Fgila June 2016 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Thursday, June 23, 2016

CERITA ASIK

KOCOKAN IBU AMEL BEGITU BERGAIRAHKAN

Ibu Amel.Aku harus bisa lulus dengan nilai yang bagus agar bisa masuk sekolah SMA unggulan, saat konsentrasi sedang focus fokusnya , tiba tiba aku diberi pengenalan akan seks yang banyak dan menjadikan konsentrasiku agak buyar, aku sungguh kecewa dengan nilai nilai yang turun , dan wali kelasku sempat memanggilku karena nilaiku begitu merosot dratis.

GILAQQ
Lalu dipanggil ke ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) untuk membantuku. Aku hanya menjawab bahwa aku rindu orangtua di Bengkulu karena sudah lebih dari dua tahun tidak bertemu.

Mereka berusah menghibur dan membangkitkan semangatku. Mereka juga sepakat bahwa untuk mengembalikan konsentrasiku, beberapa guru dari beberapa mata ajaran utama akan memberiku les privat selama sebulan.

Setiap pulang sekolah sampai sore aku wajib belajar privat di sekolah atau di rumah masing2 guru. Tapi karena siang hari sekolah sepi, akhirnya aku harus ke rumah guru. Aku jadi ingat saat harus sering belajar privat untuk lomba pelajar teladan. Aku jadi ingat sama Diah.

Siang itu adalah jadwal privat Bahasa Indonesia, ini adalah privat yang ketiga kalinya aku datang ke rumah Bu Amel. Biasanya Pak Endang, suami Bu Amel yang membukakan pintu, namun kali ini Bu Amel sendiri yang membuka pintu dan kami privat di ruang tamu.

Setelah selesai biasanya Pak Endang menemani dan kami ngobrol sebentar dan Pak Endang turut memberiku semangat. Tapi kali ini dia tidak keluar menemuiku.

“Bapak kemana Bu? Sakit?”, tanyaku
“Tadi pagi sama temannya ada urusan ke Bandung. Katanya urusannya sampai sore terus langsung kembali lagi, paling2 sekitar jam 7 jam 8 sampai rumah,” jawab Bu Amel

“Jar, kalau menurut ibu, hilangnya konsentrasi kamu karena masalah cewek”, Bu Amel membuka pembahasan. Aku diam tidak menjawab.

“Ibu perhatikan dulu kamu dekat dengan Diah dan menurut ibu cukup dekat. Ibu tahu dari wajah dan bahasa tubuh kaAmeln,” Bu Amel coba memancing. Aku masih diam.

“Satu lagi. Ingat waktu kamu dan teman2 sekolah membantu mempersiapkan pernikahan ibu di rumah orang tua ibu?” tanyanya
“Iya. Kami sampai harus menginap semalaman”, jawabku
“Kamu dan anak2 laki tidur di bale di luar dekat tenda. Disitu ibu lihat kamu berbeda”, katanya. Aku tertegun dan ingin mendengar penjelasannya.

“Tidak seperti anak lain, kamu tidur pakai sarung dan dibalik sarung kamu tidak pakai celana atau celana dalam”. Sebelum sempat bertanya Bu Amel melanjutkan, “Malam itu ibu beberapa kali keluar, ibu lihat kamu seperti bermimpi dan ibu lihat dibalik sarung penismu ngaceng.

Lalu dinihari ibu keluar lagi, dan ibu lihat lagi2 penismu ngaceng dan sarungmu basah. Kamu mimpi basah. Jadi menurut ibu masalah kamu adalah masalah wanita”, kata ibu menyimpulkan.

“Darimana ibu tahu, kalau aku ngaceng?” tanyaku menyelidik
“Justru ibu juga kaget, karena kelihatannya ukuran penismu besar sehingga terlihat jelas. Kalau ibu perhatikan, kamu tidak pernah pakai celana dalam. Ini berarti kamu sudah banyak tahu tentang seks. Kamu sudah berhubungan badan dengan Diah? Atau seseorang?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala.

“Kalau begitu pengalaman seks apa yang pernah kamu rasakan”, Bu Amel merendahkan suaranya. Dari tadi nadanya memang tidak memaksa, tetapi mencoba menjadi seorang sahabat.

Ragu2, aku mulai menceritakan pengalamanku dengan Ceu Kokom sampai Soraya, dan tahu seks melalui film porno. Bu Amel menghibur aku, bahwa waktu kuAmelh dia juga pernah beberapa kali nonton film porno bersama geng cewek.

Tetapi pengalamannya dengan beberapa lelaki hanyalah sampai cium kening dan pipi. Sedangkan pengalaman seks hanya dengan suaminya, dan itupun tidak seheboh seperti di film porno.

Aku dengar memang Bu Amel adalah guru primadona, karena memang wajahnya mirip paramita rusady dan perawakannya cukup tinggi dan langsing. Tambah lagi ia selalu rapi, segar dan murah senyum. Banyak lelaki yang berusaha mendekatinya dan beberapa pernah dekat dengannya walaupun sebentar. Ia memutuskan untuk memilih Pak Endang perjaka tampan insinyur teknik, dan menikah beberapa bulan lalu.

Bu Amel bercerita tentang adegan film porno yang pernah ditontonnya. Ceritanya terbuka dan vulgar, membuatku risih tapi sekaligus terangsang, sehingga tanpa bisa dicegah, penisku ngaceng. Meskipun aku sedang dalam posisi duduk, tetapi lekuk penis ngacengku terlihat di celana.

“Coba kamu berdiri”, kata Bu Amel. Aku ragu dan malu karena penisku ngaceng, tetapi Bu Amel membantuku berdiri.
“Kamu memang tidak pernah pakai celana dalam, jadi kalau lagi ngaceng bisa kelihatan”, katanya. Lalu menarikku pindah dari ruang tamu ke ruang makan. Dia duduk di kursi makan sedangkan aku berdiri disampingnya.

Lalu dia meneruskan cerita adegan di film porno. Yang membuat aku kaget dan deg2an adalah sambil bercerita, tangannya mengusap2 celana persis dibagian penisku yang ngaceng. Aku yang tadinya bingung akhirnya memutuskan untuk menikmati belaian tangan Bu Amel. Memejamkan mata dan sedikit mendesah.

Saat sedang asyiik menikmati rabaan, tiba2 Bu Amel memelorotkan celanaku dan secara reflek aku menutupi penis dengan tanganku. Dengan lembut dan perlahan Bu Amel menyingkirkan tanganku dari penis. Sejenak dia memperhatikan penisku dan mengukur dengan jengkalan tangannya. Lalu membelai2 penisku.

“Hebat kamu, kecil2 tapi burungnya gede”, katanya.

Lalu dia melanjutkan cerita adegan film porno lagi, sambil memberi contoh. Saat bercerita tentang adegan si wanita mencium penis si laki2, Bu Amel juga menciumi penisku Lalu…diemut!. Ahh… aku kaget, berjuta rasa berkecamuk.

Ini pertama kali penisku diemut. Ibu guruku yang primadona itu mengemut penisku. Lalu dia memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya. Mengeluarkan dan memasukkan penisku kemulutnya. Berulang-ulang.

Lama juga Bu Amel menikmati penisku. Daripada berdiri, aku merebahkan diri, dan Bu Amel tetap tak mau melepaskan penisku dari mulutnya, ia mengemut sambil tiduran. Kulihat belahan dadanya, maka tanganku menggerayang menyusup bh, mengelus2 susunya. Bu Amel mendekatkan susunya agar mudah terjangkau tanganku.

Bu Amel bercerita lagi, dan semakin bernafsu memainkan penisku. Aku menggeser badanku sehingga kepalaku lebih dekat ke bagian pinggulnya. Kusingkap roknya, dan kuperosotkan celana dalamnya. Bu Amel membantu membuka rok dan mencopot celana dalamnya sendiri, sambil tetap mengemut penisku. Wow, vaginanya tebal dengan bulu jembut yang juga tebal.

Kuberanikan diri mendekatkan wajahku ke vaginanya, Bu Amel dengan sadar membuka kakinya sehingga terlihat jelas vaginanya. Pemandangan ini tidak kusia2kan. Tanganku segera membelai jembut dan vaginanya. Kubuka bibir vaginanya dan inilah pertama kali aku melihat bagian dalam vagina. Ada itil dan ada lubang.

Sesuai dengan celotehan Bu Amel tentang adegan berikutnya, maka aku mainkan itilnya dengan jariku. Bu Amel menggelinjang. Lalu jariku memainkan lubang vaginanya. Dengan rasa penasaran aku mencoba mengikuti jalan cerita Bu Amel untuk menciumi vaginanya.

Saat kucium, sejenak Bu Amel menghentikan mengemut penisku. Lalu kucium lagi, kubuka bibir vaginanya dan itilnya kujilati dengan lidahku. Ahh.. Bu Amel mendesah dan meremas kuat penisku, lalu mengemut dan mengocok penisku dengan mulut dan tangannya. Bu Amel berhenti bercerita dan menikmati permainan kami.

Setelah itil, kujilati juga seluruh bagian vaginanya dan lubang vaginanya. Rasanya aneh, aku ingin meludah. Akhirnya aku hanya menciumi bagian luar vaginanya. Cukup lama aku menikmati menciumi dan menjilati vagina.

Selanjutnya kuarahkan jariku ke lubang vaginanya. Kumasukkan jariku kedalamnya. Bu Amel mendesah lagi. Di dalam vagina Bu Amel kurasakan ada gundukan2 kecil. Didalamnya, jariku serasa dipijit2 oleh vaginanya. Kukeluar masukkan jariku ke vagina, Bu Amel menggelinjang2. Terus kulakukan sampai akhirnya Bu Amel mengejang. Kelihatannya dia sudah sampai puncak nikmat.

Adegan ini membuatku semakin terangsang. Setelah cukup lama, kurasakan penisku mau mengeluarkan mani. Aku bernafas kencang, Bu Amel semakin mempercepat ngocoknya. Dan akhirnya…. Aaahhh, maniku muncrat keluar. Bu Amel tidak siap, sehingga sebagian maniku masuk ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai muka dan matanya.

Aku terlentang lemas dengan wajah masih mencium vagina Bu Amel. Sementar Bu Amel juga lemas dengan kepala di pahaku dan mencium penisku yang mulai meloyo. Tak lama kemudian ia mengambil lap untuk membersihkan mani dan cairan vaginanya yang berceceran di lantai. Lalu dia menuntunku kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Aku menyiram dan membersihkan penis dan sekitar selangkangan. Bu Amel mengambil handuk dan kemudian ikut masuk kamar mandi untuk membersihkan. Ternyata Bu Amel malah mencopot baju dan bh nya sehingga bugil. Wah ternyata badan Bu Amel mulus, dengan warna kulit khas orang sunda. Susunya tidak terlalu besar, tetapi putingnya cukup panjang, mungkin hampir 1 cm. Bu Amel berusia 22 tahun dan baru menikah dengan Pak Endang beberapa bulan lalu.

“Kalau habis seks, sebaiknya mandi”, dia menjelaskan. Aku ikuti sarannya dan mencopot semua pakaian dan mandi bersama.

Bu Amel membantu memandikanku dan dia menyabuniku dari atas. Agak lama dia menyabuni penisku, sambil digosok2. Katanya biar bersih, tapi kenyataannya penisku menjadi ngaceng lagi, dan dia tersenyum. Lalu dia minta aku menyabuninya. Aku juga menyabuni Bu Amel dari atas sampai bawah, dan sengaja berlama2 saat menyabuni susunya. Bukan hanya menyabuni tapi meremas2 susu dan memainkan putingnya. Bu Amel tersenym.

Begitu juga saat menyabuni vaginanya, aku memainkan itilnya. Setelah menyiramkan air untuk menghilangkan sabun, kulihat susunya sangat menantang. Aku beranikan diri mencium dan menghisap susu. Bergantian kiri dan kanan

Aku semakin ngaceng lagi, dan kutempelkan penis ngacengku ke pantat dari belakang. Lalu membalikkan tubuh Bu Amel dan menempelkan penis ke vaginanya dari depan. Kugesek2an dan kami berciuman. Permainan ini membuatku ingin mencoba memasukkan penis ke vagina. Kupegang penisku dan kuarahkan ke vaginanya.

“Jangan ya.. ibu belum hamil. Ibu ingin punya anak dari Pak Endang”, katanya lembut.
“Digesek2 gini saja” katanya sambil mempercepat gerak pinggulnya.

Kelihatannya Bu Amel menikmati gesekan penisku divaginanya, dia mendesah2 hingga erangan panjang menandai bahwa ia telah mencapai puncaknya. Bu Amel lemas dan merebahkan kepalanya dipundakku. Sedangkan aku terus menggesek2an penisku.

Bu Amel terduduk lemas di kamar mandi, sekaAmeln kurebahkan dia dan kuciumi seluruh tubuhnya. Dan kembali aku menciumi dan memainkan vaginanya. Jilatan di vagina membuat Bu Amel terangsang kembali dan mendesah2 memegangi kepalaku untuk dibenamkan ke selangkangannya.

“Sudah dulu ya.. terus cepat mandinya. Sebentar lagi Pak Endang pulang”, tiba2 Bu Amel menghentikan permainan kami karena ingat suaminya segera datang.

Tanggung penisku sudah ngaceng, aku merangkak menindih tubuh Bu Amel, “aku mau keluar Bu”, kataku memohon, Bu Amel tersenyum mengangguk. Lalu kogoyang2 pantatku menekan selangkangannya. Sementara tangan Bu Amel memposisikan dan menjaga penisku agar tidak masuk ke lubang vaginanya. Cukup lama aku bergoyang.

Bu Amel yang tadinya pasrah menunggu aku keluar akhirnya menikmati lagi. Aku mempercepat goyangan dan akhirnya maniku meledak keluar di perutnya.

Kelihatannya Bu Amel juga akan memuncak, kedua tangannya memegang erat pinggulkan sambil menggoyang2kan pinggulnya dan menggesek2 vaginanya ke kelaminku. Sampai akhirnya iapun mencapai puncak dan kami terkulai lemas di kamar mandi.

“Aku.. tiga.. kali..sama..kamu..”, kata Bu Amel dengan napas terengah2. Maksudnya tiga kali mencapai puncak.

Tanpa istirahat, Bu Amel langsung mandi. Sedangkan aku membersihkan penisku dulu. Saat akan membersihkan, aku melihat penisku basah diselimuti cairan, tapi bukan maniku, tapi seperti cairan vagina.

Aku kaget, apakah saat gesekan terakhir saat Bu Amel memuncak, tanpa sadar dan tanpa terasa penisku masuk ke vaginanya. Aku memandang Bu Amel yang sedang mandi, diapun melihatku memperhatikan penisku. Dia hanya tersenyum penuh arti dan meneruskan mandi.

Kami selesai sebelum Pak Endang pulang. Saat pamitan aku ucapkan terimakasih kepada Bu Amel. Diapun mengucapkan terimakasih dan berharap kejadian ini menambah semangat dan konsentrasi belajarku.

Setelah hari itu, aku masih 4 kali lagi les privat di rumah Bu Amel. Tetapi tidak ada kesempatan untuk mengulang menciumi vagina Bu Amel, karena Pak Endang selalu ada di rumah. Paling2 saat tahu Pak Endang mandi atau ke warung, kami memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk saling meraba dan mencium vagina dan penis.

Bu Amel, guru bahasa indonesiaku memberiku pengalaman pertama penisku diemut dan juga pengalaman pertama menciumi dan memainkan vagina.

Wednesday, June 22, 2016

Monday, June 20, 2016

CERITA ASIK

PAHA YANG MULUS BIKIN AKU NAPSU

GILAQQ
Kisah ini terjadi beberapa bulan yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman2 bermain sahabatku itu.

Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku. Wanita ini memakai gaun pesta yg sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun terusan warna ungu dengan belahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan paha nya.

Bila dia berjalan pasti kulit mulus paha nya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.

Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih paha nya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku. Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya.

Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu. Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya.

Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata. Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.

Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.

Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil paha nya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan paha nya terbuka.

Sesekali aku melirik ke arah paha nya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat paha nya semakin kian terlihat olehku.

“Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
“Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?” pancingnya kepadaku.
“Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat paha nya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,

“Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang paha ku pegang aja tapi nggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku.
“Bener nih mbak, mbak nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.

Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannyadi paha nya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai paha nya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku. Kubelai2 paha nya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya.

Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.

Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.

Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini.

Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.

Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.

Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya.

Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit.

Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.

Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku.

Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya. Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang.

Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian paha nya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.

Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas.

Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

“Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini..” katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.

Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.

“Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya. Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.

“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya.

Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.

“Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua paha nya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei.

Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.

Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.

“Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.

“Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut dadanya.
Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam.

“Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.
“Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.

Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras.

Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi.

Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras. Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.

Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.

Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.

“Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali.

Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat. Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya.

Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.

Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri.

Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.

“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku.

Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.

“Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya.

Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya.

Sunday, June 19, 2016

CERITA ASIK

CINTA YANG DI RAHASIAKAN

GILAQQ
Namaku Mella tapi teman-teman biasa memanggilku Mella. Aku dilahirkan dari keluarga yang serba berkecukupan dan aku hanya mempunyai satu saudara kandung laki-laki, praktis semua permintaan dan kebutuhanku selalu dipenuhi oleh kedua orang tuaku.

Aku benar benar sangat di manja oleh mereka. Ayahku berasal dari negeri Belanda, sedangkan ibuku berasal dari Menado, aku bersyukur karena seperti gadis peranakan pada umumnya, aku pun tumbuh menjadi gadis yang berwajah cukup cantik.

Saat ini usiaku 24 tahun, wajahku cantik dan kulitku putih mulus, rambutku lurus dan panjang sampai di bawah bahu, tubuhku pun termasuk tinggi dan langsing dipadu dengan ukuran buah dada yang termasuk besar untuk ukuran gadis seusiaku, ditambah lagi, aku sangat rajin merawat tubuhku sendiri supaya penampilanku dapat terus terjaga.

“Wah.. Aku belum sempat potong rambut nih..” gumamku sambil terus mematut diri di depan cermin sambil mengenakan pakaianku. Hari ini aku memakai setelan rok coklat tua dan kemeja putih berkerah, lalu aku padukan dengan blazer coklat muda. Aku merasa tampil makin cantik dengan pakaian kesayanganku ini, membuat aku tambah percaya diri.

Singkat cerita, aku telah sampai di kota tempatku akan bekerja. Aku langsung menuju kantor cabangku karena aku harus segera melapor dan menyelesaikan pekerjaan.

Sesampai di depan kantor suasananya terlihat sangat sepi, di lobby kantor hanya terlihat dua orang satpam yang sedang bertugas, mereka mengatakan bahwa seluruh karyawan sedang ada pelatihan di gedung sebelah. Dan mereka juga berkata bahwa aku sudah ditunggu oleh Pak Bobby di ruangannya di lantai dua, Pak Bobby adalah pimpinan kantor cabang di kota ini.

“Selamat siang..! Kamu Mella kan..?” sambut Pak Bobby ramah sambil mempersilakan aku duduk.

“Iya Pak.. Tapi saya biasa di panggil Mella..” jawabku sopan.

Pak Bobby kemudian mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku, sambil sesekali menanyakan keadaan para pegawai di kantor pusat. Cukup lama juga aku berbicara dengan Pak Bobby, hampir lima belas menit, padahal sebenarnya, aku harus ke gedung sebelah untuk mengikuti diklat, tapi Pak Bobby terus saja menahanku dengan mengajakku berbicara.

Sebenarnya aku sedikit risih dengan cara Pak Bobby memandangku, mulutnya memang mengajukan pertanyaan kepadaku, tapi matanya terus memandangi tubuhku, tatapannya seperti hendak menelanjangiku.

Dia memperhatikanku mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, sesekali pandangannya tertumpu di sekitar paha dan buah dadaku. Aku agak menyesal karena hari ini aku mengenakan rok yang agak pendek, sehingga pahaku yang putih jadi sulit untuk kusembunyikan.

Dasar mata keranjang, sungutku dalam hati. Baru tak berapa lama kemudian pembicaraan kami pun selesai dan Pak Bobby beranjak ke arah pintu mempersilakanku untuk mengikuti diklat di gedung sebelah.

“Terima kasih Pak.. Saya permisi dulu..” jawabku sambil beranjak ke arah pintu.

Perasaanku langsung lega karena dari tadi aku sudah sangat risih dengan pandangan mata Pak Bobby yang seperti hendak menelanku bulat bulat. Pak Bobby membukakan pintu untukku, aku pun berterima kasih sambil berjalan melewati pintu tersebut.

Tapi aku kaget bukan kepalang saat tiba tiba rambutku dijambak dan ditarik oleh Pak Bobby, sehingga aku kembali tertarik masuk ke ruangan itu, lalu Pak Bobby mendorongku dengan keras sehingga aku jatuh terjerembab di atas sofa tempat tadi aku duduk dan berbicara dengan Pak Bobby.

“Apa yang Bapak lakukan..?? Mau apa Bapak..?” jeritku setengah bergetar sambil memegangi kepalaku yang sakit akibat rambutku dijambak seperti itu.

Pak Bobby tidak menjawab, dia malah mendekatiku setelah sebelumnya menutup pintu ruangannya. Sedetik kemudian dia telah menyergap, mendekap dan menggumuliku, nafasnya mendengus menghembus di sekitar wajahku saat Pak Bobby berusaha menciumi bibirku

“Jangan.. Jangann..! Lepasskan.. Ssaya..!” jeritku sambil memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya.

“Diam..!!” bentaknya mengancam sambil mempererat pelukannya pada tubuhku.

Aku terus meronta sambil memukulkan kedua tanganku ke atas pundaknya, berusaha melepaskan diri dari dekapannya, tapi Pak Bobby terus menghimpitku dengan erat, nafasku sampai tersengal sengal karena terdesak oleh tubuhnya.

Bahkan sekarang Pak Bobby telah mengangkat tubuhku, dia menggendongku sambil tetap mendekap pinggangku, lalu dia menjatuhkan dirinya dan tubuhku di atas sofa dengan posisi aku ada di bagian bawah, sehingga kini tubuhku tertindih oleh tubuhnya.

Aku terus menjerit dan meronta, berusaha keluar dari dekapannya, lalu pada satu kesempatan aku berhasil menendang perutnya dengan lututku hingga membuat tubuhnya terjajar ke belakang. Dia terhenyak sambil memegangi perutnya, kupergunakan kesempatan itu untuk berlari ke arah pintu.

Aku hampir sampai di pintu keluar saat tubuhku kembali tertarik ke belakang, rupanya Pak Bobby berhasil menggapai blazerku dan menariknya hingga terlepas dari tubuhku, sesaat kemudian aku sudah berada di dalam dekapannya kembali.

“Bajingann..! Lepaskan saya..!” jeritku sambil memakinya.

Tenagaku sudah mulai habis dan suaraku pun sudah mulai parau, Pak Bobby masih terus memelukku dari belakang sambil mulutnya berusaha menciumi leher dan tengkukku, sementara tangannya menelikung kedua tanganku, membuat tanganku terhimpit dan tidak dapat bergerak.

“Jangann..! Biadab.. Lepaskan sayaa..!” aku kembali menjerit parau.

Air mataku sudah meleleh membasahi pipiku, saat tangan Pak Bobby membetot keras kemeja putihku, membuat seluruh kancingnya terlepas dan berjatuhan di atas lantai.

Sekarang tubuh bagian atasku menjadi setengah terbuka, mata Pak Bobby semakin melotot melihat buah dadaku yang masih terlindung di balik bra hitamku, setelah itu, dia menarik kemeja yang masih menempel di bahuku, dan terus menariknya sampai menuruni lenganku, sampai akhirnya Pak Bobby menggerakkan tangannya, melemparkan kemeja putihku yang telah terlepas dari tubuhku.

“Lepasskann..!!” jeritku saat satu tangannya mulai bergerak meremasi sebelah payudaraku.

Tubuhku mengelinjang hebat menahan ngilu di buah dadaku, tapi dia tidak berhenti, tangannya malah semakin keras meremas buah dadaku.

Seluruh tubuhku bergetar keras saat Pak Bobby menyusupkan tangannya ke balik bra hitamku dan mulai kembali meremas payudaraku dengan kasar, sambil sesekali menjepit dan mempermainkan puting buah dadaku dengan jarinya, sementara mulutnya terus menjilati leherku dengan buas.

Pak Bobby sudah akan menarik lepas bra yang kukenakan, saat pada saat yang bersamaan pintu depan ruangannya terbuka, dan muncul seorang laki laki dengan wajah yang tampak kaget.

“Ada apa nih Pak Bobby..?” serunya, sambil memandangi tubuhku.

“Lepaskan saya.. Pak..! Tolong saya..! Pak Bobby akan memperkosa saya..!” jeritku memohon pertolongan dari orang itu.

Perasaanku sedikit lega saat laki-laki itu muncul, aku berharap dia akan menolongku. Tapi perkiraanku ternyata salah..

“Wah Pak.. Ada barang baru lagi nih. Cantik juga..!” seru laki-laki itu sambil berjalan mendekati kami, aku langsung lemas mendengar kata-katanya, ternyata laki laki ini sama bejatnya dengan Pak Bobby.

“Ada pesta kecil..! Cepat Han.!! Lu pegangi dia..! Cewek ini binal banget” jawab Pak Bobby sambil tetap mendekap tubuhku yang masih terus berusaha meronta.

Sedetik kemudian laki-laki itu sudah berada di depanku, tangannya langsung menggapai dan merengkuh pinggangku merapatkan tubuhnya dengan tubuhku, aku benar-benar tidak dapat bergerak, terhimpit oleh laki-laki itu dan Pak Bobby yang berada di belakangku, lalu tangannya bergerak ke arah bra-ku, dan dengan sekali sentak, dia berhasil merenggut bra itu dari tubuhku.

“Tidak.. Tidak..! Jangan lakukan..!!” jeritku panik.

Tangisku meledak, aku begitu ketakutan dan putus asa hingga seluruh bulu kudukku merinding, dan aku semakin gemetar ketakutan saat laki-laki yang ternyata bernama Burhan itu melangkah ke belakang, sedikit menjauhiku, dia diam sambil memandangi buah dadaku yang telah terbuka, pandangannya seperti hendak melahap habis payudaraku.

“Sempurna..! Besar dan padat..” gumamnya sambil terus memandangi kedua buah dadaku yang menggantung bebas.

Setelah itu dia kembali beranjak mendekatiku, mendongakkan kepalaku dan melumat bibirku, sementara tangannya langsung mencengkeram buah dadaku dan meremasnya dengan kasar. Suara tangisanku langsung terhenti saat mulutnya menciumi bibirku, kurasakan lidahnya menjulur di dalam mulutku, berusaha menggapai lidahku.

Aku tercekat saat tangannya bergerak ke arah selangkanganku, menyusup ke balik rokku, aku langsung tersentak kaget saat tangannya merengkuh vaginaku. Kukumpulkan sisa-sisa tenagaku lalu dengan sekuat tenaga kudorong tubuh Pak Burhan.

“Tidak.! Tidak..! Lepaskan saya.. Bajingan kalian..!” aku menjerit sambil menendang-nendangkan kakiku berusaha menjauhkan laki-laki itu dari tubuhku.

“Ouh.. Ssakit..!!” keluhku saat Pak Bobby yang berada di belakangku kembali mendekapku dengan lebih erat. Kutengadahkan kepalaku, kutatap wajah Pak Bobby, aku memohon supaya dia melepaskanku.

“Tolonngg.. Hentikann Pak..!! Saya.. Mohon.. Lepaskan saya..” ucapku mengharap belas kasihannya.

Keadaanku saat itu sudah benar-benar berantakan, tubuh bagian atasku sudah benar-benar telanjang, membuat kedua payudaraku terlihat menggantung dan tidak lagi tertutup oleh apapun. Aku sangat takut, mereka akan lebih bernafsu lagi melihat keadaan tubuhku yang sudah setengah telanjang ini, apalagi saat ini tubuhku sedang ditelikung oleh Pak Bobby dari belakang hingga posisi itu membuat dadaku jadi terdorong ke depan dan otomatis buah dadaku pun ikut membusung.

Beberapa saat kemudian Pak Bobby tiba tiba mengendorkan dekapannya pada tubuhku dan akhirnya dia melepaskanku. Aku hampir tidak percaya bahwa Pak Bobby mau melepaskanku, padahal saat itu aku sudah sangat putus asa, aku sadar aku hampir tidak mungkin lolos dari desakan kedua laki-laki tersebut.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, aku langsung berlari secepatnya ke arah pintu, tapi lagi-lagi aku kalah cepat, Pak Burhan sudah menghadang di depanku dan langsung menghunjamkan pukulannya ke arah perutku.

“Arghh..!! Sshh.. Ouhh..” aku mengeluh kesakitan.

Kupegangi perutku, seketika itu juga, aku langsung jatuh terduduk, nafasku tersengal-sengal menahan sakit yang tak terkira. Belum hilang rasa sakitku, mereka berdua langsung menyerbu ke arahku.

“Pegangi tangannya Han..!!” seru Pak Bobby sambil mendorong tubuhku sehingga aku jatuh terjengkang di atas lantai.

Seketika itu juga Pak Burhan sudah berada di atas kepalaku dan mencengkeram kedua tanganku, sementara Pak Bobby berada di bawah tubuhku, mendekap kedua kakiku yang berusaha menendangnya.

Dia sudah seperti kemasukan setan, melepasi sepatu hak tinggiku, merobek stockingku dan mencabik cabik rok yang kukenakan dan akhirnya dia merenggut dengan paksa celana dalamku, melolosinya dari kedua kakiku dan melemparkannya ke lantai.

“Lepasskann..! Lepasskan..! Tolongg.. Jangan perkosa sayaa..!” jeritanku makin keras di sela-sela keputusasaan.

Aku sudah tidak sanggup lagi menahan mereka yang sepertinya semakin bernafsu untuk memperkosaku, air mataku makin deras mengalir membasahi kedua pipiku, kupejamkan mataku, bulu kudukku langsung bergidik, aku tidak sanggup membayangkan kalau hari ini aku akan diperkosa oleh mereka.

“Jangann.. Ahh.. Tolongg..!” aku menjerit histeris saat Pak Bobby melepaskan pegangannya pada kedua kakiku.

Dia berdiri sambil melepaskan pakaiannya sendiri dengan sangat terburu-buru. Aku sadar, laki-laki ini sebentar lagi akan menggagahiku. Seketika itu juga kurapatkan kedua kakiku dan kutarik ke atas hingga menutupi sebagian dadaku, sementara kedua tanganku masih tetap di dekap erat oleh Pak Burhan.

Tiba tiba Pak Bobby berjongkok, dia langsung menarik kedua kakiku, merenggangkannya dan kemudian memposisikan tubuhnya di antara kedua pangkal pahaku.

“Jangann..!!” keluhku lemah dan putus asa, sambil bertahan untuk tetap merapatkan kedua kakiku, tapi tenaga Pak Bobby jauh lebih kuat di bandingkan dengan tenagaku.

Aku terhenyak saat Pak Bobby mulai menindihku, membuatku jadi sesak dan sulit untuk bernafas, buah dadaku tertekan oleh dadanya, sementara perutnya menempel di atas perutku.

“Arghh..!! Jangann..! Sakiitt..!!” rintihku sambil berusaha menggeser pinggulku ke kiri dan ke kanan, saat kurasakan kemaluannya bergesekan dengan bibir kemaluanku.

“Sakiitt..!” aku kembali mengerang saat kepala penisnya mulai masuk ke dalam liang vaginaku.

Bersamaan dengan itu, tangan Pak Bobby bergerak, menjambak rambutku dan menariknya sehingga kepalaku terdongak, kemudian Pak Bobby dengan kasar melumat bibirku sambil terus menekankan tubuhnya ke arah selangkanganku. Kurasakan kesakitan yang luar biasa di dalam liang vaginaku saat batang penisnya terus melesak masuk menghunjam ke dalam lubang kemaluanku.

“Ahh..! Jangann..! Sakiitt..!” aku kembali menjerit dengan keras saat batang penisnya menembus dan merobek selaput daraku.

Tubuhku melenting ke atas menahan sakit yang amat sangat. Kuangkat kakiku dan kutendang-tendangkan, aku berusaha menutup kedua kakiku, tapi tetap saja batang penis itu terbenam di dalam vaginaku.

Aku sungguh tersiksa dengan kesakitan yang mendera vaginaku. Kuhempaskan wajahku ke kiri dan ke kanan, membuat sebagian wajahku tertutup oleh rambutku sendiri, mataku membeliak dan seluruh tubuhku mengejang hebat.

Kukatupkan mulutku, gigiku bergemeretak menahan sakit dan ngilu, nafasku seperti tercekat di tenggorokan dan tanpa sadar kucengkeram keras tangan Pak Burhan yang sedang memegang kedua tanganku.

Aku masih terus merintih dan menangis, aku terus berusaha menendang-nendangkan kedua kakiku saat Pak Bobby menarik batang penisnya sampai tinggal kepala penisnya saja yang berada di dalam liang vaginaku, lalu menghunjamkannya kembali ke dalam liang rahimku.

Pak Bobby sudah benar-benar kesetanan, dia tidak peduli melihatku yang begitu kesakitan, dia terus bergerak dengan keras di dalam tubuhku, memompaku dengan kasar hingga membuat tubuhku ikut terguncang turun naik mengikuti gerakan tubuhnya.

“Ahh.. Sshh.. Lepaskann..!” jeritanku melemah saat kurasakan gerakannya makin cepat dan kasar di dalam liang kemaluanku, membuat tubuhku makin terguncang dengan keras, buah dadaku pun ikut mengeletar.

Kemudian Pak Bobby mendaratkan mulutnya di buah dadaku, menciumi dan mengulum puting payudaraku, sesekali dia menggigit puting buah dadaku dengan giginya, membuat aku kembali terpekik dan melenguh kesakitan.

Kemudian mulutnya bergerak menjilati belahan dadaku dan kembali melumat bibirku, aku hanya bisa diam dan pasrah saat lidahnya masuk dan menari-nari di dalam mulutku, sepertinya dia sangat puas karena telah berhasil menggagahi dan merenggut keperawananku.

Perlahan-lahan dia menghentikan gerakannya memompa tubuhku, melesakkan kemaluannya di dalam liang vaginaku dan menahannya di sana sambil tetap memelukku dengan erat. Setelah itu dia menurunkan mulutnya ke sekitar leher dan pundakku, menjilatinya dan kemudian menyedot leherku dengan keras, membuat aku melenguh kesakitan.

Cukup lama Pak Bobby menahan penisnya di dalam liang kemaluanku, dan aku dapat merasakan kemaluannya berdenyut dengan keras, denyutannya menggetarkan seluruh dinding liang vaginaku, lalu dia kembali bergerak memompa diriku, memperkosaku pelan pelan, lalu cepat dan kasar, begitu berulang ulang.

Sepertinya Pak Bobby sangat menikmati pemerkosaannya terhadap diriku.

Aku meringis sambil tetap memejamkan kedua mataku, setiap gerakan dan hunjaman penisnya terasa sangat menyiksa dan menyakiti seluruh tubuhku, sampai akhirnya kurasakan mulutnya makin keras menyedot leherku dan mulai menggigitnya, aku menjerit kesakitan, tapi tangannya malah menjambak dan meremas rambutku.

Tubuhnya makin rapat menyatu dengan tubuhku, dadanya makin keras menghimpit buah dadaku, membuatku makin sulit bernafas, lalu dia mengatupkan kedua kakiku dan menahannya dengan kakinya sambil terus memompa tubuhku, kemaluannya bergerak makin cepat di dalam vaginaku, kemudian dia merengkuh tubuhku dengan kuat sampai benar-benar menyatu dengan tubuhnya.

Aku sadar Pak Bobby akan berejakulasi di dalam tubuhku, mendadak aku jadi begitu panik dan ketakutan, aku tidak mau hamil karena pemerkosaan ini, pikiranku jadi begitu kalut saat kurasakan batang kemaluannya makin berdenyut-denyut tak terkendali di dalam liang rahimku.

“Jangann..! Jangan.. Di dalam..! Lepasskan..!!” jeritku histeris saat Pak Bobby menghentakkan penisnya beberapa kali sebelum akhirnya dia membenamkanya di dalam liang kemaluanku.

Seluruh tubuhnya menegang dan dia mendengus keras, bersamaan dengan itu aku meraskan cairan hangat menyemprot dan membasahi liang rahimku, Pak Bobby telah orgasme, menyemburkan sperma demi sperma ke dalam vaginaku, membuat dinding vaginaku yang lecet makin terasa perih.

Aku meraung keras, tangisanku kembali meledak, kutahan nafasku dan kukejangkan seluruh otot-otot perutku, berusaha mendorong cairan spermanya agar keluar dari liang vaginaku, sampai akhirnya aku menyerah. Bersamaan dengan itu tubuh Pak Bobby jatuh terbaring lemas di atas tubuhku setelah seluruh cairan spermanya mengisi dan membanjiri liang rahimku.

Mataku menatap kosong dan hampa, menerawang langit-langit ruangan tersebut. Air mataku masih mengalir, pikiranku kacau, aku tidak tahu lagi apa yang harus kuperbuat setelah kejadian ini, kesucianku telah terenggut, kedua bajingan ini telah merenggut kegadisan dan masa depanku, tapi yang lebih menakutkanku, bagaimana jika nanti aku hamil..! Aku kembali terisak meratapi penderitaanku.

Tapi rupanya penderitaanku belum berakhir. Pak Bobby bergerak bangun, melepaskan himpitannya dari tubuhku, aku kembali merintih, menahan perih saat batang kemaluannya tertarik keluar dari liang kemaluanku.

Kuangkat kepalaku, kulihat ada bercak darah bercampur dengan cairan putih di sekitar pangkal pahaku. Aku menangis, pandanganku nanar, kutatap Pak Bobby yang sedang berjalan menjauhiku dengan pandangan penuh dendam dan amarah.

Seluruh tubuhku terasa sangat lemah, kucoba untuk bangun, tapi Pak Burhan sudah berada di sampingku, dia menggerakan tangannya, menggulingkan tubuhku dan mulai menggumuli tubuhku yang menelungkup, aku diam tak bergerak saat Pak Burhan menciumi seluruh punggungku, sesaat kemudian dia bergerak ke arah belakang tubuhku, merengkuh pinggangku dan menariknya ke belakang.

Aku terhenyak, tubuhku terseret ke belakang, lalu Pak Burhan mengangkat pinggulku ke atas, membuat posisiku jadi setengah merangkak, kutopang tubuhku dengan kedua tangan dan lututku, kepalaku menunduk lemas, rambut panjangku tergerai menutupi seluruh wajahku, kepanikan kembali melandaku saat kurasakan batang penisnya menempel dan bergesekan dengan bibir vaginaku.

“Mella..! Kamu memang benar-benar cantik dan seksi..” gumam Pak Burhan sambil tangannya meremasi pantatku, sementara batang penisnya terus menggesek-gesek di bibir vaginaku.

“Ahh.! Sakiitt..! Sudahh.. Sudah..! Hentikann..!! jeritku menahan sakit saat kemaluannya mulai melesak masuk ke dalam liang vaginaku.

Kuangkat punggung dan kedua lututku, menghindari hunjaman batang penisnya, tapi Pak Burhan terus menahan tubuhku, memaksaku untuk tetap membungkuk. Seluruh otot di punggungku menegang, tanganku mengepal keras, aku benar-benar tak kuasa menahan perih saat penisnya terus melesak masuk, menggesek dinding vaginaku yang masih luka dan lecet akibat pemerkosaan pertama tadi, kugigit bibirku sendiri saat Pak Burhan mulai bergerak memompa tubuhku.

“Lepasskan..! Sudah..! Hentikaann..!!” jeritku putus asa.

Nafasku kembali tersengal sengal, tapi Pak Burhan terus memompaku dengan kasar sambil tangannya meremasi pantatku, sesekali tangannya merengkuh pinggulku, menahan tubuhku yang berusaha merangkak menjauhi tubuhnya, seluruh tubuhku kembali terguncang, terombang ambing oleh gerakannya yang sedang memompaku.

Tiba tiba kurasakan wajahku terangkat, kubuka mataku dan kulihat Pak Bobby berjongkok di depanku, meraih daguku dan mengangkatnya, Pak Bobby tersenyum menatapku dengan wajah penuh kemenangan, menatap buah dadaku yang menggantung dan menggeletar, meremasnya dengan kasar, lalu Pak Bobby mendekatkan wajahnya, menyibakkan rambutku yang tergerai, sesaat kemudian, mulutnya kembali melumat bibirku, mataku terpejam, air mataku kembali meleleh saat mulutnya dengan rakus menciumi bibirku.

“Ahh..!!” aku terpekik pelan saat Pak Burhan menyentakkan tubuhnya dan menekanku dengan kuat.

Batang penisnya terasa berdenyut keras di dalam lubang kemaluanku, lalu kurasakan cairan hangat kembali menyembur di dalam liang rahimku, aku menyerah, aku sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan, kubiarkan saja Pak Burhan menyemburkan dan mengisi liang kemaluanku dengan cairan spermanya.

“Periihh..!!” rintihku pelan.

Pak burhan masih sempat menghunjamkan kemaluannya beberapa kali lagi ke dalam liang vaginaku, menghabiskan sisa sisa ejakulasinya di dalam liang rahimku sebelum akhirnya dia menariknya keluar melewati bibir vaginaku yang semakin terasa perih.

Sedetik kemudian satu kepalan tangan mendarat di wajahku. Aku terlempar ke samping, pandanganku berkunang kunang, lalu gelap. Aku jatuh pingsan. Saat siuman aku temukan foto-foto telanjangku berserakan di samping tubuhku dengan sebuah pesan..

“Pastikan..! Hanya Kita Bertiga yang Tahu..!!”

Hari itu juga aku kembali pulang ke Jakarta dengan membawa penderitaan yang amat berat, sesuatu yang paling berharga telah hilang dari diriku dirampas oleh kebiadaban mereka.

Saturday, June 18, 2016

CERITA ASIK

DI MALAM PERTAMA KU

GILAQQ
Ke puncak yuk say..” ajak Alex pacarku tiba-tiba sambil memeluk badanku yang kecil (160/54). Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha bengkelnya.
“Boleh.. Kapan?” jawabku.
“Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!” Boleh juga pikirku.
“Ok!” jawabku setuju. Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku. Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak.
Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras. Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah kemaluanku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di kemaluanku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam kemaluanku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar.
“Ssh.. Aah.. Shh.. Ah..” desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.
Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya.
“Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih..” sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku. Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit.
Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.
“Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?” ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan kemaluanku yang sudah sangat basah.
“Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord,” ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya. Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah. Perlahan dia masukkan dalam kemaluanku.
“Sshh..” desisku merasakan ada barang yang masuk dalam kemaluanku.
Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding kemaluanku!
“Aaahh.. Alleexx’..” jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu. Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam kemaluanku. Karena sesekali Alex harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.
“Aaahh.. Aahh.. Alleexx..” desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar.
Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Alex membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam kemaluanku dan ia mengocoknya cepat.
“Ssshha  aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Alleexx’.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me..” Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang kemaluanku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang kemaluanku, akhirnya dapat juga masuk.
“Sshh aahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar kemaluanku.
Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam kemaluanku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Alex tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya. Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.
“Ahh.. Alleexx.. Ennakk.. ffuucckk.. HH..” Kemaluanku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur.
Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Alex tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam kemaluanku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.
“Aaahh.. Alleexx.. SsSSHH.. Aleex.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh..” pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi.
“Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?” tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.
“Di daleexmm ajaa.. diddallaamm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh..” jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.
“Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh..” Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam kemaluanku dan rongga kemaluanku yang berkedut keras.
Entah berapa kali Alex semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar kemaluanku bercampur dengan cairan cinta dari dalam kemaluanku.
“Makasih sayang..” ujarnya sambil mengecup keningku.
“Alex.. Kamu emang jago!” pujiku padanya. Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya. Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Michael dan Barry, dua teman Alex yang nggak kalah macho! Alex langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.
“Mereka kesini mau ikutan main say.  Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?” ujarnya mesra.
“Alex.. Kamu tahu aja!” ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra. Sambil Alex menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya.
Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Michael, memainkan kemaluanku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.
“Emmpphh..” desahku tertahan penis Alex setiap kali Michael mengorek clitorisku dengan lidahnya. Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku.
“Barry.. Sakit sayang..” kataku sesaat melepaskan penis Alex dari mulutku.
“Tenang sayang.. Enak kok.” ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu. Dan memang ternyata enak. Kujilat kembali penis Alex seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Michael melepas mulutnya dari kemaluanku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Michael yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Alex mengangkatku hingga hampir duduk diatas Michael yang terbaring disebelahku.
Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Michael. Tiba tiba kurasakan jari Michael yang telah diolesi madu memasuki anusku.
“Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh..” jeritku.
“Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit.” Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Alex. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Michael menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku.
“Aaahh.. Ssshh..” jeritku sambil mempererat pelukanku pada Alex. Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Alex membuatku terlentang diatas Michael. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang.
Alex tidak membuang kesepatan ini untuk mulai mengorek lubang kemaluanku dengan penisnya yang besar.
“Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Aleex.. Massuukkinn ssayy..” mendengar permintaanku itu, Alex tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam kemaluanku.
“Emmpphh.. Penuhh Leex.. Pelan pelan..” Perlahan namun pasti, Alex menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam kemaluanku hingga mentok. Alex mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan.. Kemudian makin cepat, dan makin cepatt..
“Ssshh aahh.. Aleexx..” Michael juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Alex masuk, Michael keluar. Alex keluar, Michael masuk, begitu seterusnya hingga..
“Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Aleex.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh..” jeritku..
“I’m coming..” desah Michael..
“Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh” ujar Alex. Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong kemaluanku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.
“AAH..” jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku.
Disambut dengan tusukkan yang dalam di kemaluanku dan tumpahan pejuh Alex dalam kemaluanku serta kedutan yang keras dari penis Michael di anusku dan penis Alex di kemaluanku. Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Michael dan Alex seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan kemaluanku. Alex menarikku hingga penis Michael lepas dari anusku.
“Plop” bunyinya nyaring. Penis Alex masih setengah berdiri masih dalam kemaluanku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah. Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat kemaluanku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Alex serta Michael yang meremas tetekku.
“Ssh.. Aaahh.. Enak Barry..” Tak lama Barry duduk berlutut di depan kemaluanku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah kemaluanku.
“Aaahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam kemaluanku.
Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong kemaluanku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Alex dan Michael.
“Aduuhh.. Enaakkhh..” Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam kemaluanku. Perlahan namun pasti Barry mengocok kemaluanku..
“Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh..” Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang!
“Ahh.. Ssshh.. Emmpphh..” desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga kemaluanku terbuka lebar dihadapannya. Alex menepuk nepuk dan menekan nekan kemaluanku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir kemaluanku hingga tertarik.
“Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh..” Segera Barry mencabut penisnya.
Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Alex, Alex langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam kemaluanku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Alex mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam kemaluanku.
“Aaahh.. Ssshh,” jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Alex menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam kemaluanku. Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Alex tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Michael yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi. Alex mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya.
“Kamu istirahat dulu deh say..
Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya,” ujarnya sambil mencium keningku. Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Alex aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi. Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku. Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Michael. Serta Slavina (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya.
“Sini sayang, kita sarapan dulu,” ujar Alex sambil mengeluarkan kursi disebelahnya. Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Michael dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat.
Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Alex dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Slavina saling melihat, tak lama Slavina menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry. Alex kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata,
“Sabar sayang..” Michael mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam.
“Aaahh..” desah Amy membuatku juga semakin terangsang. Alex yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek kemaluanku dengan jarinya.
Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Michael yang sedang mengocok kemaluan Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Slavina.
“Aaagghh.. Mic.. I’m commingg..” jerit Amy. Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Michael sudah menembakkan pejunya.
“Ssshh.. fuucckk..” desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Slavina muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Alex melepaskan pagutannya di tetekku. “Nonton BF yuk,” ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.
*****
Kami semua menuju ruang TV. Ale duduk di singel sofa empuk miliknya depan TV. Barry mulai menjalankan VCD Player dengan film BF yang mereka punya. Aku duduk menyamping diatas pangkuan Ale, pantatku disela sela pahanya. Ketika film dimainkan, tangan Barry dan Slavina sudah mulai saling merangsang, sementara Michael dan Amy sudah berciuman diatas sofa panjang.
Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memperhatikan film di VCD, karena masing-masing sudah memulai permainannya sendiri sendiri. Jari-jari Ale sudah mulai membelai celah memekku. Menarik-narik klirotisku membuatku semakin terangsang. Ia juga menciumi tetekku menggigit putingku. Tangan kiriku mengocok kemaluannya lembut. Tak lama, kakiku diangkatnya hingga aku duduk berhadapan dengannya sementara kemaluannya terjepit antara perutnya dan memekku dan kedua kakiku melewati sandaran sofa. Perlahan Ale mengorek-ngorek lubang memekku dengan kemaluannya. “Ahh..” desahku saat kepala kemaluannya mulai menerobos masuk dalam memekku. Aku menekan pantatku kebawah, hingga kemaluannya masuk sampai ke batangnya, sekalipun rasanya sakit sekali, tapi nikmatnya luar biasa.
Kemudian aku terlentang diatas pangkuannya masih dengan kemaluan yang tertancap dalam memekku. Amy dan Slavina mendekatiku, mereka menjilati tetekku dan menggigit gigitnya serta meremas remasnya hingga memerah, sementara Michael dan Barry memasukkan kemaluan mereka ke dalam kemaluan kedua perempuan yang sedang menungging itu, kemudian mengocoknya. Jari-jari Slavina dan Amy menggelitik klitorisku, membuatku semakin bergetar. Alex memegang pinggangku dan sedikit mengangkatnya, hingga ia bisa mengocokkan kemaluannya dalam memekku.
“Ahh.. Ssshh..” desahku keenakan.. Tanganku berpegangan pada sandaran tangan sofa dan mulai mengangkat pantatku dan memutar mutarnya, hingga kemaluan Ale yang panjang serasa mengaduk aduk memekku. Pelan namun pasti, pantat Alex pun di goyangkan mengikuti irama goyangan pantatku.
Makin cepat dan makin tak beraturan..
“Ahh.. Aleexx..” Ia mengeluarkan sebuah vibrator kecil, seukuran ibu jari dan memasangnya pada getaran tertinggi. Kemudian menempelkan pada klitorisku.
“Aahh.” Jeritku seakan tersetrum listrik seluruh tubuhku, bersamaan dengan itu terasa memekku berkedut sangat kuat dan.
“Aahh.. Aleex.” Aku menggoyangkan pantatku semakin kuat dan badanku bergetar sangat keras dan kurasa dinding memekku mengejang sangat kuat menjepit kemaluan Ale yang masih ada didalam.
“Aaahh.. Sayang.. Ohh.. Fffuck!” Desah Ale, bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya dalam memekku. Kedua orang di sebelahku juga mulai mendesah dan mencengkram erat pegangan sofa. Masih dalam posisi yang sama, aku menghampiri Amy dan menghisap teteknya, sementara Alex mecium bibir dan memainkan lidahnya dalam mulut Slavina sambil meremas teteknya.
Tak lama mereka menjerit keras sambil menggoyangkan pantat mereka dan kemudian menelungkupkan kepalanya di sandaran kursi. Setelah sejenak kami semua berisitarahat ditempat, kami semua bangkit dari tempat duduk kami.
‘Plop’ suara dari kemaluannya Ale yang tadi tertanam dalam memekku ketika terlepas. Ale mengangkatku ke kamar mandi dan meletakkanku dalam bathtub kemudian mengisinya dengan air hangat. Dengan tubuh yang sangat letih, aku tertidur dalam bathtub yang hangat. Ketika aku terbangun, air sudah meluber keluar dari bathtub. Kemudian aku mandi dan membersihkan memekku dengan sabun.

Friday, June 17, 2016

CARITA ASIK

PELAN"SAJA SAYANK

GILAQQ
Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur.
Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Rika tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.
Saya dan Rika hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras.
Rika mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.
Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Rika yang badannya terasa dingin agar hangat, Rika berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang.
Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Rika dapat tidur.
“Tidurlah sayang..” kataku pelan.
“Nggak bisa.. Berisik sich..” jawabnya.
“Sudah usahakan merem dech..” kataku lagi.
“Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan..” jawabnya lagi.
Saya membantu menina bobokan Rika dengan mengusa-usap rambutnya agar Rika bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat.
Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Rikapun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.
“Yang.. Kamu.. Ngapain..?” tanyanya.
“Nggak ngapa-ngapain..” jawabku.
“Adik Kamu nakal tuch..” katanya.
“Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal..” kataku belum ngerti makasudnya.
“Rika tahu dong..” jawabnya lagi.
“Dari mana..?” tanyaku penasaran.
“Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Rika..” jawabnya sambil senyum.
“Ooh.. Adik yang itu..” kataku tersipu malu.
“Hee.. Telmi yaa..” ledeknya.
Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Rikapun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Rika merasakan kelembutan belaian dari Saya.
Rika terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.
Rika melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD.
Rika menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Rika malah bangun dan berkata, “Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..”.
Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Rika mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.
“Yang.. Jangan marah yaa..” pintanya.
Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.
“Yang.. Kok diem aja..” rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.
Saya masih diam tanpa menghiraukannya.
“Yaang..” rengeknya lagi.
Rika melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Rika.
“Yang.. Kamu bener marah nich..?” rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.
Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Rika merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.
“Yang.. Kamu marah yaa..” rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Rika kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Rika.
Rika tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Rika menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.
“Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa..” rengeknya.
“Saya nggak tahan nich yang..” pintaku seolah merengek kepadanya.
“Jangan dulu yaa..” mohonnya lagi.
Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Rika rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas.
Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Rika menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Rika kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Rika sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.
“Yaang.. Oouuch..” desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.
Rupanya Rika telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.
“Enak yaa..” ledekku sambil tersenyum.
“Aacchh..” rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
“Tadi pura-pura nggak mau..” ledekku lagi.
Rika tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Rika melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Rikapun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.
Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Rika merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Rika langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Rika yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.
Saya miminta agar Rika menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Rika menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Rika merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Rikapun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.
Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Rika, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Rika tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.
“Yang.. Pelaan..” rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
“Ini sudah pelan sayang..” kataku berbisik sambil terus menekan.
“Oouuchh.. Yaanngg..” desahnya.
Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Rika tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Rika menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.
“Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm ” desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.
Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Rika juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.
“Yaangg.. Saayyaa..” desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
“Yang.. Rika.. Jugaa.. Hheemm..” desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.
Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Rika. Rupanya Rika benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Rika ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.
Rika memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.
“Terima kasih yaa yang..” ucapnya ditelingaku.
“Sama-sama..” jawabku sambil senyum kemenangan.
“Kamu Sayangkan sama Rika..?” tanyanya.
“Iyaa dong..” jawabku.
“Kalau Rika Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?” tanyanya lagi.
“Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya..” jawabku untuk menghiburnya.
Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.
Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati.
Pemilik Villa sebut saja namanya Riani membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Riani nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya.
Betapa kagetnya Riani melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Riani menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Riani pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.
“Ron.. Gawat nich..” katanya pada Riani.
“Gawat kenapa..?” tanya Ronny penasaran.
“Tuch.. Temen deket lho..” katanya.
“Kenapa emangnya..?” tanya Ronny.
“Dia pada melakukan itu..” kata Riani.
“Melakukan apa sich..?” tanya Ronny agak penasaran.
“Dia pada bugil, habis begiutan kali..” kata Riani lagi.
“Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?” tantang Ronny.
“Ngapain lagi..” elaknya.
“Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap..” kata Ronny lagi.
Dua puluh menit kemudian Saya dan Rika bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Rika Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.
Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Riani menghampiri Rika dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.
“Hen.. Loe gila yaa..?” tanya Riani pada Rika.
“Gila kenapa..?” tanya Rika nggak ngerti.
“Loe semalem ngewe kan..?!” katanya.
“Nggak.. Loe kali yang ngewe..” balas Rika sengit.
“Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua..” cecarnya.
“Loe ngiri.. Yaa..” kata Rika.
“Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny..” serang Rika.
“Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain..” bela Riani.
“Biarin aja.. Emang Gue pikirin..” kataku sambil meninggalkan Riani kembali ke ruang tengah.
Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.
Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Rika bergumul seperti kemarin. Rika menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.
“Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe..” bisik Saya.
“Gila kali yee..” sungut Ronny.
“Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya..” kataku lagi.
“Yang bener Loe..?!” tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
“Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi..” kata Saya.
“Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi..” ejek Ronny.
“Abis keenakkan sich..” ledek Saya lagi.
Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.
Rupanya Rika sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Rika sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan.
Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Rika mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Rika meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.
“Yangg.. Rika nggak tahann..” rengeknya.
Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Rika yang sudah siap untuk dimasukinya. Rika langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Rika dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya.
Lima belas menit kemudian Rika sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.
“Yangg.. Nggaakk.. Kk..” desahnya.
“Ayoo.. Kita.. Bareng..” kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
“Yyaang.. Hhgghh..” desahnya sambil memelukku dengan erat.
Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Rika mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.
“Yang.. Malam ini sudah dulu yaa..” pintanya.
“Kenapa emangnya..?” tanyaku.
“Capek sich..!” serunya lagi.
“Oke.. Dech yayang..” kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.
Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.
“Enak yaa..” kata Riany.
“Gila kali Loe yee..” sungutku pada Mereka.
“Tuch.. Barang Loe masih ngaceng..” kata Riany.
“Sini Loe.. Saya pake..” ledekku.
“Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem ” ledeknya lagi.
“Ya udeh sono keluar..” pintaku.
“Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh..” katanya.
“Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich..” ledekku sambil menindih si Rika yang masih tidur lelap.
“Ee.. Gilaa..” kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.
Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Rika dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.
Nach para penggemar yang budiman, sampai disini dulu yach cerita ini. Semoga Anda puas dan jangan bosan untuk membuka situs ceritasaja.com ini.