Fgila July 2016 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Sunday, July 31, 2016

CERITA ASIK

THREESOME ALA ANAK KAMPUNG


Cerita sex terbaru, Aku bukan berasal dari keluarga berada. Orang tuaku adalah seorang petani biasa yg memiliki sebidang tanah dan 3 ekor sapi. Sepulang sekolah dasar, aku menggiring sapi-sapiku ke lahan di tepi hutan. Disana biasanya sudah ada Adi dan Joko. Mereka juga menggembalakan sapi.
Sambil menunggu sapi-sapi merumput kami ber-3 selalu melakukan berbagai aktivitas, seperti mencari ikan di sungai, atau menguras parit-parit kecil ( kami menyebutnya nawu) yg ada ikannya, mencari buah-buahan yg dapat dimakan seperti jambu biji, petai cina atau tebu. Anak gembala memang agak rakus, yg kami biasa menyebutnya nggragas.
Aku, Adi dan Joko kira-kira sebaya lah antara 9 sampai 11 tahun. Aku sendiri umurnya 10 tahun. Jika hari libur sekolah kami bisa seharian berada di daerah penggembalaan. Pada jam-jam makan saja kami kembali ke rumah yg memang tdk terlalu jauh.
Selain kami ber-3 kami juga sering bermain dengan anak perempuan . Mereka adalah Ina dan Laras. Kedua mereka setiap hari mencari kayu bakar di hutan dekat kami menggembala. Kadang kala kalau kami mendapat ikan, dan kami bakar, mereka ikut makan. Aku dan teman-teman juga sering membantu mereka mengumpulkan kayu bakar. Pada waktu itu tdk ada perasaan perbedaan gender. Mungkin karena kami masih anak-anak.
Bahkan kalau kami mandi di sungai mereka ikut bergabung. Kami kalau mandi tdk pernah pakai basahan, atau celana. Kami mandi telanjang. Biasanya ketika melepas celana, burung kami tutup dengan menangkupkan tangan ke bagian kemaluan lalu buru-buru terjun ke air. Ina dan Laras mereka mandi masih pakai basahan, yaitu celana dalam mereka.
Cerita sex threesome, Meskipun mereka tdk menutup bagian dada mereka, tetapi kami tdk tertarik memandangi tetek mereka. Seingatku tetek mereka berdua belum besar, meski agak sedikit lebih bengkak dari milik kami yg laki-laki.
Mungkin karena kami orang desa yg jauh dari informasi kota, jadi tdk ada rasa malu kami mandi bersama. Pada waktu itu, televisi masih terbatas hitam putih, dan masih sangat jarang orang yg memiliki. Aku sesekali menonton televisi di balai desa. Itupun di layarnya seperti banyak semutnya.
Aku ingat pada waktu itu Ina dan Laras masih duduk di kelas empat. Aku juga kelas empat tetapi beda sekolah.
Kami berlima sangat kompak dan saling membantu. Meski mereka cewek, tetapi mereka mau membantu menarik atau menggiring-sapi-sapi gembalaanku.
Namun kekompakan kami tdk berlangsung lama, karena ketika aku naik ke kelas 5 Joko tdk lagi memiliki sapi, karena dijual orang tuanya. Joko sendiri kemudian diminta membantu bertani oleh ayahnya. Adi juga tdk lagi menggembala, karena orang tuanya ikut transmigrasi.
Tinggallah aku dan Laras serta Ani. Kami masih kompak bertiga. Karena aku tdk mempunyai teman menggembala, maka mereka sering menemani main di daerah gembalaan. Kuingat waktu itu orang tuaku menukar sapinya dengan 3 ekor kerbau. Aku lebih senang menggembala kerbau karena lebih menurut dan yg paling asyik bisa kami naiki. Laras dan Ani paling senang ikut jalan pulang sambil menaiki kerbauku.
Kegiatan kami ber-3 masih seperti dulu termasuk mandi di sungai sambil menunggu kerbau berendam di air.
Ada yg agar berbeda setelah kedua cewek itu kelas 5, mereka sekarang kalau mandi pakai basahan atasan seperti singlet atau kaus oblong. Aku mulanya tdk menghiraukan, tetapi akhirnya mataku menangkap bahwa dibalik basahan atas itu ada menyembul tetek mereka yg mungkin tumbuh lebih besar.
Kedua cewek itu meski suka mandi di sungai, tetapi mereka tdk bisa berenang. Sedang aku sangat mahir berenang, terutama gaya bebas atau gaya berenang kali. Sungai yg suka kami jadikan tempat mandi bukanlah sungai yg terlalu besar. Lebarnya hanya sekitar 10 meter dan juga tdk terlalu deras dan banyak bagian yg dangkal.
Aku bersama kedua cewek itu sering mencari kijing, semacam kerang yg hidup di sungai. Kami mencarinya dengan meraba-raba dibagian bawah pasir. Jika dapat banyak kami bawa pulang dan menyerahkan ke emak untuk dibuat masakan. Tetapi jika tdk banyak biasanya kami kumpulkan di bagian tepi sungai lalu kami pagari agar tdk hanyut.
Mencari kijing sering kali di area yg agak dalam yakni airnya setinggi dada anak-anak. Aku biasanya harus menyelam dan hasilnya aku berikan kepada mereka yg menunggu sambil berdiri.
Pada waktu menyelam aku sering memandangi kemaluan mereka yg terbungkus celana dalam putih. Jika terendam air, maka belahan kemaluan mereka terlihat agak jelas. Entah kenapa aku senang melihat belahan vagina mereka yg terendam air. Kalau mereka mentas aku tdk bisa leluasa menatap ke vagina mereka. Mungkin dengan pertambahan usia ada dorongan lebih besar untuk mengetahui kemaluan lawan jenis serta mungkin rangsangan sex mulai tumbuh juga. Dulu ketika kelas 4 aku masih tdk peduli dengan perempuan. Tapi setelah kelas 5 ada rasa malu, tapi ada rasa penasaran ingin tahu.
Kebetulan badanku agak bongsor dibanding Ani dan Laras meskipun usia kami sebaya, tetapi tinggiku sejengkal lebih dari mereka.
Karena badanku agak tinggi maka mereka sangat mengandalkan aku mencari kayu bakar. Aku bisa memanjat pohon untuk menarik dahan-dahan kering, atau menarik batang kayu lalu memotongnya dengan golok. Entah kenapa menurut anggapanku, tenaga perempuan sangat lemas, sehingga untuk memotong kayu kering mereka kelihatannya kurang kuat. Pertolonganku sangat mereka berdua dambakan.
Tdk ada pamrih apa-apa atas pertolonganku kepada mereka, Aku hanya senang bersahabat, senang menolong mereka. Aku kadang-kadang membawa jajanan, seperti ubi rebus, pisang rebus buatan emak. Keluarga ku termasuk lebih baik ekonominya dibandingkan keluarga Ani dan Laras.
Di luar areal penggembalaan, kami juga berteman akrab. Beberapa kali aku membantu menimba air dari sumur di rumah Laras dan Ani. Maklum orang tua mereka janda. Aku jadi akrab dengan keluarga mereka.
Cerita erotisnya bermula dari kejadian ketika seperti biasa aku mengajak mereka mandi sungai setelah selesai mengumpulkan kayu dan aku sekalian menunggu kerbau berendam. Ani menolak, karena katanya dia tdk punya ganti. Dia tdk pakai daleman, artinya tdk pakai celana dalam dan kaus singlet.
Pada waktu itu aku berpikir polos saja, tanpa maksud macam-macam. Aku menawarkan bertiga mandi telanjang. Mulanya Laras dan Ani agak keberatan karena katanya malu. Aku beralasan tdk perlu malu karena tdk ada orang lain di situ. Selain itu kita bertiga kan sudah lama kenal bahkan sejak kecil. Jadi sudah biasalah melihat masing-masing telanjang.
Mereka tetap merasa malu.
Namun sebenarnya mereka memang ingin mandi karena badannya gatal, mungkin karena tadi terkena bulu bambu (lugud) Mereka malu terhadapku. Waktu itu aku menemukan solusi. Aku menawarkan untuk menjauh dari mereka ketika mereka buka baju dan masuk ke air. Aku berenang ke hilir, menghampiri kerbauku dan aku waktu itu memulai membuang rasa malu dengan langsung telanjang di depan mereka. Ani dan Laras membuang muka ketika tahu aku mau bertelanjang Aku berenang ke hilir.
Jaraknya tdk terlalu jauh, tetapi karena sungainya berbelok, jadi aku memang tdk bisa melihat mereka. Setelah mereka memberi aba-aba telah nyemplung ke air, barulah aku kembali menghampiri mereka.
Kami bercanda, siram-siraman air, dan yg istimewa hari itu kami bertiga telanjang mandi di sungai. Aku mengajari mereka ciblon ( atau main air yg menimbulkan suara). Untuk bisa melakukan ciblon badan harus terendam air paling tinggi sepinggang, sehingga leluasa melakukan gerakan.
Mereka ingin melakukan ciblon, tetapi malu karena tetek yg baru numbuh akan terlihat oleh ku. Aku biarkan saja mereka bertahan dengan rasa malu, karena tdk mungkin dipaksa mereka agar tdk malu.
Nah sejak itu di hari-hari berikutnya kami bertiga jadi terbiasa mandi telanjang. Kami lebih suka karena tdk ada baju basah yg kami pakai sampai kerumah. Karena terbiasa telanjang, lama-lama jadi berkurang rasa malunya. Ani dan Laras mulai berani keluar dari air sampai setinggi pinggang. Artinya mereka membiarkan aku melihat tetek mereka yg baru tumbuh.
Sejujurnya aku tertarik melihat tetek-tetek itu, tetapi agar mereka tdk malu, aku bersikap seolah tdk pernah menatap tetek mereka.
Kami jadi tdk terhalang lagi oleh rasa malu. Mereka hanya masih menyembunyikan kemaluan mereka. Sedang aku entah karena ada bakat exhibionis atau apa aku bebas saja melepas celana ku dan masuk ke air. Sedang mereka saat itu tdk mensyaratkan aku berpaling, mereka hanya menutup vaginanya dengan tangan lalu masuk ke air.
Kami bercanda di air. Aku sering menyelam dan tiba-tiba muncul diantara kedua kaki Ani atau Laras. Jadinya mereka seperti tergendong di pundakku lalu menjatuhkan diri sambil berteriak-teriak.
Aku ingat pada waktu itu, jika aku sering bersentuhan dengan tubuh mereka, k0ntolku jadi mengeras. Kadang-kadang aku malu kalau sedang ngaceng begitu, sehingga mentasnya agak lama. Tapi yg sering meski ditunggu mentas lama sampai kedinginan , k0ntolku tdk bisa turun dari ketegangan. Mereka bertanya-tanya kenapa ketika mentas aku menutup kemaluanku, sedang tadi waktu masuk ke air tdk malu.
Aku nggak bisa beralasan kecuali jujur ku katakan bahwa kemaluanku ngaceng. Keduanya saling berpandang-pandangan karena tdk ngerti arti ngaceng. Aku bilang saja bahwa burungku tegang. Mereka malah makin bingung. Maklumlah anak desa yg masih polos dan belum banyak mengerti soal sex.
Laras dan Ani rupanya penasaran dan memaksa aku menunjukkan burungku yg tegang. Aku awalnya menolak, karena malu. Entah ide dari mana aku kemudian mau dengan syarat barter. Artinya kalau aku menunjukkan kepada mereka kemaluanku yg tegang, aku harus diperbolehkan melihat kemaluan mereka juga.
Mereka keberatan dengan tawaran itu. Jadinya aku tetap tdk memperlihatkan. Tapi Ani rupanya lebih penasaran dibanding Laras, sehingga dia mengalah lalu membujuk Laras agar ikut memperlihatkan vaginanya juga.
Posisi kami pada waktu itu sudah memakai celana sehabis mandi. Maka kami sepakat bersama-sama membuka kemaluan kami pada hitungan ketiga. Kami sama-sama menghitung dan pada hitungan ke tiga Aku, Ani dan Laras menurunkan celana. Tetapi Laras dalam sekejap sudah menaikan lagi lalu diikuti Ani, maka aku pun ikut menaikkan celana. Sehingga baik aku maupun mereka sama-sama tdk jelas melihat kelamin lawan jenis.
Kami tdk puas dan membuat aturan baru bahwa setelah hitungan ketiga, kami memperlihatkan diri dan tetap terbuka sampai hitungan ke sepuluh yg dimulai dari angka satu lagi. Akhirnya kami saling memperlihatkan kemaluan kami masing-masing dalam waktu sekitar hanya kurang dari 10 detik.
Aku sebenarnya kurang puas, karena harus melihat 2 vagina sekaligus dan bentuknya hanya seperti belahan pantat yg kecil saja. Sedangkan kemaluan ku bisa terlihat semua tdk ada yg disembunyikan. Tapi aku mau protes, tdk tahu apa yg harus kukatakan, karena pada waktu itu aku mengira ya memang sesederhana itu saja kemaluan cewek.
Ternyata yg protes malah Ani. Dia ingin melihat lebih jelas lebih dekat, Dia bertanya, kenapa k0ntol yg tadinya kuyu bisa mengeras dan membesar. Dia juga merasa lucu melihat kepala k0ntolku yg seperti topi baja. Waktu itu aku memang sudah sunat.
Ani meminta aku membuka lebih lama dan memperbolehkan dia melihat lebih dekat, karena penasaran saja. Aku setuju adalah mereka juga mau memperlihatkan lebih lama.
Ani yg penasaran memaksa Laras untuk menerima syaratku. Laras meski kelihatan berat hati karena malu akhirnya setuju juga.
Giliran pertama aku harus berbaring dan membuka celanaku. Merasa akan diperhatikan, k0ntolku menegang. Ani dan Laras cekikikan melihat profil k0ntolku. Dia menanyakan kantong zakar, lalu kepala k0ntol. Yg cilaka aku diminta mereka untuk melemaskannya. Permintaan itu tdk mungkin aku bisa lakukan. Sampai saat itu aku belum mengenal onani.
Aku tdk bisa menjawab ketika ditanya kenapa. Aku hanya mengatakan bahwa k0ntol ini mengeras dan mengendur sendiri bukan karena keinginanku.
Dari hanya memperhatikan dari dekat, akhirnya Laras malah penasaran ingin memegang. Dia ingin tahu sekeras apa k0ntolku. Tanpa ngomong apa-apa dia menekan batang k0ntolku dengan ibu jari dan telunjuk. Aku terkejut dan badanku seperti dialiri listrik karena merasa kenikmatan disentuh. Melihat aku terkejut, Laras pun terkejut dan melepas sentuhannya.
Ketika mereka mengira aku kesakitan, aku terus terang mengatakan bahwa sentuhan itu rasanya enak dan nyetrum ke seluruh tubuhku. Aku lalu minta Laras menyentuh lagi, Ani malah ikut-ikutan menekan k0ntolku. Tanpa kusadari aku mendesah nikmat. Mereka jadi seperti disemangati oleh desahanku. Tiba-tiba ada dorongan kuat dari dalam diriku dan aku mencapai orgasme untuk yg pertama kali dalam hidupku.
Waktu itu aku belum mengeluarkan sperma, sehingga k0ntolku hanya berkedut-kedut saja. Aku segera menyingkirkan kedua tangan mereka karena tiba-tiba k0ntolku terasa sangat geli kalau disentuh. Aku membekam k0ntolku sampai orgasmenya reda. Mereka terheran-heran melihat aku seperti kesurupan. Setelah reda orgasmenya aku mengatakan bahwa baru saja aku merasakan suatu kenikmatan yg amat sangat dan belum pernah aku rasakan. Pelan-pelan k0ntolku melemah dan akhirnya kempis. Proses itu diikuti oleh mereka dan ketika sudah melemah mereka kembali menekan-nekan k0ntolku yg lembek.
Aku lalu ingat janji mereka untuk memperlihatkan organ mereka. Ketika mereka kutagih, keduanya ingkar dan berusaha menyembunyikannya. Aku tentu sangat kesal, tapi tdk mungkin memaksa mereka.
Aku diam saja dan mengatakan kepada mereka bahwa aku marah, karena Ani dan Laras tdk adil. Keesokan nya aku tdk mau membantu mereka mencari kayu bakar. Aku bahkan menjauh dari mereka.
Hanya dua hari mereka bisa bertahan berjauhan dengan ku. Pada hari ketiga Ani dan Laras mendekatiku dan merayuku untuk rujuk kembali dan mereka mengaku salah. Bukan itu saja mereka mau menepati janjinya, asalkan aku mau membantu mereka kembali mencari kayu bakar.
Aku menerima pertemanan mereka dan langsung menuntut janji mereka. Pertama aku minta Ani berbaring dan membuka celana dalamnya. Ani berbaring dan langsung mengangkang. Terlihat belahan vagina dan di bagian dalamnya agak berwarna merah. Aku mencoba menyibak belahan vaginanya, terlihat ada seperti gelambir kecil dan lubang kecil di bawahnya. Di situ aku baru tahu bahwa vagina tdk mempunyai lubang di depan, tetapi di bagian bawah. Di bagian depan lipatan vagina malah tdk ada apa apa. Aku menyentuh gelambir kecil yg sekarang ku tahu bahwa itu adalah labia mayora. Ani terjungkat ketika bagian itu kusentuh. Dia mengatakan geli, sehingga dia menepis tanganku. Puas melihat vagina Ani aku menuntut Laras juga menunjukkannya.
Vagina Laras sama dengan Ani, hanya yg mengesankan bagiku, gundukan vaginanya lebih gemuk. Laras pun berjungkat ketika gelambir kecil vaginanya aku sentuh.
Ketika aku mengobservasi vagina mereka, kemaluanku tegang sekali.
Mereka kemudian menuntut untuk melihat kembali kemaluanku. Aku tanpa menunggu lama langsung memelorotkan celanaku sambil berdiri. Ani dan Laras jongkok di depanku sambil tangannya menyentuh kemaluanku. Laras meremas kantong zakarku. Aku berteriak karena sakit. Mereka kucegah menekan bagian itu kuat-kuat. Keduanya lalu seperti pertama dulu menekan-nekan k0ntolku sampai aku kembali orgasme. Ani dan Laras senang melihat proses k0ntolku menyusut.
Sejak saat itu tdk ada lagi rasa malu di antara kami. Namun keakraban itu sangat kami rahasiakan. Meskipun aku ingin sekali bercerita kepada banyak orang mengenai pengalamanku dengan perempuan karena pengalaman ini kurasakan sangat luar biasa, tetapi aku terpaksa menahannya dan menyadari kalau cerita itu terbuka keluar maka aku akan menghadapi masalah dan membuatku juga malu.
Aku jadi rajin mengembala, dan Ani serta Laras rajin pula mencari kayu bakar. Kegiatan diakhiri dengan mandi di sungai bersama-sama. Kami tdk lagi merasa perlu mandi dengan basahan, sebab sudah tdk ada lagi rasa malu diantara kami bertiga. Aku bahkan tdk hanya mandi bersama tetapi biasa bermain diair sambil bergulat memeluk dan memegang tetek maupun kemaluan mereka. Aku pun begitu. Kadang-kadang aku digeret dari pinggir sungai sampai masuk ke air dengan memegang k0ntolku.
Kegiatan selalu diakhiri dengan aku mencapai orgasme setelah dipegang-pegang oleh tangan kedua cewek. Entah karena naluriku atau juga naluri dari cewek-cewek itu, akhirnya kami menemukan permainan mengocok k0ntolku sampai aku orgasme. Sebabnya k0ntolku tak kunjung mencapai orgasme hanya dengan dipegang-pegang saja. Lama-lama jadi agak Imun.
Selanjutnya aku menemukan kenikmatan ketika memeluk salah satu dari cewek itu dari belakang. K0ntolku yg menegang menusuk belahan pantat. Rasanya nikmat sekali.
Sampai sejauh itu baik aku maupun kedua cewek itu belum mengetahui hubungan sex antara pria dan wanita. Aku menemukan permainan baru yg menimbulkan kenikmatan lebih tinggi dengan menggesek-gesek k0ntolku di belakang belahan pantat mereka.
Ani maupun Laras senang dibegitukan meskipun mereka sering mengeluh merasa geli. Aku juga paling senang meremas-remas susu mereka yg baru tumbuh, karena rasanya kenyal dan nikmat sambil aku memeluk dari belakang.
Mereka berdua mengaku merasa nikmat jika aku meremas-remas gundukan kemaluan mereka. Hanya saja mereka marah jika ketika aku meremas vagina mereka lalu jariku yg terperosok ke dalam belahan vaginanya aku cium. Menurutku bau vagina mereka agak aneh. Apalagi sebelum mandi, baunya agak pesing. Tetapi setelah mandi, nyaris tdk ada baunya. Jariku kadang-kadang terkena lendir yg kalau sudah gitu aku mencucinya dan membersihkannya dengan pasir. Aku merasa geli jika lendir itu terkena di jariku. Tapi anehnya aku suka mengorek-ngorek vagina mereka meski risikonya terkena lendir.
Bahasa kami waktu itu adalah turuk untuk menyebut vagina, dan peli untuk menyebut k0ntol.
Sebagai penggembala kerbau aku terbiasa melihat kerbau melakukan hubungan kelamin. Namun kali ini aku tertarik melihat hewan peliharaanku melakukannya. Entah kenapa, kemaluanku jadi menegang. Aku memperhatikan apa yg dilakukan kerbauku ketika kawin. Semula aku mengira, batang k0ntol kerbau dimasukkan ke lubang pantat betinanya. Namun kemudian setelah aku amati lebih jeli ternyata bukan masuk ke lubang pantatnya.
Ketika aku mengamati kerbauku kawin aku sempat diejek Laras dan Ani. Kata mereka aku melihat apa kok serius sekali. Aku katakan, penasaran ingin tahu apa yg dilakukan kerbau kawin.
Laras dan Ani ternyata lebih tahu. Baru kutahu ketika Ani menceritakan bahwa binatang kawin itu dengan memasukkan kelamin prianya ke lubang kelamin betinanya. Dengan begitulah mereka kemudian punya anak.
Entah kenapa sejak penjelasan itu aku jadi punya keinginan seperti yg dilakukan kerbau-kerbauku. Jika sebelum ini kami bermain peluk-pelukan di dalam air dan aku menyelipkan k0ntolku di pantat mereka, sekarang aku punya ide permainan, kawin-kawinan.
Masih di dalam air baik Ani maupun Laras aku suruh menunduk dengan bertopang pada lutut, lalu aku menusukkan k0ntolku di belahan pantat mereka. Mulanya Ani dan Laras tdk mau, tetapi karena aku terus membujuk mereka akhirnya mau. Mereka katanya takut punyak anak.
Aku jadi ketagihan main kawin-kawinan. Setelah berkali-kali dan ternyata Ani dan Laras tdk punya anak akhirnya kami jadi sering main begituan. Kalau dulu kami mainnya di dalan air, setelah itu kami main di luar. Aku tdk tahu waktu itu bahwa k0ntol itu harus dimasukkan ke dalam lubang vagina. Sebab dengan menyelipkan k0ntolku diantara lipatan vaginanya sudah terasa nikmat sekali. baca juga cerita sex di seksigo.com
Laras dan Ani sering menolak aku ajak main kawin-kawinan, karena mereka merasa vaginanya geli.
Aku ingat suatu waktu ketika kami sedang mengumpulkan kayu, di tengah hutan menemukan semacam bangku, bekas orang membuat papan di hutan. Aku tdk ingat apakah Laras atau Ani yg memulai. Tapi dia mencopot celananya dan tidur telentang dibangku itu lalu aku diminta buka celana. K0ntolku dipegangnya lalu seperti dioles-oleskan ke belahan vaginanya. Katanya k0ntolku menimbulkan kenikmatan. Aku memang melihat dia kadang-kadang mengejang. Sementara aku diam saja karena aku juga merasa nikmat. Tapi perbuatan mereka itu tdk bisa mengantarkan aku sampai orgasme. Kedua-duanya melakukan itu dan reaksinya sama, mereka kadang-kadang mengejang.
Aku sebenarnya kurang suka karena k0ntolku kena lendir mereka dan baunya agak pesing, Tapi karena mereka terlihat nikmat aku jadi mengalah saja.
Berkali-kali kami melakukan adegan itu, sampai aku melihat lubang di vagina yg kelihatan memerah. Aku pikir lubang itu yg bisa dimasuki k0ntolku seperti kerbau memasukkan k0ntolnya kelubang belakang betinanya.
Aku katakan akan mencoba menusuk lubang itu. Mulanya mereka mau mencoba, tetapi ketika di coba mereka mendorongku karena terasa sakit. Aku sampai hampir jatuh kejengkang ketika Ani mendorongku. Ketika kucoba ke Laras dia juga akhirnya mendorongku, karena katanya vaginanya perih.
Meski mereka tdk mau tapi, aku tetap penasaran. Mereka masih tetap ketagihan mengoser-oser k0ntolku di belahan vaginanya. Jika semula tangan mereka yg memegangi k0ntolku, kini kuambil alih akulah yg mengoser-oser. Aku perhatikan jika lama aku mengoser-oser ke vagina Ani, dia lama-lama ngompol karena vaginanya jadi makin basah. Si Laras sama juga. Ani mulai kejang-kejang jika aku menggesekkan kepala k0ntolku ke belahan vagina mereka. Aku sudah bertekad mengambil kesempatan untuk menusukkan k0ntolku ke dalam lubang vagina Ani ketika dia sedang mengejang.
Saat Ani mulai mengejang aku terus menggesekkan k0ntolku sampai dia mendesis desis. Kepala k0ntolku sudah tepat di depan lubang vagina yg merekah merah. Dengan gerakan tiba-tiba aku tekan sekuat tenaga. K0ntolku yg keras itu masuk seluruhnya ke dalam lubang Ani. Dia menjerit dan menangis, tetapi tangannya menahan pinggulku . Padahal aku ingin mengeluarkan k0ntolku dari lubang itu, takut nygkut seperti anjing. Ani menahannya, katanya vaginanya perih.
Tapi ketika aku bilang kalau tdk dilepas nanti takutnya gancet (istilah kelamin anjing yg tak bisa lepas sesaat ketika habis bubungan kelamin). Ani akhirnya melemaskan pegangannya dan aku diarahkan menariknya pelan-pelan. Aku lega karena k0ntolku bisa lepas dari lubang vaginanya, tetapi aku takut, karena k0ntolku berdarah. Hari itu Ani marah dia mengajak pulang Laras sambil tertatih-tatih membawa kayu bakar.
Keesokan harinya Aku tdk melihat kedua cewek itu. Aku sebetulnya ingin minta maaf jika mereka datang. Ani masih cemberut ketika kutemui bermain dekat rumahnya. Dia tdk mau banyak bicara ketika kuajak bermain.
Aku akhirnya pasrah dan membiarkan Ani membenciku. Padahal aku pun tdk tahu kalau perbuatan itu mengakibatkan dia berdarah. Tadinya aku kira k0ntolku yg luka. Tetapi setelah aku cuci tdk ada bagian yg terluka. Aku jadi mengingat-ingat kejadian berdarah itu. K0ntolku terasa terjepit oleh vagina Ani dan nikmat sekali. Tapi aku sempat kalut ketika tiba-tiba teringat anjing kawin bisa gancet.
Di hari ketiga Ani dan Laras kembali muncul. Ani kelihatannya sudah melupakan marahnya dan mengajak aku mencari kayu. Entah dia terpaksa berbaikan dengan aku atau memang dia bisa menerima kesalahanku. Tapi bisa saja dia terpaksa, karena tanpa bantuanku dia tdk bisa mendapat banyak kayu bakar. Atau mungkin juga dorongan Laras yg juga merasakan tdk bisa mengumpulkan kayu bakar lebih banyak tanpa bantuanku.
Namun kali itu mereka tdk mau ketika kuajak mandi bareng. Mereka berdua memilih pulang lebih cepat. Aku kemudian juga kehilangan selera mandi di sungai sendirian. Aku memilih nanti saja mandi di sumur di rumah.
Seminggu kira-kira hubungan kami agak renggang. Setelah itu hubungan kami kembali normal dan keduanya mau mandi bareng lagi di sungai dengan telanjang. Aku tdk berani memeluk keduanya dari belakang seperti yg aku lakukan sebelumnya. Aku takut Ani marah. Jadi kami hanya bercanda dengan bermain air dan saling siram. Aku sempat heran juga ketika kami mentas, Ani beLarassiatif mengocok k0ntolku sampai aku memuncak.
Entah dorongan nafsu atau ingin mendapat kenikmatan lagi Ani meminta pinjam k0ntolku untuk dioles-oleskan di belahan vaginanya. Si Laras pun juga minta begitu. Posisi kali ini bukan di hutan yg ada bangkunya, tetapi di pinggir kali. Aku membuat tatakan dari daun-daunan di balik kerimbunan semak sehingga jika ada orang lewat tdk bisa langsung melihat kami. Aku khawatir, meskipun di tempat itu jarang sekali ada orang melintas.
Aku duduk bersimpuh sementara Ani tidur telentang dan mengangkangkan kedua kakinya lalu dilipat. K0ntolku diraihnya lalu dia menggesek-gesekkan ke belahan vaginanya. Aku melihat dengan seksama apa yg dilakukan Ani. Dia sebenarnya menekan-nekankan k0ntolku di belahan vaginanya, sehingga aku merasa k0ntolku seperti ditarik-tarik. Aku mencoba mengikuti irama gerakannya. Ketika dia menekan ke vaginanya aku ikut membantu dengan mendorongkan k0ntolku.
Berkali-kali melakukan gerakan itu, kepala k0ntolku seperti terbenam. Rasanya nikmat sekali sehingga aku menginginkan mendorong terus. Vagina Anik terasa licin sehingga ketika kuperhatikan k0ntolku agak banyak terbenam ke dalam lubang vagina Ani. Ketika sudah mencapai separuh k0ntolku berada di dalam vaginanya, Ani kutanya apakah dia merasa sakit. Dia hanya menggeleng. Aku tdk mengatakan bahwa k0ntolku sudah masuk ke dalam vaginanya, karena kupikir dia pasti bisa merasa.
Aku merasa kenikmatan yg luar biasa karena k0ntolku berada di dalam lubang hangat dan terasa sangat menjepit. Tangan Ani kuangkat dan aku minta untuk menggantikan kerja tangannya. Sambil kugerak-gerakkan aku mendorong terus k0ntolku masuk ke dalam vaginanya. Herannya k0ntolku masuk terus sampai seluruhnya tenggelam. Pada waktu itu aku teringat lagi soal anjing gancet. Maka kutarik pelan-pelan k0ntolku . Terasa sekali nikmatnya.
Ketika akhirnya bisa terlepas, baru aku yakin bahwa kami tdk gancet, sehingga aku masukkan lagi k0ntolku dan kali ini agak mudah masuknya. Aku terus mendorong sampai mentok. Kulihat reaksi ani bukan kesakitan. Ani kutanya pa yg dia rasakan, kata dia enak banget, karena vaginanya terasa penuh dan mengganjal. Malah katanya lebih enak dari pada hanya dioles-oleskan di belahan vaginanya.
Aku menarik kembali pelan-pelan tapi tdk sampai lepas. Kuraksakan kenikmatan menjalari seluruh batang k0ntolku dan ke seluruh tubuh. Aku teringat gerakan kambing dan anjing kalau kawin. Hewan itu jantannya melakukan gerakan maju mundur, maka aku kemudian melakukan gerakan itu dengan ritme yg cepat. Ani mendesis-desis, sambil berkata,
” aduh enak banget……”
Laras yg memperhatikan apa yg kami lakukan bolak balik nanya ke Laras, enak gimana. Ani yg terus dicecar pertanyaan menjawab rada kesal sambil berteriak lirih
“ Enaaaaak banget..”
Aku pun merasa enak sekali, jauh lebih enak dari pada dikocok pakai tangan. Aku tdk lagi bersimpuh tetapi sudah telungkup dan berstumpu pada siku, sambil terus melakukan gerakan maju mundur sampai akhirnya ada gelombang nikmat yg luar biasa. Saat yg kemudian aku kenal dengan orgasme aku menancapkan dalam-dalam k0ntolku di vagina Ani. Agak lama aku melepaskan denyutan k0ntolku sampai akhirnya kenikmatan itu berangsur-angsur menurun. Aku menarik pelan-pelan k0ntolku. Sempat kuperhatikan, tdk ada darah di k0ntolku, tetapi k0ntolku penuh dengan lendir.
Ani masih tidur telentang di semak persembunyai kami. Sementara aku keluar dari semak langsung nyebur ke sungai dan membersihkan k0ntolku dari lendir-lendir dari vagina Ani.
Ketika sedang asyik mandi, Laras memanggilku. Dia minta aku memeriksa Ani karena tdk bisa bangun. Aku sempat terkesiap. Ani aku datangi di semak persembunyian. Ketika kutanya dia ternyata bisa menjawab. Ani minta aku memasukkan lagi k0ntolku. Aku yg baru mentas dari sungai dan masih telanjang, k0ntolku belum tegang.
Ketika aku coba memasukkan ke lubang vagina Ani, tdk bisa masuk karena masih lemas. Tapi lama-lama makin mengeras sampai akhirnya keras seperti semula. Pada saat mengeras itulah aku baru berhasil memasukkan kembali k0ntolku ke dalam vagina Ani. Aku kembali merasakan kenikmatan seperti tadi. Aku sudah agak mengerti melakukan gerakan .
Kali ini kenikmatan yg memuncak terasa lama sekali sampainya. Aku terus menggenjot. Ani mendesis-desis lalu tiba-tiba ia peluk aku erat-erat dan kedua kakinya melingkar ke badanku. Aku tdk bisa bergerak. K0ntolku terasa seperti diremas-remas oleh vagina Ani. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata enaakk banget.
Setelah melongarkan pelukan aku kembali menggenjotnya lebih cepat. Aku bersemangat, tetapi dalam hati bertanya, kenapa lama sekali gak nyampe kenikmatan seperti yg pertama tadi. Tiba-tiba Ani berteriak, terus-terus. Teriakan itu merangsangku sehingga aku makin cepat bergerak sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan lagi. Ani kembali memelukku erat sekali dan kakinya juga merangkul tubuhku.
Aku merasa lemas dan k0ntolku ketika kutarik keluar dari vaginanya sudah agak menciut.
Aku berbaring di samping Ani. Setelah istirahat sebentar kami lalu nyebur ke sungai. Ani berubah manja terhadapku. Dia berkali-kali minta aku gendong di dalam air.
Ani menceritakan kenikmatan yg baru dia dapatkan tadi kepada Laras. Ani memaksa Laras mencoba. Laras masih takut karena melihat Ani dulu berdarah dan kesakitan.
“Sakitnya Cuma sebentar saja, sesudah itu enaknya luar biasa,” kata Ani.
Sebetulnya selepas mandi itu aku diminta Ani melakukannya ke Laras, tetapi karena hari sudah semakin sore, kami urungkan dan kami berjanji besok akan kami lakukan.
Aku sudah yakin bahwa manusia berbeda dengan anjing. Karena tdk bisa gancet. Oleh karena itu ketika aku melakukannya ke Laras aku sudah lebih percaya diri. Lubang vagina Laras agak susah dimasuki, karena k0ntolku berkali-kali terpeleset.
Berbeda ketika melakukan dengan Ani, Kepada Laras aku menekan k0ntolku pelan-pelan sampai k0ntolku bisa masuk. Saat k0ntolku tdk bisa masuk lagi, padahal sudah hampir separuh berada di jepitan vaginanya, aku pikir lubang vagina Laras dangkal. Laras merasakan sakit, tapi katanya dia masih bisa tahan. Karena lubangnya dangkal aku jadinya melakukan gerakan dengan tdk sampai k0ntolku separuh terbenam. Aku mulai merasakan nikmat sampai-sampai aku lepas kontrol. Tekanan k0ntolku ke dalam vagina Laras mungkin terlalu kuat sehingga Laras menjerit dan menangis.
Aku terkejut juga dan meraba k0ntolku, ternyata mentok alias masuk seluruhnya ke dalam vaginanya. Laras menahan gerakanku karena dia merasa vaginanya ngilu. Aku menuruti kemauannya, meski pelan-pelan melakukan gerakan maju dan mundur. Merasa pegangan Laras melonggar aku mempercepat gerakan sampai akhirnya aku mencapai kenikmatan yg luar biasa. Aku biarkan sebentar k0ntolku di dalam vagina Laras sampai kenikmatan k0ntolku reda.
Aku kembali takut ketika k0ntolku berdarah. Aku memeriksa seluruh batang k0ntolku, tetapi tdk ada yg terluka. Berarti darah itu berasal dari vagina Laras. Aku makin yakin karena Laras mengeluh vaginanya perih. Aku dan Ani membimbing Laras masuk ke sungai dan mencuci vaginanya. Laras masih meringis, katanya vaginanya perih kena air sungai.
Ani mengatakan pada Laras bahwa pada awalnya memang perih, tapi setelah itu enak banget.
K0ntolku digenggam-genggam Ani dan dia menyeretku masuk ke semak-semak. Ani minta aku memasukkan kembali k0ntolku ke dalam vaginanya. K0ntolku baru setengah tegang. Agak susah jadinya memasukkan ke dalam lubang Ani. Setelah dicoba berkali-kali dan dengan bantuan tuntunan tangan Ani k0ntolku bisa masuk. Aku kembali menggenjot Ani. Dia merintih-rintih dan berkali-kali minta aku berhenti sebentar sambil memelukku dan aku merasa vaginanya berdenyut-denyut. Aku terus menggenjot sampai akhirnya ak mencapai puncak kenikmatan.
Tiga hari kemudian baru Laras mau mencoba lagi k0ntolku memasuki vaginanya. Dia mengatakan masih agak sakit, tetapi terasa agak enak. Aku menggenjotnya sampai aku mencapai kenikmatan. Aku ingat kemudian aku mengulangi lagi. Pada ronde kedua itu Larasa sudah kurang merasakan sakit. Dia juga mendesis desis seperti Ani dan sempat memelukku erat sekali dan aku merasakan k0ntolku dicengkeram oleh vaginanya. Laras baru mengakui ke Ani bahwa permainan ini nikmat sekalai.
Sejak itu kami selalu main kawin-kawinan . Ketika aku menyelesaikan kelas 6 dan akan masuk SMP, orang tuaku memboyong aku pindah ke kota. Kami akhirnya berpisah dengan Ani dan Laras. Aku sering merindukan mereka, terutama keinginanku main kawin-kawinan. Kalau diantara pembaca ada yg merasa sebagai Laras atau Ani tolong tinggalkan email kalian. Aku ingin bertemu kalian. Janji aku tdk menuntut kita main kawin-kawinan lagi.

Saturday, July 30, 2016

CERITA ASIK

CINTA TELARANG ANAK BUAH KU DAN AKU


Cerita sex terbaru karyawan ini tergolong unik. Akibat nafsu sex yg menggebu-gebu, seorang wanita maniak seks karyawati kantor nekat meminta tukang becak untuk memuaskan nafsu birahinya yg membara. Ga ada rotan akarpun jadi, berikut ini jalan cerita mesum itu terjadi…

Awal kejadiannya saat itu adalah di Jakarta. Wanda bekerja seorang karyawati pada sebuah bank swasta terkemuka. Wanda adalah seorang wanita karier yg masih berusia 26 tahun pada saat itu.

Ia memiliki kulit putih bersih mulus dan tinggi badan 156 cm. Rambut sebahu serta ukuran dada yg serasi sekali dengan bentuk tubuhnya yg ramping. Saat itupun Wanda telah memiliki seorang kekasih yg sangat ia cintai dan amat mengerti akan pekerjaannya.

Heri adalah kakak kelas Wanda saat di kampus dulu di sebuah kota Sumatera. Saat itu pun Heri telah bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan. Jadi mereka berpisah untuk waktu yg lama dan hanya sekali 6 bulanlah mereka bisa berkumpul lagi.

Wanda menyewa sebuah rumah yg sederhana tdk jauh dari kantornya. Dengan gaji yg cukup, ia dapat mempekerjakan seorang pembantu yg sudah agak tua. Namanya Mpok Ijah. Seringkali Wanda bertukar pikiran dengan Mpok Ijah saat ia tdk kerja. Itu pun topiknya mengenai laki-laki. Mpok Ijah pun tdk terlalu ambil peduli dengan kisah Wanda.

Wanda dan Heri telah merencanakan untuk menikah saat Heri dipindah ke Jakarta nanti. jadi tdk heran jika saat Heri datang ke Jakarta setiap 6 bulan, selalu disambut dengan suka cita oleh Wanda. Kemesraan diantara mereka selalu diakhiri dengan hubungan intim.

Wanda telah menyerahkan keperawanannya kepada Heri dulu saat mereka sama-sama tinggal di Jakarta berlibur. Wanda selalu memakai sistem kalender untuk menjaga jangan sampai ia hamil akibat hubungan itu.

Namun saat Heri telah berada kembali di Kalimantan, secara tiba-tiba, Wanda merasakan libidonya kembali naik untuk berhubungan sex. Sedang Heri kembali baru 4 bulan lagi. Ia kehabisan akal. Ia tdk ingin memakai jasa gigolo sebab ia tdk ingin diporoti oleh lelaki itu dan takut akan tergantung kepada jasa mereka. Sedang jika ia melakukan selingkuh dengan teman kerja, jelas tdk mungkin.

Posisinya akan hancur dan menjatuhkan wibawa dan derajatnya.

Ia pusing sekali jika nafsunya datang menghentak-hentak. Timbul pikirannya untuk melakukan hubungan sex yg aman dan berisiko kecil. Setiap pergi dan pulang kantor, Wanda selalu menumpang becak. Ia menyadari, abang becak yg bernama Maman itu sering mencuri pandang ke betis dan dadanya saat ia di atas becak.

Wanda amat merasakan hal itu.
Maman adalah tukang becak yg berumur 40 tahun. Sosoknya hitam, badan sedang, dan amat santun kepada Wanda setiap Wanda menaiki becaknya. Maman adalah lelaki yg telah berkeluarga dan memiliki 4 orang anak yg telah beranjak dewasa. Istrinya bekerja sebagai tukang cuci di tempat Wanda.

Wanda tahu jika ia mengajak Maman, maka ia akan mudah mengaturnya sebab Maman tdk akan berani macam-macam apalagi memerasnya. Maman juga adalah bekas preman yg telah sadar, dan kembali bekerja secara baik-baik. Dulunya ia pernah masuk penjara. Tdk heran di pahanya ada tatto.
Maman sering juga menelan ludah jika Wanda yg menumpang becaknya. Selain cantik, Wanda juga sering memakai rok pendek dan kelihatan batang pahanya yg mulus di tumbuhi bulu-bulu halus. Juga ia memiliki leher yg jenjang. Baju yg dikenakan Wanda sering yg berleher rendah dan sesekali terlihat belahan dada yg mengundang birahinya.

Saat itu hari Jumat. Hari terakhir kerja bagi para karyawan. Malam itu Wanda menaiki becak Maman.

“Bang… langsung ke rumah ya?” kata Wanda.
“Baik, Mbak,” jawab Maman.

Sesampai di rumah, Wanda minta Maman untuk memasukkan becaknya ke dalam garasi yg tersedia di rumahnya.

“Dimasukkan aja becaknya, ya, Bang…” kata Wanda.
“Baiklah, Mbak…”
“Ini bang, saya minta Abang membantu saya memindahkan komputer itu ke kamar saya, soalnya Mpok Ijah gak kuat” pinta Wanda.
“Baiklah, Mbak,” jawab Maman.

Lalu Maman masuk kerumah Wanda dan Mpok Ijah menutup pintu dan menguncinya.

“Ini, Bang, komputernya,” kata Wanda.

Lalu Maman membawa komputer itu kekamar Wanda yg berada di lantai atas rumah itu. Di kamar Wanda yg serba lux itu, komputer diletakkan di sudut kamar. lalu Maman dipersilakan duduk di beranda ruang kamar Wanda itu. Lalu Wanda membawa nampan yg berisi minuman dan makanan kecil. Wanda belum sempat ganti pakaian kerja saat itu.

Friday, July 29, 2016

CERITA ASIK

KESOMBANGAN

vipmandiriqq
Saya ingin menceritakan sebuah tragedi yg pernah terjadi pada diriku,ini adalah cerita sex terbaru yg mutlak asli dan nyata,disebabkan karena kebiadaban teman sendiri, serta kesombongan dan sifatku. Pada tahun 2004 lalu, saya tercatat sebagai mahasiswi dari sebuah perguruan swasta di Medan.Perkenalkanlah, namaku Clara, 22 tahun, tinggi 160cm, berkulit yg sangat putih, dan banyak orang baik cewek ataupun cowok mengatakan kecantikan saya sangat khas dengan pinggul langsing , dan dada yg proporsional dan tdk terlalu besar juga tdk kecil, saat itu saya juga adalah mahasiswi tingkat IV. Saya sendiri adalah wanita keturunan tionghoa yg telah bermukim di Medan semenjak kakekku pertama kali ke Indonesia.

Cerita dewasa terbaru, Saya tinggal di sebuah perumahan yg elit di Medan sendiri, karena ayah ibuku adalah pengusaha yg kebanyakan menetap di Surabaya. Semua temen kuliahku ( terutama pria ) selalu mengagumiku, mereka kebanyakan mengatakan kalau seandainya saya bisa menjadi pacar mereka , maka sudah tdk ada lagi penyesalan di dunia ini. Namun secantik cantiknya diriku, tetapi ada yg tdk sempurna, yaitu sifatku yg sangat egois dan cenderung mempermainkan pria yg mengejarku.Saya sangat suka sekali menggoda pria dan seakan memberi lampu hijau kepada mereka yg mendekatiku.

Setelah benar benar terpikat, acap kali saya ini menelantarkan mereka, maka inilah yg terakhir membuat tragedi malam jahanam itu terjadi. Mengingat hal diatas, sebenarnya saya sudah mempermainkan lebih dari 50 pria di kampusku yg berniat memacariku, namun ketika saya meninggalkan mereka begitu saja, justru hal ini malah membuatku sangat senang, dan sangat kunikmati, sampai tragedi itu terjadi.

Malam pergantian tahun 2004 menuju 2005 ( old n new ) , saat itu saya sedang duduk di cafe bersama temanku yg bernama Siska, seorang gadis yg lumayan cantik dan sedikit lebih pendek dariku. Siska adalah kawan akrabku semenjak kuliah disini. Kami selalu bersama jika keluar jalan2 ataupun shopping dan sesekali kita juga clubbing. Ada beberapa gosip miring juga di kampus yg mengatakan kalau kami itu sebenarnya Lesbi, tetapi saya memastikan kalau saya sendiri mutlak bukan Lesbian.

Malam itu sekitar pukul 20.30 kita duduk di cafe LS di Medan, seperti biasa cuman kita berdua saja. Setelah menikmati beberapa gelas Tequila, kita berencana akan menuju ke Perumahan CA untuk menikmati malam tahun baru, karena biasanya di sana sangat banyak pengunjung yg menyalakan kembang api untuk menyambut tahun baru. Pada pukul 21.00, Siska mengatakan kalau ada temennya yg ingin menghadiahkan kepadanya sesuatu barang yg tdk diucapkan kepadaku, lantas dia menuju ke tempat parkir. Selang 15 menit, Siska sudah balik dan duduk di kursi kembali. Karena Siska telah kembali saya ingin menuju ke toilet karena saya sendiri lumayan kebelet pipis. Saya masuk ke toilet sekitar 5 menit, dan juga kembali.

“Sis, kita cabut yok! Ntar takut macat panjang , karena menurut perkClaraanku sekitar pukul 22.00 pasti da macat banget.” Kataku. ” Okay Ra, Tequila-mu masih tersisa tuh, habisin ja Ra.” Timpal Siska.

Sekalian menunggu Bill, saya langsung meneguk habis tequila-ku yg masih tersisa setengah gelas. Seperti biasa, Siska yg membawa mobilku (Honda Stream) sudah mulai menjalankan mobilku. Tetapi entah mengapa saya sendiri terasa pandanganku agak kabur, saya sempat heran karena saya adalah seorang yg sangat jago minum. 10 Gelas tequila belum bisa membuatku mabuk. Tetapi hari ini lain dari yg lain, walaupun saya baru menegak 3 gelas, saya terasa sudah agak mabuk, dan terasa sangat lelah dan mengantuk.Dan tanpa sadar, saya tertidur. Dalam tidurku, seakan saya sedang bermimpi, banyak orang yg berbicara sambil tertawa keras. Seakan mereka sedang berbicara di dekat telingaku.

Saya sendiri juga tdk tahu kenapa, tiba-tiba terasa sangat dingin. Dan kupandang sekilas tubuhku ternyata baju luarku telah terlepas dan yg tersisa cuman pakaian dalamku serta bra. Saya sendiri masih merasa seperti tidur dan setengah sadar. Sampai ada seorang pria yg kurang dikenal mulai merabaku, serta mencium pipi saya dan berkata,

”Ra, da bangun yah? Cemana? Apa lelap tidurnya?” Saya lumayan terkejut, namun saya merasa seperti mimpi.

Saya tdk menolaknya, karena kupikir saya sedang bermimpi. Tetapi lama kelamaan, baru mulai kusadari kalau saya tdk bermimpi.Karena ciuman itu mulai merambat perlahan dari pipi ke leher ku yg jenjang. Ketika pria itu mulai mencupangku.Saya telah lumayan sadar. Dan membelalakkan mataku.

” Sis…. Dimana kamu?”
” Sisss…. ” Pria itu menjawab,
” Siska lagi masakin makanan kok, sabar aja yah Ra.” Saya sedang berada di sebuah meja kayu dengan posisi terbaring, namun seakan tanpa tenaga.

Dan Karena mulai sadar akan keberadaan dan keadaanku ini, saya mulai memberontak.

” Tolonnggg…. Sis…. Tooolooongg !!” Sesaat kemudian, Siska muncul dan berkata,
” ra, Welcome yah . Hari ini kamu bakal puas deh, karena ada beberapa temen lama ingin berkenalan dengan Adikmu(maksudnya M*M*Q-ku).” Setelah itu saya mulai marah,
” Siisss… Sialan kau.. Kenapa kau lakukan ini kepadaku ?”
” Kamu masih ingat dengan Rony ? ” kata Siska.
” Dia itu adalah mantan pacarku,gara gara kamu, apa yg kita bina itu hancur, kamu malah mengatakan kepadaku kalau Rony itu bukan cowo setia.Hari ini saya mau membalas dendam dan rasa sakit hatiku. Malam ini kita jadikan bunga no 1 kampus kita menjadi pelacur tingkat 1 di kota Medan .. Ha Ha Ha….” Sesaat kata-kata Siska menyadarkanku.

Yah, cowo bernama Rony adalah teman akrab Siska, ternyata mereka pacaran, tetapi Rony juga pernah kugoda dan kutinggalkan.

” Nah, sekarang uda sadar kan Ra? Tetapi semua telah terlambat, kali ini saya sengaja membawa 4 orang orang yg pernah kamu tinggalkan. Yah, tentu untuk melampiaskan nafsu mereka kepadamu karena kamu tolak dan permainkan. Ha .. Ha .. Ha ..”
” Bangsat kamu Sis, Keparat ,*** ( beberapa sumpah serapah kukeluarkan dari mulutku). ” Lantas pria yg tadi mencupangku,

langsung mencium bibirku yg kemerahan dan sangat seksi itu dengan perlahan. Tetapi karena saya sedang marah, saya langsung menggigit bibirnya sampai berdarah. Tetapi anehnya pria tersebut tdk marah, malah tetap mencium bibirku seakan tdk mempermasalahkan kalau bibirnya yg telah kugigit sampe berdarah. Setelah itu,dia cuman mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya untuk menghapus darahnya.

” Kalian perkenalkan diri dulu donk, supaya Clara ini ga penasaran siapa yg memperkosa dan menggilirinya.. Ha Ha Ha …” kata Siska.
” Nah, yg pertama ini dan yg menciummu ini namanya Joni.Dialah master ide pemerkosaan ini. 4 orang lainnya saya rasa kamu da kenal semua .” Sesaat saya melihat dengan menekuk leher ku, karena posisiku masi terbaring. Dan memang benar , Rony, Adi, Edward, Michael. Saya melihat mereka dengan jelas.

Tatapan mereka seakan ingin menelanku.

” Ayo, bubar dolo. Kan uda janji kalo Joni duluan kan? Met nikmati yah Ra, hari ini kamu dijamin puas luar biasa kok. Ha Ha Ha….” Kata Siska.

Setelah itu, mereka berlima meninggalkan ruangan. Tinggal saya dengan Joni. Dia mulai melucuti bajunya sendiri juga celananya. Yg tinggal cuman CDnya yg berwarna hitam.Saya ingin bangkit dari meja kayu, tetapi entah kenapa saya tdk mampu. Sendiku sangat susah digerakkan, mataku seakan akan mau tutup. Joni yg dari tadi mengamatiku datang dengan perlahan dan mulai kembali menciumku dengan sangat lembut. Setiap saya ingin memberontak, dia selalu mendekapku. Dengan satu tarikan maka BH ku telah putus, dia mulai menggeraygi buah dadaku.

“Dadamu ini sangat indah sekali, aku telah bermain banyak wanita, tetapi tdk ada yg sesempurna dirimu, Ra. U r perfect.” Katanya sambil tersenyum.
“Tolong, jangan perkosa saya … Plzzzz…. ” Kataku dengan memelas.
“Tenang ja Ra, kamu akan merasakan enaknya.. Kamu harus tegar, dan menikmatinya supaya kamu merasa enak , Ok ?” Di antara cowo cowo tadi sebenarnya cuman Joni saja yg belum pernah kukenal.

Saya mulai menangis, tetapi dengan gentle Joni menghapus air mataku dengan sapu tangannya tadi. Kali ini dengan kecepatan luar biasa, dia sudah mengulum putingku yg berwarna merah muda itu. Dengan lahap, dan tdk penuh nafsu dia menjilatnya dengan pelan.Dan kadang dia juga menggigitnya kecil. Saya yg belum pernah melakukan ML, malah terasa sangat nikmat. Joni menghisap puting kananku sambil jarinya memilin puting kiri.

Saya seakan sedang berada di awang awang. Dengan kondisi yg masi tersisa obat tidur(mungkin) yg diminumku. Dengan sangat lembut, dia mengganti puting susu ku yg dijilat dan dihisapnya. Tetapi saya telah tersadar, langsung berontak.Dan menamparnya beberapa kali. Namun anehnya dia tdk marah. Malah kembali dia dekap aku dan mencium bibirku dengan sangat mesra. Ciuman seperti ini tdk pernah kurasakan, bahkan pacar pertamaku semenjak SMA tdk pernah menciumku begitu lembut. Tanpa terasa saya mulai menikmati dan mulai membalas ciumannya. Sekitar 5 menit dia menciumku, dan tanpa tersadar kalau Celana dalamku juga telah dilepasnya.

Ciuman dari bibirnya kemudian turun ke perut, sesekali dia menjilati perut, pusar, sehingga membuatku gelincang geli. Terakhir turun ke pangkal pahaku. Dengan lembut dia mencium, menjilat dan mencari sesuatu disana. Dan setelah ketemu Joni menjilati dengan perlahan dan penuh perasaan. Sesekali dia menghisapnya. Pada saat itu seakan akan saya telah kehilangan kesadaran, otakku juga tdk bekerja lagi semestinya.Saya merasa sangat enak dan nyaman. Setelah itu Joni Bangkit kembali.

Tiba tiba saya merasakan ada sesuatu yg hangat dan tumpul telah bersentuhan dengan memekku. Dan tanpa ancang ancang telah ditekan Joni dengan lembut. Pertama tama seakan mental. Dan kemudian diulanginya beberapa kali sambil berkata,

“Ra, kuatkan dirimu yah.” Dengan kekuatan agak keras dia menghujamnya.

Dan akhirnya masuk juga sekitar 1/2 dari kemaluan Joni. Lantas saya berteriak keras,

” Sakitt…. AWWwwww… Adoohh,.. sakitttttttt…..” Dengan cepat dia menciumku lembut dan mulai menggoyangnya secara perlahan selama 2 menit.

Dikeluarkan dan dimasukkannya batang kemaluannya dengan gerakan dan tempo yg sangat pelan. Lama kelamaan kemaluan ku terasa sudah basah.Kemaluannya sudah terbiasa dengan rapatnya memek ku. Dia terus menggenjot, kali ini kecepatannya sudah mulai naik. Saya yg sedang berbaring kemudian melihat batang kemaluannya yg mulai keluar masuk dengan bebas. Besar juga pikirku, mungkin sekitar 20 cm.

” Ahh… Ahh… Ahh..” Desahku, seakan sedang menikmati seks, padahal saya sedang diperkosa.

Saya sendiri juga tdk tahu perasaan semacam begini.

“Sekarang sudah lumayan enak kan Ra? ” Katanya sambil tersenyum.

Tanpa sadar saya juga mengangguk, dan mulai mengikuti Claramanya, pinggulku tanpa sengaja naik turun mengikuti Clarama goyangannya. Sekitar 15 menit dia memompa kemaluanku. Walau terasa perih namun tdk kupedulikan karena rasa enaknya mengalahkan rasa sakit di pangkal paha ku.Dan kulihat kembali ternyata sudah keluar sedikit bercak darah dari kemaluanku. Kemudian seakan akan ada sesuatu yg keluar dari diriku,Dan saya berteriak,

” Oohh…..” Ternyata saya orgasme.

Berbareng dengan itu, Siska masuk ke ruangan ini dan mengatakan

” Jon, ada telepon.. Mungkin dari pacarmu tuh.”
” Wah, ternyata kamu benar masih perawan yah Ra. Maaf ya Ra, tapi tenang saja , kita lanjutin lagi ntar ok ?” Kata Joni.

Setelah berpakaian, Joni keluar bersama Siska. Sesaat kemudian Rony masuk, bersama dengan Adi , Edward dan Michael. Melihat diriku yg telanjang mereka langsung tdk tahan lagi. Menyergapku dengan cepat. Saya berteriak sekuat tenaga,

” Toloonggg…… Tolooonggg…. ” Dengan cepat Adi sudah menangkap kedua tanganku. Begitu pula dengan Edward dan Michael yg menangkap kedua kakiku. Kemudian merentangkannya.

Rony yg nganggur dengan cepat membuka celana dan bajunya. Rupanya dari tadi mereka sudah tdk tahan. Kemaluan Rony sedikit lebih kecil dari punya Joni. Tetapi sudah tegak sekali seperti menara pencakar langit. Tanpa basa basi lagi Rony langsung menekan dengan keras.Hujaman keras ini membuatku berontak dengan sangat liar. Edward yg tadi langsung menampar ku. Begitu pula Michael . Mereka tertawa dan menghinaku. Menganggapku adalah sampah yg telah di agungkan mereka. Rony yg menghujam ku dengan kekuatan penuh membuatku bukannya terangsang tetapi terasa sangat sakit, kata kata mereka membuatku menangis dengan pedih.

Namun mereka seakan tdk memperdulikannya. Malah makin semangat. Selang 10 menit kemudian Rony menarik kemaluannya dan menembakkan spermanya ke perutku.

” Ah.. Ohhh…. kamu hebat Ra..

Ha ha ha.. tdk disangka cewe sialan ini malah hebat kali bercinta, cara berontaknya makin membuatku bernafsu” kata Rony. Setelah puas , Edward menggantikan Rony menggilirku. Karena tdk tahan lagi, Edward juga sama, dia menghujamkan kemaluannya dengan sangat kasar. Saya semakin merintih, dan sedikitpun saya tdk menikmatinya seperti ketika Joni memperlakukanku.

Ditekannya dengan kekuatan penuh, suara daging paha berlaga terdengar lumayan keras. Saya cuman diam dan menutup mata, sambil menitikkan air mata. Rupanya kondisi ini tdk berlangsung lama, karena Michael dan Adi sudah memampangkan kemaluannya di mukaku dan menyuruhku menjilat dan menghisapnya. Saya kontan menolak.

“Plakk… ” Suara pipiku ditampar dengan keras oleh mereka berdua.
“Sebenarnya elo keasikan, bisa rasain kontol kontol kita ini.Ayo dikulum , atau kutampar lagi biar mampus.” Kata Adi.

Dengan sangat terpaksa kukulum kejantanan Adi pertama. Dan dengan cepat dimasukkannya ke dalam sampai tenggorokanku.

” Hueekkk.. ” Kataku yg seakan mau muntah.

Tetapi dengan cepat Adi menampar pipiku.Dengan terpaksa saya mengulum kejantanannya.

” Satu kontol coba hisap 10 kali, kalau salah kutampar.” Kata Adi kembali.

Dengan hitungan mulai 1 s/d 10 saya mengulum kejantanan Adi, Kemudian berganti dengan Michael. Tetapi Edward yg menggenjotku dengan kasar, tanpa sadar saya salah menghitungnya karena kelebihan 2 kali mengulum k0ntolnya Michael.

” Plak. ” Kembali saya ditampar Adi..
“Hitung yg betul, Pelacur.” Kata kata ini membuatku sangat sakit hati, kembali saya menangis.

Saya ditampar lagi dan diancam tdk menangis. Terakhir saya menurutinya. Edward yg selagi tadi menggenjotku, selalu kutahan agar tdk orgasme. Kemudian Dadaku diremas dengan keras olehnya, rupanya Edward juga tdk tahan lagi, Kemudian dia memuntahkan maninya di dadaku yg sangat seksi itu. Dengan cepat Michael menggantikan Edward. K0ntol Edward yg sudah mengeluarkan mani dimasukkan ke mulutku dan disuruh hisap habis sisa caClarannya. Saat Michael mulai menggenjotku, saya sudah tdk merasakan apa apa lagi, mungkin sudah setengah sadar. Tetapi terasa sangat keras hujaman hujaman yg dia berikan. Kemudian saya ditampar kembali, sehingga membuatku sadar.

Rupanya Adi sudah berganti dengan Michael. Karena saya pingsan, mungkin Michael juga telah selesai memperkosa ku. Adi lebih berangasan dari mereka semua. Tdk saja dia menghujamkan k0ntolnya yg sekitar 18 cm dengan cepat dan keras. Dia juga menampar pipi dada,dan pantatku. Karena dia bersenggama dengan posisi doggie style.Setelah 1 menit kemudian dia menarik k0ntolnya. Pikirku mungkin dia sudah keluar. Ternyata dugaanku salah, karena langsung di arahkan ke lubang anusku.

” Awww…… Sakitttttttttttt…… Sakitttt…..!!!!! ” Kataku dengan merintih dan menangis.

Saya merasakan sakit luar biasa ketika lubang duburku yg telah dimasukkan kepala kejantanannya itu digoyang dengan luar biasa cepat.. Sakit yg luar biasa itu kutahan dengan menggigit bra ku yg masi di meja. Selang 10 menit kemudian dia mengeluarkan spermanya di lubang duburku.

” Ah….. Benar pelacur no 1.. Ha.. Ha .. Ha… anusnya seret banget tuh.. wadau.. Ha Ha .. Kontolku sampe lecet..

Tapi luar biasa sekali.. Ha Ha Ha…” Setelah itu Adi beranjak meninggalkan ruangan. Selang 30 menit kemudian, Joni yg sudah balik kemudian mulai menanggalkan pakaiannya. Saat itu, entah mengapa saya langsung beranjak dari meja dan mengulum k0ntolnya yg belum berdiri dengan sempurna. Saya jilatin perlahan. 30 menit telah membuat diriku yg lelah menjadi bersemangat kembali. Saya menjilat, mengulum seakan sangat mahir. Saya tdk pernah lagi berpikir malu melakukannya. Seakan saya diajari oleh 4 pria tadi bagaimana melayani seorang laki-laki.

” Aduuh.. ” Kata Joni. Ternyata gigiku mengenai kepala kemaluannya.

Tanpa sadar saya berkata,

” Maaf Jon.” Dengan cepat dia mengangkatku kembali di meja tadi.

Dengan posisiku yg duduk sambil kangkang. Joni yg berdiri langsung perlahan mulai menghujamkan k0ntolnya. Goyangan yg di berikan Joni sungguh sangat berbeda. Tdk cepat , tdk lambat, dan juga tdk kaku.Tanpa terasa saya malah sangat menikmatinya . Dengan tangan yg memeluk bahu Joni. Saya diangkat.

Sensasi ini belum pernah kudapatkan. Sambil berdiri Joni menghujam K0ntolnya dengan gerakan lembut. Tanpa terasa perkosaan 4 pria sebelumnya yg belum kutumpahkan, kali ini kutumpahkan. Saya orgasme dengan sangat puas sekali.

” Oh… Ohhhh…”
” Puas tdk Ra ? ”
” Ehhmmm…. ” Kataku sambil menggumam.

Kali ini setelah istClarahat selama semenit. Joni membalikkan posisi tubuhku. Kali ini Doggie style. Dengan perlahan dia mengancungkan senjatanya. Dan seperti di sengaja dia tdk langsung menghujamkannya tetapi bermain saja di bibir kemaluanku sekitar 5 menit. Saya yg tdk sabar langsung berkata,

” Kenapa Jon? Masukkin donk..”
“Okay.” Dengan sebuah hentakan langsung masuk 1/2 k0ntolnya.

Dia menggoyangnya dengan cukup pelan. Tetapi tdk semuanya masuk.

” Ra, Cuman setengah saja kumasukkin, enak ga ?” Katanya sambil menggesek pelan.
“Saya lebih suka kamu memasukkan semuanya.” Timpalku yg sudah terangsang banget dengan kondisi seperti ini.

Rupanya perlakuan yg tanggung ini malah membuatku sangat mengingikannya. Dengan hentakan sekali dan keras dia memasukkan semuanya.

“Aduuu.. Ohh… ” Teriakku.

Memang k0ntol Joni lebih besar dari punya mereka .Dan dalam memek ku terasa sangat rapat. Mungkin diameter k0ntolnya pun lebih besar dibanding dengan punya mereka berempat.

Kembali saya digoyang dengan tempo yg sangat pas, dan sangat kusukai. Selang beberapa menit kemudian saya pun kembali kejang, dan kepalaku mulai panas, karena inilah ciri ciri mao orgasme.

” Ahhhh…OooHhh…. ” Desahku tak karuan.

Rupanya terasa sangat merangsang kalau dalam posisi doggie style ini, karena k0ntol seakan menjangkau bagian terdalam dari memekku. Kembali Joni mengistClarahatkan ku sekitar 2 menit.Sebagai gantinya dia memilin putingku untuk membuat ku semakin terangsang. 2 menit kemudian Joni berganti posisi, Kali ini saya diatas dan dia berbaring di meja kayu. K0ntolnya yg sedari tadi tegang, langsung kuarahkan ke memek ku. Ku enjot perlahan. Kali ini saya yg berperan. Entah setan apa yg merasukiku, saya menggoyang dengan lumayan cepat. Dengan mata setengah terbuka saya melihat Joni yg menutup matanya malah sangat merangsangku. Goyanganku sebentar cepat, sebentar lambat, kadang saya memutar pinggulku. Melihat Joni yg terangsang begitu malah membuat diriku semakin liar.

Saya ingin memuaskannya. Walau keparat ini yg menyumbangkan ide untuk memperkosaku. Namun saat ini yg kupikirkan adalah memuaskan dirinya terlebih dahulu.

” Hebat Ra.. Kamu Hebbbaaattt Seeekaaalleee… ” Kata Joni kemudian.

10 menit kemudian, dia memelukku dan menyuruhku berhenti bergoyang. Kali ini dengan kedua tangan dia mengangkat pantatku. Dalam posisi berpelukan ini, Joni menekuk lututnya dan menggoyang dengan tempo yg lumayan cepat. Saya yg berada di posisi atas langsung menggigit tubuhnya. Hujamannya yg cepat ini sangat berbeda dengan hujaman 4 pria tengik itu. Hujaman ini malah membuatku makin terbuai olehnya.

Selang 15 menit kemudian saya sudah tdk tahan lagi. Kembali berteriak

“Uhh…. Ohh…Daaa maaaooo kelluaarrr Jonnnn… ”
” Santai ra, kita keluar sama-sama yah..” Saya cuman mengangguk.

30 detik kemudian goyangan cepat Joni ternyata makin keras. saya tak kuasa untuk tdk berteriak..

” Ahhh…… Ahhh…Ohhh…Ahhhh..” Desahku tak karuan.

Begitu pula Joni, goyangannya telah lambat kembali. Sesekali dia menghujamkan keras k0ntolnya dan selang 2 detik kemudian dia menghujamnya kembali. Begitu pula berulang ulang selama hampir 10 kali. Rupanya dia telah keluar. Air mani yg keluar di memekku langsung merembes keluar. Dan terasa sangat hangat dan banyak sekali. 15 menit kita sempat tertidur dengan posisi kemaluan masi saling berpadu.

Setelah itu Joni berpakaian Sisgkap kembali dan memakaikan baju serta celana ku. Tetapi Bhku yg talinya telah putus itu dibuang olehnya. Sampai di depan ruangan tadi, saya merasa sangat dingin. Rupanya saya telah dibawa ke kota Brastagi. Pada saat itu sudah jam 5 pagi. 4 pria tengik itu dan Siska tdk kelihatan lagi. Rupanya setelah mereka melampiaskan nafsunya mereka pulang duluan ke Medan.

Akhirnya Joni membawaku pulang dengan mobilku. Saya tdk berani menceritakan kejadian ini, karena takut nama baikku akan rusak karenanya. Dengan berbagai alasan saya meninggalkan skripsi yg sudah 1/2 kubuat dan pindah ke Surabaya untuk mengurus usaha ayah ibuku disana. Saya menceritakan pengalamanku dan semoga bermanfaat. Jika anda adalah seorang cewe yg sombong sepertiku, maka berubahlah supaya tdk ada korban lain setelah diriku. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul "Cerita Sex Terbaru Kesombongan" hot terbaru 2016

Wednesday, July 27, 2016

CERITA ASIK

ABG BANDUNG YANG MAMPIR KE KOST QU

VIPMANDIRIQQ
Namaku Yuke, mahasiswa fakultas ekonomi PTN terkenal di bandung. Aku diwarisi oleh orang tuaku kost-kostan yang berjumlah 12 kamar untuk membiayai kuliah dan biaya hidup untuk sehari-hari, semacam modal untuk belajar hidup mandiri.
Kostan ku cukup lengkap fasilitasnya, mempunyai ruang tamu sendiri, dapur sendiri dan kamar mandi sendiri, hingga tak heran klo harganya pun rada diatas rata-rata 1,5 jt perbulan, yang mengisi kamar kostan ku kebanyakan anak-anak pejabat dan pengusaha dan dikhususkan untuk wanita, karena yang ngisi cewe semua, kostan ku terkenal dikalangan mahasiswa-mahasiswa cowo yang kuliah dibandung selain letaknya strategis yang adanya di jalan Dago dan cewe-cewenya cantik-cantik.
Di suatu sore datang seorang wanita yang bertubuh tinggi, kulit coklat khas orang Indonesia, buah dada terlihat tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, berparas manis mirip artis Happy Salma. Wanita tersebut memperkenalkan diri dengan nama DIANA, dia hendak menyewa salah satu kamarku yang kebetulan memang ada yang kosong.
Kuajak Diana melihat salah satu kamar yang memang kebetulan baru kosong, Diana melihat keadaan kamar dengan seksama dimulai dari ruang tamu yang memang sudah disediakan sebuah sofa, dilanjutkan kedapur dan terakhir kita berhenti dibagian kamar tidur yang cukup luas dilengkapi sebuah kamar mandi.
Ekspresi Diana cukup puas dengan keadaan yang bersih dan nyaman. Aku memulai negoisasi harga kamar.
“Bagaimana sesuai dengan harapan ?” tanyaku.
“Wow gede banget ya ini kamar, berapa sebulan mas?” tanya Diana.
Aku langsung menjawab pertanyaan yang aku tunggu dari tadi,
“1,5jt per bulan.” jawabku.
Diana kaget mendengar harga yang aku tawarkan.
“Hah…, mahal banget, emang ga bisa kurang? Aku dach cocok nich ama kamarnya gimana bisa kurang ya?” diana sedikit memohon, karena kelihatanya dia sangat ingin tingggal disana.
aku sangat tegas dalam memberikan harga, karena klo ga kaya gitu aku ga bisa makan.
“Aduh maaf ga bisa kurang!”
“Aku mau ngomong ama yg punya, mungkin aja bisa nawar?”
Aku senyum mendengar perkataaan Diana. Dia ga tau ni rumah gue yang punya, disangkanya aku hanya pembantu yang ngurus kostan ini.
“Aku yang punya.” jawabku dengan dingin
“Maaf kirain anak yang punya, abis imut sich.”
Diana sedikit malu…
Aku menawarkan penawaran yang ga pernah terlintas mungkin sama pemilik kost-kostan dimanapun.
“Gimana klo gini aja di, aku kasih kamu gratis untuk tinggal disini selama satu bulan asal… kamu mau tidur sama ak……u (ML)!”
fu**…
Aku spontan mengeluarkan penawaran tersebut, karena sejak pertama Diana dateng aku sudah tergoda dengan badannya yang langsing, gerak geriknya yang sensual gaya bicaranya yang manja, yang paling utama sich aku lagi pengen ML, hehe…
Diana terlihat kaget mendengar ajakanku. Dia menatapku penuh dengan tanda tanya serius atau tidak ajakanku tersebut, tapi akhirnya dia menjawab
“Okeh, why not….” diana menjawab dengan ringannya.
Giliran aku yang kaget, mendengar jawaban dari Diana, dadaku sesak karena khayalanku yang sejak tadi penasaran akan bentuk tubuh Diana yang langsing tanpa busana sama sekali, bentuk payu dara yang menggelayut, kehalusan kulitnya yang berwarna coklat eksotis, kaki yang panjang dan jejang sebentar lagi terwujud. Jantungku berdegup keras, dan adik kecilku senat-senut minta dibelai Diana…
Setelah Diana menjawab dengan entengnya, aku menghampirinya, tanpa basa-basi langsung aku cium bibirnya yang tipis terbalut lipglos menambah kesexsian dalam berbicara. Diana menyambut ciumanku tanpa ada kekakuan layaknya pasangan, kami berciuman saling merangsang, sesekali aku mendengar desahan halus Diana saat aku meremas payudaranya yang kencang.
“Eehhh…..”, erang Diana kalo aku meremas lembut susunya.
Aku lucuti satu persatu baju yang menempel di tubuh Diana, demikian sebaliknya sampai kita berdua hanya memakai celana dalam saja. Sesuai dugaanku, payudara diana mengelayut indah ditubuhnya, tidak besar dan tidak kecil bentuknya sehingga apabila dilihat secara telanjang pas dan membuat adik kecilku (JAKAR) cenat cenut pengen dilepas.
Aku mulai menjilati payudara Diana sesekali aku sedot dengan perlahan, hasilnya eranga Diana yang membuat semangat untuk terus memainkan lidah ini diatas payudaranya yang kencang. Setelah aku bosan menjilati susu Diana, aku mulai menciumi perut Diana terus dan terus hingga berhenti di selangkangan yang masih tertutup celana dalam seksi.
Hheeemm… baunya khas, aku pelorotkan celana Diana yang sudah agak lembab entah kenapa aku terdiam melihat memeknya Diana yang tidak tertutupi bulu satupun, dia memotong habis bulu memeknya hingga membuat indah bentuknya.
Diana tersenyum keenakan melihat aku yang kebingungan melihat memeknya yang botak.
“Jilatin dong…”, pinta Diana dengan mesra, aku menuruti permintaaanya. Aku jilati dari bawah keatas selangkangan yang berwarna merah jambu itu terus dan terus, disela sela itu aku melihat ekspresi Diana yang sedang aku jilati memeknya, dia merem ……melek sambil menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya meremas sprei kasur seperti orang yang sedang menahan sesuatu.
Erangannya semakin memburu seiring jilatan ku yang makin cepat…
“Eeeh… eeehh… eehhhh… eeehhh…”, Diana mengerang keenakan, disatu titik dia melepaskan nafasnya dalam dalam, tak lama kemudian keluar cairan putih dari lubang vaginanya yang berbau khas membuat aku semakin nafsu. Diana menarikku keatas kasur dan mulai menjilati kepala kontolku yang rasanya seperti kesemutan,iiiih… enak…..
Sesekali dia menyedot semua batang kontolku kedalam mulunya, wow….Diana melakukannya berulang dan berulang membuatku merasakan enaknya engga ketulungan. Permainan oral sex Diana seperti pemain bokep yang sering aku tonton sangat profesional.
Setelah Diana puas memainkan kontolku yang ukuranya standart orang Indonesia, aku bangun dan mulai mempersiapkan tinggal landas dari kontolku yang dari tadi ingin merasakan kehangatan memek Diana yang tidak tertutupi satu bulupun. Aku mengelus elus kakinya yang panjang sambil mengegesekan kontolku dimulut vagina diana. Tak lama kemudian tangan halus Diana menggiring kontolku keliang vaginanya.
Kepala kontolku terasa hangat menyentuh bibir memek Diana, mulanya terasa keset dan susah dimasukan, akibat keuletan kita berdua sedikit sedikit aku gerakan pinggangku sambil diarahkan oleh Diana sehingga kepala kontolku sudah masuk seluruhnya.
“Eeeehh…”, Diana mengerang enak merasakan kepala kontolku mulai keluar masuk di liang memeknya, aku mengerakan pinggangku kebelakang dan kedepan berulang ulang disatu titik ketidak sabaranku muncul ingin memasukan semua batang kontolku keliang memek Diana yang masih sempit dan keset.
Aku berhitung dalam hati.. 1.. 2… 3…
Kumasukan semua batang kontolku tanpa sepengetahuan Diana. Diana mengerang keras keenakan…
“eeeehhh…., shhhh…. aahhhh….”, terasa cairan menyelimuti kepala kontolku hingga kebatangnya, hangat dan sedikit loncer tapi tetep masih sempit tak lama kemudian aku mulai merasakan gesekan memek dan kontolku mulai membuat ku merinding dan tak lama kemudian aku mencapai klimak…
“Ahhhhuuuuh…”, permainan yang cantik kami mencapai klimak tidak berjauhan.
“Uuhuh..” kita saling menatap dan saling berpelukan hingga tertidur pulas.
Itulah pengalamanku dalam rumah kostku tercinta. Kulakukan kebeberapa penguni kosan yang tidak bisa bayar atau nunggak.
Hheheeh…. mungkin pengalamanku ini bisa dilakukan oleh bapak-bapak atau temen temen ……yang juga berbisnis menyewakan rumah… Yakin manjur…!!!

Tuesday, July 26, 2016

CERITA ASIK

PRAMUGARI YANG BEGITU MENGODA


Cerita seks ini terjadi beberapa waktu lalu, sungguh pengalaman seks yang luar biasa bagi saya pribadi, karena cerita seks dalam kisah seks yang saya lakukan terjadi disebuah pesawat terbang yang sedang melayang, namanya saja pramugari tentu saja kerjanya di udara mulu dan seks yang dilakukan pun juga di udara, hahah. Namun benar, pengalaman seks yang satu ini memang luar biasa, sensasi yang kudapatkan pun juga sangat luar biasa, begini cerita selengkapnya, waktu itu aku sedang dalam sebuah perjalanan menuju US atau amerika untuk keperluan bisnis.

Mungkin ini keberuntungan ku kali ya, karena aku dilahirkan menjadi anak orang kaya dan mengurusi bisnis yang diluar negri sehingga aku sering pergi ke luar negri untuk tujuan bisni, saat itu aku dudu di sebuah kursi bisnis, tak lama setelah aku merasa bosan terbang, karena waktunya sangat lama kudengar suar merdu di telingaku..

” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

“Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

CERITA ASIK

ASIKNYA HANG AUT DI PUNCAK DENGAN TEMAN"KU


vipmandiriqq
Seorang gadis berusia 19 tahun inilah yang menjadi Berita Terbaru yang coba kami sediakan ceritanya kali ini, Cerita seorang gadis cantik ini menceritakan mengenai seorang Gadis SMA yang terlihat cantik dan gaul diantara teman-teman sebayanya, Dan tidak heran banyak laki-laki seusianya yang coba mendekati. Nah bagaimana kelanjutan dari kisah sebenarnya dari gadis berusia 19 tahun ini.??  Untuk kelengkapan Cerita Sex Dewasa ini langsung saja anda simak berikut ini :



Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya \'gaul abis\'. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.

Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara aku, Andri dan Toni masih \'jomblo\'. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

Acara ke Puncak kami mulai dengan \'hang-out\' disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

Adegan ciuman itu bertambah \'panas\' mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.
"Jangan To" tolak Andra.
"Kenapa sayang" tanya Vito.
"Aku belum pernah.. gituan"
"Makanya dicoba sayang" bujuk Vito.
"Takut To" Andra beralasan.
"Ngga apa-apa kok" lanjut Vito membujuk
"Tapi To"
"Gini deh", potong Vito, "Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti"
"Janji ya To" sahut Andra ingin meyakinkan.
"Janji" Vito meyakinkan Andra.

Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
"Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too"
Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. "Jangan To, katanya cuma cium aja" sergah Andra.
"Rileks An" bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
"Tapi.. To.. oohh.. aahh" protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
"Nikmatin aja An"
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Andra semakin mendesah
"Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi"
"He eh To.. eesshh"
"Enak An..?"
"Ehh.. enaakk To"
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan \'live\' seperti itu.

Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
"Aku masukin ya An" pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
"Aakhh.. To.. eengghh" erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
"Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg" Andra meracau.
"Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh"
"Aku juga suka kamu isep To.. ahh" Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Vito tahu Andra sudah pada situasi \'point of no return\', ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.
"Auuwww.. To.. sakiitt" jerit Andra.
"Stop.. stop To"
"Rileks An.. supaya enak nanti" bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
"Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin"
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
"Uhh.. ohh.. To" desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
"Agghh.. ohh.. terus Too" Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.
"Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too" Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.
"Ssshh.. sshh" desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat \'life show\' Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.
"Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii" Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
"Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya"
"Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too"
"Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh"
"Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh" desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
"Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh" merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
"Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang" pekik Andra.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
"Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh" erang Andra.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan \'live show\' yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap \'segitiga venus\' yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

"Ssshh.. sshh.. aahh" desis Susi.
"Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang"
"Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt"
"Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa"
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
"Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg" desah Kelvin.
"Ohh.. sayangg.. enakk sekalii"
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
"Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg" pinta Kelvin.

Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. "Aaagghh" keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan \'live show\' bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.
"Aaahh.. sshh.. eehh" desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
"Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?" sapa Susi terkejut.
"Iya Si.. balik lagi.. perut mules"
"Aku suruh Kelvin beli obat ya"
"Ngga usah Si.. udah baikan kok"
"Yakin Ver?"
"Iya ngga apa-apa kok" jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
"Kenapa Ver, gelisah banget horny ya" tegurnya bercanda.
"Ngga lagi, ngaco kamu Ton" sanggahku.
"Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita" Andri menimpali.
"Rese\' nih berdua, nonton aja tuh" sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
"Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal" bisik Toni sambil meremas pundakku.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
"Remas aja paha aku Ver daripada rok" bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang \'geboy\' saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
"Ngga usah malu Ver, santai aja" lanjutnya lagi.
Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang \'wow\' kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
"Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu" bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
"Jangan Ton" namun aku berusaha menolak.
"Kenapa Ver, cuma pundak aja kan" tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha \'jaim\'.
"Ton.. ahh" desahku tak tertahan lagi.
"Enjoy aja Ver" bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
"Ohh Ton" aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat \'live show\' dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.
"Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh" desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

"Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh" desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii"
"Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi" bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
Mendengar kata \'lebih lagi\' aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
"Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh" jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi \'hidangan\' pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai \'hidangan\' utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

"Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh" rintihku tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

"Jilat.. Ver" perintahnya tegas.
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
"Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh" desah Andri.
"Jilat kepalanya Ver" aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
"Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep" pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
"Jangan pake gigi Ver.. isep aja" protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver"
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
"Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr" jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
"Gila Andri.. kira-kira dong" celetukku sambil bersungut-sungut.
"Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget" jawab Andri dengan tersenyum.
"Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka" sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
"Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" desisku tak tertahan.
"Teruss.. Tonn.. aakkhh"
Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
"Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh" desahanku semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

"Aauugghh.. Tonn.. pelann" jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
"Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn" desahku lirih.
Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
"Enak.. Ver" tanya Toni berbisik.
"He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh"
"Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi" bisiknya lagi.
"Ooohh.. Tonn.. ngghh"

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
"Auuhh.. sakitt Tonn" jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
"Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya" bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
"Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh" desahku tak tertahan.
"Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh" puji Toni diantara lenguhannya.
"Agghh.. terus Tonn.. teruss" aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
"Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn" jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
"Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus" erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
"Isep Ver" pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
"Ooohh.. enak Ver.. isep terus"
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

"Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh" erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
"Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr" jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi \'doggy\' dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
"Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh"
"Enak banget Drii.. aahh.. oohh"
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
"Andrii.. kenapa dicabutt" protesku.
"Masukin lagi Dri.. pleasee" pintaku menghiba.
Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
"Andrii.. pleasee.. jangan disitu" aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

"Aduhh sakitt Drii.. akhh..!" keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
"Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya" bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
"Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii" erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari \'istirahat\'nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

"Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann" jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
"Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii"
"Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett"
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila \'dijarah\' oleh dua atau tiga pria sekaligus.