Fgila April 2016 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Saturday, April 30, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

AKU MUDAH TERANGSANG

GILAQQ
Karena kasihan dan demi pendidikan yang lebih baik di kota besar, setahun lalu pamanku menawarkan untuk pindah ke tempatnya. Lagipula, putri tunggalnya Hani sejak SMP kelas 1 disekolahkan di Singapura sehingga dia hanya tinggal dengan tanteku.
Aku orang yang paling pesimis sedunia dan sejak kecil selalu jadi bahan tertawaan. Sekarang pun, aku sering disuruh-suruh dan dimaki-maki oleh pamanku dan istrinya, juga kakakku. Sementara kakakku dimanja oleh mereka, sering dibelikan baju bagus dan barang mahal lainnya terutama bibiku. Aku menyadari aku memang pantas disuruh-suruh dan direndahkan orang. Jadinya aku malah”menikmati” saja ketika dimarahi dan disuruh-suruh.
Bahkan urusan seks dan masturbasi pun aku tidak pernah mambayangkan diriku sendiri namun sedang menonton orang lain terutama kakakku yang berhubungan seks atau sekedar dipegang-pegang oleh cowok lain.
Utamanya cowoknya adalah pribumi. Karena sering aku melihat ia diliatin dan digodain oleh cowok-cowok pribumi. Setiap pulang sekolah selalu melewati STM yang cowok semua dan pribumi. Banyak yang lagi nongkrong dan selalu mengeluarkan celoteh-celoteh usil.
Mungkin mereka jarang liat cewek. Ditambah kakakku memang cakep, kulitnya putih, tinggi sekitar 160-an, badannya langsing karena memang sering olahraga. Rambutnya yang dicat agak pirang membuat makin merangsang saja.
Ditambah, baju seragam putih yang dipakai dari kain yang agak tipis sehingga kelihatan BH-nya (apalagi kalau lagi pakai bra warna gelap jadi makin mencolok) dan kelihatan besarnya tonjolan di balik baju tipisnya.
Iseng kulihat bra-nya di lemari baju, ukurannya 34c. Tidak heranlah setiap kali banyak omongan-omongan yang usil dan jorok. Aku sebenarnya ingin marah tapi karena takut jadinya diam saja. Kakakku sendiri diam saja tak pernah menanggapi.
Untungnya mereka tidak pernah berbuat kurang ajar kecuali komentar-komentar joroknya saja. Bahkan ada salah satu yang menirukan desahan cewek ketika disetubuhi. Membuatku membayangkan kalau kakakku benar-benar disetubuhi oleh dia dan mengeluarkan suara seperti itu!
Di angkot juga selalu ada cowok iseng yang memperhatikan dia, mulai dari mukanya, lehernya yang putih akhirnya menatap dadanya atau ke paha. Walau takut dan kesal, anehnya tiap kali masturbasi selalu membayangkan kakakku menikmati disetubuhi dan diperawani oleh mereka.
Pengalamanku tidak cuma di sekolah saja. Ketika jalan ke mall atau ke manapun malah lebih parah karena kesukaannya memakai baju yang terbuka atau ketat. Kausnya yang ketat membuat payudaranya tampak indah dan makin menonjol.
Apalagi kalau belahan dadanya agak rendah membuat payudaranya yang putih sedikit kelihatan. Ketika berenang atau fitness malah lebih parah lagi. Sebenarnya aku tidak suka dengan keadaan ini tapi juga”suka”. Diam-diam, anuku jadi menegang kalau ada tatapan atau komentar kurang ajar. Aku takut, tegang, dan juga terangsang.
Suatu saat aku tergoda untuk melihatnya telanjang karena ada kesempatan untuk itu. Antara kamarku dan kamarnya ada taman kecil yang sudah tak dipakai. Pintunya hanya dari kamarku, yang di kamar dia sudah dimatikan. Dengan tangga aku bisa melihat ke dalam dari jendela atas kamarnya dan kamar mandinya. Dalam beberapa kesempatan aku sempat melihatnya telanjang bulat.
Kecantikannya ditambah dengan kemolekan tubuhnya memang betul-betul luar biasa indah! Payudaranya padat berisi, ukurannya cukup besar, kencang, dan berdiri tegak. Tidak turun seperti pada film-film bokep. Kedua putingnya berwarna kemerahan berdiri dengan tegaknya dan agak panjang menonjol.
Rambut kemaluan di sekitar vaginanya tidak terlalu lebat namun sangat indah. Kulitnya yang putih mulus membuatnya makin menarik. Putingnya yang kemerahan dan rambut kemaluannya yang hitam amat kontras dengan kulitnya yang putih. Beberapa kali aku melihatnya telanjang atau setengah telanjang baik ketika mandi maupun di dalam kamar.
Setelah aku melihatnya telanjang bulat, kebiasaanku bermasturbasi jadi makin menjadi-jadi. Karena aku makin jelas membayangkan bagian-bagian tubuh tertentu dari kakakku digerayangi dan dinikmati oleh para cowok tersebut.
Komentar-komentar usil yang pernah kudengar ditambah dengan pengetahuanku tentang tubuhnya membuatku makin nikmat bermasturbasi. Bayangan cowok yang hitam menindihi tubuh cewek yang putih mulus dan memainkannya.
Seorang cewek yang muda, cakep, tampangnya polos dan innocent, putih, sexy, high class, dadanya berisi dan masih perawan namun menyerahkan keperawanannya dengan sukarela dan menikmati apapun yang dilakukan oleh cowok yang statusnya lebih rendah darinya.
Membuatku benar-benar nikmat dalam bermasturbasi. Kadang aku menyesal setelah melakukannya tapi selalu mengulangi lagi. Mungkin aku sudah GILA!
Lalu apakah kakakku memang masih perawan? Menurutku sih dia masih perawan. Dia tidak pernah pergi dengan cowok mana pun. Paman dan tanteku melarang kakakku sembarangan pergi dengan teman-temannya terutama cowok.
Kemana-mana selalu aku disuruh menemaninya. Namun anehnya beberapa kali mereka mengajak kakakku dan juga aku ke pub atau night club dan mereka pula yang mengenalkan kami ke minuman keras. Menurut mereka, daripada pergi dengan teman mending pergi dengan orang tua jadi ada yang menjaga. Pamanku dan istrinya memang doyan minuman keras dan sering ke pub-pub. Disana kami juga dikenalkan kepada beberapa rekan-rekan bisnis pamanku.
Orang yang paling penting diantara semuanya adalah Pak Abas karena dia pejabat pemerintah yang memegang peran kunci dalam hal perijinan bisnis pamanku. Dia adalah orang Jawa, umurnya 40-an. Makanya pamanku dan bibiku sangat hormat kepadanya.
Sering mereka menjamu Pak Abas dan mengundang Pak Abas datang ke rumahnya. Aku tidak begitu suka dengannya dan kelihatannya juga dia tidak terlalu suka denganku dan menganggap kehadiranku.
Tapi dia baik sekali dengan kakakku, malah sepertinya dia punya mau terhadap kakakku. Kakakku memang pandai berdandan dan berpakaian untuk membuat dirinya menarik perhatian cowok serta pintar mengambil hati orang.
Apalagi kalau gaun yang dipakainya dengan belahan dada agak rendah membuatnya nampak sexy. Sementara kakakku malah enjoy berbicara dengan Pak Abas bahkan sampai sering bercandaan. Membuatku jadi makin rendah diri.
Sekarang dikala masturbasi aku jadi sering membayangkan Pak Abas, bandot tua hitam jelek menikmati tubuh mulus kakakku. Apalagi setelah beberapa kali ia datang malam-malam, kakakku mengenakan daster tipis agak menerawang. Mata Pak Abas bersinar-sinar melihat tubuh sexy yang dibalut kain tipis itu.
“The show must go on”
Suatu malam mereka ke pub tapi aku disuruh menunggu pengiriman barang di rumah. Sekitar jam 9.30 pamanku telpon bilang aku boleh tidur dulu karena mereka pulang agak malam. Saat tiba kakakku agak mabuk.
Sebelumnya lebih parah lagi ngoceh-ngoceh tak karuan, kata bibiku. Bibiku membawanya masuk ke dalam kamar. Sementara pamanku marah besar kepadaku, menurutnya barangnya tidak lengkap. Oleh bibiku aku disuruh masuk ke kamarku. Dengan sangat ketakutan aku masuk ke kamar dan kukunci pintu kamar.
Tak lama kemudian kudengar bibiku masuk ke kamar kakakku. Karena penasaran aku mengintip dari jendela. Kakakku baru selesai mandi sedang berbaring di tempat tidur dengan memakai kaos atasan saja yang panjangnya sampai ke pahanya. Kakakku sudah tidak mabuk hanya agak lemas saja. Kemudian bibiku memberikan segelas air dan satu tablet kecil. Setelah kakakku tidur ia keluar.
Beberapa saat kemudian, pintu kembali terbuka. Ternyata adalah Pak Abas! Ia kelihatan habis mandi, memakai celana pendek dan baju kaos. Kok tadi aku tak melihatnya? Dengan tegang kuperhatikan apa yang dilakukannya.
Ia menuju ke tempat tidur kakakku. Kakakku tidur telentang, kakinya agak terbuka terlihat pahanya yang mulus. Dadanya turun naik. Pak Abas duduk di pinggir ranjang. Tangannya mengulur memegang pipi kakakku. Tiba-tiba kakakku terbangun. Sesaat Pak Abas kelihatan terkejut, tapi sambil menarik kembali tangannya ia lalu berkata,
“Kamu sudah baikan Etik? Saya ingin melihat keadaan kamu.”
“Sudah mendingan Oom, hanya masih lemas saja.”
“Sini deh Oom pijitin supaya lekas sembuh.”
“Nggak usah deh Oom. Masa kok oom mijat saya,” kata kakakku sambil ia duduk di tengah ranjang.
“Nggak apa-apa kok. Lagian Oom tidak keberatan kok,” kata Pak Abas sambil tangannya langsung meraih tengkuk kakakku dan mulai memijat-mijat dan meraba-rabanya.
“Aduuh geli Oom. Jangan ah,” kakakku meronta kecil dan memendekkan tengkuknya.
“Ssst. Jangan berteriak gitu, nanti kasihan pada bangun semua. Tenang saja kamu,” kata Pak Abas sambil tangan yang satunya memegang lengan kakakku.
“Nah gitu, kamu diam saja. Nikmati saja,” kata Pak Abas sambil kedua tangannya meraba-raba tengkuk dan lengan kakakku. Membuat kakakku terlena dan memejamkan matanya.
Berdekatan dengan Etik begitu dekat, langsung membuat Pak Abas terangsang. Aroma tubuh Etik yang harum membuatnya mabuk kepayang. Kedua, dalam jarak begitu dekat, baju tidur yang agak transparan membuatnya mampu melihat dengan jelas kemulusan dan bentuk tubuh yang begitu menggairahkan.
Di balik dasternya, branya berwarna biru tua nampak jelas membuatnya makin menggairahkan. Juga pahanya yang putih dalam jarak begitu dekat. Tiba-tiba Pak Abas langsung mencium bibir Etik yang sedang memejamkan mata.
“Ooh kamu cantik sekali Etik, mmhh”
Bibir Pak Abas langsung membekap bibir Etik dan melumatnya. Sesaat aku berdetak, lalu apa yang akan dilakukan kakakku pikirku. Ternyata Etik tidak memberontak, malah ia menikmati ciuman Pak Abas. Kedua tangannya kemudian meraih memeluk Pak Abas.
“Mmmh ahh.”
Bibir ketemu bibir, lidah ketemu lidah. Dengan penuh nafsu Pak Abas sambil tetap menciumi Etik, tangannya mulai meraba-raba tubuh Etik. Punggung.. Lengan.. Lalu satu tangannya meraba-raba paha. Tangan itu masuk di bawah baju, meraba-raba, bergerak naik ke atas.
Etik mengerang perlahan. Pak Abas membaringkan Etik, setengah menindih sambil terus menciumi seluruh muka.. Leher.. Dengan penuh nafsu. Tangan kanannya merayap naik di balik daster Etik. Meraba-raba daerah paha lalu naik ke sekitar perut.
Pak Abas mengangkat kepalanya. Menatap dan mengagumi tubuh Etik yang sebentar lagi akan dinikmatinya. Tangan kirinya membelai-belai rambut, pipi, leher, dan turun ke dada! Bersamaan dengan tangan kirinya menyentuh dadanya, tangan kanan bergerilya di balik daster ke aarah payudara kanan Etik.
Sambil kedua tangannya meraba-raba payudara Etik, daster Etik tersingkap terlihatlah pahanya yang putih mulus dan celana dalamnya. Kaki kanan Pak Abas bergerak naik meraba-raba paha Etik dan daerah CD nya. Etik mengerang-erang merasa kegelian karena bulu kaki Pak Abas menyentuh bagian sensitifnya.
Sesaat kemudian, Pak Abas melepas daster Etik dan membuka baju dan celananya sendiri, sambil menikmati indahnya tubuh Etik yang terduduk hanya memakai bra dan CD saja. Tapi ia belum puas dengan itu karena sesaat kemudian ia segera melepas branya dengan membuka kaitannya di belakang, lalu direngkuhnya bra itu.
Nampak sepasang payudaranya yang indah berayun dengan bebasnya menantang untuk dinikmati. Kedua putingnya agak panjang kemerahan begitu sensitif akan sentuhan. Sambil pandangan terus tertuju pada payudara Etik, Pak Abas melepas CDnya sendiri dan kemudian CD Etik.
Kini seluruh tubuh Etik tak tertutup selembar benang pun. Tampaklah bulu kemaluan Etik yang nampak kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Sementara penis Pak Abas yang hitam dan besar itu terlihat sudah menegang dengan gagahnya.
Segera kedua tangannya bereaksi meraih kedua payudaranya. Mengelus-elus, meraba-raba, dan meremas-remasnya dengan lembut. Etik mendesah-desah kenikmatan. Pak Abas jadi makin nafsu, ia langsung mencium bibir Etik sambil kedua tangannya masih terus meraba-raba payudaranya.
Kedua tangannya beraksi di sekitar kedua puncak gunung Etik. Memencet-mencet dan menggerak-gerakkannya akibatnya kedua payudara bergerak-gerak akibat perbuatannya. Kedua putingnya menjadi mengeras tanda bahwa Etik juga ikut terangsang.
“Oohh ahh ahh ahh”
Pak Abas membaringkan Etik dengan kedua tangan mendorong dadanya. Lalu ia membuka kedua kaki Etik, menatap bagian yang paling rahasia itu. Jari-jarinya dimainkan di sekitar vaginanya, membuat Etik mendesah-desah makin terangsang.
Pak Abas demikian ahli memainkan jarinya sampai vaginanya menjadi basah. Setelah puas dengan apa yang diperbuatnya, dengan setengah menindih, ia menciumi leher Etik yang sebagian rambutnya yang sebahu menempel disana. Dengan ganas, Pak Abas menciumi dan mengecupi leher Etik kiri kanan. Tangannya meraba-raba ke dada dan daerah vagina.
Etik nampak mengerang-erang kenikmatan. Lalu ciuman Pak Abas mulai beralih turun ke bawah, sampai menciumi kedua payudaranya. Mula-mula ia mengecupi bagian pangkalnya yang putih itu, lalu perlahan naik makin ke atas.
Sampai ia mengemut dan menjilati kedua puting Etik yang berwarna kemerahan segar itu, ujung lidahnya menggerak-gerakkan kedua putingnya bergantian. Digigit-gigitnya dengan lembut putingnya yang sangat sensitif itu. Etik makin mendesah-desah. Ia nampak kegelian kenikmatan. Selama ini Etik banyak pasifnya namun ia juga tidak melawan bahkan menikmati apa yang dilakukan Pak Abas terhadapnya.
Kemudian ia mendekatkan penisnya ke dada Etik dan menjepit penisnya yang ujungnya disunat itu diantara kedua payudaranya sampai penisnya terbenam di antara kedua payudara Etik. Penisnya yang hitam nampak kontras dengan kedua payudara yang menjepitnya itu.
Kali ini giliran Pak Abas yang merasakan kenikmatan. Lalu kepala penisnya disentuhkan dan digerak-gerakkan ke puting Etik. Nampak keduanya terangsang dengan aksi itu. Lalu Pak Abas meraih tangan Etik dan mendekatkannya ke penisnya. Ternyata Etik cukup cekatan juga. Tangannya segera meraba-raba, dan mengocok-ngocok penisnya yang membuat Pak Abas bereaksi dengan hebat.
Tak lama kemudian, Pak Abas melepaskan tangan Etik, dan membuka kedua kaki Etik lebar-lebar sehingga nampaklah vaginanya dengan jelas. Rupanya ia sudah tidak sabar lagi mendapatkan hadiah utamanya yaitu menikmati keperawanan Etik.
Ia mendekatkan penisnya ke vagina yang sudah kuyup dan dalam posisi siap itu. Ia dalam posisi duduk, sementara Etik dalam posisi pasrah telentang. Pak Abas segera memajukan badannya memasukkan penisnya ke dalam vagina Etik.
“Oooh.. Ahh”, teriak Etik, ketika kepala penis itu akhirnya menembus vaginanya sebelum akhirnya semuanya masuk ke dalam. Segera kemudian Pak Abas memaju mundurkan tubuhnya, penisnya yang hitam masuk keluar ke vagina Etik.
“Oooh oohh ahh ahh ahh”
Akhirnya malam itu Pak Abas berhasil merenggut keperawanan Etik. Nampak darah keperawanannya membasahi seprei. Sambil memegang kedua tangan Etik, dengan semakin cepat Pak Abas memainkan penisnya di dalam vaginanya.
Akibatnya, tubuh Etik bergetar hebat sampai-sampai kedua payudara Etik bergerak-gerak berputar putar. Pak Abas nampak puas sekali bisa melakukan itu. Sementara Etik merasakan kenikmatan luar biasa sambil mendesah-desah.
Lalu Pak Abas mengeluarkan penisnya. Ia berganti posisi. Ia menyuruh Etik menungging, lalu dari belakang kembali ia menyodok vagina Etik dalam posisi doggy style, sambil kedua tangannya menepuk-nepuk, meremas-remas payudara dan memainkan kedua putingnya. Setelah menikmati beberapa saat, kembali ia menidurkan Etik.
Lalu sambil tubuhnya menindih Etik, ia kembali menyetubuhi Etik yang beberapa saat lalu masih perawan itu. Nampak pemandangan yang kontras, badan Pak Abas yang hitam seperti aspal menindih Etik yang putih mulus bagaikan kapas.
Kembali ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Etik. Sambil menciumi seluruh muka dan leher Etik, ia kembali mengocok penisnya. Sampai akhirnya tiba-tiba tubuh Etik menggelinjang kenikmatan dan kedua tangannya mencengkeram rambut Pak Abas, sampai akhirnya Etik berteriak-teriak dengan suara tinggi (inikah yang tanda orgasme pada wanita?).
Beberapa saat kemudian Pak Abas meneruskan ciumannya ke payudara Etik. Bergantian ia menciumi kedua payudara dan menyedot-nyedot kedua putingnya, sambil terus penisnya dimainkan di dalam vagina Etik.
Dan tak lama kemudian giliran Pak Abas yang mengalami ejakulasi. Setelah ejakulasi, Pak Abas masih terus mengocok penisnya sampai beberapa saat, sebelum akhirnya ia menghentikan aksinya. Lalu ia terengah-engah berbaring telentang di samping Etik.
Sampai disini aku tersadar dan menyudahi “pengintipan”ku karena ternyata aku sendiri juga mengalami ejakulasi entah karena apa. Apakah tegang, atau marah, atau tak berdaya, ataukah heran, atau semuanya campur jadi satu? Setelah itu aku jadi tidak berminat lagi melihat apa yang terjadi seterusnya. Malah kini aku berpikir keras.
Apa yang terjadi pada diriku? Apa yang telah kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Sudah benar-benar gilakah aku? Haruskah aku senang? Atau sedih? Atau marah? Atau malu? Atau semuanya? Kenapa aku tidak bisa berpikir normal? Ataukah semua orang juga tidak normal? Lalu kenapa kok semua orang seperti mendukungku bersikap tidak normal? Juga kakakku sendiri? Kejadian ini membuatku shock dan linglung beberapa saat..
Iblis betina itu..
Keesokan harinya aku menguping pembicaraan antara tanteku dan Pak Abas.
“Wah, Pak Abas pagi ini segar sekali. Bagaimana kemarin, seru dong?”
“Wah, hebat. Dia benar-benar mantap deh. Obat ibu benar-benar manjur. Dia sangat bergairah sekali semalam. Semalam kita maen dua ronde. Pertama dia masih canggung maklumlah masih perawan. Tapi kedua sudah mulai ‘in’, apalagi saya ajari dia cara-cara baru.”
“Syukurlah. Kemarin kita sempat panik waktu dia mabuk. Yah, yang penting tujuan akhir terlaksana khan. Yang penting Bapak puas.”
“Heh heh heh, wah saya puas sekali. Sebenarnya dari sejak ketemu, saya sudah suka karena dia sesuai dengan kesukaan saya. Orangnya cantik, putih, sexy, dan yang paling saya suka face-nya itu yang innocent dan juga masih perawan.”
“Jadi proyek pasti goal ya Pak? Bapak khan mintanya amoy anak sekolahan yang cantik dan masih perawan. Susah dapatnya yang seperti dia lho pak, tapi kita bisa sediain buat Bapak. Dan yang lebih penting, kalau Bapak suka, dia akan selalu siap melayani Bapak karena dia menurut kepada kami.
Juga, nanti setelah pengumuman pemenang, bagian Bapak akan kita berikan sesuai perjanjian”
“Oh, itu beres Bu. Masa saya lupa kebaikan Bapak dan Ibu, masa sih saya orang yang tidak tahu budi.. Dst, dst
Bangsaat!! Iblis betina itu! Ternyata sejak awal adalah ide bibiku untuk mengajak kakakku dan aku (hanya sebagai kamuflase) tinggal bersama mereka dan menyekolahkan kami supaya kami tergantung kepada mereka.
Dari awal memang dia berencana untuk menjual kakakku kepada Pak Abas. Karena Pak Abas sangat gila wanita sementara kakakku masih muda dan cantik serta dari keluarga tidak mampu; sementara kami tidak dekat dengan famili yang lain. Karena itu dari awal mereka mengontrol pergaulan kakakku.
Dia tidak cuma bermaksud menjual keperawanan kakakku saja, tapi lebih jauh lagi supaya menjadi gundik Pak Abas. Pak Abas kelihatan tergila-gila kepadanya dan dengan tahu ia masih keponakan sendiri, Pak Abas lebih merasa tidak enak untuk berkata tidak kepada mereka.
Ini sesuai dengan kepentingan jangka panjang mereka. Di sisi lain, kakakku mudah dikuasai karena keponakan sendiri dan bergantung mereka. Untuk itu kakakku “dimanjakan” dengan dibelikan barang-barang mahal, supaya terlena dan terbiasa hidup mewah sehingga tergantung kepada mereka. Putrinya sendiri, Hani, disekolahkan di luar negeri memang sengaja dijauhkan dari hal-hal busuk seperti ini. Pamanku, walaupun masih ada hubungan darah, namun lebih cinta uang dibandingkan saudara.
Malam itu mereka berencana membawa kakakku ke hotel bintang lima untuk dijebak dengan Pak Abas. Pengiriman barang adalah rekayasa agar ada alasan supaya aku tidak ikut. Namun karena kakakku mabuk teler (mungkin ini pengaruh obat perangsang yang diberikan dalam minuman?), jadinya mereka takut menimbulkan kecurigaan pihak hotel.
Akhirnya diputuskan untuk dilakukan di rumah, karena Pak Abas sendiri sudah ngebet. Pamanku memarahiku bukan karena barangnya kurang namun ia takut kalau-kalau aku bisa menggagalkan rencananya. Karena takut reaksinya sudah berkurang, bibiku memberikan obat perangsang lagi kepada kakakku.
Setelah semuanya terjadi, kakakku mau tidak mau harus menuruti skenario mereka. Ia tidak bisa menolak selama masih tergantung. Kalau kabur dari rumah, mau lari kemana dia? Bisa jadi nasibnya nanti malah lebih buruk lagi.
Jelek-jelek sekarang dia keponakan orang kaya yang hidup dalam kemewahan. Yang tahu sisi kelamnya hanya orang sendiri saja yang semuanya berkepentingan untuk tidak menyebarkan keluar. Benar-benar terkutuk semuanya!! Memanfaatkan orang demi keuntungan sendiri.
Dan aku, si orang tanpa guna, adalah pelengkap penderita. Walaupun aku juga ada kesalahan namun aku tidak terima kakakku diperalat dan dipermainkan orang begitu. Satu kelebihanku, yaitu mereka tidak tahu bahwa aku adalah saksi mata dari semua peristiwa, kalau aku tahu semua rencana busuk mereka.
Suatu saat nanti aku, si orang tanpa guna, akan menyaksikan mereka semua menderita akibat perbuatan busuk mereka ini. Ronny (pamanku), Tina (tanteku), dan Abas adalah tiga orang yang akan kuingat seumur hidupku.

Friday, April 29, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

KENANGAN YANG TAK BISA KULUPAKAN DENGAN GURU CANTIK KETIKA MENDAKI BERSAMA

Pada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ).
GILAQQ
Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) orangnya terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok.

Bu Anis umurnya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak.

Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi.

Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau.

Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel.

Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.
“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa ?”
“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa

” Maaf Nisa ? ” Jawabku.
” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku.

Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi.

Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat. Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula .

Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.
” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.
” Biasa main dimana ?” tanyanya
“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.
” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun.

Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”
” Don’t worry !” katanya.

Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan.

Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu.

Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu.

Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata

” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku.

Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra
” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu.

Lalu aku pulang.Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku.

Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya.

Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima.

Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku.

Thursday, April 28, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

NIKMATNYA TANTE AIDA

GILAQQ
Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Aida ada di Jogja. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang ke hotel tempat mereka menginap.
Sambil jalan aku membayangkan sosok Tante Aida. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 170 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar yang dalam kesehariannya selalu dibungkus busana muslimah karena seorang PNS.
Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Aida dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, tante Aida mirip Marsanda pas dulu pakai hijab, Sexy dan Montok..
Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan dua teman tante Aida, Bu Shinta dan Pak Bondan. Mereka memintaku menjadi penunjuk jalan selama mereka di Jogja, dan aku menyanggupinya.
Setelah itu kami berkeliling kota sampai jam 21:47. Karna sudah malam tante meminta aku menginap dikamarnya saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku, yang penting hasratku tersalurkan pikirku.
Setelah masuk kamar tante pergi mandi, aku langsung memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menikmati tubuh tante Aida yang seksi walau sudah mempunyai dua anak. Saat dia keluar aku menelan ludah, dengan celana pendek ketat sampai diatas lutut dan baju kaos putih tanpa lengan benar-benar memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna.
Saat tante Aida lewat didepanku tercium wangi sabun dari tubuhnya, saat ia hendak mengeringkan rambutnya terlihat BH hitam kesukaanku dari balik ketiak tante Aida.
Aku jadi gelap mata. Begitu tante Aida membelakangiku, langsung kurangkul dia. Bibirku menyedot lehernya, sementara tanganku yang satu meremas sepasang payudara dan yang satu lagi bermain diselangkangan dan paha tante Aida. Tante Aida Kaget, dengan mata melotot ia membentakku
“aku ini tantemu ndra!!!” , teriaknya
“Maaf tante, aku sudah lama mengagumi tante,..” sambil tetap ku ciumi lehernya
“Ndra,..km sadar ga sih” , Tante belum bisa menerima kuperlakukan seperti itu.
Aku tidak peduli, aku tetap memeluknya dari belakang, dan tanganku menelusup mencari memeknya,. Hanya sebentar ia meronta setelah itu tubuh tante Aida menjadi tenang.bahkan mulai terangsang sepertinya.
“Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping tante Aida.
“Tapi Ndra”..
“Aku sudah ga tahan tante,keinginan ini sudah lama aku pendam”
Mungkin karena kasihan dan juga mulai terangsang, Tante membiarkan tanganku memainkan klentitnya,dan mulai pasrah dengan perlakuanku.
“Gimana Ndra? Tapi sekali ini aja ya Ndra.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata tante Aida. Aku mengangguk kecil tanda bersedia.
Tante lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu tante Aida mencopot celana ketatnya terlihat paha mulus yang kugerayangi tadi.

Monday, April 25, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

NAPSU DENGAN ADIK IPAR KU

Awal September lalu aku sudah tidak berkerja lagi karErna mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, gairahsex.com aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 8 waktu Indonesia barat, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya.
Oh… ternyata dia bersama tantenya Erna yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Erna mengganti celana anakku,
“Kemana mamanya, Na…?” tanyaku.
“Lagi ke pasar Bang”jawabnya
“Emang tga di kasih tau, ya?”timpalnya lagi. Aku melihat Erna pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
“Kenapa kamu”tanyaku heran
“Anu bang…”sambil melihat kembali ke bawah.
“Oh… maaf ya, Na” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana.
GILAQQ
Anehnya, Erna hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir
“Abis tempur ya, Bang. Mau dong…”katanya tanpa ragu
“Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Erna kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana tidak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya.
Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ditambah lagi ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Erna di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Erna yang baru selesai mandi. Wow,beritaseks.com dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu. cerita selingkuh.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.
“Siapa?”tanyaku
“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang”jawabnya.
“Oh iya, ada apa, Na…?”tanyaku lagi
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”
“Cepatan dong!!”
“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Erna.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.
“Na, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku
“OK, bang” balasnya.
“Kok kamu belum pake baju?”tanyaku heran.
“Abisnya agak gelap, bang”
“ooo…!?”
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Erna. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Erna.
“Ou…ou…”apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.
“Maaf, Na”
“Tidak apa-apa bang”
Anehnya Erna tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami, dengan santainya kucium bibirnya, Erna hanya terdiam dan tidak membalas.
“Kok kamu diam?”
“Ehmm… malu, Bang”
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Erna mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”
“Na… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Erna tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum vaginanya Erna, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku. cerita selingkuh.
“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.
“Oh, maaf Na”
“Jangan seperti itu dong” merintih ia
“Ayo lanjutin lagi” pintanya“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Erna langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
“Ohhh… Na, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh…!!
“Duh, gede amat barang mu, Bang”
“Ohhh….”
“Bang, Erna sudah tidak tahan, nih… masukin kontol mu, ya Bang”
“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Erna kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula atidak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru atidak sedikit gampang masuknya. cerita selingkuh.
“Ouuu…ahhhhh….” blessss… seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Erna.
“Aduuuh, Baaaang….. akhhhhh” Erna mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Erna semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh… ahhh… ouhhh”
“Jangan dulu Na, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Erna, genjotan demi genjotan kulesakkan ke vaginanya. Erna terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan. cerita selingkuh.
“Ampuuuun… ahhhh… ahhhh… trus, Bang”
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”

Erna tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Na” kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Erna membana di ruang kamar.
Erangang panjang kami sudah mulai mErnampakan akhir pertandingan ini.
“Akkhhhhhh….. ouughhhhh…. ouhhhhhh”
“Enak, Baaaangg….”
“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Erna dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
Cerita Sex, “mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Cerita Dewasa, Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapun Erna siap dan dimanapun aku siap.

CERITA ASIK GILAQQ

SETELAH UAS

GILAQQ
Malam itu adalah malam minggu, setelah UAS. Malam itu aku mendapat undangan datang ke pesta ulang tahun Belinda. Ya… hari itu bertepatan dengan ulang tahun Belinda yang ke 20. Sebenarnya aku gak begitu dekat dengan Belinda, ya walaupun di SMA aku pernah sekelas sama dia, tapi aku jarang banget ngobrol sama dia. Kenapa aku bisa diundang malem itu, soalnya aku dekat dengan Andri, teman se-genk Belinda.

Andri adalah sahabat baikku, dia sekelas denganku di semester 1 kuliahku. Walaupun aku dekat dengan Andri, tapi aku gak dekat dengan teman se-genk Andri. Genk Andri boleh dibilang genknya anak gaul dikampusku, ada 3 orang cowok dan 3 orang cewek : Belinda, Stevy, Lani, Hedi, Arif dan Andri. Mereka adalah mahluk tercantik dan terganteng dikampusku. Info tambahan Belinda pacaran sama Hedi, Stevy pacarnya Arif dan Lani pacar Andri.

Mungkin seharusnya aku juga masuk ke genk mereka Tapi aku agak males ikut pergaulan mereka yang boleh dibilang terlalu borju dan bebas, aku masih anak baik-baik waktu itu Pesta ultah Belinda sangat meriah sekali, orang yang diundang memang tidak terlalu banyak, tapi acara yang disusun begitu menarik. Game-game yang dibuat lucu-lucu dan membuat semua yang datang happy. Selesai acara sekitar jam 21.30, satu persatu tamu undangan pulang, tinggallah aku dan genk Andri, oh iya ditambah Riana teman SMP Belinda. Selesai acara kami meneruskan mengobrol gak berarah, cuma becanda-becanda aja.

Sekitar jam setengah sebelas Hedi mengajak ke rumahnya, dia bilang rumahnya lagi kosong, ortunya lagi ke luar negeri. Pertamanya aku kira Hedi cuma mengajak para cowok, gak taunya Belinda ikutan, tapi tentu aja dia bilang ke orangtuanya mo nginep dirumah Lani. Tapi ternyata semuanya iku kerumah Hedi, para cewek bilang mo nginep dirumah lani, cowoknya cuma bilang mo ke rumah Hedi, dasar para remaja nakal .

Sampai dirumah Hedi, kami ngobrol diruang keluarga, duduk diatas karpet yang empuk sekali. Suasananya udah beda, Belinda duduk menyender ke Hedi, Andri duduk dibelakang Lani sambil meluk dan arif lagi ngelus-ngelus rambut Stevy yang tiduran dipahanya. Sedang aku dan Riana duduk sendiri

“Yan, tuh pacaran sama Riana aja gih, dia lagi kosong tuh” goda Belinda ke aku. Aku cuma bisa tersenyum. Aku liat muka Riana merah karena malu.

“Bener loh Yan, baru sebulan putus sama pacarnya, janda kembang nih” lanjut Belinda yang disambut tawa yang lain.

Aku cuma ikut tertawa. Sebenernya semenjak dikenalkan ke Riana waktu di pesta tadi aku udah suka sama Riana. Gila bro cantik abis. Kulit putih bersih, rambut hitam sepunggung dan bodynya itu loh, just perfect ! Tapi mana mungkin langsung pacaran iya gak, kenal aja baru beberapa jam.

“Lagian kenapa gak mao pacaran sih ya ?” kata Hedi.

“Ntar gak bisa gini loh” lanjut Hedi sambil mencium pipi Belinda. Yang lain tertawa.

“Apalagi gini” lanjut Belinda yang kemudian mencium bibir Hedi.

Gila, mereka frech kiss didepan aku ! Yang lainnya cuma tertawa, kayaknya mereka udah biasa deh kissing didepan genk mereka.

“Wah gila ya kalian” kataku.

“Bikin orang jealous aja” kataku sambil ketawa.

“Iya yan, pacaran enak loh, bisa megang ini” Sekarang Andri yang menggodaku sambil megang dada Lani. Aku kaget dan sempat menelan ludahku.

“Megang ini juga bisa” kata arif sambil mengelus selangkangan Stevy yang memang udah duduk dipangkuannya. Weww… this getting crazy now

“Kok aku mulu yang digodain, si Riana tuh lagi senyum-senyum malu” balasku, tapi mereka cuma ketawa.

Abis itu suasana langsung hening. Mereka konsen sama pasangan masing-masing. Belinda yang emang dari tadi udah frech kiss sama Hedi duduk dipangkuan Hedi dan meneruskan ciumannya. Andri juga gak mau kalah mencium lani yang duduk disebelahnya dan Arif lagi memeluk Stevy dari belakang dan menciumi lehernya. Tinggal aku dan Riana yang saling pandang keheranan.

“Ri, kita ke ruang depan aja yu” Ajakku ke Riana yang masih bengong.

“OK deh” jawabnya sambil mengikuti langkahku ke arah ruang depan.

Sesampainya diruang depan, aku duduk di sofa kecil, sedang Riana duduk di sofa panjang.

“Gila ya mereka” kataku ke Riana. “He..eh, aku kaget mereka berani kayak gitu didepan kita” jawab Riana.

“Ughhh….” tiba-tiba terdengar pekikan, sepertinya suara Belinda.

“Ri, liat yuk mereka lagi ngapain, kok heboh amat sih” ajak ku. “Yu..” jawab Riana excited.

Sesampainya diruang tengah aku kaget luar biasa. Aku sampai tidak bisa bergerak sambil mulutku ternganga melihat adegan didepan mataku. Aku menyaksikan Belinda yang sudah full bugil sedang duduk diatas tubuh Hedi yang juga bugil seperti orang sedang mengendarai kuda. Andri yang juga bugil sedang menindih tubuh bugil Lani, dan Arif walaupun belum bugil memaju mundurkan pinggangnya dibelakang Stevy yang sedang menungging… They Having Sex !!! Entah beberapa lama aku terpaku menyaksikan mereka. Penisku yang memang sudah tegang dari tadi mencapai ukuran terbesarnya, dan entah beberapa kali aku menelan ludahku.

CERITA ASIK GILAQQ

BERHUBUNGAN DENGAN SEKRETARIS

GILAQQ
Perkenalkan nama saya Rendi umur 29 tahun, saya bekerja di sebuah hotel berbintang tiga di kota “B”. Seperti kebanyakan orang bekerja yang kadang membuat kita jenuh, untuk mengatasinya aku sering mengunjungi situs XXX ini, sampai akhirnya saya terobsesi untuk menulis cerita ini.

Cerita sex ini berawal dari pulang kemalaman dengan seorang sekretaris teman sekantor di bagian lain, namanya Vida berperawakan sintal dengan kulit putih dan tinggi badan yang sedang-sedang saja sekitar 165 cm. Sebetulnya Vida bukanlah tipe orang yang ramah walaupun dia seorang sekretaris, mungkin karena om-nyalah dia ada di posisi tersebut. Oh ya, Vida juga sudah menikah kira-kira satu setengah tahun yang lalu, dan saya pernah beberapa kali ketemu dengan suaminya.

Pagi itu pada saat jam masuk kantor aku berpapasan dengannya di pintu masuk, seperti biasa kita saling tersenyum dan mengucapkan selamat pagi. Ah lucu juga kita yang sudah kenal beberapa tahun masih melakukan kebiasaan seperti itu, padahal untuk hitungan waktu selama tiga tahun kita harus lebih akrab dari itu, tapi mau bagaimana lagi karena Vida orangnya memang seperti itu jadi akupun terbawa-bawa, aku sendiri bertanya-tanya apakah sifatnya yang seperti itu hanya untuk menjaga jarak dengan orang-orang di lingkungan kerja atau memang dia punya pembawaan seperti itu sejak lahir.

Mungkin saat itu aku sedang ketiban mujur, tepat di pintu masuk entah apa penyebabnya tiba-tiba saja Vida seperti akan terjatuh dan refleks aku meraih tubuhnya dengan maksud untuk menahan supaya dia tidak benar-benar terjatuh, tapi tanpa sengaja tanganku menyentuh sesuatu di bagian dadanya. Setelah dapat berdiri dengan sempurna Vida memandang ke arahku sambil tersenyum, ya ampun menurutku itu merupakan sesuatu yang istimewa mengingat sifatnya yang kuketahui selama ini.

“Terima kasih Pak Rendi, hampir saja aku terjatuh.”

“Oh, nggak apa-apa, maaf barusan tidak sengaja.”

“Tidak apa-apa.” Seperti itulah dialog yang terjadi pagi itu.

Walaupun nggak mau mikirin terus kejadian tersebut tapi aku tetap merasa kurang enak karena telah menyentuh sesuatu pada tubuhnya walaupun nggak sengaja, waktu kutengok ke arah meja kerjanya melalui kaca pintu ruanganku dia juga kelihatannya kepikiran dengan kejadian tersebut, untung waktu masuk kerja masih empat puluh lima menit lagi jadi belum ada orang, seandainya pada saat itu sudah banyak orang mungkin dia selain merasa kaget juga akan merasa malu.

Aku kembali melakukan rutinitas keseharian menggeluti angka-angka yang yang nggak ada ujungnya. Sudah kebiasaanku setiap tiga puluh menit memandang gambar panorama yang kutempel dikaca pintu ruanganku untuk menghindari kelelahan pada mata, tapi ternyata ada sesuatu yang lain di seberang pintu ruanganku pada hari itu, aku melihat Vida sedang memandang ke arah yang sama sehingga pandangan kami bertemu.

Lagi, dia tersenyum kearahku, aku malah jadi bertanya-tanya ada apa gerangan dengan cewek itu, aku yang geer atau memang dia jadi lain hari ini, ah mungkin hanya pikiranku saja yang ngelantur. Jam istirahat makan seperti biasa semua orang ngumpul di EDR untuk makan siang, dan suatu kebetulan lagi waktu nyari tempat duduk ternyata kursi yang kosong ada di sebelah Vida, akhirnya aku duduk disana dan menyantap makanan yang sudah kuambil. Setelah selesai makan, kebiasaan kami ngobrol ngalor-ngidul sambil menunggu waktu istirahat habis, karena aku duduk disebelah dia jadi aku ngobrol sama dia, padahal sebelumnya aku males ngobrol sama dia.

“Gimana kabar suaminya vi?” aku memulai percakapan

“Baik pak.”

“Trus gimana kerjaannya? masih di tempat yang dulu?”

“Sekarang sedang mengikuti pelatihan di Singapura, baru berangkat satu bulan yang lalu.”

“Oh begitu, baru tahu aku.”

“Ingin lebih pintar katanya pak.”

“Ya baguslah kalau begitu, kan nantinya juga untuk maesa depan berdua.”

“Iya pak.”

Setelah jam istirahat habis semua kembali ke ruangan masing-masing untuk meneruskan kerjaan yang tadi terhenti. Akupun kembali hanyut dengan kerjaanku. Pukul setengah tujuh aku bermaksud beres-beres karena penat juga kerja terus, tanpa sengaja aku nengok ke arah pintu ruanganku ternyata Vida masih ada di mejanya. Setelah semua beres akupun keluar dari ruangan dan bermaksud untuk pulang, aku melewati mejanya dan iseng aku nyapa dia.

“Kok tumben hari gini masih belum pulang?”

“Iya pak, ini baru mau pulang, baru beres, banyak kerjaan hari ini” Aku merasakan gaya bicaranya lain hari ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang kalau bicara selalu kedengaran resmi, yang menimbulkan rasa tidak akrab.

“Ya udah kalo begitu kita bareng aja.” ajakku menawarkan.

“Tidak usah pak, biar aku pulang sendiri saja.”

“Nggak apa-apa, ayo kita bareng, ini udah terlalu malam.”

“Baik Pak kalau begitu.” Sambil berjalan menuju tempat parkir kembali kutawarkan jasa yang walaupun sebetulnya niatnya hanya iseng saja.

“Gimana kalo Vida bareng aku, kita kan searah.” “Nggak usah pak, biar aku pakai angkutan umum atau taksi saja.”

“Lho, jangan gitu, ini udah malem, nggak baik perempuan jalan sendiri malem-malem.”

“Baik kalau begitu pak.” Di sepanjang jalan yang dilalui kami tidak banyak bicara sampai akhirnya aku perhatikan dia agak lain, dia kelihatan murung, kenapa ini cewek.

“Lho kok kelihatannya murung, kenapa?” tanyaku penasaran.

“Nggak apa-apa pak.” “Nggak apa-apa kok ngelamun begitu, perlu teman buat ngobrol?” tanyaku memancing.

“Nggak ah pak, malu.”

“Kok malu sih, nggak apa-apa kok, ngobrol aja aku dengerin, kalo bisa dan perlu mungkin aku akan bantu.” “Susah mulainya pak, soalnya ini terlalu pribadi.”

“Oh begitu, ya kalo nggak mau ya nggak usah, aku nggak akan maksa.”

“Tapi sebetulnya memang aku perlu orang untuk teman ngobrol tentang masalah ini.”

“Ya udah kalo begitu obrolin aja sama aku, rahasia dijamin kok.”

“Ini soal suami aku pak.”

“Ada apa dengan suaminya?” “Itu yang bikin aku malu untuk meneruskannya.”

“Nggak usah malu, kan udah aku bilang dijamin kerahasiaannya kalo Vida ngobrol ke aku.”

“Anu, aku sering baca buku-buku mengenai hubungan suami istri.”

“Trus kenapa?” “aku baca, akhir dari hubungan badan antara suami istri yang bagus adalah orgasme yang dialami oleh keduanya.”

“Trus letak permasalahannya dimana?”

“Mengenai orgasme, aku sampai dengan saat ini aku hanya sempat membacanya tanpa pernah merasakannya.” Aku sama sekali nggak pernah menduga kalo pembicaraannya akan mengarah kesana, dalam hati aku membatin, masa sih kawin satu setengah tahun sama sekali belum pernah mengalami orgasme? timbul niatku untuk beramal

“Masa sih vi, apa betul kamu belum pernah merasakan orgasme seperti yang barusan kamu bilang?”

Friday, April 22, 2016

CERITA ASIK GILAQQ


GILAQQ
Namaku Rio, umurku 20 tahun dengan tinggi badan 185 cm dan berat badan 82 kg. Aku kini bekerja sebagai tukang tagih di salah satu instansi di GTLO. Aku lebih menyukai wanita setengah baya berbulu. Aku sangat suka membaca cerita di http://ouhwee.blogspot.com/ khususnya di bagian “janda”. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri, Tante Lia. Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.
Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari cerita tante Lia bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku. “Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu. “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”. Tanganku digenggam tante Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”. “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”. Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh” “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

Thursday, April 21, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

GADIS BALI SEKSY

Hari itu aku nganter nyokap ke salah satu bank di Denpasar,disana nyokap nyelesain urusannya,sambil menunggu aku membaca koran harian yang tersedia ditempat itu,setelah agak lama menunggu aku pergi ketoilet karena kebelet kencing, didepan toilet aku berpapasan ama salah seorang teller bank itu yang kuliat dari nametagnya namanya Alvi orangnya lumayan cakep,kulitnya putih,agak mungil dengan lesung pipit yang membuatnya terlihat semakin manis,aku udah beberapa kali nganter nyokap kesana makanya udah familiar ama wajahnya tapi belum ada kesempatan buat kenalan,kebetulan papasan langsung kugunakan moment itu buat kenalan
“pagi mbak”‘sapaku ke dia
“,iya bli ada apa bli,?”jawabnya
“boleh kenalan nggak?,kenalin saya Ageunk” lanjutku lagi
“ooh kirain apaan,saya Alvi”jawabnya,
singkat cerita aku bisa berkenalan dengannya dan akupun bisa mendapatkan pin bb dan nomor hp nya,langsung ku invite pinnya dan kusave nopenya. Sorenya iseng ku chat dia
A : “Sore Alvi cantik”
N : “Sore juga Bli Ageunk”
A : “Lagi ngapain ni?”
N : “ Lagi Santai aja,baru abis mandi
A : “ Ada acara nggak, Kalau nggak JJ yuk ?”
N : “Hmm nggak ada sih,mau kemana emang?
A : “Yaa nyari makan aja,kujemput dikost ya?
N : “Okey Bli Ageunk”.
Cerita sex, Dia kost didaerah Renon Denpasar kira – kira 1 jam perjalanan aku sampe di kekostnya langsung ku miscall krn ku gak tau yg mana kamarnya,diapun nyamperin aku yang menunggu di depan pintu pagar,dia kliatannya udah siap jj,udah rapi, dengan makeup natural,rambutnya dikuncir dan dia pake t shirt ketat warna hijau yang membuat dadanya walaupun nggak begitu gede cukup menonjol dan jeans ketat yang membungkus pantat indahnya dan bikin aku menelan ludah ngeliatnya
N : “Langsung jalan,apa mampir dulu ?”
A : “Langsung aja yuk?”
Akupun menyerahkan helm padanya dan langsung menstarter motorku,kamipun menuju arah taman kota Denpasar, nyampe sana kami mencari spot yang agak terlindung untuk duduk .aku pun mulai mengajaknya ngobrol
A : “ Alv,Bli boleh nanya sesuatu nggak?”
N : “ nanya apaan Bli,serius banget kayanya
A : “ emang pacarmu nggak marah ya ntar kalo tau kamu jalan ama bli?”
N : “Alvi blum punya pacar kok bli sekarang,baru aja putus”
A : “ hhmm boleh donk bli jadi gantinya?”
N : “jangan dulu dehh bli,Alvi masih trauma,baru 2 minggu juga putusnya
A : “Ooh oke kalo gitu bli bakal nunggu kamu siap”
N : “makasi ya Bli udah bilang suka ke Alvi tapi kita temenan dulu deh,baru juga kenal tadi pagi”

GILAQQ
Suasana jadi sepi,karena aku ama dia sama – sama diam untuk waktu yang lama Karena perut mulai keroncongan kamipun pergi dari situ buat nvari makan pilihan jatuh kesebuah resto cepat saji yang lokasinya nggak jauh dari taman kota,sehabis makan aku mengantarnya pulang ke tempat kostnya ditengah perjalanan mendadak turun hujan padahal aku nggak bawa jas hujan,untung tempat kostnya nggak jauh lagi akupun nekat menerobos hujan pikirku toh entar lagi nyampe,sampe kostnya ternyata sepi mungkin karena hari jumat para penghuni kost yang lain yang kebanyakan pegawai kantor dan mahasiswa pada pulang kampung ternyata hujan semakin lama semakin deras padahal rumahku jauh dari sana kira – kira 20 kilo lagi mungkin karena kasihan aku nggak diijinin pulang olehnya untung disana nggak ada tuan rumahnya
“Nginep sini aja Bli Ageunk.hujannya tambah deras tuh,jauh lho ke Mengwi”katanya
“Gak apa-apa nih?”tanyaku
“Gak apa daripada ntar Bli sakit”sahutnya
“Tapi Bli gak punya ganti nih,basah semua”
“Tenang aja dilemari ada baju ama celana pendek punya kakakku yang ketinggalan disini mudah – mudahan pas buat Bli”setelah menyerahkan pakaian ganti buatku dia pun pergi kekamar mandi buat ganti pakaian, tak lama kemudian dia keluar kamar mandi masih dengan rambut yang basah,mungkin dia abis keramas,dia make baju model daster gitu tapi panjangnya Cuma selutut,giliran aku yang ganti pakaian dikamar mandi,pakaian yang dia kasih ke aku celana model boxer ama t shirt gitu,karena kebasahan sampe ke daleman terpaksa daleman ku copotdan aku nggak pake daleman malam itu,keluar dari kamar mandi kuliat dia udah rebahan diatas kasur
“ Alv,Bli Ageunk tidur dimana nih?”Tanyaku
“ disini aja bli,nggak ada tempat lagi juga”
Cerita Dewasa, Kamarnya emang kecil cuma punya satu tempat tidur dan satu lemari pakaian aja plus kamar mandi dalam,tv pun ditaruh diatas lemari,karena nggak ada pilihan lain akupun rebahin badan disebelahnya,Karena tempat tidurnya ukuran single kadang kami nggak sengaja bersentuhan ternyata aku dan Alvi sama – sama suka tidur tanpa lampu,jadilah lampu kamar kami padamkan karena cuaca yang dingin dan agak pusing karena kehujanan kami berduapun segera terlelap tengah malam mungkin karena nggak terbiasa tidur ditempat baru aku terbangun dan mendadak pengen buang air kecil,sehabis dari kamar mandi ku lihat samar – samar dasternya tersingkap sampai kepaha menampakkan pahanya yang mulus ,pelan – pelan burungku mulai berdiri,dengan pelan kurebahkan badan disebelahnya biar nggak ngagetin dia kuelus pelan dan lembut pahanya perlahan burungku makin mengeras kusingkap makin keatas dasternya hingga kebagian pangkal paha aku kaget ternyata dia juga nggak pake cd sepertiku, gairahsex.com aku berpikir apakah dia juga nggak pake bra?
Kuintip dadanya ternyata benar dugaanku,dia tidur tanpa memakai daleman sama sekali,karena otakku mulai dirasuki birahi kusingkap bagian dadanya dan mulai meremas dengan lembut puting susunya yang walaupun nggak begitu besar tapi padat dan menggiurkan bagi yang ngeliatnya mungkin karena rabaanku dia mulai menggeliat dan perlahan membuka matanya,karena mungkin masih ngantuk dia agak lambat menyadari apa yang kulakukan setelah sadar sepenuhnya dia kaget dan bertanya
“ngapain ni bli?’ngelihat dia bangun aku langsung meAlvuknya dan Alvumat bibirnya yang sexy sambil membisikkan rayuan
“Bli Ageunk sayang dan cinta ama Alvi” sambil tanganku mengelus daerah pribadinya,tak lama kurasakan memeknya mulai basah mungkin karena terus ku rangsang, terlihat wajahnya agak memerah dan dia mengerang lirih
“aahh bli….enak”menyadari reaksinya akupun tambah berani,langsung aja kupelorotin dasternya kebawah sampe dia bugil total,dia memekik pelan
“ihh.Bli Ageunk nakal,udah maen nelanjangin aja”katanyasambil meremas pelan burungku yang masih ada dibalik boxer, remasannya membuat aku menggelinjang karena enaknya,
“biar impas,Bli Ageunk juga harus bugil donk” lanjutnya, mendengarnya langsung aja aku membuka kaos dan boxerku sehingga burungku yang udah ngaceng maximal langsung menyapanya mungkin karena gemas dia langsung menggenggam burungku dan mengocoknya pelan,
“lumayan juga burungmu bli,gak gede banget tapi kenceng”katanya sambil menatap mataku dengan sayu, mungkin dia udah terangsang juga,aku hanya diam sambil tetap merangsang memeknya,lalu kuubah posisiku kearah selangkangannya,aku mulai mencium dan menjilat memeknya dan diapun bisa mengulum burungku erangan dan desahan kamu berdua pun mulai terdengar berbarengan,setelah agak lama mendadak dia mengerang dengan keras dan wajahku disemprot cairan dari dalam memeknya tanda dia udah dapat orgasme pertamanya,langsung kuubah lagi posisiku dan kuarahkan kepala burung kearah lubang memeknya,
“bli masukkan ya Alv?”
“iyaa bli masukin aja tapi pelan aja udah lama Alvi nggak maen ama cowok” sahutnya,dengan pelan kumasukkan burungku kememeknya,baru masuk ujungnya aja dia udah merintih mungkin karena udah lama nggak dientot,  kutarik lagi burungku
“ahh bli masukin lagi donk”pintanya sambil menggigit bibir kemudian kulangi lagi,
kali ini dengan agak keras ku dorong burungku sampe dia menjerit pelan
“aaacch enak bli”
mendengar itu dengan semangat kugenjot dia dan berulangkali kukeluar masukkan burungku sambil menatap wajahnya yang mulai dihiasi keringat dan wajahnya menatapku sambil tersenyum manis dan dia berkata
“sekarang Alvi mau dah jadi pacarnya Bli Ageunk”,mendengarnya langsung kucium bibirnya sambil berkata
“makasih sayang” kamipun ngelanjutin persetubuhan itu dan mendadak dia mengerang dan meAlvuk tubuhku sambil Alvilitkan kakinya dipinggangku
“aauuch enak bli Alv dapat enaakk”jeritnya,Alvihat itu semakin kencang kusodok memeknya sampai dia terlonjak – lonjak dan kurasakan ada sesuatu yang akan memancar dari burungku rasa gatal mulai merambat kukeraskan lagi sodokanku sambil bertanya
“keluarin didalam ya Alv?”
“ya boleh bli”jawabnya,mendadak rasa gatal itu semakin menghebat langsung kuhunjamkan burungku sedalam mungkin dan spermakupun Alvuncur masuk tanpa hambatan kearah rahimnya, setelah burungku lemas lalu ku cabut dan kuberbaring disampingnya sambil meAlvuknya dan berbisik lembut ditelinganya
“makasi ya Alvi jegeg udah mau nerima bli” dia nyahut
“ya bli,Alvi juga sayang nich ama Bli Ageunk,muaach” dia mengecup bibirku,. Setelah kurang lebih setengah jam dia mengelus burungku sambil berbisik
“Bli maen lagi yuk?”,
“blom puas ya?ayoo deh” dari gerakan mengelus dia mulai mengocok sampai burungku yang tadinya lemas mulai menegang lagi,
setelah agak lama dikocok burungku udah ngaceng maksimal dan siap bercinta lagi ,dia memintaku terlentang dan menduduki burungku sampai dan mengarahkan burungku sampai menembus kedalam memeknya dan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur secara ,burungku merasakan begitu nikmat dengan posisi ini,aku hanya bisa memegang dan mengelus pelan pinggang dan paha mulusnya,terlihat wajahnya mulai memerah dan titik keringat mulai menghiasi keningnya dia mengerang dan memepercepat ayunan pinggulnya sambil menggigit bibirnya dia mendadak berteriak kencang,
“oooh Bli Ageunk Alv nyampee” sambil menekankan pinggulnya sekeras mungkin kearah selangkanganku,dan terasa ada cairan yang menyembur dan membasahi burungku yang masih tertancap dilobang memeknya,aku yang masih belum orgasme langsung membalik posisi kami sehingga sekarang dia terbaring diatas kasur dan mulai kugenjot dia ,
karena udah lemas setelah orgasme tadi dia hanya bisa pasrah aja walaupun rintihannya sesekali terdengar,beberapa saat kemudian aku yang merasakan tanda akan orgasme mempercepat sodokanku dan tak lama kemudian spermaku pun menyembur dengan kencangnya menuju rahimnya,
setelah burungku Melemas kucabut dan kurebah disampingnya,dia hanya tersenyum ketika kucium bibirnya,karena sama – sama udah kelelahan kami pun terlelap tanpa pakaian sampai pagi,sejak saat itu kami resmi berpacaran.

Tuesday, April 19, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

MENCIUM VAGINANYA MIRUKA

GILAQQ
Saat itu adalah hari ke 2 saya berada di Beijing dan saya sudah mengetahui tempat makan, tempat jalan dan saya sudah mencoba naik bis di kota Beijing.

Saya sempat tergiur melihat cewek-cewek Beijing yang berlalu lalang di dalam sekolah tempat saya belajar bahasa Mandarin. Seandainya bahasa Mandarin saya sudah bagus, tentunya saya bisa berkenalan dengan mereka.

Saat itu saya belum mengenal siapa-siapa selain agen perjalanan yang mengatur di mana saya tinggal dan di mana saya akan mendapatkan pendidikan bahasa Mandarin. Karena tidak ada kerjaan, saya berjalan-jalan di aula sekolah tersebut dan saya melihat sepucuk kertas kecil berisikan nama dan nomor telepon yang menempel di sebuah papan pengumuman.

Kertas itu bertuliskan dalam bahasa Inggris sehingga saya dapat membacanya dengan jelas. Pemilik kertas itu bernama Zhang Jing Jing atau Miruko (ini adalah nama asli dia, tetapi tidak usah diedit supaya lebih asyik dan menarik).

Setelah hari berganti senja, saya memberanikan mencoba menelpon Zhang Jing Jing atau Miruko. Dengan bermodalkan bahasa mandarin saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris, saya mengutarakan maksud saya untuk belajar bahasa Mandarin dan saya akan membayar dia untuk menjadi guru private saya.

Dia menawarkan diri untuk mengajar saya bahasa mandarin dengan biaya 10 RMB (Rp 8,000) per 1 jam. Setelah saya setuju dengan harga, dia menawarkan supaya saya datang ke rumah dia keesokan harinya karena kebetulan dia tidak ada kelas dan saya juga belum mulai sekolahnya.

Tibalah saat waktu les dengan Miruko, saya mandi, makan dan merapikan diri. Setelah semuanya selesai, saya membawa buku tulis dan buku cetak beserta alat tulis ke tempat Miruko. Untuk menemukan tempat Miruko karena saya masih baru sekali di Beijing, saya bertanya letak tempat dia kepada orang-orang sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris.

Akhirnya setelah berapa lama, saya dapat menemukannya. Setibanya di depan pintu kamar Zhang Jing Jing, saya mengetuk pintu kamar dia dan tak lama, seorang gadis bermata sipit yang memiliki tubuh yang bahenol dan berambut panjang membukakan pintu.

Wajahnya cantik sekali karena terlihat tidak ada noda atau jerawat di wajahnya. Dengan gugup, saya memperkenalkan diri dengan bahasa Mandarin yang belepotan karena bahasa Inggris dia juga tidak terlalu bagus walaupun saya mengerti maksud dia kalau dia bicara bahasa Inggris.

Akhirnya masuklah saya ke dalam kamarnya yang sangat kecil itu. Saya sempat terperanjat ketika saya masuk dan melihat dia sedang asyik menonton sebuah VCD Cina porno.

Terlihat di layar televisinya sepasang laki-laki dan cewek chinese yang sedang asyik berpelukan tanpa busana. Sempat terlintas di pikiran saya bahwa guru privat les saya ini sedang “horny”.

Setelah Miruko melihat saya memperhatikan layar televisi, dia buru-buru mematikan pesawat televisi dan mengajak saya duduk di ranjang sambil menanyakan apa yang saya ingin pelajari.Setelah itu, saya mencoba bicara kepada dia.

“Wo Yao Wen Ni (aku mau tanya nih)”, tetapi karena saya melafalkan dengan nada yang salah, dia tersenyum kepada saya sambil mengecup bibir saya dengan bibirnya. Saya kaget bercampur senang dan menanyakan kenapa.

Dia menjelaskan bahwa saya barusan ngomong kalau saya mau cium dia, makanya dia suka saja karena dia bilang saya tampan seperti bekas pacarnya yang sudah meninggal karena kecelakaan di pesawat terbang.Melihat gelagatnya yang menguntungkan buat saya, saya membalas ciuman bibirnya sambil tangan saya mengelus-elus payudara dia yang ternyata sudah mengeras dan mungkin saja akibat pengaruh VCD yang dia tonton di TV.

Sambil terus memainkan tangan saya di dada Miruko, saya mengulum bibirnya dan saya sempat surprise karena dia mahir sekali memainkan lidahnya.Beberapa menit kemudian, dia melepaskan ciumannya dan dia memberitahu arti kata “ciuman” di dalam bahasa Mandarin.

Dia juga mengenalkan bagian tubuhnya dan tubuh saya dalam bahasa Mandarin. Saya hanya mengangguk sambil berusaha bertanya pada Miruko dengan menggunakan bahasa Mandarin. Setelah itu, saya menyuruhnya untuk berbaring dan saya mendekatkan mulut ke dalam vaginanya dan sebelum saya mencium vaginanya, saya menyuruh dia untuk ngomong kotor dalam bahasa Mandarin seandainya dia merasa nikmat walaupun saya cuma tahu sedikit kata kata kotor dalam bahasa Mandarin.

Kemudian, saya mencium klitorisnya dan memainkan lidah saya di klitoris cewek Beijing ini. Miruko merintih-rintih dengan penuh kenikmatan dan dia mulai mendesah-desah dan mengeluarkan bahasa “dewa”nya dan saya tahu bahwa dia sedang berbicara kotor karena merasakan kenikmatan yang maha dahsyat ini.

“Slurpp”, lidah saya terus merajalela menjelajahi lubang kenikmatan Miruko dan 15 menit kemudian, kepala saya dijepit dengan kuat oleh Miruko sehingga saya menjadi susah bernafas dan pada saat yang bersamaan, dia berteriak dan mengeluarkan bahasa Mandarin yang artinya,

“Gue klimakss.., sayy..” dan tubuh dia bergetar secara hebat.Saya tidak puas dengan permainan ini walaupun saya tahu dia sudah puas, saya mulai mengeluarkan “burung” saya dari dalam CD dan saya mulai memasukkan penis saya di dalam vaginanya tanpa memberitahukan dia yang masih menikmati momen-momen kenikmatan itu.

Saat saat memasukkan penis ke dalam vaginanya, dia kaget dan berteriak lirih dalam bahasa Mandarin yang artinya, “Joee.., sakitt..”, tapi aku diam saja dan terus memasukkan penis saya sampai kira-kira menyentuh rahimnya.

Setelah sampai di ujung liang kenikmatannya, saya mencium bibirnya dan dia membalas ciuman saya dengan panas dan agresif dan tangan saya bermain-main dengan liarnya di payudaranya.

“Hmm.., Ahh.., inii pertama kali saya main dengan orang Indonesia”, katanya dalam bahasa Mandarin yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris. Saya memainkan penis saya di dalam liang surgawinya, cukup lama sekitar 1 jam, tapi saya tahu bahwa dia sudah mencapai puncak surgawi sekitar 4 kali.

Tetapi saya belum merasa puas (terus terang saya termasuk Hiperseks apalagi ini adalah kesempatan pertama kali bisa merasakan liang surgawi seorang gadis cina asli), saya meminta dia untuk membelakangi saya dan saya mulai memasukkan penis saya ke anusnya.

Tiba-tiba dia berteriak dengan penuh sensasi dan berkata, “Joe.., kamu adalah pria terhebat.., bahkan eks saya tidak bisa memuaskan saya begini banyak.., arghh.., ohh..”, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang membuat saya menjadi semakin nikmat.

Setelah beberapa lama, saya merasa tidak kuat lagi menahan kenikmatan ini dan saya mengeluarkan “senjata” saya dari anusnya dan menyuruh dia untuk menghisap penis saya. Saya sungguh kaget karena dia menyambut tawaran saya dengan senang hati dan saya tiduran sementara penis saya dihisap oleh Miruko dengan nafsunya.

Dia menghisap hisap penis saya seperti anak kecil yang sedang mengemut permen loli atau ice cream. Makin lama dia menghisap, makin cepat hisapan dia yang membuat saya merasakan sensasi yang luar biasa dan di suatu waktu, saya mempercepat gerakan saya sehingga Miruko juga mempercepat hisapannya dan,

“Arghh.., guee keluarr.., Mirukol”, teriak saya dalam bahasa Mandarin dan di saat saya sedang bergetar hebat, saya bisa melihat sperma saya sedang memenuhi mulut Miruko dan setelah dia melepaskan penis saya dari mulutnya, saya melihat dia menelan sperma saya semuanya dan perasaan saya sungguh puas sekali dengan perlakuannya.

Akhirnya saya tidak jadi les privat karena sudah terlalu lama bercinta dengannya. Saya kecapaian dan tertidur sambil memeluk dia di atas dada saya. Sekali-kali saya mencium kening dan mulutnya dan dia membalasnya dengan mesra dan dia hanya berkata “Xie Xie.., Ni Hen Li Hai (Terima kasih, kamu hebat sekali)”.

Sesudah kejadian ini, saya dan Miruko menjadi sangat akrab seperti orang pacaran walaupun kami tidak pacaran dan hubungan ini terputus karena dia akan pindah sekolah ke Guang Zhou untuk menemani nenek dan adiknya.