Fgila 2016 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Saturday, December 31, 2016

CERITA ASIK

AKU SELALU ADA BUAT KO ANDI


Aku disiurh ayah untuk menghantarkan sebuah laporan ke rumahnya Om Andi, jarak antara rumahku dan om Andi hanya beberapa komplek dari rumah kami, Om Andi sudah tua umurnya seperti umur bapak saya, tapi dibalik umurnya yang sudah tua gayanya masih seperti anak muda, jujur saja kalau dia maen kerumahku aku selalu melihat dia terus, karena memang aku naksir sama dia.
Walaupun rambutnya ada uban sedikit tapi malah nampka gagah bagiku, berwajah ganteng dia merupakan teman wantu kuliah jadi sangat akrab , Om Andi juga sudah mempunyai anak tapi anaknya meneruskan studi di luar negeri, istrinya kadang pula berkegiatan di luar rumah seperti kegiatan sosial atau arisan ibu ibu.
Beberapa menit aku sudah sampai dirumahnya Om andi, biasanya kalau maen ke sini aku sering diaajak ayah waktu kecil, tapi setelah usiaku yang menginjak dewasa aku sudah berani untuk pergi sendiri, rumah om Andi biasa saja kalau dilihat dai luar, tapi kalau di dalam sudah kayak bintang 5 ada kolom renang dan taman kecil.
Saat itu yang aku masih mengenakan seragam latihanku dengan rok mini dan kaos yang ketat memanggil dan memencet bel. “ Om…. Om… Om Andiiii” ini ada tititpan dari ayah, sementara ayahku yang biasa sendiri untuk bertemu dengan om Andi kali ini aku diminta bantuannya untuk menghantaqrkan laporan ke Om andi, sebab saat ini ayahku sedang rapat diluar kota dan tidak bisa diwakilkan,
Tak lama kemudian datanglah pembantu yang menghampiriku, katanya “Bp. Andi sedang berenang, ada yang bisa dibantu”
“iya bi ni ada laporan titipan dari ayah buat om Andi”
“ya sebentar tunggu dulu non aku panggil Bp. Andi”
Kira kira sudah 15 menit aku munggu di ruang tamunya, tapi Om Andi atau Bibi pembantu tadi tidak datang juga aku iseng berdiri dan berjalan jalan menuju pemandangan kolam renang, tak taunya saat aku buka pintu aku melihat om Andi sedang mengeringkan badannya dengan handuk, terlihat ada gundukan yang lumayan besar di selakangannya.
Melihat itu aku langsung jadi hormy sambil tanganku sesekali menggosok memek dan payudaraku, dengan aku menatap dia ternyata om Andi menghadapku dengan masih tangan yang menepel di memek, Om Andi melihat itu tersenyum dan memanggilku untuk kesana.
“Hai Naya rupanya kamu yang datang, sapa Om Andi, giman kabarmu, lama tak maen kerumah Om”
“a..a…akku baik om kabarnya , kabar om sendiri gimana?’
“lha kamu pasti dari sekolah ya, kok masih pakai pakaian itu, sambil melihat dari atas ke bawah, terlihat mata om berhenti di payudaraku dan aku melihat tonjolon di selakangannya,
“Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om..?” ujarku basa-basi.
“Tante Mella lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Andi sambil memasang kimono di tubuhnya.
“Ooh..” jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Andi dengan leluasa lagi.
“Ke dapur yuk..!”
“Kamu mau minum apa Naya..?” tanya Om Andi ketika kami sampai di dapur.
“Air putih aja Om, biar awet muda.” jawabku asal.
Sambil menunggu Om Andi menuangkan air dingin ke gelas, aku pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada bangku di dapurnya.
“Duduk di sini boleh yah Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat.
“Boleh kok Naya.” kata Om Andi sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.
Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Andi pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku.
“Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Andi langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
“Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Naya. Maaf yah, baju kamu jadi basah semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Andi sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.
Aku yang masih terkejut hanya diam mengamati tangan Om Andi yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin jelas di balik kaosku yang basah dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Andi.
“Om.. udah Om..!” kataku lirih.
Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.
“Kamu cantik, Naya..” ujarnya lembut.
Aku jadi tertunduk malu tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku tepat di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Andi kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku.
Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Andi, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam dan selangkanganku.
Ciumannya makin buas, dan kini Om Andi turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Andi dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut.
Sementara itu tangan Om Andi juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi.
Aku melenguh agak keras dan Om Andi pun makin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya dan aku membiarkan dia melepas kaosku dari atas. Kini aku duduk hanya mengenakan bra hitam dan rok cheersku itu.
Om Andi memandangku tidak berkedip. Kemudian dia bergerak cepat melumat kembali bibirku dan sambil french kissing, tangannya melepas kaitan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.
Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. Aku masih merasa aneh karena baru kali ini aku telanjang dada di depan pria yang bukan pacarku. Om Andi mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja.
Tiba-tiba aku merasa putingku yang sudah tegang akibat nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Andi sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang dan tebal. Uh.., jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap puting kiri dan kananku.
Tanpa kusadari, aku pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Om Andi bernafsu.
“Oom.. aah.. aah..!”
“Naya, kamu kok seksi banget sih..? Om suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..” godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang.
“Ahh.., Om.. gelii..!” balasku manja.
“Sshh.. jangan panggil ‘Om’, sekarang panggil ‘Andi’ aja ya, Naya. Kamu kan udah gede..” ujarnya.
“Iya deh, Om.” jawabku nakal dan Om Andi pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi.
“Eeeh..! Om.. eh Andi.. geli aah..!” kataku sambil sedikit cemberut namun dia tidak menjawab malahan mencium bibirku mesra.
Entah kapan tepatnya, Om Andi berhasil meloloskan rok dan celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu aku sudah telanjang bulat di atas meja dapur itu dan Om Andi sendiri sudah melepas celana renangnya, hanya tinggal memakai kimononya saja.
Kini Om Andi membungkuk dan jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya agar dia dapat melihat isi vaginaku yang merekah dan berwarna merah muda.
Kemudian lidah yang hangat dan basah itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga aku mengerang tidak tertahan.
“Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!”
Aku hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Om Andi dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.
Badanku terasa mengejang serta cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar dan Om Andi pun menjilatinya dengan cepat sampai vaginaku terasa kering kembali. Badanku kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah,
Sedang Om Andi melebarkan kedua kakinya dan siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki olehnya.
Perlahan Om Andi mendorong penisnya ke dalam vaginaku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.
“Aawww.. gede banget sih Rob..!” ujarku karena dari tadi Om Andi belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu.
“Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya.. ampun deh..!”
Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.
Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Andi berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Andi mengerang keenakan.
“Ah naya enak Naya.. aduuh..!”
“Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!” balasku sambil merem melek keenakan.
Om Andi tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Andi semakin nafsu saja.
“Awwh.. awwh.. aah..!” orgasmeku mulai lagi.
Tidak lama kemudian badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Andi yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami dan gesekannya benar-benar nikmat.
Kini posisiku membelakangi Om Andi dan dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggul Om Andi maju mundur.
Aku pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatku. Om Andi mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas gemas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.
“Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!” rintihku dan Om Andi serta merta meremas putingku lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari klitorisku.
Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang melihat Om Andi yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Andi di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.
Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk vaginaku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Andi, akhirnya dia ejakulasi juga dan memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.
“Aaah.. Riin..!” erangnya.
Om Andi melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan aku berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasku. Om Andi duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi.
“Sini Om..! Naya bersihin sisanya tadi..!” ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Andi.
Om Andi hanya terdiam sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, gantian Om Andi yang menjilati selangkanganku, kemudian dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur dan mengantarku ke kamar mandi.
Setelah mencuci vaginaku dan memakai seragamku kembali, aku keluar menemui Om Andi yang ternyata sudah memakai kaos dan celana kulot, dan kami sama-sama tersenyum.
“Naya, Om minta maaf yah malah begini jadinya, kamu nggak menyesal kan..?” ujar Om Andi sambil menarik diriku duduk di pangkuannya.
“Enggak Om, dari dulu Naya emang senang sama Om, menurut naya Om itu temen ayah yang paling ganteng dan baik.” pujiku.
“Makasih ya Sayang, ingat kalau ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.
“Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh.”
“Iya Naya, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu bisa muasin Om kayak tadi.”
“He.. he.. he..” aku tersipu malu.
“Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa.” ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan ayah pada Om Andi.
“Iya, makasih ya Naya sayang..” jawab Om Andi sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.
“Aah.. Om, Naya musti pulang nih, udah sore.” elakku sambil melepaskan diri dari Om Andi.
Perlakuan om Andi dengan dia mencium bibirku, dan menghantarku ke mobil yang parkir diluar,
Sopirku rupanya menunggu terlalu lama , lhoo kok lama banget non di dalam cuman nganter laporan saja kan???
“hehe iya pak om Andi juga ngasih cerita kepadaku jadi lama jadinya kita ngobrolnya”
Begitulah ceritaku yang aku alami dengan om Andi.

Friday, December 30, 2016

CERITA ASIK

PACAR BARU AKU YANG MEMUASKAN NAPSU AKU


Aku Raysa, aku seorang wanita yang berasal dari keluarga yang bisa dikatakan dari keluarga berkecukupan. Aku merasa beruntung sekali karena aku telah dikarunia wajah yang cantik dari sang pencipta. Maaf bukanya aku sok kecantikan, namun memang itu telah diakui oleh teman-temanku, keluargaku bahkan semua cowok yang telah mengenalku.
Ada juga teman kuliahku yang mengatakan bahwa aku mirip Cut tari, apalagi kalau aku sedang tersenyum, kata mereka aku sangat mirip. Padahal kalau menurutku darimana miripnya,hha. Namun yasudahlah memang itu penddapat mereka, yang pnting para temanku suka denganku. Selain itu aku juga tidak memilah-milah dalam hal berteman.
Aku berteman dengan semua orang, entah itu jelek, cakep, kaya atau-pun miskin, selama dia asik aku tidak sungkan untuk berteman dengan mereka. Aku selalu merawat tubuhku, dengan cara ngegym ataupun ke salon. 2 hal itu sudah menjadi rutinitasku, maka dari itu aku-pun tumbuh menjadi seorang gadis yang sehat, periang dan seksi.
Aku mempunyai kebiasaan memakai baju-baju ketat, dan semi transparan dirumah maupun dikampus, sehingga hal itu menambah terpancarnya keseksian dan kemulusan tubuhku dimata kaum lelaki. Fikirku, buwat apa punya tubuh sexy kalau tidak dipamerkan pada orang-orang khususnya para lelaki, namun walaupun aku seperti itu aku masih mngerti batas.
Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Umurku belum genap 20 tahun. Aku sebenarnya asli Jakarta, tapi aku lebih memilih untuk kuliah di Bandung. Biar jauh dari orangtua. Dari sejak SMU aku sudah bercita-cita ingin kuliah jauh dari orangtua. Soalnya malas juga tinggal serumah dengan orangtua, yang sedikit-sedikit melarang ini itu.
Di kota kembang, Ayah-ku membelikan aku sebuah rumah. Aku tinggal sendiri di sana bersama pembantuku dan anaknya yang masih kecil. Rumahku cukup besar dengan perabotan yang lengkap plus mobil Eropa seri terbaru, maklungentotah Ayah-ku adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Itu tidak seberapa baginya. Itu adalah hadiahku karena lulus UMPTN.
Sore itu aku baru pulang kuliah. Capek sekali rasanya setelah seharian berkutat dengan kuliah. Bayangkan saja aku kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non stop. Karenanya aku merasa badanku lelah dan ingin istirahat. Untung besok libur (hari sabtu), jadi aku bisa memanfaatkan waktuku untuk istirahat.
Aku mensandarkan tubuhku di sofa ruang tengah. Aku haus sekali, maka kuputuskan untuk memangil Bik Saroh agar membuatkan minum untukku. Upsssss… Ternyata aku lupa. Bik Saroh dan anaknya sedang pulang kampung tadi pagi. Maklum sejak aku tinggal di Bandung mereka belum pernah pulang, jadi kuijinkan mereka pulang kampung.
Malas benar aku mengangkat pantatku dari sofa. Tapi rasa hausku mengalahkanku, maka dengan malas aku mengambil air dingin di dapur untuk menghilangkan rasa hausku. Kemudian aku pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walau badanku capek sekali tapi aku tidak bisa memejamkan mata. Maka kuputuskan menyalakan komputerku mencoba mencari hiburan.
Baru saja kunyalakan komputer, handphone-ku berbunyi. Segera kuambil handphone-ku dari tas. Di screen tertuliskan Sayang, maka segera kuangkat, karena itu adalah dari Argha, pacarku,
“ Halo Sayang. Lagi ngapain?, ” terdengar suara di seberang sana.
“ Ada apa, sayang ? aku lagi sendiri nih di rumah. Gak lagi ngapa-ngapain, ” jawabku.
“ Malam ini ngedate yuk, sayang. Besok kan libur. Mau nggak kamu ?, ” ajaknya.
“ Aduh aku cape banget nih Sayang, aku lagi malas keluar. Mending kamj aja yang ke rumah. Lagian rumah sepi, Gak ada orang. Sekalian temanin aku, giman, Mau gak?, ” ucapku manja.
“ Ya udah tunggu aja. 30 menit lagi aku ke sana. Dah Sayang…!, ” Katanya.
“ Iya sayang… Da sayang see U…, ” ucapnya.
Argha adalah cowok baruku. Orangnya ganteng da sangat perhatian terhadapku. Kami baru jadian sekitar 3 minggu yang lalu. Tapi dia sudah beberapa kali menikmati tubuhku. Yup… Aku memang cewe yang liberal. Aku menyerahkan keperawananku sama mantanku sewaktu SMA dulu. Jadi bagiku sex bukan hal yang terlalu tabu. Tapi aku masih tahu tata krama.
Aku gak sembarang tidur dengan cowo. Aku gak mau dicap cewek gampangan. Aku hanya mau ngentot sama orang yang benar-benar kucintai. Yah, Seperti Argha ini. Dia lumayan bisa memuaskanku. Hampir di setiap kesempatan kami selalu mereguk kenikmatan duniawi. Paling sering sih di kontrakannya, karena sepi.
Sedangkan di rumahku belum pernah karena ada pembantuku. Malah tak jarang, ketika kami sudah sama-sama pengen ngentot kami membooking hotel untuk menuntaskan nafsu kami. Mengingat-ingat kejadian itu libidoku perlahan-lahan naik. Maka segera kuganti bajuku. Aku ingin tampil sexy di depan Argha.
Segera kugunakan celana pendek putih semi transparan yang ketat. Saking ketatnya terasa CD-ku tercetak di sana. Pantatku yang bulat sekal terlihat indah menonjol. Kemudian kugunakan tanktop putih ketat juga. Aku bercermin, lumayan sexy juga, batinku. Buah dada-ku yang lumayan besar tercetak di bajuku.
Malah karena saking kecilnya bajuku itu, jika aku bergerak-gerak buah dada-ku juga terayun kesana kemari. Aku senang sekali melihatnya. Pasti Argha suka melihatnya. Aku tak sabar ingin cepat-cepat berjumpa dengannya. Beberapa saat kemudian kudengar suara klakson berbunyi. Itu pasti Argha. Aku, bercermin sebentar memastikan penampilanku lalu membuka pintu.
Benar saja, mobil Argha sudah ada di depan gerbang rumahku yang masih terkunci. Aku berlari-lari menuju gerbang untuk membuka pintu pagar rumahku, hal itu otomatis membuat buah dada-ku terayun kesana-kemari. Argha pasti melihatnya dengan jelas karena jarak yang tidak terlalu jauh. Buah dada-ku bergerak-gerak dengan bebasnya.
Setelah kubuka gerbang, perlahan-lahan mobilnya masuk ke garasiku. Segera kututup gerbang kembali dan aku menghampirinya yang baru keluar dari mobil,
“ Halo Sayang…, ” ucapnya.
Dipamerkannya senyum manisnya. Kacamata coklat yang dipakainya menambah kesan macho-nya,
“ Halo juga sayang, sini cepetan masuk Sayang, ” kataku mempersilakannya masuk ke rumah.
Dia mengikutiku dari belakang. Aku bisa pastikan matanya tidak akan lepas dari pantatku yang bergoyang kesana-kemari dengan indahnya. Kemudian aku menutup pintu rumah dan menguncinya.
Baru aku membalikkan tubuhku, Argha sudah berdiri di depanku dengan senyum indahnya,
“ Kamu sexy sekali hari ini, Sayang, ” katanya sambil mendekatkan bibirnya ke mulutku. Segera kusambut bibirnya dan kami melakukan french kiss.
“ Terima kasih, ” jawabku sambil kembali menciumnya, kali ini ciuman kami makin dahsyat.
Sambil menciumi bibirku, tangannya perlahan-lahan menjamah buah dada-ku. Aku semakin ganas membalasnya. Ketika tangannya mulai menyusup ke dalam tank topku, segera kuhentikan,
“ Sabar dulu dong, Sayang. Ga sabaran amat, ” ucapku sambil menjauhkan tubuhku darinya.
“ Mending duduk dulu, aku buatkan minum ya?, ” lanjutku lagi.
Aku sengaja menahan kenikmatan tadi, padahal sebenarnya aku juga sudah ingin sekali. Dia hanya mengangguk lalu pergi menuju sofa. Segera kubuatkan minum dan memberikanya kepadanya. Soft drink yang kusuguhkan langsung dihabiskannya. Kemudian matanya menatapku. Aku tahu maksudnya. Maka saat itu aku-pun aku pindah ke sebelahnya, lalu diciumnya bibirku.
Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati bibir lembutnya. Kemudian dia peluk aku dan tangannya mulai meremas-remas buah dada-ku. Aku mulai merem-melek sambil memutar badanku. Sekarang aku duduk di paha Argha berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu. Perlahan bibirnya turun ke pipiku lalu ke leherku.
Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya lagi. Hal itu membuatku seperti cacing kepanasan saking nikmatnya. Tangannya tidak tinggal diam. Diremas-remasnya buah dada-ku yang mulai mengeras. Tangannya sungguh lihai meremas-remas buah dada-ku sehingga membuatku makin menggelinjang.
Aku tak tahan hingga kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya lagi. Aku sudah tidak tahu kapan pertama kali aku semahir ini melakukan ciuman. Argha mulai menyusupkan tangannya ke balik tank topku dan mencari pegangannya, buah dada-ku. Gesekan tangannya langsung di permukaan kulit buah dada-ku hingga sungguh kenikmatannya tiada tara,
“ Eughhh… Sssss… Aghhh…, ” desahku.
Sejenak dihentikannya aktivitasnya karena menyadari sesuatu sambil bertanya,
“ kamu ga pakai bra ya, Sayang ?, ” aku hanya tersenyum lalu kembali melumat bibirnya.
Dia juga semakin ganas merespon ciumanku. Tangannya makin keras meremas-remas buah dada-ku. Memelintir dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kurasakan Torpedo-nya mulai menegang di bawah sana. Kemudian dia menghentikan remasan dan ciumannya, lalu mulai melepas tank topku. Aku membantunya melepaskan penutup buah dada-ku itu melewati kepala.
Maka segera buah dada-ku yang tanpa penutup apa-apa lagi terpampang di hadapannya. Buah dada-ku yang putih, bulat kencang dengan putting berwarna kemerah-merahan menjadi santapan matanya. Dia sangat kagum melihat buah dada-ku. Walaupun sudah sering melihat buah dada-ku, bahkan menjilat, melumat dan menggigitnya, dia tetap saja menelan ludah menikmati pemandangan ini,
“ Toket kami indah sekali, Sayang!’ ucapnya.
Kemudian didorongnya kepArghaya di antara kedua gunungku, lalu lidahnya bergerak di sana. Aku meringis dan mendesis menikmati momen tersebut. Kemudian dia mulai mencium buah dada-ku yang kanan, dilumatnya dengan penuh nafsu. Beberapa detik kemudian aku menjerit pelan karena aku merasakan gigitan pada putting kananku.
Saat itu kulihat dia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi puttingku itu sehingga meninggalkan jejak di sekitarnya,
“ Hhmm… indah sekali dadamu ini Sayang, ” pujinya lagi sambil tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan leherku dan berakhir di dada kiriku.
Diremasnya dada kiriku yang sudah tegak berdiri tersebut. Remasan dan jilatannya silih berganti antara dada yang kanan dan yang kiri, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Aku sampai melayang-layang dibuatnya. Puas meremas buah dada-ku yang kiri, tangannya yang kanan mulai menurun hingga mencengkeram pantatku yang bulat dan padat.
Saat itu aku hanya bisa mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya mencoba mengimbangi desakan birahi ini. Untung rumahku sepi, kalau tidak mana mungkin aku bisa bercinta di sofa seperti ini. Setelah puas menggerayangi buah dada-ku, dia pun melepaskanku. Segera dibukanya bajunya, lalu dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya.
So, saat itu Torpedo-nya yang dari tadi sudah sesak dalam celana dalamnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Kemudian dia duduk di sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya menatap mataku dengan penuh harap. Aku mengerti maksudnya. Dia ingin dioral tentunya. Sebenarnya aku kurang mahir melakukan oral sex, aku masih butuh belajar.
Namun nafsu ingin saling memuaskan membuatku melakukannya. Maka perlahan-lahan aku duduk di lantai menghadap Torpedo-nya. Batang kejantanan Argha yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Nampaknya dia menikmati kocokanku. Tanganku yang halus naik turun di batangnya.
Nampaknya dia sangat menikmati kocokanku di Torpedo-nya. Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat. Aku menikmati ekspresinya yang keenakan itu,
“ Oughhh… Ssssshhh… Enak sekali, Achhhh…. Oughhh…., ” racaunya.
“ Masukkan dong Sayang, ke mulutmu, ” ucapnya meminta padaku.
Tanpa diminta 2 kali aku menuruti kemauan orang yang kusayangi itu. Perlahan namun pasti, Torpedo-nya kuarahkan ke rongga mulutku. Torpedo itu kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan.
Argha pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tapi aku akan membuatnya lebih keenakan. Lalu kubuka mulutku lebih lebar untuk memasukkan Torpedo itu semuanya ke mulutku. Hhmm… hampir sedikit lagi masuk seluruhnya, tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku.
Dalam mulutku, Torpedo itu kukulum dan kuhisap.
Aku gerakkan lidahku memutar mengitari kepala Torpedo-nya. Hanya itu yang kulakukan tapi tampaknya dia sudah blingsatan. Padahal harus kuakui bahwa oral sexku belum apa-apa dibandingkan cerita teman-teman cewekku yang pernah melakukannya. Bahkan masih kalah jauh daripada porno yang pernah kutonton.
Tapi aku tetap melanjutkannya. Toh Argha masih keenakan. Memang sih, Argha mengaku baru ngentot pertama kali denganku. Jadi dia belum bisa membandingkannya dengan yang lain. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya saat menikmati seponganku. Dia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang bercucuran keringat dengan sapu tangan.
Argha nampaknya tidak mau cepat-cepat keluar, maka ditariknya kepalaku. Aku berdiri tegak di hadapannya yang masih bersandar di sofa. Segera kulepaskan celana pendek beserta CD-ku sekalian. Matanya nanar melihat ketelanjanganku. Aku seperti manusia yang baru lahir, polos. Kini aku sudah telanjang bulat di hadapannya.
Aku lalu naik ke pangkuannya. Dengan senyum nakal aku meremas-remas dadanya yang bidang. Lalu kubenamkan kembali wajahnya ke buah dada-ku hingga dia pun mulai menyusu di situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu dikulum dan dihisap kuat-kuat.
Tangannya di bawah sana juga tidak bisa diam, tangannya meremas-remas pantat dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku itu.
Berbeda dengan pahaku yang dielusnya dengan lembut, pantatku justru diremasnya dengan keras. GumpArgha daging pinggulku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku hanya mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik putting susuku. Hal itu semakin membuatku merintih. Malah kini tangannya yang bercokol di pahaku mulai merambat semakin jauh.
Aku tak kuasa untuk tidak merintih dan mendesah. Bongkahan pantatku diremas, buah dada-ku dilumat. Sekarang tangannya yang kanan menggerayangi Memek-ku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Oughhh nikmatnya, batinku. Sebagai respons aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga keringatku menetes-netes.
Bibirnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku. Saat itu dia juga mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya cukup kuat sampai meninggalkan bercak merah. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku lagi dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu,
“ Sayang, sekarang yah !!!, ” pintaku memelas.
Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan birahiku. Maka kuangkat pantatku sebentar dan mengarahkan Memek-ku ke Torpedo-nya. Dia memegang Torpedo-nya siap menerima Memek-ku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang Memek-ku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalam.
Aku tak kuasa untuk tidak menjerit kala batang Argha membelah bibir Memek-ku. Sama sepertiku, dia juga mendesah menyebut namaku saat Torpedo-nya amblas ditelan Memek-ku,
“ Oughhh…, ” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu pacarku.
Kurasakan liangku agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. Kemudian, secara perlahan-lahan aku menaikturunkan tubuhku di atas Torpedo-nya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan.
Kugoyang-goyangkan Memek-ku di atas batangnya sambil sesekali membuat gerakan memutar.
Memek-ku seperti diaduk-aduk. Aku sangat menikmati posisi ini, karena aku bisa kontrol permainan. Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batang Argha. Argha juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Terlihat dari matanya menatap wajahku yang kemerahan karena nikmat,
“ Ssss… Acchhh… Acchhh…, ” desahku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.
Buah dada-ku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah di hadapannya. Argha juga mulai membantu menyodok-nyodok Torpedo-nya, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan sensasi kenikmatan dunia. Hal itu membuat buah dada-ku semakin membusung ke arahnya.
Kesempatan ini tidak disia-siakannya, dia langsung melumat buah dada-ku yang kiri dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. Dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Argha semakin menyerangku dengan meremas-remas buah dada-ku yang kanan serta memilin-milin putting-nya.
Argha sungguh pintar menyerang titik sensitifku. Sepuluh menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya semakin lama semakin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi buah dada-ku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku.
Sungguh kenikmatan yang sangat indah. Tangannya yang tadi lembut menggerayangi paha dan pantatku, sekarang cenderung kasar. Aku sudah sangat kecapaian dengan posisi tersebut sehinga goyanganku semakin lama semakin tidak bertenaga. Malah kini dia yang aktif menyodok-nyodok kejantanannya.
Menyadari hal tersebut, Argha minta ganti posisi. Ditariknya Torpedo-nya dari rongga kemaluanku. Ada perasaan kesal, tapi itu tidak berlangsung lama. Tubuhku dibalikkan telungkup di atas sofa. Lalu kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, hingga otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya.
Buah dada-ku yang dari tadi menjadi bulan-bulanannya menekan sofa karena aku telungkup. Argha sibuk memegang erat-erat kedua pahaku,
“ Siap-siap ya Sayang… !!!, ” ucapnya.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala menunggu kenikmatan selanjutnya dengan posisi doggy style. Argha pernah bercerita bahwa posisi ini sangat disukainya, karena dia yang mengambil kendali dan bebas meremas-remas semua bagian tubuhku, bahkan anusku. Sebelum menusuk Memek-ku, dia terlebih dahulu mencium punggungku.
Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar menunggu Torpedo-nya menembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatArgha birahiku semakin tak terhingga, hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan,
“ Argha… Buruan…!, ” rengekku sudah tidak tahan lagi. Argha mematuhiku. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan Torpedo-nya ke Memek-ku.
“ Oughhh… Eughhhh… “ desisku saat Torpedo yang keras itu membelah bibir kewanitaan-ku.
Torpedo-nya dengan perlahan dan lembut mengaduk-aduk Memek-ku. Kontan aku menjerit-jerit keras. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, buah dada-ku serasa tertekan dan bergesekan dengan sofa. Hal itu justru menimbulkan kenikmatan tersendiri.
Apalagi sofaku terbuat dari kulit sehingga gesekan di buah dada-ku terasa sedikit kasar namun nikmat,
“ Achhhh…. Eughhhh… Achhhh…. Aow…, ” aku cuma bisa mendesah setiap kali dia menyodokkan Torpedo-nya ke Memek-ku.
Argha menggenjotku semakin cepat. Memek-ku dihunjam Torpedo-nya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi semakin cepat memijati miliknya. Dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruang tengahku. Mulutku megap-megap dan mataku terpejam. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur selangkah sehingga buah dada-ku yang tadinya menempel di sofa kini menggantung bebas.
Kemudian dilanjutkanya kocokannya. Buah dada-ku terayun ayun ke depan dan ke belakang. Terkadang buah dada-ku menyentuh sandaran bawah sofa sehingga menimbulkan rasa sakit. Tapi rasa sakit tersebut tertutupi kenikmatan yang menjalar ke seluruh aliran darahku. Sambil berpacu dalam gaya doggy style ini, tangannya kini tidak tinggal diam.
Dia mulai menggerayangi buah dada-ku yang semakin ranum karena aku menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Aku merem-melek menikmati tangannya bergerilya dari buah dada-ku yang kanan ke buah dada-ku yang kiri. Aku menjerit kegelian saat dia mengocok Memek-ku dengan cepat dan keras, tapi dia meremas buah dada-ku dengan lembut sekali dan sesekali memelintir-melintir putting-nya.
Tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di liang kewanitaanku serta remasanremasan di buah dada-ku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa lagi menahan Klimaksku.
Mengetahui bahwa aku akan segera keluar, dia semakin bergairah. Tubuhku ditekan-tekannya sehingga Torpedo-nya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremas buah dada-ku,
“ Oughhh… Sssshh… Achhhh…, ” jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku.
Kugenggam erat karpet ruang tamu merasakan detik-detik Klimaksku. Aku menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku. Tapi itu belum berakhir, karena Argha masih terus mengocokku sehingga Klimaksku semakin panjang.
Argha juga nampaknya akan segera Klimaks. Hal itu tampak dari gayanya yang khas jika akan Klimaks,
“ Aku mau keluar, aku mau keluar…, ” Argha membisikkannya sambil ngos-ngosan dan masih terus mengocokku.
“ Jangan di… Jangan di dalam. Achhhh…. Achhhh…. Oughhh…. Aku… Aku lagi… Subur sayang, ” ucapku karena aku taku Arhga mengeluarkan spermanya didalam liang senggamaku.
Aku cuma bisa berbicara begitu, setidaknya aku bermaksud berbicara begitu karena aku tidak tahu apakah suaraku keluar atau tidak, pokoknya aku sudah berusaha, itu juga sudah aku paksa-paksakan. Aku tidak tahu apakah dia mengerti apa yang aku bicarakan, tapi yang jelas dia masih terus mengocokku.
Beberapa detik kemudian, dia mencabut Torpedo-nya, kakiku langsung ambruk ke lantai. Argha yang menyodokku dari belakang akhirnya klimaks. Dia mengeluarkan Torpedo-nya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantatku. Air maninya membasahi tubuhku bagian belakang. Tidak terlalu banyak spermanya, tapi sangat lengket kurasakan di tubuhku. Kemudian dia ambruk menindihku.
Kurasakan Torpedo-nya yang menindih pantatku mulai mengecil,
“ Terimakasih, Sayang, ” ucapnya sambil mengecup leherku. Aku hanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan barusan.
Akhirnya malam itu Argha menginap di rumahku. Sudah bisa ditebak kami akan mereguk kenikmatan sepanjang malam sampai besok paginya karena libur. Sesudah percintaan di ruang tamu tadi, Argha menikmati tubuhku lagi di kamar mandi. Aku yang sedang mandi dikejutkan akan kehadirannya di depan pintu.
Walau masih lemas, aku terpaksa meladeninya. Aku hanya diam di lantai kamar mandi sedangkan dia yang aktif menyodokku. Malah yang seru adalah ketika sehabis makan malam di luar. Kami kembali ke rumah dan langsung ke kamarku. Aku yang sudah bersiap-siap tidur diajaknya menonton porno di komputerku.
Adegan-adegan porno pada monitor komputerku membuat libidoku menggebu-gebu. Saat itu aku mencoba memancing birahi sex Argha, tapi dia menolak untuk menyetubuhiku. Aku bingung dibuatnya, tidak biasanya dia menolak seperti itu. Selama ini justru aku yang sering menolak bersenggama dengannya. Saat itu, katanya dia mau bersetubuh tetapi ada syaratnya.
Dia memintaku untuk menari-nari seperti penari telanjang. Aku sih OK saja, berhubung dia adalah pacarku dan nafsuku ingin segera dituntaskan, maka aku menuruti kemauannya. Bagaikan seorang penari striptis club malam, aku-pun ber-action di hadapannya, saat itu Argha bernafsu sekali padaku karena menikmati aku yang striptis dihadapanya dengan liarnya.
Setelah aku melakukan persyaratanya itu, barulah Argha mulai menjamahku dan tanpa basi-basi lagi langsung membenamkan Torpedo-nya ke liang senggamaku yang sudah sangat becek itu. Pada akhirma malam itu-pun kami bersetubuh dengan penuh nafsu liar dan hot. Sungguh kenikmatan yang kuharapkan akhirnya terpuaskan juga oleh Argha. Aku benar-benar puas malam itu. Setelah puas melakukan hubungan sex dengan liarnya kami-pun terkapar lemas dan tertidur pulas dengan posisi telanjang dan berpelukan. Selesai.

Thursday, December 29, 2016

CERITA ASIK

IBU KOSTAN DI PERKOSA MALAH MINTA NAMBAH


Rizal nama panggilanku, nama lengkap Rizal Alfauzi, di web dewasa ini aku akan menuliskan cerita sex mesumku yang bisa dibilang Freak, dan bahkan terkesan nekat. Aku memulai petualangan sexs-ku bertawal dari ketika aku mendapatkan teman yang bernama Arif, dia adalah teman satu jurusanku yang bisa dibilang memiliki wajah tampan dan dan bertubuh proposional.
Kalau dilihat secara fisik Arif ini memang tipe laki-laki idaman para wanita. Arif ini sangat berbeda sekali dengaku, kalu berbicara tentang fisik aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja, namun aku mempunyai kelebihan dalam hal life style. Aku tipe laki-laki yang selalu menjaga penampilan, aku bisa seperti itu karena orang tuaku cukup kaya.
Sehingga untuk masalah life style, uang jajan, dan fasilitas kendaraan aku lebih unggul dari Roni. Walaupun kami berbeda, namun kami bersahabat baik, dari atar belakang kami maka jadilah kami duo playboy, hhe. Yang namanya Playboy/ player pastinya kami sering berganti-ganti pasangan, dan tentunya hampir semua mantan kami pernah kami setubuhi.
Sampai pada suatu hari, kami-pun agak bosan dengan tipe cewek yang binal dan matre karean terlalu mudah untuk kami tiduri/setubuhi, pada akhrinya kamipun mencari pasangan yang berhijab.Untuk mendaatkan pacar berhijab saat itu kami-pun tidak mendapatkan kesulitan, namun seiring berjalanya waktu gairah sex kami-pun timbul kembali.
Yah, namanya lelaki pastinya ingin merasakan barang barunya, hhe, pada saat itu kami berdua mencoba untuk merayu dan mengajak pacar kami yang berhijab untuk bersetubuh, huh… namun apa hasilnya ? Alhasil kami serempak diputuskan doleh pcar kami yang berhijab tadi, hha. Namun yasudahlah namanya juga wanita berhijab, pastilah mereka menjaga auratnya.
Singkat cerita selang 2 minggu kami diputuskan oleh pacar kami, maka mu culah pemikiran untuk melakukan perkosaan kepada wanita berhijab, namun misi ini harus berakhir berakhir dengan kepuasan dari si korban agar kami tidak terjerat undang-undang asusila. Hemm… Saat itu kami berfikir keras, apa bisa ya misi kami ini berhasil.
Hari demi hari kami memikirkan rencana itu dengan serius, sampai pada akhirnya kamipun menemukan cara itu namun dengan syarat korban harus harus wanita yang kami kenal, kedua korban harus tidak perawan lagi, karena kehilangan keperawanan akan menimbulkan trauma pada korban dan yang ketiga, kami harus mempersiapkan peralatan yang lengkap.
Peralatan itu seperti dari tali untuk mengikat korban, plester untuk menutup mulut, obat perangsang wanita, dan bahkan obat bius, hhe. Jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkannya, pada akhirnya setelah kami merasa rencana kami sudah matang, maka kamipun melakukan seleksi korban, dan pada akhrinya kami menemukan calon korban itu.
Sebut saja namanya Ibu Indah, dia adalah wanita berhijab yang sudah dan memupyai 2 anak. Namun suaminya memiliki istri muda, jadi jika kami memilih bu indah sebagai calon korban adalah hal yang tepat, karena dimanapun tempatnya istri tua pasti jarang dibelai, hhe. Bu Indah ini mempunyai beberapa kamar kost yang di khusukan untuk kost putri
Beliau jika kami tafsirkan usianya sekitar 37 tahun, walaupun bu Indah ini berhijab namun dia Nampak sangat cantik dan menarik sekali. Bu Ini berhijab dengan ala masa kini, berhijab namun ketat, so wo man. Dari balik pakain hijabnya kami dapat melihat keindahan payudara dan pantatnya yang semok sekali.
Hasil dari penafsiran kami, ukuran bra-nya jika dilihat dari balik pakaian hijabnya kira-kira berukuran 36B. Seperti kami bilang tadi korban harus mengenal kami, nah Bu Indah ini cukup mengenal kami karena memang kami sering main ke tempat kost Bu Indah untuk urusan mengencani anak kost yang tinggal dikost milik Bu Indah.
Jika berbicara tentang wajah, wanita yang terbilang sudah matang ini sanagtlah pas dengan namanya, karena wajahnya dan tubuhnya sangat indah jika dipandang, apalagi kalau bisa dirasakan,hahahha. Tak jarang mata kami jelalatan ketika melihat pantat semoknya dan payudara yang tertutup oleh baju hijab ketatnya model masa kini.
Sungguh egois sekali suami bu Indah ini, sudah mempunyai istri cantik dan bohay seperti ini, masoh saja mencari istri muda, dan heranya bu indah kog bisa mau yah, entahlah. Suami Bu Indah ini memeberikan kompensasi kepada Bu Indah sebuah kost-kostan yang mEughhhasilkan rupiah yang cukup lumayan bahkan kalau saya hitung-hitung lebih dari cukup.
Oh iya anak bu Indah yang pertama berumur 14 tahun, dan anak yang kedua baru berusia 10 tahun, anak pertama SMP dan yang kedua baru sekolah SD. Singkat cerita pada hari itu dengan rencana yang matang dan peralatan yang lengkap di dalam tas ransel, kami-pun mendatangi kost milik Bu Indah pada sekitar pukul 09.30 pagi.
Pagi itu terlihat suasana kost sudah sepi, karena semua pEughhhuni kost sudah berangkat kuliah dan kedua anaknya juga sedang sekolah. Karena pada saat itu kami melihat kondisi kost kondusif, kemudian kami-pun langsung memasuki rumah Bu Indah yang letak rumahnya jadi satu dengan kost-nya, setelah masuk kamipun menyapa,
“ Permisi Bu Indah, selamat pagi, ” ucap sapa ramah kami.
Pada saat itu kebetulan sekali Bu Indah sedang bersih-bersih dan membereskan ruang tamunya. Terlihat saat itu Bu Indah memakai kaos lengan panjang yang cukup ketat untuk ukuran baju muslim, dibalik baju mjslim ketatnya terlihat montok sekali guest teteknya, wow… gede dan kencang sekali kawan. Mendengar sapaan kami Bu indah-pun menyambut kami,
“ Eh… ada Arif dan Rizal, kok tumben kalian datangnya pagi-pagi sekali, emangnya pagi-pagi gini kaalian mau ngapelin siapa ? perasaan jam segini anak-anak pada kuliah deh, ” ucap Bu Indah.
Dengan senyum ramah dan manis bu indah-pun menyambut kami,
“ Bener juga yah Bu, pantesan sepi banget ini kostnya. Terus kita mau ngapain yah bu kesini, padahal kami sudah bawa pizza nih buwat para cewek, hhe… ” ucapku mulai memancing Bu indah.
“ Wah sayang banget dong Pizza-nya kalau gitu, ” kata Bu Indah sambil terus membereskan furniture di ruang tamunya.
Pada saat itu posisi Bu Indah agak membelakangi kami sehingga pantat semok dibalik rok panjangnya terlihat bergerak-gerak yang membuat jantung kami semakin berebar-debar saja, lalu,
“ Daripada mubazir, gimana Pizza-nya kita makan sama-sama aja Bu, mau nggak Bu ?, ” ajakku.
“ Beneran nih, kalau kalian memaksa sih Ibu nggak bakalan nolak, hhe…, ” ucapnya dengan candanya dengan renyah.
Hemm… Seandainya saja Bu Indah tahu maksud kedatangan kami,
“ Yaudah Bu silahkan saja dimakan Bu, lagian kalau kami berdua yang makan pastilah tidak akan habis, hhe…, ” sahut Arif sembari membuka kardus pizza yang masih panas itu.
Kemudian Bu Indah tanpa rasa sungkan-pun mulai nimbrung dengan kami dan bersama-sama dengan kami menikmati pizza yang lezat itu,
“ Oh iya bu, kami kog lupa beli minuman yah Bu, ” ucapku.
“ Udah kalian tenang aja, ngomong-ngo ngomong kalian mau minum apa?, ” ucap Bu Indah menawarkan minum pada kami.
“ Eummm, apa yah, kalau boleh kami pinginya minum susu Murni Bu, hhe… ” ucap Arif memancing lagi.
“ Wah, Susu murni kaya’nya ibu nggk punya deh, gimana kalau kopi aja ?, ” ucapnya menawarkan minuman lain dengan polosnya.
Ternyata Bu Indah benar-benar tidak tahu maksud kami, padahal susu yang kami maksud adalag susu murni dari payudara Bu Irma, hha… Saat itu kamu seakan sudah tak sabar ingin segera meremas payudara yang besar dan kencang itu,
“ Wah, masa sih Ibu Indah enggak punya susu ?, ” canda Arif dengan melirik Payudara Bu Indah.
“ Hemmm… dasar kamu Rif, ngeres aja fikiranya… Husss… husss jangan gitu nggak baik !!!, ” kata Bu Indah ternyata mulai sadar kalau kami memandangi payudara-nya dengan penuh nafsu.
Lanjutnya lagi,
“ yasudah kalian tunggu sebentar yah, biar Ibu buwatkan kalian kopi, ” ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Seakan-alan Bu Indah mencoba untuk tidak meladeni canda’an kami yang mulai menjurus dan berjalan ke dapur denga lenggokan pantatnya yang semok. Kami segera bangkit mengikuti Ibu montok itu. Tugas Arif adalah memegang Bu Indah supaya dia tidak bisa berontak, sementara aku akan menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan yang ada obat biusnya.
Obat bius yang kami berikan kepada Bu Indah mempunyai dosis rendah, jadi jika digunakan hanya akan akan membuat korban sedikit lemas, tapi tetap sadar. Saat itu kami melihat Bu Indah sedang membuat racikan kopi di dapur. Pantatnya yang semok membelakangi kami dan dengan segera kami mengepungnya dari kanan dan kiri,
“ Maaf Bu, kami maunya susu, boleh kan, ” pinta Arif dengan pandangan yang semakin nakal ke arah payudara-nya.
“ Iya Bu, kami minta baik-baik…, ” sahutku beriringan.
Bu Indah mulai nampak panik melihat wajah mesum kami.
“ Gila kalian…, ” seru Bu Indah mulai meninggi.
Melihat cara baik-baik tampaknya gagal, Arif dengan tubuh atletisnya itu segera mendekap Bu Indah dari belakang,
“ Jangan ngelawan dong Bu…, ” kata Arif.
“ Apa-apaan nih, kalian tidak waras yah !!!, ” ucap Bu Indah mencoba memberontak.
Namun percuma saja Bu Indah berontak, karena Arif lebih kuat daripada Bu indah. Saat itu aku-pun segera bertindak cepat dengan sapu tangan yang ada obat biusnya, alhasil dalam sekejap Bu Indah terlihat langsung pusing dan lemas. Aku segera menutup mulutnya dengan kain,
“ Beres bro, udah enggak bisa berontak nih, ayo bawa ke tempat tidur…, ” ucap Arif.
Kami membopong tubuh semok Bu Indah yang lemas itu ke kamar tidurnya dan sebagai langkah awal, aku bertugas memangku Bu Indah dan Arif bertugas memberikan foreplay buat Bu Indah. Wajah Bu Indah semakin pucat karena takut, dan terlihat air matanya meleleh dari matanya,
“ Tenang Bu, kami berikan yang terbaik kok,so Bu Indah enjoy aja yah !!!” bisikku di telinganya.
Arif dengan penuh percaya diri membuka baju dan celananya sehingga tubuh atletisnya hanya dibungkus celana kolor yang tak mampu menyembunyikan kebesaran kontol-nya. Bu Indah berusaha menendang Arif dikala Arid akan menyingkap rok panjangnya, namun tenaganya sangat kecil bahkan nyaris tak ada.
Kini kami menikmati pemandangan kedua paha Bu Indah yang montok, putih dan mulus,
“ Keren coy…” ujar Arif kagum pada pamandangan indah itu.
“ Yo’i…” aku membenarkan, ”terus ke atas dong, ”.
“ Sabar…perlahan biar Bu Indah menikmati, ” kilah Arif.
Arif membelai paha Bu Indah dengan lembut dan sekali-kali menciumnya sambil tangannya terus menyingkap rok panjang hingga terlihat daerah selangkangan dengan celana dalam warna hitam yang kontras dengan kulit putih pahanya,
“ Wow, kayaknya lebat sekali nih bro kayak hutan belantara, hahaha…, ” ucap Arif seraya membelai rambut-rambut kewanitaan Bu Indah yang tumbuh melewati batas celana dalam.
Bu Indah masih mencoba meronta, namun tetap tak bertenaga. Akhirnya ia hanya membuang muka dan memejamkan matanya. Dengan nakal Arif mulai menciumi selangkangan Bu Indah, suaranya berdecup keras, apalagi disaat ia mencium tepat di bagian memek Bu Indah yang masih tertutup celana dalam,
“ Buka dong Rif celana dalamanya, udanh sangek banget nih gue !!, ” ucapku kepada Arif.
Arif menuruti kemauanku. Dengan perlahan ia memeloroti celana dalam hitam milik Bu Indah sehingga kini gundukan bukit kemaluannya tampak jelas dengan rambut liar yang menutupi keindahan liang senggama-nya,
“ Tukan bener bro, gondrong jembut-nya…” ujar Arif.
“ Yah… maklum jarang dipake Ron…” aku menimpali.
“ Bener-bener nih yang punya barang kayak gini dianggurin, kalau gue yang punya pasti gue embat terus tiap hari, ” kata Arif.
Dengan lembut dan profesional, Arif menyibak rambut kemaluan Bu Indah sehingga ia menemukan bibir vagina yang merekah,
“ Eh… udah agak basah nih…” ujar Arif.
“ Wah… dari tadi kan kami sudah bilang Bu, jangan ngelawan, pasti enak kok…” candaku.
Bu Indah masih memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya. Dia masih berupaya mengingkari bahwa ternyata dia terangsang oleh kami. Arif memulai jurus-jurus foreplay dengan membasahi jarinya denga jelly pelumas dan kemudian membelai-belai labium mayora Bu Indah, dan tentu saja tak ketinggalan Itil-nya.
Saat itu pada bagian Itil, Arif dengan penuh nafsu menjulurkan lidahnya dan memainkannya Tubuh Bu Indah sontak terasa menggeliat,
“ Tuh kan, enak kan Bu…” ucapku.
Melihat reaksi Bu Indah yang menggelinjang, Arif semakin terbakar nafsu, ia melumat habis kemaluan Bu Indah dengan mulut dan lidahnya. Aku yang melihat juga semakin berahi. Tubuh Bu Indah semakin terasa menggelinjang, dan lambat laun wajahnya tak lagi berpaling. Ia mulai menatap Arif yang tengah mengerjai kemaluannya yang sudah lama nganggur itu.
Menurutku mungkin baru pertama kali dia dioral seperti itu. Arif memang dahsyat, lidahnya menjalar-jalar dari perbatasan anus dan vagina hingga ujung Itil dan sekali-kali ia mengulum Itil Bu Indah. Wanita mana yang bisa tahan kalau Itil-nya dikulum seperti itu. Mata Bu Indah yang tadi basah oleh air mata kini menatap penuh harap pada Arif.
“ Ibu… mau saya buka tutup mulutnya enggak? Tapi jangan teriak ya…” aku menawari Bu Indah dan wanita itu terlihat mengangguk. Aku pun membuka kain penutup mulutnya.
“ Kalian gila…, ” seru Bu Indah.
Tapi intonasinya sudah berbeda dengan seruan pada awal sebelumnya. Kini ia seperti meracau antara kalut dan nikmat,
“ Eughhh… Oughhh… , ” Bu Indah semakin tak malu mengeluarkan lenguhan erotisnya disaat Arif memainkan jarinya di dalam liang kewanitaanya.
Aku yang dari tadi Cuma jadi penonton mulai beraksi. Dengan lihai tanganku menarik kaos Bu Indah hingga payudara-nya yang terbungkus BH hitam menunjukkan kebesarannya,
“ Buset, gede banget coy, ini mah semangka namanya, ” seruku takjub.
Payudara Bu Indah memang besar dan tampak masih kencang. Dengan tak sabar aku mencopot pengait BH-nya sehingga buah besar yang montok itu menggelantung menantang. Aku segera meremas-remas dan memilin puting susunya yang juga besar itu,
“ Eughhh… kalian memang kurang ajar…” racau Bu Indah yang semakin terbakar birahi.
Terlihat pada saat itu wajah manisnya sudah terlihat mesum dan tak ada lagi air mata yang mengalir bahkan mulutnya setengah terbuka seakan minta dicium. Akupun menyosornya dan ternyata memang benar, wanita berjilbab putih itu membalas ciumanku. Akupun melumat bibirnya yang seksi itu sambil terus meremas-remas payudara-nya.
Sementara di bawah, Arif terus bergerilya. Dan hasilnya tentu saja satu kosong, Bu Indah tak mampu lagi menahan orgasme-nya,
“ Eughhh… gila… Ssssshhhh… Aughhhhh…, ” tubuhnya mengelinjang hebat.
Pengaruh obat bius sudah semakin berkurang sehingga gelinjangannya semakin terasa. Ibu dua anak itu melenguh cukup keras dan panjang tatkana orgasme menjemputnya. Wajah Arif terjepit dua paha mulusnya sementara bibirku nyaris tergigit oleh bibir Ibu montok yang sedang meraih kenikmatan duniawi itu,
“ Wow… asyik kan Bu…” seruku.
“ Kini giliran kami ya Bu…” ujar Arif tak sabar.
Kini Arif mulai melucuti celana dalamya dan dengan segera menempelkan ujung kontol-nya di bibir kewanitaan Bu Indah,
“ Eh… pake kondom dong Rif…” seruku.
“ Buset… hampir lupa gua…, ” ucapnya.
Kemudian Arif mengurungkan niatnya untuk mEughhhunjamkan kontol-nya dan segera mencari kondom di dalam tas dan kemudian memakainya. Setelah terbungkus kondom batang kejantanan-nya, kini dia-pun segera menempelkan kontol-nya kembali ke bibir kemaluan Bu Indah yang montok dan perlahan-lahan memasukinya.
Aku melihat wajah Bu Indah semakin mesum saja. Aku menciumnya lagi dan ia juga membalasnya. Ronde kedua dimulai. Aku berciuman dengan Bu Indah sambil terus meremas-remas toketnya yang montok, sementara Arif asyik menggenjot memek-nya. Sampai akhirnya terdengar lenguhan Arif tanda dia melepas orgasme-nya,
“ Hmm… istirahat dulu ya bu…” ajakku membaringkn tubuh Bu Indah di atas tempat tidur.
Tubuh montok itu masih terbungkus rok panjang dan kaos yang tersingkap, bahkan jilbabnya masih dikenakannya. Aku mengambil botol aqua dari dalam tas dan menyodorkannya pada Bu Indah. Dia menerima dan mengguk airnya, Sementara aku merobek tissue vagina yang juga sudah kusiapkan, pokoknya lengkap peralatan kami guest.
Aku bersihkan memek-nya dengan tissue yang harum itu sehingga tak ada lagi bekas-bekas penjajahan Arif. Setelah aku rasa cukup bersih kini giliranku memberikan oral seks pada Bu Indah. Wanita itu mulai terangsang lagi. Kini ia semakin tak malu-malu. Tanggannya membelai-belai rambutku dan sekali-kali menariknya disaat dia merasa terangsang hebat.
Aku semakin kalap dan melahap vagina ibu beranak dua itu. Sampai akhirnya aku rasa sudah cukup waktunya untuk melakukan penetrasi,
“ Bu kita ML pakai gaya doggy style yah !!!, ” pintaku.
“ Gaya Apaan tuh?, ” tanya lugu.
“ Itu loh bu, jadi ibu nungging, terus ibu di entot dari belakang, ” ucap Arif menjelaskan ketika dia beristirahat setalah mendapatkan orgasme-nya.
Bu Indah menurut, dia kemudian bangkit dari tempat tidur, turun ke lantai dan menungging di tepi tempat tidur. Wow… pantat semoknya membuat aku semakin tak sabar menikmati permainan inti. Aku pun menempelkan selangkanganku di pantatnya, empuk sekali. Dengan tak sabar aku menyodokkan kontol yang sudah berbalut kondom ke dalam memek-nya.
Agak mudah memang, maklum habis dipakai Arif, namun tetap nikmat. Aku menggenjotnya dengan irama perlahan seakan membelai dinding-dinding memek-nya. Bu Indah tampaknya sangat menikmati permainanku. Pantat semoknya bergoyang-goyang mengikuti irama sodokanku. Sampai akhir aku merasa otot memek-nya mulai mengeras tanda dia sudah hampir orgasme.
Aku mempercepat tempo permainan dan akhirnya kami bisa meraih orgasme bersama-sama. Bu Indah menggelepar di atas tempat tidur. Diaa pasti tak habis pikir, dalam hidupnya dia bisa merasakan di gilir seperti ini. Biasanya suaminya yang menggilir dia dan istri mudanya, kini dia yang merasakan dua kontol sekaligus dari 2 lelaki muda perkasa,hhe…
“ Bu, ibu enggak marah kan?, ” tanyaku.
Bu Indah tak menjawab, namun saat itu dia menatap kami dengan wajah penuh terima kasih,
“ Kalian… kalian kurang ajar…, ” serunya.
“ Tapi enak kan Bu, ” canda Arif yang sudah berpakaian kembali.
“ Iya sih, Enak banget, ” ucap Bu Indah dengan senyum puas.
“ hhe.. berarti lain kali boleh dong kita dateng lagi Bu ?, ” tanyaku.
“ Dasar kalian pemuda gila, bener-bener maniak sexs kalian yah, ” ucap Bu Indah.
Dari nada biacaranya tadi, terdengar jelas bahwa dia mau jika kami setubuhi lagi. Setelah berkata seperti itu Bu Indah-pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersikah diri dari. Singkat cerita setelah 1minggu kemudian, kami datang lagi ke rumahnya, dan Bu Indah sudah siap untuk kami setubuhi lagi.
Setelah kejadian itu justru Bu Indah yang terlebih dahulu menghubungi kami, baik lewat telefon maupun sms untuk meminta jatah kepada kami Dasar ibu-ibu berhijab 2 anak doyan sex, hha. Selesai.

Wednesday, December 28, 2016

CERITA ASIK

TEMAN BAEK KU MENRENGUT KE PERAWANAN KU


Hey para pembaca setia cerita sex, cerita dewasa, atau seputar sexlah intinya. Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok deh para pembaca.
Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketiak aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.
Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.
Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.
Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang para pembaca, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.
Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.
Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,
“ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?, ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.
Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,
“ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.
Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.
Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,
“ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.
Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.
Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,
“ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.
“ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.
“ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.
Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,
“ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,
“ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.
“ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.
Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,
“ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.
“ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.
“ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lag i sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.
“ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.
“ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.
Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,
“ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,
“ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.
“ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.
Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.
Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.
Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.
“ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.
Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.
Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.
Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,
“ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.
“ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.
“ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.
Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,
Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,
“ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”
Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.
Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,
“ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.
Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,
“ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.
Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,
“ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.
“ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.
Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.
Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.
Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.
Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.
Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.
Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.
Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.
Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,
“ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.
Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.
Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.
Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.
Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.
Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.
Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.
Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.
Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan. Selesai.

Monday, December 26, 2016

CERITA ASIK

SMP3 SAJA SUDAH HIPERSEX APALAGI SUDAH LULUS

ketika aku masih duduk di bangku sekolah kelas tiga SMP dan sekarang sudah hampir masuk di bangku kuliah, tinggal nunggu pengumuman saja. Namaku Ajeng umurku 15 thn. Tp entah kenapa postur tubuhku berbeda dengan teman-teman seumuranku. Dengan tinggi badan 163cm dan berat badan 45kg, aku tergabung di tim basket sekolahku yg sering tampil di kejuaraan-kejuraan antar sekolah. rambutku hitam panjang sebahu, kulitku putih mulus, dan berdada montok 34B.


Aku mengenal yg namanya sex sejak aku duduk dibangku kelas dua SMP, waktu itu aku masih pacaran dengan seorang mahasiswa. Sejak saat itu gairah sex ku mulai meningkat. Hampir setiap hari kami ngesex. Namun sejak aku putus dengan pacarku, aku kehilangan orang yg dapat memenuhui kebutuhan sex ku. Sebagai gantinya aku sering melakukan masturbasi bila aku sedang horny.

Aku terbiasa tidur dalam keadaan bugil, hanya dilapisi selimut agar nggak kedinginan. Kalu sudah begitu aku pasti akan berfantasi sedang ngesex dengan seorang teman teman-teman sekolahku. Fantasiku tdk hanya teman laki-laki, tetp jg wanita-wanita yg cukup cantik dan seksi. Mungkinkah aku hiperseks?

Dibalik selimutku, aku sering menusukkan jari-jariku kedalam lubang meqiku, kemudian memainkan itilku hingga aku mancapai klimaks. Tak jarang aku memasukkan sikat gigi ke dalam lubang meqiku, kemudian jari-jariku memilin-milin putingku yg aku lakukan dengan tempo yg lambat.

Aku membayangkan saat itu sedang di entot oleh teman sekolahku, hingga akhirnya aku mencapai klimaks. Kemudian sikat gigi yg basah oleh cairan kenikmatanku aku oles-oleskan ke sekitar puting toketku yg sudah mengeras. Itu semua kulakukan berulang kali hingga tubuhku terasa lelah. Kedua orang tuaku tak pernah tau hal itu, karena merka sangat sibuk dengan kerjaanya, lagipula kamarku cukup mendukung. Bahkan ketika aku ngesex dengan pacarku dulu, tempatnya jg di kamarku.

Pagi itu aku bangun dalam keadaan bugil, dan sikat gigi masih mencancap di lubang meqi dan cairan kenikmatanku tampak masih meleleh keluar, puting toketku terasa lengket, cukup banyak aku orgasme tadi malam. Aku tersenyum sendiri melihat diriku di cermin, kemudian aku bangkit dan membiarkan sikat gigit itu masih menancap di lubang meqiku. Aku masuk ke kamar mandi yg kebetulan berada di dalam kamarku. Kemudian aku siram tubuhku dengan shower, terutama bagian toket dan meqi. Ketika aku mencabut sikat gigi itu dari dalam lubang meqiku, tiba-tiba aku mulai terangsang lagi, segera aku semprot lubang meqiku dengan shower sambil tanganku meremas-remas toketku dengan sabun, cukup lama aku hingga aku mencapai klimaks. Setelah itu aku mandi seperti biasa.

Hari ini di sekolahku ada pelajaran olahraga. Aku sangat menyukai pelajaran itu, selain aku mahir olahraga, pasti aku akan jadi pusat perhatian cowok-cowok.

Jam pelajaran olah raga telah seleseai kami cewek cewek segera ganti pakaian. Kami segera menuju ke loker ganti. Duuuhhhh… penuh banget… terpaksa aku ganti di toilet. Segera aku berlari menuju toilet, meskipun toilet tp cukup bersih. Aku lihat toilet kosong, aku maklum karena kelas lain masih pelajaran, lagipula letak toilet ini lumayan jauh dari kelas-kelas. Segera saja aku masuk, ketika mau aku kunci ternyata kuncinya rusak. ” ya udah deh nggak usah di kucni, lagian sepi jg” kataku dalam hati.

Aku mulai melepas seragam olaharagaku, lumayan susah membuka bagian atasnya “bajunya yg kekecilan atau dadaku yg kebesaran ya?” gumamku..

Akirnya aku berhasil jg melepasnya, tetp bh ku menjadi acak-acakkan, puting toketku menyembul keluar. “biarkan aja dulu ah” pikirku, lalu aku melepas celana olah raga ku. Aku melihat cd ku basah oleh cairan kenikmatanku. “loh.. kok aku keluar yaa… padahal aku nggak ngapa-ngapain.. pantesan puting toketku keras banget” gumamku .

Segera aku mengambil tissu di toilet kemudian dengan pelan aku membersihkan meqiku. Tiba-tiba aku didekap dari belakang, kontan aja akau terkejut.

“Heeiiiii…Apa-apaan nich…!!” jeritku sambil membalikan badan

Tiba-tiba mulutku di sumpal dengan tangan dan aku melihat Fajar

“Fajaarrr!!” teriakku..

Karena mulutku di sumpal dengan tanganya, suaraku bagaikan tak keluar.Fajar adalah cowok tajir yg naksir aku, rupanya dia ngikuti aku dari tadi. Fajar kemudian membawaku ke toilet sebelah, kami berdua masuk dan Fajar menutup dan mengunci pintu toiletnya, rupanya pinti yg ini bisa di kunci, Siaalll!! rutukku dalam hati.. Tiba-tiba Fajar mengeluarkan sebilah pisau dari kantong celananya dan menempelkan di leherku.

“Diem loe terus ikutin perintahku” bentaknya sambil memepetku ke tembok

Fajar mengeluarkan tali kemudian mengikat kedua tanganku, aku hanya diam, takut sama pisaunya. Fajar melepas sepatu dan kaus kakiku dan melelempar ke toilet sebelah. Tanganku di ikat ke engsel pintu bagian atas hingga kahirnya tanganku tergantung ke atas, dengan posisi itu Fajar bisa bebas melihat tubuhku yg setengah bugil.
“Tubuh loe bener-bener indah… toket loe bikin gue horny” bisiknya di telingaku sambil memegang toketku

Lalu Fajar dengan pisaunya memutus tali bh ku dan tali celana dalamku. Dengan sekali tarik, aku sudah bugil di depan Fajar. Fajar melempar pisau keluar toilet dan segera mendakat, langsung memegang toketku dan meremasnya

“Auuww..duuhhhhh.. jangan keras-keras donk..sakit tauuk” rintihku pada Fajar, rupanya Fajar belum pernah ngesex sebelumnya, masih perjaka rupanya dia, diam-diam aku tersenyum.
“Eh maaf.. Sakit baget ya..” dia minta maaf, bodoh banget ya?

Llu Fajar melepas semua pakainya, sehingga dalam beberapa detik dia suda bugil. Aku melihat batang penisnya sudah tegang mengeras dan berdenyut-denyut. Fajar mendekat dan mengelus toketku sambil memilin-milin puting toketku yg sudah mengeras sejak tadi.

Tiba-tiba Fajar menempelkan batang penisnya ke bibir meqiku, dan menekanya ke dalam. Karena belum berpengalaman maka Fajar selalu meleset menusukkan batang penisnya ke dalam lubang meqiku. Karena kasihan denganya aku buka lebar kakiku ketika Fajar mencoba untuk yg ke 5 kalinya. Batang penis melesak ke dalam lubang meqiku, dan aku lihat Fajar merasa surprise banget, dan Fajar membuka mulutnya sambil mendesis.

“Ochh.. Ochh.. Ochh..” desah Fajar setiap menyodok batang penisnya ke dalam lubang meqiku.

Aku hanya diam saja. Batang penis Fajar sudah masuk semuanya dan dia mulai mengocok keluar masuk batang penisnya di dalam lubang meqiku. Aku sengaja diam saja, karena kalau aku ikut menggerakkan pinggulku, aku percaya Fajar akan langsung keluar. Ternyata belum ada sepuluh goyangan, Fajar sudah ejakulasi di dalam lubang meqiku. Rupanya Fajar nggak bisa menahan lebih lama lagi. Cukup lama dia menancapkan batang penisnya di lubang meqiku, mungkin untuk merasakan sensai ejakulasi yg baru dia alami. Aku hanya tersenyum saja ketika dia menatapku saat dia menarik keluar batang penisnya dari dalam lubang meqiku.

“Kok cuma sekali aja Jar” tanyaku menantang
“Loe mau lagi?” balasnya, nampaknya pertanyaan pancinganku mengena
“Iya dong, tp aku yg mengendalikanmu, gimana” usulku
“Maksud loe apa….” tanya Fajar nggak ngerti
“Lepas ikatan di tanganku terus kamu ikutin perintahku” kataku sambil tersenyum binal.

Rupanya Fajar baru mengerti, dia kemudian melangkah keluar untuk mengambil pisau yg tadi di buangnya, kemudian memotong ikatan tali di tanganku.

“Bersihin batang penis loe dulu gih” pintaku ke Fajar yg kemudian segera dibersihkan dengan tissu toilet.

Di saat aku melihat Fajar membersihkan batang penisnya menggunakan tisu, libidoku menaik cepat hingga aku hampir tak bisa mengendalikan diri. Tak lama kemduian Fajar selsai membersihkan batang penisnya.

“Loe duduk di kloset, shut up, and look me!” perintahku.

Didepan Fajar aku mulai menari. Menari? Ya menari, aku menari erotis di depan Fajar. Aku mengelus-elus dan milin-milin puting toketku kemudian jari-jariku ku masukkan ke dalam lubang meqiku lalu aku jilat cairan kenikmatan yg membasahi jari-jariku, sambil tetap menari. Lalu aku meyandarkan tubuhku ke tembok lalu berlutut di lantai, kemudian sambil merangkak aku mendekati Fajar, aku melihat batang penisnya sudah tegak mengeras dan berkedut-kedut.

Aku merangkak medekati batang penis Fajar, kemudian menggenggam dan menjilati kepala penisnya, kemudian menyiumnya, sesekali aku memasukkan kepala penisnya ke dalam mulutku kemudian mengeluarkan lagi. Dengan ujungjariku aku mengusap kepala penisnya sambil kujilat celah lubang penisnya. Batang penis Fajar tdk besar tp bersih. Aku melirik sambil sambil tersenyum pada Fajar, tampaknya dia sudah hampir ejakulasi lagi. “Cepet banget sih ni anak?” pikirku.

Kemudian aku mengocok-ngocok pelan batang penisnya, sambil tetap ku jilati kepala penisnya. Aku merasakan di tanganku batang penis Fajar mulai berkedut-kedut, dengan cepat kumasukkan batang penisnya ke dalam mulutku, kemudian ku sedot, baru 2 kali sedotan, Fajar sudah ejakulasi lagi. kesedot pejuhnya sampai habis. Kemudian batang penis Fajar kusiram dengan pejuh yg terkumpul dalam mulutku. Kemudian dengan mulut yg masih ada sisa-sisa pejuh, aku bangkit berdiri dan mendekati Fajar. Kemudian aku duduk di pangkuanya dengan menghadap ke arahnya. Aku lumat bibir Fajar dengan sisa-sisa pejuhnya sendiri.

“Kenapa? ini kan pejuhmu sendiri” protesku ketka Fajar mau menolak ciumanku

Aku melumat bibir Fajar dengan lembut, kemudian kumasukkan lidahku ke mulutnya, jadilah kami french kiss. Cukup lama kami berciuman, hingga Fajar hampir kehabisan nafas

“Sudah Jeng, Aku capek banget” pintanya padaku.
“Apa capek? Padahal aku baru mulai?” kataku -cerita hot 2017-
“Apaaaa..? Baru mulai…? Padahaaallll….” Fajar mulai protes
“Sudah nggak usah cerewet! Loe sendiri yg mulai kan.., sekarang ikutin perintahku kalau sampai nggak mau namamu tercemar di sekolah ini!!” ancamaku padanya.

Rupanya Fajar takut jg dengan ancamanku. hihihihi.. aku tertawa kecil

“Aku bakal kamu bikin ketagihan dan nggak akan ngelupain hari ini” kataku sambil mencium bibirnya

Lalu kusuruh Fajar untuk mengangkankan lebar kakinya hingga kakiku bisa berdiri tepat di depan batang penisnya yg sudah melemas.

“Aku kasih waktu buat berdiriin batang penismu sampai di depan batang penismu!!” perintahku pada Fajar.

Dengan posisi ini, posisi lubang meqiku tepat di depan wajah Fajar, aku pegang kepala Fajar, kemudian kusuruh mejilati meqiku

“Ayo jilatin meqiku” kataku ketika aku sudah berdiri seimbang – cerita abg 2017 –
“Jangan gitu njilatinnya, pelan aja..” protesku ketika Fajar menjilat meqiku sembarangan.

Sekali-kali kulihat penis Fajar, rupanya sudah hampir tegak. Lama-lama aku merasa terangsang, apalagi ketika lidahnya menyentuh klit ku. Aku pegang kepalanya, dan menggoyangkan pinggulku di depan wajahnya, Aku gesek-gesekkan meqiku ke wajahnya, sambil aku membenarkan posisi kakiku, kemudian aku gesekkan meqiku ke dagu, dada hingga sampai perutnya.

Aku sudah nggak bisa lebih turun lagi, karenabokongku sudah terganjal batang penis Fajar yg sudah tegak dan keras. Aku angkat pinggulku kemudian ku arahkan lubang meqiku ke batang penis Fajar. Rupanya Fajar sudah siap betul. Sambil menatap wajahnya aku masukkan batang penisnya ke dalam lubang meqiku, kemudian dengan cepat ku keluarkan lagi. Aku tertawa kecil dan aku mengulanginya lagi sampai beberapa kali hingga aku merasa sudah benar-benar terangsang.

Kemudian kumasukkan batang penisnya ke dalam lubang meqiku tetp hanya separuh saja kemudian ku cengkram batang penisnya sekuat tenaga, kemudian aku tarik perlahan hingga kepala penisnya, kemudian kumasukkan lagi hingga setengah dan aku tarik lagi. Aku melakukanya beberapa kali hingga aku merasa lelah mencengkram batang penis Fajar. Bersamaan dengan itu, Fajar ternyata sudah ejakulasi lagi. “Duuuhhhhh… gimana sich, kok udah keluar lagi…” batinku agak kecewasa

Kukeluarkan batang penis Fajar dari dalam meqiku lalu ku hisap batang penisnya untuk membersihkannya. Kemudian aku kembali ke posisi semula. Kemudian dengan batang penisnya yg masih lunglai aku berusaha memasukkan lagi ke dalam lubang meqiku, agak susah sih, karena nggak bisa menusuk meqiku yg masih rapet.

Akhirnya bisa jg batang penisnya masuk kedalam lubang meqiku karena kubuka lebar-lebar bibir meqiku, dan mendorong batang penisnya masuk ke dalam. Begitu penisnya masuk ke lubang meqiku, aku tunggu Fajar hingga ereksi sempurna, beberapa detik kemudian, segera aku goyangkan pinggulku dengan tempo yg lambat. Aku yakin nggak bakalan cepet ejakulasi lagi soalnya batang penisnya sudah mulai pengalaman dan persedian pejuhnya sudah hampir habis? Sewaktu menggoyangkan pinggulku itu aku sesekali mencengkram batang penisnya kemudian aku lepaskan lagi. Hingga akhirnya aku merasa hampir mencapai klimaks aku percepat goyanganku. Rupanya Fajar jg hampir ejakulasi lagi.

Tahan sebentar Jar, kita keluarin bersamaan” pintaku.

Rupanya Fajar sudah hampir mengimbaingi permainanku, dan benar saja ketika aku orgasme Fajar menyusul kemudian, hebat dia bisa 3 detik lebih lama dariku

“Kamu sudah mulai hebat Jar” bisikku sembari mencium lembut bibirnya

Kami berdua saling berpelukan dan tanpa terasa kami ketiduran cukup lama hingga aku merasakan batang penis Fajar mulai ereksi lagi di dalam lubang meqiku. Segera aku mengeluarkan batang penisnya dari dalam lubang meqiku, kemudian aku bangkit berdiri sembari menunggu batang penisnya tegang lagi. Rupanya cukup lama hingga aku harus membantunya dengan mengocok batang penisnya. Saat batang penis Fajar sudah tegang lagi, aku membalikkan tubuh dan berpegangan gagang pintu sambil membungkukkan tubuhku

“Jar.. penismu masukkan sini” pintaku manja sambil menujuk ke meqiku.

Fajar pun segera bangkit dan langsung menempelkan batang penisnya ke meqiku

“Pelan dulu aja Jar, jangan tergesa-gesa..” ketika batang penisnya secara kasar di sodokkan ke lubang meqiku

Akhirnya setelah batang penisnya dikeluarkan, Fajar mencoba untuk menyodokkan lagi, kali ini Fajar lebih lembut lagi, bokongku dirabanya dulu, kemudian tangan kirinya meremas toketku dari belakang, kontan saja puting toketku langsung mengeras ketika tanganya meremas toketku

Cerita abg hypersex, Sementara itu, tangan kananya memegang pinggangku agar tak bergerak, lalu dia mulai menyodokkan batang penisnya. Nampaknya dengan gaya ini batang penisnya gampang masuk ke dalam meqiku, dengan 3 kali coba, batang penisnya sudah melsesak ke dalam lubang meqiku. Kali ini Fajar tak terlalu terburu-buru, sehingga aku merasakan nikmat dan nyaman, aku rasa Fajarpun demikian

“Di kocok Jar..” pintaku pada Fajar ketika batang penisnya sudah berada di dalam meqiku, langsun saja Fajar mengocok batang penisnya. Ini adalah gaya kesukaanku, sehingga setiap batang penis Fajar meyodok masuk, aku merasakan kenikmatan yg tiada tara, tanpa sadar aku meracau kenikmatan

“Oocchhh..ochh..acchhh..aacchhh oucchhhh.. terus jar..occhh..nikmaatttt..” racauku tanpa sadar.

Dan tampaknya Fajar nggak tau kalau aku hanya meracau, Fajar segera mempercepat tempo sodokkanya. Aku kaget dengan yg di lakukanya, meskipun nikmat tp aku merasa khawatir…

“Ooocchhhhh… aku kkeluaaarrrrrr” erang nikmat Fajar kemudian

Tuh kan, apa yg ku khawatirkan terjadi jg, Fajar masih terlalu amatir untuk ngesex. Angga kemudian membenamkan batang penisnya ke dalam lubang meqiku untuk beberapa saat, kemudian dia menarik keluar dari meqiku.

“Ceplaakkk..” aku menampar pipinya

“Aku kan sudah bilang pelan-pelan aja jangan terburu-buru!! Kamu tuh masih amatiran!!” makiku padanya

Fajar hanya bisa terkejut dan nggak bisa bilang apa-apa lagi. Segera aku keluar dari toilet dan kembali le toilet semula.

“Anjriittt!! BH dan cd ku dirobek Fajar. Gimana ya..? Mana meqiku masih banyak pejuh Fajar!!” umpatku dalam hati.

Segera kubersihkan meqiku lagi. Kali ini menutup pintunya dengan benar. Setelah itu aku memakai rok ku

“Duuhhh pakai apa ya…” aku bingung dalemanya mau pakai apa, akhirnya aku gunakan celana olaharagaku, buat gantiin cd, padahal rok ku sempit, jadinya ditambah celana olah ragaku, rok ku jadi tambah sempit. “Terus BH nya pakai apa ya? Masa mau nggak pakai BH? Mana seragamku tipis lagi” pikirku

Akhirnya ku pakai baju seragamku tanpa BH. Bisa dibayangkan dengan ukuran toketku yg montok (34b) pakai seragam sekolah, tanpa BH, dan puting toketku yg menonjol, pasti bikin ngeres orang yg liat. Aku berniat masuk ke dalam kelas untuk ngambil rompi yg selalu ku bawa, tp sekarang rompi itu berada di dalam kelas.

Akhirnya dengan hati-hati aku keluar dari toilet dan menunggu sepi untuk bisa masuk kedalam kelas dan kemudian mengambil rompiku. Aku berharap todak ada orang yg melihatku. Ketika aku keluar dari dalam toilet aku berpapasan dengan Fajar, nampaknya dia masih merasa bersalah, aku hanya tersenyum padanya ketika dia memanggilku.

Nggak ada waktu” pikirku dan aku segera menuju ke kelas.

“Nggak ada waktu..” pikirku, dan aku segera melesat ke kelas.

Akhirnya setelah melalui perjungan panjang, sampai jg aku kedalam kelasku, rupanya kelas masih sepi, teman-temanku sedang jajan di kantin. Kesmepatan!! Pikirku, segera saja aku masuk dan mengambil rompi di dalam tas ku.

Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang, sampai jg aku di kelasku, rupanya kelas sepi, anak-anak sedang jajan di kantin. Kesempatan!! pikirku, segera saja aku masuk dan menuju ke tasku dan segera memakai rompiku.

“Ajeng..!!” tegur seseorang
“O.. Owhh” aku sangat kaget, rupanya Riska teman sekelasku.

Riska cewek cakep di kelasku, dia orangnya seksi, dengan ukuran toketnya yg hampir sama punyaku. hanya saja Riska lebih gemuk dariku. Aku 163/45, sedangkan Riska 162/47. Riska adalah salah satu cewek di sekolahan ini yg sering aku jadikan obyek fantasi masturbasiku. Dan aku rasa Riska ada perhatian denganku, apakah Riska seorang lesbian? Entahlah.. Tp aku tebak, Riska sudah tak perawan lagi.

“Kenapa kamu Jeng?” tanya Riska kemudian.
“Nggak apa-apa kok Ris..” sambil duduk di kursiku..

Riska kemudian duduk disampingku. Rupanya aku lupa mengancing rompiku, dan kurasa Riska melihat aku nggak pakai BH waktu itu

“Kamu nggak pakai BH ya” tanyanya tiba..

Kontan aku sangat terkejut, kok Riska tau…

“Emm…anuu..emmm..ahh gimana ya..emmm” bingung mau jawabnya

Tp Riska kayaknya mengerti dengan apa yg terjadi dengan diriku.

“sama siapa kamu barusan? terus cd mu kemana? tangan kamu kok ada bekas ikatan

Karena aku bingung mau jawab apa, Riska akhirnya tersenyum.

“Nyantai aja lagi, aku tau kok, nggak usah khawatir” bisik Riska sambil tersenyum, kemudian Riska mencium keningku, lalu dia keluar kelas menuju kantin. Aku terkejut jg dengan apa yg dia lakukan padaku barusan. Riska menciumku? Apa maksudnya nich? Tp aku sudah merasa tenang dan sedikit senang karena Riska ada perhatian denganku.

Tepat jam 10 lebih 15 menit guru bahasa inggris masuk ke kelasku, guru ini terkenal killer, makanya begitu tau gurunya datang, anak-anak langsung berlarian masuk ke kelas.

“Jeng, aku duduk sama kamu ya..” Riska tiba-tiba duduk di sampingku
“Ha…Owhh…oke..silahkan Ris..”

Kebetulan waktu itu memang aku duduk sendiri, karena jumlah murid di kelasku ganjil, maka aku nggak dapat teman sebangku sendiri. Kasia ya gue? Selama pelajaran berjalan Riska mengamatiku, aku jadi salting dibikinya, makanya aku pura-pura tidur aja.

Aku memang duduk sendiri, karena jumlah murid di kelasku ganjil, maka aku nggak dapet teman sebangku sendiri. Kasian ya gue? Selama pelajaran berlangsung Riska mengamati aku, aku jadi salah tingkah dibuatnya, makanya aku pura-pura tidur saja.

“Ajeng, are you oke” tanya guruku.
“She’s sick sir, I’ll take Vita to UKS..” Riska langsung jawab pertanyaan guruku.

“Vita, are you ok?” Tanya guru English-ku.
“She’s sick sir, I’ll take Vita to UKS..” – cerita lesbi 2017 – Riska langsung menjawab pertanyaan guruku.
“Owh..oke, please Riska..” Guruku mengijinkanya.
“Ayo Ris, kita ke UKS” ajak Riska sambil menggandeng tanganku.
“Apa-apaan nich” kataku dalam hati.
“Apa-apaan nich?” batinku dalam hati.

Riska menggandengku menuju ke ruang UKS, padahal aku nggak kenapa-kenapa. Selama perjalan Riska menggandengku dengan mesra. sambil memepetkan tubuhnya ke tubuhku. Aku hanya diam dan menuruti apa maunya.

Akhirnya kami berdua sampai di UKS, ruang UKS ini terdiri dari beberapa kamar yg tertutup, sehingga orang tdk akan mengetahui apa yg terjadi di dalam ruang UKS ini. Riska membawaku ke kamar yg paling ujung. Didalam kamar UKS itu terdiri dari tiga tempat tidur. Tiba-tiba Riska menutup pintu dan menguncinya.

“Riska, maksut kamu apa s…” belum selesai ngomong tiba-tiba Riska cium bibirku dengan lembut. Sambil tanganya merayapi tubuhku. Mau nggak mau aku terangsang jg, tp aku tetap berusaha untuk mengendalikan diri.
“Kamu cantik banget Jeng, aku suka kamu” bisiknya padaku

Rupanya Riska ada rasa denganku. Aku sungguh terkejut, soalnya setahuku Riska jg punya pacar. Tp apakah Riska sepertiku jg? Aku jg sering berfantasi sex denganya, dan sekarang aku malah sudah berhadapan denganya.

Aku tersenyum saat dia akan mencium bibirku, aku balas ciumanya, akhirnya kita berdua berciuman dengan liar, sampai akhirnya Riska merebahkanku ketempat tidur. Riska menindihku toket kami saling bertemu. Kemudian Riska menciumku lagi, aku merasakan tubuhnya menggesek-gesekk tubuhku, cukup membuatku terangsang saat ini, meqiku mulai basah oleh lendir kenikmatanku, aku lebih gampang terangsang bila dengan cewek. Akupeluk erat tubuh Riska dan mencoba untuk membuka kancing rok Riska. Sedangkan Riska masih menyiumiku sambil mengusap rambutku, rupanya Riska sudah menantikan saat ini, ini dilihat dari gairah nafsunya yg sangat tinggi.

Riska kemudian melucuti rok nya yg sudah longgar, rupanya Riska sudah tak pakai CD, kemudian aku melepaskan pelukkanku. Dengan posisi Riska masih diatasku, Riska melepas satu persatu kancing seragamku. Akhirnya kancing seragamku terlepas semua dan toketku menyembul keluar. Riska kemudian melucuti rok ku, dan celana olahragaku, akhirnya aku bugil, dan benar meqiku sudah basah oleh lendir kenikmatanku.

Riska kemudian melepas seragamnya dan BH nya, sehingga jadilah kami berdua bugil. Riska kembali menindihku sehingga toket kami saling bertemu tanpa halangan apapun. Karena toket kami sama-sama sudah menegang, maka Riska agak kesulitan untuk menciumku, tp akhirnya bisa jg. Riska menggesek-gesekkan meqinya ke meqiku, sehingga aku merasakan kenikmatan, Riska pun begitu.

Aku hanya terdiam dan menikmati permainan Riska. Riska kemudian menyium leherku, dan toketku. Dia mengulum puting toketku dengan halus, kadang jg Riska menggigit pelan. Aku merasakan kenikmatan yg tiada tara waktu itu. Kedua toketku di cium dan dijilatinya secara rata dan di pilin-pilinnya putingku hingga mengeras.

“Occhhh..och..och” aku mendesah keenakan

Kemudian Riska turun lagi, dia menyiumi perutku, menjilati pusarku, dan kemudian Riska menjilati meqiku. Riska memasukkan jarinya ke dalam lubang meqiku dan mencari klit ku, setelah itu dia menjilati klitku. Aku merasakan sensasi yg sangat luar biasa saat lidahnya menyentuh klit ku, aku serasa terbang ke langit ke tuju

“Occhh.. iya.. benar disitu.. ochhhh” aku mendesah saat Riska menggigit pelan klitku

Kisah mesum lesbi, Tak lama kemudian aku orgame, aku merasakan orgasme kali ini sungguh sungguh spesial, karena aku orgasme karena cewek

Riska kemudian bangun dan mengambil alat thermometer yg ada di meja ruang UKS, Riska memasukkan thermometer itu ke dalam lubang meqiku.

“Apa yg kamu lakuin Ris..?” protesku

Riska hanya tersenyum saja sembari tetap menusukkan alat itu ke dalam lubang meqiku.

“310 Celcius..” gumamnya saat Riska melihat penunjuk di thermometer, rupanya Riska memasukkan thermometer ke dalam lubang meqiku hanya untuk mengukur suhunya, sial batinku.

Kemudian Riska berjalan ke arah lemari UKS dan membukanya, rupanya Riska sudah merencanakan hal ini, buktinya di dalam lemari uks itu, Riska mengambil beberapa alat yg penah kulihat di film-film xxx. Seperti penis buatan (dildo), vibrator hingga sabuk penis. Lalu Riska memakai sabuk penis hingga dia mirip seorang laki-laki yg berpenis besar dan panjang, namun jg berdada besar.

Riska mendekatiku yg masih terbaring di tempat tidur, Riska kemudian menusukkan penis itu ke dalam lubang meqiku, kemudian mulai mengocoknya, aku yg baru saja orgasme, langsung bangkit lagi gairahku, segera saja kuimbangi kocokanya. Sudah lama aku tdk merasakan seperti ini lagi sejak aku putus dengan pacarku.

Aku kadang meremas-remas toket Riska, nampaknya dia suka ketika aku meilin-milin putingnya, Riska semakin bersemnagat mengocoknya setiap aku sentuh toketnya. Sesekali aku mengelus pantatnya, kemudian aku menusukkan jariku ke dalam lubang pantatnya, Riska sepertinya jg merasakan hal yg sama denganku, karena kulihat dari raut mukanya yg menampakkan kenikmatan. Tak lama kemudian, karena kocokkan penis yg konstan, akhirnya aku mencapai klimaks. Saat aku klimaks Riska terus mengocok meqiku, nampaknya Riska tdk tau aku sudah klimaks

“Duuuhhh…ochh..sudahhh…aku keluaaarrrrr” rintihku ketika Riska masih tetap mengocok meqiku. Namun Riska bukannya berhenti malah mengeluarkan penisnya dan kemudian memasukkan dala lubang pantatku. Perih sekali rasanya saat itu.
“Duuuhhh.. jangannn laaannn.. please periiihhhh” aku setengah berteriak.

Namun nampaknya Riska tak memperdulikanya, Riska terus saja mengocoknya. Beberapa saat kemudian karena lubang pantatku sudah kering tdk licin lagi, Riska kembali mengeluarkan penisnya dan memasukkan penisnya ke dalam lubang meqiku lagi. Gilaakkk..Akhirnya aku klimaks lagi. Riska kemudian mengeluarkan penisnya dari lubang meqiku, Lalu bangun dan melepaskan sabuk penisnya. Sementara aku masih terbaring lemas.

“Jeng.. kamu harus jg mencobanya” katanya sambil memberikan sabuk penisnya padaku.

Aku mengmabilnya dan memasangnya sabuk penis itu, cara pakainya rupanya seperti memakai sabuk para wall climber. Aku senyum sendiri ketika melihat sabuk penis itu sudah terpakai, rasanya aneh, karena sekarang aku serasa punya sesuatu yg baru di tubuhku. Aku melihat Riska sudah tidur terlentang sambil mengangkangkan kakinya, hingga lubang meqinya nampak jelas.

“Ayo jeng masukkan ke meqiku” pintanya halus

Akupun segera mendekatinya dan mencoba memasukkan penisku ke dalam lubang meqi Riska. Agak kikuk, karena biasanya aku yg di masukki, kini aku yg memasukki. Aku pegang penis itu, dan perlahan aku menempelkan di bibir meqinya, kemudian dengan dibantu tanganku, penisku ku tekan masuk ke dalam lubang meqi Riska, susah jg pantesan tadi Fajar susah. Akhirnya dengan mata kepalaku sendiri aku melihat penisku masuk ke dalam lubang meqi Riska sedikit demi sedikit. Aku sempat melihat Riska, dia membuka mulutnya sambil mengerang setiap aku menekan masuk penisku masuk ke meqinya.

“Acchhh… Yahhhhh… oocchhhh” desah Riska setengah berbisik

Aku terus menekan penisku, namun rupanya penis itu terlalu panjang, karena belum masuk penuh, aku merasakan ujung penisnya sudah mentok rahim Riska. Kemudian pelan-pelan aku menggoyangkan pinggulku, sementara Riska jg melakukan yg sama. Jadilah aku seperti laki-laki sekarang, sementara itu Riska masih tetap mendesah dan sesekali meraba-raba toketku dan memegangi pinggulku. Bacaan sex top: Cerita Dewasa Termewah 2017 Kenangan ML Pertama

Cukup lama kami saling menggoyang hingga akhirnya Riska mencapai klimaks, aku sendiri tak tau karena aku tdk merasakan apa-apa ketika ngentot Riska tadi, namun aku tetap terangsang, karena menatap wajah Riska yg cantik. Pada saat Riska mencapai klimaks, penisku kutarik keluar dari lubang meqinya dan kuarahkan ke mulut Riska

Aku duduk di dada Riska, dan aku arahkan penisku yg terlumuri lendir kenikmatan kami ke mulutnya. Riska rupanya tau dengan maksudku dan segera mengulum dan menghisap hingga bersih. Setelah itu aku bangkit dan melepaskan sabuk penis itu. Aku menggantinya dengan vibrator. Aku setel vibrator itu dengan speed medium, kemudian sebagian aku masukkan di lubang meqiku, sementara ujung yg satunya aku masukkan ke lubang meqi Riska. Aku berbaring di samping Riska sambil memeluknya.

Aku dan Riska saling berpelukan, berciuman, sementara kami berdua terus mendesah dan mengerang karena sensasi yg ditimbulkan vibrator di dalam lubang meqi kami. Tak lama kemudian kami mencapai klimaks bersamaan, dan lendir kenikmatan kami berdua membasahi vibrator dan sprei. Selang beberapa saat aku bangun, kemudian mulai menjilati meqi Riska, meqi Riska cukup rapet, dengan klit yg cukup besar sehingga mudah untuk kujilati dan kugigit pelan. Riska mengerang ketika kugigit klitnya

Oocchhh… yaaah teruuussss” Riska mengerang setengah menjerit.

Aku sangat khawatir kalau sampai ada orang yg mendengarnya, maka aku putar tubuhku, hingga sekarang kami pada posisi 69. Aku di atas, sedangkan Riska di bawah. Kami saling menjilat, menggigit klit, dan menusukkan jari ke dalam lubang meqi. Entah beberapa lama hingga kami menacapai klimaks yg bersamaan.

Hingga akhinya, kami berdua tertidur sambil berpelukan dengan kondisi bugil.

Singkatnya setelah kami terbangun dan merapikan semuanya kami berdua melangkah keluar dari ruang uks dan pulang menuju rumah. Hari yg sangat melelahkan dan tak akan pernah terlupakan.