|coba-coba aja sih selama ngga ngerusak keperawanan, gapapa
kan ?” Heny menjawab agak malu-malu.
“O iya mau tanya Ci, emang kalo French kiss itu enak ga menurut
cici, soalnya aku kadang ngeliat di film sampe main lidah gitu kaya
geli tapi gimana gitu” tanya Vivi.
“Well|I think it is hot enough and I enjoy it, ssttt|jangan bilang
sapa-sapa yah, ini rahasia kita aja” jawab Heny “Vi coba liat sini
biar gue ajarin lu sedikit” katanya seraya membalikkan tubuh Vivi
saling berhadapan dgnnya.

Purbo tak bisa mendengar jelas dialog-dialog terakhir Heny karena
dia setengah berbisik. Dia hanya melihat mereka sudah berdiri
berhadapan kemudian Heny menyeka rambut panjang Vivi ke belakang.
Mata Vivi terpejam kemudian Heny menempelkan bibirnya pada bibir
Vivi. Wow, Purbo tdesahsang sekali melihat adegan yg ini,
tangannya yg tadi hanya memijat dari luar kini masuk lewat atas
celananya dan meraih kemaluannya untuk dikocok. Tak disangka, wanita
sealim Vivi dan wanita berkharisma seperti Heny bisa melakukan
adegan sesama jenis seperti itu. Purbo tak marah melihat perempuan yg
dikejarnya melakukan hal itu karena dia tau itu tak berisiko dan
mengakibatkan hilangnya keperawanan, sebaliknya dia sangat
tdesahsang melihat kedua wanita cantik itu berciuman. Vivi membuka
mulutnya membiarkan lidah dosen itu bermain dalam mulutnya. Mereka
berciuman sembari berpelukan erat, tangan mereka saling raba punggung
dan pantat masing-masing. Bibir Heny makin turun menyusuri leher
hingga tiba di buah dada montok Vivi.
“Aahhh|Ci !” desah Vivi.
Darah Purbo semakin menggelegak ketika pertama kalinya mendengar
wanita idamannya itu mendesah.
“Brak !” sebuah suara pintu besi dari luar membuat Purbo
terkejut, “Sialan ada yg dateng !” omelnya dalam hati dan bersiap-
siap pergi dari situ.
Purbo keluar dari kamar itu tapi di koridor kosong tak ada siapa-
siapa, jadi tadi itu suara apa ya ? Perhatian Purbo tertuju pada
pintu besi tak jauh dari sana, dia yakin suara itu berasal dari
pintu besi itu. Seingatnya Kribo pernah mendesahkan bahwa di dalamnya
hanyalah gudang. Tetapi Purbo tetap penasaran ingin tau apa yg
menimbulkan suara barusan. Dgn hati deg-degan dia mendkt ke
arah pintu itu dan didorongnya|tak terkunci, nampak sebuah tangga
mengarah ke ruang bawah yg gelap sekali.
“Halo|siapa disitu ?!” serunya ke bawah|tak ada jawaban.
Purbo memberanikan diri menuruni
tangga dan melihat sekeliling. Sampai di anak tangga terbawah dia
melihat sekeliling yg gelap dan pengap, tak ada tanda-tanda
kehidupan, malah dia mulai merinding membaygkan yg seram-seram.
Maka segera Purbo pun kembali ke atas tapi tiba-tiba|
“Whhaaa|!” jeritnya kecil “ngapain si lu orang nongol mendadak
gitu ? ngagetin aja !”
Dia mengomel pada Vina dan Doyox yg lewat situ dalam perjalanan
kembali ke kamar Vina.
“Elu yg ngapain disitu To, gelap-gelap gitu cari apa ?” balas Doyox.
“Ngga kok, tadi gue denger ada suara aneh aja makannya gue periksa,
taunya lu duaan nongol di depan gue mendadak gitu, gimana ga
jantungan tuh !”
“Emang lu nemu apa di bawah sana ?” tanya Doyox lagi.
“Gag ga apa-apa, angin kali tadi, balik yuk !” ajaknya.

Purbo bersama Doyox pun akhirnya kembali ke kamarnya. Sebelom naik
ranjang Purbo sempat onani di toilet membaygkan tubuh bugil
Heny dan Vivi barusan. Dalam mimpinya pun dia bermimpi melakukan
threesome bersama kedua wanita itu.
tak Sementara itu Cecyl di kamarnya berbaring dgn mata terbuka
lebar. Manda sudah terlihat terlelap setelah ngobrol-ngobrol sebentar
tadi. Dan perlahan Cecyl beringsut dari ranjangnya, berjalan pelan,
dan dgn hati-hati membuka pintu kamarnya. Dia berusaha tak
menimbulkan suara sedikit pun . Setelah keluar dari kamarnya , Cecyl
diam sesaat di deck tengah itu , yakin temannya sudah terlelap,
Cecyl berjalan keluar.

Angin laut malem itu berhembus kencang , menerpa rambut kemerahannya
yg indah. Sembari berdiri bersandar di pagar Perahu itu Cecyl
menghisap sebatang rokoknya. Matanya berlirik ke kiri dan kekanan,
tapi tak ada orang.
Dgn berpegangan pada pagar Perahu itu , Cecyl berjalan ke deck
belakang . Saat itu dia menemukan , Warto sedang membereskan tali
senar , bekas di pakai memancing tadi siang.
“bang lagi ngapain ?” tanya Cecyl .

“buset si non, bikin kaget, aku kirain hantu laut , gak taunya
Malaikat” rayuan itu terlepas dari mulut Warto.
“ih .. abang genit ah !” kata Cecyl dgn mencubit dada Warto. Tentu
saja Warto jadi semakin berani , dan ini adalah lampu hijau buat Warto.
Dan Cecyl sudah kehilangan harga dirinya , dia tak peduli lagi
dgn yg namanya malu , dia ingin memenuhi obsesinya , hasratnya
untuk bercinta dgn orang orang kasar. Cubitan di dada itu , di
balas dgn genggaman tangan Warto yg mengenggam tangan lembut
Cecyl . ” Non , ke sini saja , banyak angin, nanti kalo masuk angin
gag enak liburannya !” kata Warto sembari menarik tangan Cecyl
masuk ke ruang di deck belakang Perahu itu.

Ruang yg khusus untuk ABK itu terasa pengap, disana terdapat dua
buah ranjang susun, sebuah meja yg diatasnya terletak gelas yg
setengahnya terisi kopi, kartu, asbak dan lain-lain, serta sebuah
bangku panjang. Warto membuka jendela itu sedikit . Dan membiarkan
angin laut bersirkulasi dalam ruang belakang Perahu itu.

Mereka berdua duduk di bangku panjang . Mata Cecyl melihat
sekeliling ruang itu . Tempatnya cukup luas , tapi tak senyaman deck
penumpang. Mata Warto mencuri-curi pandang antara paha mulus Cecyl
dan belahan dadanya yg memakai pakaian berleher rendah.
“Eh yg lain kemana bang, kok sepi gini ? ” tanya Cecyl .
“Walah , masa satu lelaki gak cukup sih non ?” jawab Warto.
Cecyl menatap Warto dgn mengerutkan dahi “ih abang , orang tanya,
kok malah ngeres pikirannya” kata Cecyl.
Dalam ruang belakang itu hasrat Warto tak tertahankan lagi. Diapun
nekat , wajahnya yg hitam, mendkti wajah Cecyl yg putih,
sungguh terlihat kontras. Warto dgn cepat mencium bibir Cecyl . ”
uff |uff|” suara Cecyl , yg berusaha meronta . ” bang ..
ih ..ngapain sih ..” kata Cecyl .

“waw , Non maaf , aku jadi nafsu sama Non” kata Warto dan kembali
menciumi bibir Cecyl. Cecyl meronta , tetapi Warto mendekapnya. Lidah
Warto terus mendesak masuk ke mulut Cecyl . Lidah itu bermain dalam
mulut Cecyl , menyapu ke sana kemari , mengelitik mulutnya . Lidah
Cecyl pun ikut bermain, gairahnya meninggi .

Tangan Warto pun mulai merabai buah dada yg montok . Tangan itu
bermain di t-shit putihnya . meremas pelan selembut mungkin .
Tangan kasar itu juga merabai paha mulus putih Cecyl . ” bang|
ahhh ..malu..jangan ah|udah|” desah Cecyl perlahan .
Lain di mulut , lain di hati. Mulut Cecyl bisa menolak, tapi
gairahnya tak, lagipula penolakan itu tak sungguh-sungguh.
Kemaluannya mulai terasa basah dan Cecyl semakin tak bisa mengusai
tubuhnya. Tangan Warto mulai melepas t-shirt Cecyl . juga bra
putihnya . ” wah ..wah ..benar benar indah |” guman Warto , yg
langsung melumat pentil susu Cecyl. Cecyl memejamkan matanya dan
menikmati sensasi nyata dari imajinasinya. Lidah Warto terus bermain
di pentil susunya. Buah dada yg lainnya mendapat sentuhan ,
rabaan , dan remasan lembut tangan kiri Warto . ” bang|ahhh|..” desah
Cecyl perlahan .

Gairah Cecyl semakin meningkat . Dan sekarang tangan Warto mulai
membuka kancing celana hot pantsnya , menurukan resletingnya , dan
melepas celana hot pants itu. Sembari membuka kaki wanita itu lebar ,
kepala Warto mendkti selangkangan Cecyl yg masih terbalut celana
dalam g-string berwarna putih.

Terlihat ada bercak basah di selangkangannya . Hidung Warto mendkti
selangkangan celana dalam itu , dan menghirup arObulya ” hmmm ,
benar-benar mantap kale..!” puji Warto.
Tangan Warto lalau melepas celana dalam putih itu dan kembali
melebarkan kedua belah kaki Cecyl .

Mata Warto nanar menyaksikan kemaluan Cecyl yg masih muda itu.
Belahannya masih terasa sempit dgn rambut rambut halus yg tumbuh
subur di bukit kemaluannya .
Dgn dua jarinya Warto membelah bibir kemaluan itu , dan menemukan
klitorisnya yg merah, serta lubang kemaluannya yg terlihat basah.

Lidah Warto pun menjulur , menjilati kemaluan Cecyl . ” ahhhh |ahhh|
enak|.” desah Cecyl , dgn tubuh yg mengeliat. Lidah Warto terus
saja menyapu kemaluannya . bergerak cepat di klitorisnya yg terlihat
semakin tegang. Cecyl pun terus menerus mengeluarkan desahan
nafsunya.

Lidah Warto semakin liar menyapu kemaluan Cecyl sehingga gairah Cecyl
dgn cepat memuncak.” ahhh sudah bang..sudah | pake itu aja|”
pinta Cecyl .

Entah mimpa apa Warto semalem , tapi dia merasa sangat beruntung ,
bisa menikmati tubuh muda belia wanita ini . Dgn segera Warto
melepas celananya sekaligus kolor hitamnya . Kemaluannya langsung
mencuat , tegang sekali .

Warto menyodorkan kemaluan itu di mulut Cecyl. Cecyl meraba-raba kemaluan
itu, dicium kepalanya, dijilat atau digesekkan ke pipi mulusnya.
Mata Warto merem-melek karenanya. Kemudian batang kemaluannya di remas
jari jari lembut Cecyl dan diarahkan ke mulutnya yg membuka. Kemaluan
itu kemudian dihisapnya.
” ahhh| non | ahh..enak|.” desah Warto sembari meremasi rambut Cecyl.

Kemaluan itu bergerak dalam mulut Cecyl , maju mundur . Tapi tak lama ,
Cecyl segera mengeluarkan kemaluan itu dari dalam mulutnya . ” bang ,
masukin |.” Pinta Cecyl , yg tak sabar ingin segera merasakan
kemaluan itu berada dalam kemaluannya.

Warto pun yg sudah bernafsu segera mengarahkan kemaluan itu ke kemaluan
Cecyl . Kepala kemaluan itu , menempel di lubang kemaluan Cecyl. Perlahan-
lahan kemaluan yg besar itu menyesaki ruang di lubang kemaluannya.
Meskipun sudah tak perawan tapi baru pernah dia dimasuki kemaluan
sebesar itu, sehingga rasa nyeri pun terasa olehnya
” awww|. ” jerit Cecyl , ketika kemaluan Warto yg besar
itu ,menerobos masuk lubang kemaluannya. Kemudian Cecyl mengigit
bibirnya dan Warto terus menekan , hingga kemaluannya mentok di dalam
kemaluan Cecyl. Perlahan Warto menarik kemaluannya dari lubang kemaluan
Cecyl , disertai desahan erotis Cecyl .

” gila , enak bener m*m*k kamu non |” Warto melenguh , sembari terus
mengerakkan kemaluannya dalam kemaluan Cecyl . Mereka terus asik
masyuk , dalam permainan laga gairah ini .

Tanpa terasa oleh dua insan berlainan jenis ini , pintu ruang deck
belakang itu terbuka , dan dua orang ABK teman Warto , masuk ke ruang
itu . Mereka tercengang , dan menatap nafsu , Warto dan Cecyl yg
tengah berpacu dalam gairah itu .
“eh , lagi pada asik-asik yah !” tegur Dayat . Mereka berdua sempat
berhenti , dan memandang ke arah asal suara itu. Warto tersenyum ,
rupanya temannya sendiri , kemudian terus kembali bergerak. Tapi Cecyl
sepertinya meronta dan berusaha menutupi bagian tubuhnya.
” non , boleh ikutan gak ? ” tanya Dayat . Cecyl tak menjawab ,
tapi pertanyaan itu langsung di jawab oleh Warto ” boleh, ayo Yat |
ini Malaikat yg bikin kita nefsong sampe kebawa mimpi itu”
Dayat menghampiri Cecyl , dan menarik t shirt yg di gunakan Cecyl
untuk menutupi buah dadanya. Cecyl tak melawan sehingga Dayat
semakin leluasa , mulutnya langsung melumat pentil susu Cecyl, gigi
tonggosnya melakukan gigitan-gigitan ringan. ” ahhh| ahh| ahh|.”
desah Cecyl . Nafsu Cecyl semakin menjadi , apa yg ada dalam
imajinasinya , sekarang menjadi real .

Melihat itu , Obul menjadi berani untuk turut serta. Obul pun
menghapiri mereka dan mengambil tempat di sebelah kiri Cecyl , dan
langsung menjilati pentil susu Cecyl yg terlihat menonjol ,
mengeras itu . ” ahhhh |. ashhh |aku engak kuat| enak banget|”
desah Cecyl , tanpa rasa malu malu .

Warto terus bergerak , kemaluannya keluar masuk lubang basah milik Cecyl
itu. Sementara itu Dayat dan Obul , terus menyusu dan menjilati
pentil susu Cecyl . Tubuh Cecyl semakin ke nikmatan , dan terus
mengeliat . Rasa klimaks semkin mendkti Cecyl . ” ahhh| ahhh |
aku |sudah hampir.. terus|.” desah Cecyl .

Warto yg sudah pengalaman dalam bercinta , tau lawannya akan
segera klimaks , gerakan kemaluannya menjadi semakin liar , menghentak
hentak . ” ahhhh|.ah|. ” desah Cecyl , dgn tubuhnya yg terus
mengeliat. Warto pun terus begerak , dan akhirnya tubuh Cecyl
mengejang.

” ahhhh |aku keluar|..” desah Cecyl , kemudian tubuh wanita muda itu
mengejet beberapa kali . Warto memperlambat gerakan kemaluannya , dan
merasakan , ada getaran di dalam kemaluan Cecyl. Lubang kemaluan itu
semakin basah kemudian tak lama kemudian Warto merasa kemaluannya seperti
terendam cairan yg hangat.
Setelah beberapa saat , Cecyl kembali mengdesah. Saat Warto kembali
mengerakan kemaluannya dgn cepat dalam lubang kemaluannya, cairan
klimaks itu memperlancar keluar-masuknya kemaluan itu sehingga otomatis
sodokannya pun semakin keras. ” ahhh| ah| ah|.. ” desah Cecyl .

Cecyl terus mengdesah selama hampir lima menit , sebelom akhirnya
Warto menumpahkan air maninya dalam kemaluan Cecyl . ” ohh .. enak
banget|. ” Warto melenguh . Kemudian perlahan menarik keluar kemaluan
besarnya yg telah lemas itu . Bersamaan dgn tercabutnya kemaluan
itu, air maninya yg kental juga meleleh keluar dgn deras dari
lubang kemaluan Cecyl.

Dua ABK yg lain saling berpandangan, menentukan tubuh wanita
ini , milik siapa selanjutnya. Dayat dgn segera melepas
celananya . Kemaluannya yg tegang , langsung terlihat jelas oleh
Cecyl . ” ohh | tunggu dulu bang , masih lemes nih |” kata Cecyl .

Tapi Cecyl segera , memegang kemaluan itu , meremasnya dan
mengocoknya . ” ohhh ..enak non|oh|.. ” desah Dayat . Kemudian Cecyl
mendkti kemaluan yg juga besar itu kemulutnya , kemudian
mengulumnya . ” oh .. gila non hebat banget sih|” kata Dayat .
Cecyl juga terlihat bernafsu mengulum kemaluan Dayat .

Obul juga tak tinggal diam , dia juga melepas celananya , kemudian
mendkti kemaluannya ke mulut Cecyl , meminta di servis juga .
Bergantian Cecyl mengulum dua batang kemaluan itu.
Kedua ABK itu terus melenguh , menikmati servis Cecyl . ” gila ,
enak banget , sedotannya |” desah mereka .

Setelah beberapa saat , Dayat bersiap mencicipi kemaluan wanita muda
itu . Kemaluannya di arahkan ke lubang kemaluan Cecyl . Kembali kedua
kaki Cecyl terbuka lebar , memperlihatkan kemaluannya yg becek dan
merah merekah itu. Kemaluan Dayat yg diameternya lumayan lebar itu
perlahan memasuki lubang kemaluannya. ” uffffff||..” desah Cecyl ,
dgn suara tertahan , oleh kemaluan Obul , yg masih berada dalam
mulutnya .

” ohhh |benar benar enak m*m*k kamu non ..” desah Dayat , sembari
terus mengerakan batang kemaluannya dalam lubang kemaluan Cecyl . Begitu
juga Obul yg asik mengerakkan kemaluannya dalam mulut Cecyl.

Tapi semakin lama gerakkan mereka semakin kasar , entah mungkin
karena mereka terkemudian bernafsu . Obul terus mendesak dan mendorong
batang kemaluannya terus masuk ke dalam mulut Cecyl , hingga ke
tengorokkannya. Ini membuat Cecyl tak nyaman , dan menjadi mual,
Cecyl berusaha meronta , tapi Obul menahan dan memegang kepalanya
dgn erat .

Sedangkan Dayat, terus mengehentak hentak kemaluan Cecyl dgn kemaluan
besarnya itu . Mulut Dayat terus mengdesah , ” gila enak banget
nih !”
Warto hanya duduk sembari menghisap sebatang rokok kretek , menikmati
permainan sex kawannya.

“effff |.uff ufff|.euuff|..” suara desahan Cecyl , tertahan .
Dayat semakin liar bergerak , tubuh Cecyl mengeliat dan meronta ,
kali ini Cecyl tak menikmati permainan ini. Dia merasa seakan-akan
diperkosa karena permainan sex dua ABK ini semakin kasar dan liar.

“ohh|enak banget, gue udah mau keluar nih|” desah Dayat . ” gantian
yuk .. ” kata Obul. Dayat pun mencabut kemaluannya dari kemaluan
Cecyl , dan Obul menarik kemaluannya dari mulut Cecyl . Saat itu
kesempatan buat Cecyl , dia meronta ” gak enak , abang mainnya
kasar .. udah aku gak mau|” Cecyl protes .

Mereka berdua hanya tersenyum , kemudian Obul melebarkan ke dua kaki
Cecyl , Cecyl meronta , tapi Dayat memegangi tubuhnya . ” ahhhh
|.sakit. |” desah Cecyl , ketika Obul dgn tiba-tiba ,
menghujamkan kemaluan besarnya di lubang kemaluan Cecyl . Kemaluan Obul yg
paling besar itu masuk dgn cepat , dan langsung bergerak liar .

” ahhh |stop .. pelan-pelan ..bang.. sakit|.” desah Cecyl. Tapi
Obul seperti binatang buas yg tak meperdulikan masangnya. ABK ini
terus berusaha memuaskan nafsu gairahnya. Dayat yg kemaluannya masih
tegang keras itu , mendesak mulut Cecyl . Meski Cecyl meronta ,
tapi kemaluan itu masuk ke mulutnya.Cecyl tak bisa menolak , karena
Dayat menjambak rambutnya kalo dia merapatkan mulutnya. Kemaluan
Dayat pun leluasa bermain di mulut Cecyl.

Dua ABK itu sudah bernafsu sekali , gerakan gerakan kemaluan mereka
membawa klimaks .
Dayat melenguh ” ohhh| gue keluar|..” . Air maninya yg kental dan
panas , muncrat dalam mulut Cecyl . Ketika Dayat menarik kemaluannya ,
Cecyl segera memuntahkan air maninya dan terbatuk-batuk, sekujur
bibirnya penuh lelehan air mani. Dayat tersenyum ” he he he , asin
yah|” .

Sedang Obul masih asik dgn gerakan liarnya , menyodok nyodok
lubang kemaluan Cecyl . ” gue juga keluar nih|.” desah Obul tak lama
kemudian . Obul membenamkan habis batang kemaluannya dalam kemaluan
Cecyl , kemudian menembakan air maninya di kemaluan Cecyl . ” ahhh enak
banget |..” desah Dayat .

Ketiga ABK itu puas sekali, masing masing teduduk lemas. Malem itu
mereka ibarat mendapat durian runtuh. Dgn pekerjaan yg membuat
mereka sering jauh dari istri, mereka biasanya melampiaskan
gairahnya pada pelacur-pelacur di drah pelabuhan, tetapi mereka
tak ada seperseratusnya dari pelajar wanita cantik yg baru saja
mereka garap bersama itu yg biasa hanya sanggup mereka angan-
angankan dalam lamunan jorok. Setelah merasa cukup tenaga, Cecyl
segera memakai pakaiannya, tubuhnya masih agak lemas, tapi dia
memaksakan diri berjalan sebelom nafsu mereka pulih dan menggarapnya
lagi, bisa-bisa pingsan dia dibuatnya. Cecyl pun membuka pintu ruang
belakang Perahu itu kemudian berjalan kembali ke kamarnya dgn tertatih-
tatih.

Dalam kamarnya Cecyl berbaring lemas, lelah sekali rasanya seorang
diri melawan tiga orang ABK yg jarang menyentuh wanita. Kemaluannya
masih terasa perih, demikian juga buah dadanya masih nyut-nyutan
karena dikenyot habis-habisan oleh mereka. Cecyl menatap temannya
yg masih tertidur lemas. Cecyl tersenyum, entah apa yg lucu,
tapi yg jelas obsesinya terkabul, dia bercinta dgn tiga ABK
sekaligus manusia pekerja kasar yg terbukti keperkasaannya.