Fgila March 2017 ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Friday, March 31, 2017

CERITA ASIK

TUBUH AKU ABIS OLEH DUA BULE

Kisah bermula ada tetanggaku 2 cewek keturunan Bule yang hot dan seksi sekali. Inilah kisah selengkapnya..

Aku baru dapat tetangga baru. Dia menempati rumah petakan tepat di sebelah rumahku. Ibunya tidak dapat dikatakan cakep, tetapi anaknya 2 cewek masih kecil-kecil tampangnya manis-manis kayak keturunan bule.

Ketika mereka menurunkan barang dari truk, kebetulan aku masih di rumah, sehingga dengan sukarela aku turut membantu. Toh dia nanti bakal jadi tetanggaku. Ibu Lina yg kupanggil kemudian Mbak Lina, awalnya rikuh, bahkan mau memberi upah. Tentu saja aku tolak, masak sih membantu tetangga mau terima upah juga.

Akhirnya dia akrab denganku. Rumah kontrakan petakan sederet ada 6. Bangunan sederhana lebar, cuma 4 meter dan memanjang kebelakang sekitar 12 m. Aku tinggal di situ sejak istriku meninggalkanku karena dia tidak sanggup hidup miskin. Kabarnya dia akrab dengan bos-bos berduit, sebelum akhirnya minta cerai denganku. Istriku memang terlalu cantik untuk hidup miskin.


Ketika bersama istriku , aku tinggal di rumah sederhana yg dibeli secara KPR BTN agak jauh dari pusat kota Bandung. Untuk mencapai kantorku aku perlu waktu sekitar satu setengah jam. C
Setelah bercerai tanpa anak, rumahku di luar kota itu aku kontrakkan dan sekarang ngontrak rumah petak sederhana yg tidak jauh dari kantorku.Itu sedikit perkenalan mengenai diriku.

Kembali ke Mbak Lina, menurut ceritanya dia tadinya hidup bergelimang harta. Suaminya bule Amerika bekerja di perusahaan minyak. Mereka tidak kawin, tetapi hidup bersama tinggal di satu rumah. Dari hasil kumpul kebo itu lahir 2 anak perempuan yg sulung bernama Nikky umur 8 tahun sekolah kelas 3 SD dan Willy umur 6 tahun baru kelas 1 SD.

Nikky mungkin menurun dari ayahnya, sehingga rambutnya agak coklat dan kulitnya putih, tetapi Willy sepertinya menurun dari ibunya, kulitnya tidak begitu terang, rambutnya hitam lurus, tapi hidungnya mancung. Ibunya meski didandani semodern apapun masih kelihatan ndeso, karena wajahnya ndeso dan kulitnya hitam.

Mereka terpuruk, setelah suami Mbak Lina meninggalkan begitu saja. Rumah yg mereka tempati adalah kontrakan yg punya kolam renang dan halaman luas serta semua ruangannya ber AC. Mbak Lina tidak mempunyai ketrampilan apa pun, karena setelah tamat SMA dia diajak hidup serumah dengan Edward, begitu nama pasangan hidupnya.

Setelah ditinggal Edward, Mbak Lina membiayai hidupnya dengan menjual satu persatu barang-barang yg mereka miliki sampai akhirnya tinggal beberapa yg kemudian dibawa pindah ke rumah petak di sebelahku.

Sampai suatu hari kudapati Nikky dan Willy sudah seminggu terlihat di rumah saja. Mulanya kutanya keduanya, mereka menjawab libur.

Namun kulihat anak-anak lain masih bersekolah, sehingga ketika aku ketemu Mbak Lina hal itu kutanyakan. Dia akhirnya terus terang mengaku bahwa sudah 3 bulan anaknya tidak bayar uang sekolah.

Iba aku mendengarnya sehingga aku memberikan uang untuk membayar uang sekolah kedua anak itu. Sekolah mereka memang sekolah mahal, sehingga uang sekolahnya juga mahal. Aku usulkan mereka dipindahkan ke sekolah negeri yg dekat dengan tempat tinggal kami.

Mbak Lina akhirnya setuju dan kedua anaknya sehingga mereka akhirnya sekolah di SD negeri yg tentunya tidak perlu membayar uang sekolah.

Setelah kesulitan uang sekolah Mbak Lina kemudian juga mengalami kesulitan membiayai hidup mereka. Sebab dia sama sekali tidak kerja, jadi tidak ada pemasukan.

Trenyuh juga aku melihatnya, sehingga sering aku membeli ayam model fried chiken untuk lauk makan anaknya. Karena Mbak Lina akrab sekali dengan ku, sehingga aku mengetahui semua kehidupannya sampai berapa tinggal uangnya yg dia miliki.

Untuk membantu kedua anak nya agar tercukupi makanannya maka aku bekerjasama dengan Mbak Lina. Aku setiap hari memberi uang belanja Mbak Lina dan dia memasak untuk mereka dan aku.

Sejauh ini hubungan kami tidak sampai terjadi hubungan sex. Masalahnya aku tidak tertarik dengan tampilan Mbak Lina. Badannya kerempeng, teteknya kecil, kulitnya hitam dan giginya agak tonggos dikit.

Meskipun kami seperti satu keluarga, tetapi kami tetap hidup terpisah. Aku yakin jika aku ajak Mbak Lina tidur dengan ku, dia pasti tidak berkeberatan. Masalahnya aku yg nggak minat. Aku heran memikirkan si bule lakinya si Lina, dia tertarik apanya dari Lina.

Sekitar 1 tahun kami hidup seperti itu, sampai akhirnya Lina bicara padaku bahwa dia akan bekerja menjadi TKW di Canada. Parahnya dia meninggalkan anaknya kepada ku. Karena keluarganya di kampung sudah tidak ada lagi.

Kedua orang tua Lina sudah meninggal. Boleh dibilang dia tidak punya siapa-siapa lagi. Jika pun ada saudara, dia sudah tidak akrab. Ada abang Lina, dia tinggal jauh di luar Jawa dan kabarnya hidupnya juga susah. Jadi memang tidak ada yg bisa dititipi untuk memelihara kedua anaknya.

Aku sesungguhnya keberatan, tetapi menimbang kasihan kepada kedua anak manis itu aku jadi mau juga menerima titipan. Menurut Mbak Lina dia hanya 3 tahun bekerja di Canada, setelah itu dia akan kembali.

Aku melihat peluang dia mendapat kerja di luar negeri itu adalah satu-satunya yg dapat dia lakukan. Meskipun di luar negeri bekerja sebagai pembantu, tetapi menurut dia gajinya lumayan besar dan cukup untuk ditabung.

Singkat cerita akhirnya aku menjadi single parent bagi dua anak manis yg sekarang usianya sudah menjadi 8 tahun untuk Nikky dan 9 tahun untuk Willy. Mereka tetap tinggal di kontrakannya dan aku tetap tinggal di kontrakanku. Mengapa begitu.

Ya karena kontrakanku tidak ada kamar lagi, cuma satu . Tidak terlalu sulit mengasuh mereka, karena mereka sudah dekat denganku, dan aku sudah terbiasa ikut mengurusi mereka.

Suatu hari aku terkejut mendengar kedua anak-anak itu ketawa cekikikan. Aku saat itu sedang mandi, dan mereka juga begitu. Kamar mandi di rumah kontrakan ini semua letaknya di jejeran paling belakang, sehingga kamar mandi kami bersebelahan.

Dinding pembatasnya hanya seng. Wajar saja ada lubang-lubang di dinding seng itu. Rupa mereka berdua mengintip aku sedang telanjang.

Mereka makin cekikikan, dan kulihat di lubang seng itu mereka berkali-kali mengintaiku. Padahal aku saat itu lagi horny sehingga aku sebenarnya sedang merancap untuk menunrunkan tegangan. Malu juga rasanya lagi ngloco begini diintip oleh dua anak-anak itu.

Kesal juga rasanya, aku buka pintu penghubung di antara kedua kamar mandi kami secara tiba-tiba. Kedua anak itu yg sedang mandi dan tentunya juga sedang telanjang, terkejut. Mereka kusuruh masuk ke kamar mandiku. Kubilang, dari pada ngintip, lebih bagus lihat aja langsung.

Mulanya mereka malu, tetapi setelah aku gandeng kedua tangan mereka akhirnya mereka menurut juga ikut masuk ke kamar mandiku. Pada saat itu k0ntolku sedang menegang. Ku katakan kepada mereka, jika ingin lihat-lihatlah sekarang sepuasnya.

“Ah kami sudah biasa melihat k0ntol laki-laki dewasa. Papa punya malah lebih besar dari pada oom punya. Sial, umpat ku dalam hati. Rupanya mereka terbiasa mandi bersama ayah dan ibunya sehingga tidak aneh melihat kemaluan laki-laki.

Otakku mungkin agak gila, karena tadi ngloco sudah setengah jalan, sehingga rangsangan di dalam otak cukup tinggi. Apalagi melihat kedua anak bule ini telanjang pula. Nikky teteknya baru tumbuh hanya di sekitar aeroalanya saja, jadi hanya kecil saja. Sedang Willy terlihat di sekitar putingnya agak cembung sedikit. Kedua vagina mereka masih licin tanpa bulu.

Akhirnya mereka berdua aku suruh memegang batangku yg tegang dan kemudian aku suruh ngocok seKalian. Rasanya lebih nikmat dikocok oleh tangan-tangan kecil ini, ketimbang tanganku sendiri.

Tidak lama kemudian spermaku muncrat. Mereka bingung melihat cairan kental menyembur dari k0ntolku. Aku terangkan kepada mereka soal sperma dan proses menyemburannya.

Sejak saat itu setiap pagi kami jadi selalu mandi bersama di kamar mandiku. Tapi tidak setiap hari aku dikocok. Jika aku menginginkan ya mereka kuminta mengocok. Jika sedang datang pikiran warasku, aku jadi merasa bersalah, karena aku merusak moral anak yg dititipkan kepadaku.

Tapi pikiran lain mengatakan, anaknya sendiri yg genit-genit. Umur segitu sudah suka ngintipin aku. Akhirnya aku membela diri ku sendiri dengan berpikir bahwa aku tidak pernah memaksa kedua anak-anak ini. Dan aku tidak merasa melakukan pencabulan, karena mereka sendiri yg menginginkan.

Sudah setahun aku mengasuh mereka, Lina di Canada mengabarkan mendapat pekerjaan yg bagus dan bayarannya bagus. Syukurlah. Nikky sudah menjadi 10 tahun dan Willy 8 tahun. Mungkin karena anak bule, jadi perkembangan badannya cepat.

Tinggi Nikky sudah sekitar 150 cm dan Willy sedikit lebih pendek. Bukan itu saja tetek Nikky juga sudah makin menggembung dan Willy bentuknya sudah lancip.

Aku kadang-kadang meremas tetek mereka juga kalau sedang akan memancarkan sperma. Selain itu juga merabai vagina mereka. Jadi mereka sudah biasa oleh jamahanku sehingga tidak ada penolakan. 

Aku terkejut ketika Nikky dan Willy bercerita bahwa mereka sudah melihat film bokep dari HP temannya di sekolah. Zaman seperti ini memang sulit membatasi informasi, termasuk informasi kepada anak-anak.

Aku juga heran anak seusia 10 tahun sudah berminat menyimpan film bokep di hpnya dan ditunjukkan pula pada temannya. Kata Nikky dia sudah melihat banyak film, Willy juga katanya.

Wah cilaka, apa yg harus aku perbuat. Padahal mereka terbiasa berbugil bersamaku. Aku tidak bisa melarang, dan juga tidak mungkin menganjurkan.

Aku cuma berpesan jangan ikut-ikutan Linat gituan di HP teman, nanti ketahuan guru, bisa dihukum. Paling jauh aku hanya menyebutkan warning seperti itu saja. Mana mungkin aku larang untuk sama sekali tidak boleh melihat. Larang itu tidak masuk akal akan dipatuhi.

Dampak dari pengetahuan mereka dari film-film sex mulai aku rasakan. Nikky suatu saat kemudian menyatakan keinginan merasai mengisap k0ntolku. Mulanya aku cegah dengan mengatakan aku geli tidak tahan dihisap-hisap.

Pertama-tama sih mereka percaya, tetapi lama-kelamaan mereka bertanya-tanya, karena yg mereka lihat di hp kelihatannya kok enak, dan lelakinya juga keenakan.

Waduh gimana nih aku harus bertindak. Disatu pihak aku merasa sangat bersalah jika mengizinkan mereka berbuat begitu, tetapi di lain pihak tentu aku ingin juga disepong. Pada awalnya aku sih masih bisa menahan mereka, tetapi rengekan mereka plus keinginanku juga, aku kemudian mengizinkan mereka.

Rasanya memang tidak terlalu enak, karena mereka tentu saja belum terlalu pintar, tapi sensasinya yg luar biasa melihat dua anak-anak kecil bergantian menghisap k0ntolku yg menegang keras. Mereka kuajari cara nyepong yg benar, sempai akhirnya mereka bisa melakukannya. Enaknya sih tidak seenak di sepong perempuan dewasa. Tetapi sensasinya luar biasa, itulah yg memberi kenikmatan.

Semula aku tidak tega melepas sperma di mulut mereka, tetapi lama-kelamaan karena juga keinginanku mereka bisa menerima tembakan sperma di mulut mereka.

Kehidupanku berangsur-angur makin membaik setelah aku mendapat pekerjaan lain yg memberi penghasilan cukup besar. Sebagai marketing, aku tidak perlu bekerja setiap hari. Komisi yg kudapat cukup besar, sehingga aku akhirnya bisa membeli sebuah apartemen.

Aku memboyong anak-anak itu tinggal di apartemen yg dibawahnya ada mall. Apartemen 2 kamar. Aku menempati kamar utama dengan tempat tidur yg lebar, dan mereka menempati kamar kedua dengan tempat tidur terpisah. Kamar mereka ku disain eksotik sesuai dengan gaya kamar remaja cewek, lengkap dengan TV, dan internet.

Meski kamar mereka nyaman, tetapi sering kali mereka minta tidur satu bed dengan ku. Prakteknya kalau siang mereka asyik di kamarnya, tetapi kalau tiba waktu tidur malam, mereka pasti menyuruk ke dalam selimutku.

Seperti sudah kuceritakan di depan, mereka tidak asing memegang k0ntolku, bahkan mereka sudah bisa meminum spermaku. Jadi tidak aneh jika waktu tidur di bawah selimut mereka juga mempermainkanku sampai aku muncrat.

Sejauh ini sejak awal aku tidak pernah meminta mereka sekali pun untuk melakukan kegiatan sex. Mereka berdua sajalah yg selalu memulai dan aku mengikuti saja kemauan mereka.

Nikky sudah beranjak menjadi gadis ABG 11 tahun dan Willy menjelang ABG 9 tahun. Tubuh keduanya bongsor. Mungkin darah bule yg mengalir dalam tubuh mereka menyebabkan perkembangan mereka lebih cepat.

Aku terperanjat ketika sedang tiduran si Nikky dengan santainya mengatakan,

“ Oom bagaimana rasanya melakukan hubungan sex.”
Segera aku menangkisnya bahwa anak sebesar 11 tahun belum bisa merasakan hubungan sex, karena kelaminnya masih belum berkembang, lubangnya saja masih kecil. Aku mengambil cermin kecil dan kuminta Nikky melihat sendiri sambil jongkok ke kemaluan nya.

Demikian juga Willy. Dia baru yakin bahwa lubang kelamin yg dimilikinya masih sangat kecil, apalagi Willy. Sehingga tidak mungkin muat dimasuki k0ntolku yg ukurannya besar.

Sebenarnya k0ntolku tidak besar sekali, normal saja k0ntol orang Indonesia panjangnya cuma 15 cm dan garis tengahnya 5 cm. Namun jika dibandingkan dengan lubang vagina si Nikky apalagi Willy, k0ntolku tentu terlalu besar.

Masalah itu bisa aku tangkal untuk sementara, entah sampai kapan aku tidak tahu. Sementara itu, si Lina mengabarkan dia memperpanjang kontraknya 2 tahun lagi, jadi tidak pulang setelah 3 tahun kontrak pertamanya selesai.

Meski jauh, Lina akrab berkomunikasi dengan kedua anaknya sehingga dia tahu sudah seberapa besar anaknya tumbuh. Hampir setiap hari mereka terhubung dengan komunikasi yg menggunakan web cam. Jadi meskipun jauh , Baik ibu maupun anaknya tidak merasa jauh..

Adalah Willy yg memulai pembicaraan yg kemudian diikuti oleh Nikky masalah oral. Dia mengatakan bahwa selama ini selalu mereka yg mengoral k0ntolku, tetapi aku tidak pernah mengoral mereka.

Dari bokep yg semakin mudah mereka akses dari internet di kamar mereka, mereka melihat kenikmatan bagi si wanita jika dioral oleh prianya.

Aku kemudian berusaha mengelak dengan mengatakan bahwa mereka belum masanya bisa dioral. Mereka tentunya bertanya kenapa. Aku katakan bahwa seumuran mereka belum merasakan adanya rangsangan, sehingga jika dioral, maka vaginanya akan terasa sangat geli.

Mulanya mereka tetap ingin mencoba karena tidak percaya. Aku melakukan oral pertama terhadap Nikky sebagai yg paling besar. Ternyata dia merasa kegeLinan dan tidak bisa menahan rasa gelinya sehingga tidak mau melanjutkan oral.

Willy melihat kakaknya kegeLinan agak ragu mau dioral, tetapi aku minta dia merasakan biar yakin dengan kata-kataku. Dia pun kegeLinan dan tak mampu berlama-lama dioral.

Sejujurnya aku sebenarnya ingin mengoral mereka dan membuat mereka orgasme. Tapi hati kecil menolak karena mereka masih terlalu muda. Namun nafsu kadang-kadang mengalahkan akal sehat, sehingga suatu malam ketika aku merasa terangsang karena k0ntol ku dimainkan oleh Nikky, aku lalu mencium mulutnya.

Kami lama sekali berpagutan. Setelah itu aku menelanjangi Nikky dan mulai menyiumi kedua susunya yg sudah lumayan menggelembung. Walau pentilnya masih kecil, tetapi enak juga diemut. Nikky gelisah karena rangsangan di emut pentil susunya.

Dari susunya aku turun ke perutnya dan aku menjilai pusarnya lalu berpindah ke gundukan vaginanya. Ada rambut yg masih sangat halus. Gundukan itu aku jilati lalu belahan vaginanya. Nikky sudah terangsang luar biasa, dan aku merasakan bahwa belahan vaginanya sudah berlendir.

Aku kuak belahan vaginanya lalu bagian dalam dalamnya aku jilati lalu aku mencari itilnya. Anak ini itilnya sudah menonjol dan ketika kusentuh dengan lidahku sudah terasa keras. Aku lalu memusatkan jilatan di itilnya cukup lama. Nikky akhirnya mendesis dan mengerang karena mendapatkan orgasme

Dia mengatakan rasanya luar biasa enak dan pikirannya serasa tidak ada beban. Nikky memeluk diriku erat sekali. Giliran berikutnya aku minta dioral sampai muncrat. Willy hanya menjadi penonton saja. Dia belum berani dioral vaginanya karena dia masih ingat betapa rasa geli jika vaginanya dioral.

Itulah awal aku mengoral vagina Nikky, yg kemudian berlanjut karena permintaan dia. Rasa nikmat orgasme membuat dia ketagihan minta dioral, jika dia merasa birahinya sedang melanda. Aku meski kadang-kadang ingin juga mengoralnya tapi masih bisa menahan diri. Dalam usia ku yg 35 tahun. Aku sudah bisa mengendalikan keinginanku.

Selanjutnya aku menjadi semacam budak sex Nikky untuk memuaskan keinginan birahi sexnya, dengan cara aku mengoralnya. Dia sudah tidak sungkan mengekspresikan kenikmatan yg melanda dirinya ketika aku mengoralnya , sehingga lenguhan dan lengkingan kecil sebagai ekspresi nikmatnya tidak lagi ditahan-tahannya.

Aku ingat sekali karena beberapa waktu setelah perayaan ulang tahun ke 12 Nikky suatu malam dia menanyakan kembali soal hubungan sex. Dia kembali menanyakan apakah dia sudah bisa melakukan hubungan sex dengan ku. Aku seperti yg dulu juga mengatakan bahwa dia belum waktunya melakukan hubungan sex dengan penetrasi k0ntol memasuki rongga vaginanya, karena vaginanya masih terlalu kecil.

Rupanya Nikky rajin mencari bacaan mengenai sexologi, sehingga dia mengetahui bahwa vagina itu memiliki elastisitas yg tinggi. Karena vagina wanita yg lubangnya kecil bisa dilalui kepala bayi. Ketika hal itu ditanyakan kepadaku, aku menerangkan bahwa hal itu benar, tetapi itu adalah vagina wanita dewasa. Sedangkan yg masih di bawah umur, elastisitasnya belum terlalu besar.

Untuk sementara waktu kelihatannya Nikky bisa menerima alasan yg aku kemukakan. Tetapi apakah dengan demikian meredam keinginannya merasakan penetrasi di lubang vaginanya ? Nyatanya tidak juga.

Aku katakan demikian karena suatu kemudian ketika aku sudah tidur nyenyak aku terjaga karena merasa kelaminku dipermainkan. Aku tidak langsung membuka mata, tetapi memicing dan melihat apa yg terjadi di bawah sana.

Aku melihat Nikky sedang membangunkan k0ntolku. Dia telanjang duduk di sebelahku. Kami memang terbiasa tidur bugil berbalut selimut. Aku menunggu saja apa yg akan diperbuatnya. Mulanya dia mengulum k0ntolku sampai benar-benar keras sempurna.

Setelah itu dia bangkit dari bed lalu mengambil cream body lotion dan membalurkan ke seluruh k0ntolku dan sepintas dia juga memborehkan ke vaginanya.

Setelah itu dia berdiri mengangkangiku lalu jongkok di atas kelaminku. Tangan kanannya memegang kelaminku yg sudah licin oleh cream diarahkan ke depan lubang vaginanya. Karena vaginanya licin oleh cream pula maka kepala k0ntolku bisa melesat masuk ke lubang vaginanya.

Tampak dia nyengir, sepertinya dia menahan rasa sakit. Meski begitu dia tetap merendahkan badannya sehingga kepala k0ntolku makin masuk ke dalam rongga vaginanya.

Dia makin mengernyit menahan rasa sakit, dia mencoba menarik sehingga kepala k0ntolku keluar lagi. Namun kemudian dia mencoba memasukkan lagi sambil terus menekan, dia masih mengernyit, lalu ditarik lagi. Begitu keluar masuk dilakukan berkali-kali sampai kepala k0ntolku agak lancar masuk sedikit ke vaginanya dan mungkin dia sudah tidak terlalu merasa perih.

Aku berusaha sekuat mungkin agar tidak ejakulasi. Entah keberanian dari mana, Nikky tiba-tiba menekan badannya ke bawah sekuat mungkin sehingga k0ntolku yg terhenti di batas selaput daranya masuk jauh ke dalam rongga vaginanya.

Nikky menjerit lirih merasakan perih di vaginanya. K0ntolku pun terasa agak sakit terjepit lubang vaginanya yg masih sangat sempit. Terlihat di dahi Nikky ada peluh berbulir. Mungkin karena rasa sakit yg dirasakan di vaginanya akibat perobekan selaput dara.

K0ntolku sudah tenggelam 100 persen ditelan vagina Nikky. Dia terdiam sejenak tidak berani bergerak. Mungkin rasa perih masih terasa di sekitar kelaminnya. Aku mengintip kebawah, terlihat vagina yg masih gundul terkuak paksa menerima batang k0ntolku.

Nikky mencoba menarik badaannya keatas, tetapi bari beberapa centi kembali diturunkan. Gerakan naik turun ini lama-lama makin panjang. Aku pun merasa vaginanya sudah lebih licin. Dia melakukan tarik tekan berkali-kali dan mungkin kontrolnya kurang bagus sehingga berkali-kali k0ntolku lepas dari lubang vaginanya.

Dia berusaha kembali membenamkan dan terasa licin dan lebih lancar. Meskipun begitu setiap k0ntolku masuk dia masih mengernyit.

Sekitar 5 menit dia bergoyg diatasku lantas mulai diikuti desahan nafasnya yg memburu. Gerakannya makin cepat, karenanya sekali-kali lepas juga k0ntolku dari lubangnya. Dia masukkan lagi lalu digenjotnya lagi. Setelah 10 menit mulai licin dan lancar k0ntolku maju mundur di dalam lubang vaginanya.

Dia mulai menyadari posisi yg nikmat maka dia mengubah posisi jongkoknya menjadi duduk bersimpuh.

Jika tadi dia melakukan gerakan naik turun, dia kemudian melakukan gerakan maju mundur. Aku merasa clitorisnya mengenai batang k0ntolku sehingga memberi kenikmatan bagi Nikky kecil yg vaginanya masih botak.

Tampaknya dia sudah lupa dengan rasa perihnya, dia makin aktif bergerak maju mundur. Gerakan ini lebih mampu mengontrol rasa nikmat dan k0ntolku tidak lepas dari lubang vaginanya. Mungkin juga gerakan ini menyentuh-nyentuh G-spotnya sehingga dia bisa mencapai orgasme yg tinggi. 

Dia menjerit dan ambruk ke dadaku. Sementara itu aku merasa kedutan dengan ritme seperti aku mencapai ejakulasi. Nikky mendapat orgasme tertingginya melelui rangsangan sekaligus clitoris dan g-spotnya.

Dia menciumiku dan mengatakan, luar biasa enaknya, meski masih terasa sakit. Karena aku belum mencapai puncak. Aku membalikkan posisi tanpa melepas k0ntolku dari vaginanya. Gerakan perlahan dan hati-hati berhasil, sehingga aku sempurna berada di atas dirinya. Aku mulai melakukan gerakan memompa sambil aku duduk untuk melihat k0ntolku yg ditelan oleh vagina gundul Nikky.

Terlihat vagina kecil tanpa bulu itu seperti dikuak paksa oleh batang k0ntolku dan batangku keluar masuk dengan lendir bercampur sedikit darah. Posisi ini tidak bertahan lama, karena aku merasa kurang nikmat dan Nikky juga mengeluh perih.

Aku mengubah posisi bertelungkup di atas tubuhnya lalu melakukan gerakan keluar masuk sampai akhirnya aku menembakkan sperma di dasar vaginanya. Aku puas dan merasakan nikmatnya memerawani cewek 12 tahun yg vaginanya masih sangat sempit. Nikky masih belum mendapat haid, jadi aku tidak khawatir dia akan hamil akibat spermaku masuk ke dalam vaginanya.

Willy terbangun dan dia menyaksikan semua yg kami lakukan dia mencermati semua yg dilakukan kakaknya dan bertanya terus, soal sakit, apa enak dan lainnya. Sementara itu kakaknya yg konsentrasi hanya sekali-kali menyahuti pertanyaan adiknya.

Setelah kami usai terlihat Willy pun menginginkannya, tetapi masih aku cegah karena Willy saat itu masih 10 tahun, sehingga masih sangat belum layak diperawani. Meskipun teteknya sudah mulai nyembul. Tetapi organ di dalam vaginanya belum siap dikoyak.

Pernah sekali dia merengek-rengek ingin merasakan ketika aku akan bersetubuh dengan Nikky. Kakaknya mengalah sebentar. Willy mengikuti cara kakaknya tetapi akhirnya dia berhenti mencoba karena dia tidak bisa menahan rasa sakitnya.

Willy kemudian baru bisa diperawani setelah dia mencapai usia 12 tahun. Setelah itu aku bagaikan berpolygami dengan dua istri yg masih di bawah umur. Setiap malam mereka bergantian minta dilayani atau melayani aku.

Kami berhenti melakukan aktivitas sex setelah Lina kembali dari Canada. Ketika itu Nikky sudah berumur 15 tahun dan Willy 13 tahun. Keduanya tumbuh berkembang menjadi gadis yg cantik. Badannya bongsor, sehingga Nikky sudah seperti berumur 17 tahun dan Willy seperti anak usia 15 tahun. Tetek mereka besar-besar.

Padahal ibu mereka teteknya tidak terlalu besar. Nikky datang dengan laki bule yg kata dia sudah resmi menjadi suaminya. Terlihat perbedaan umurnya jauh. Jika Stela berusia 35 an, suaminya kelihatan sudah lebih dari 50 tahun.

Kedua anak mereka itu akhirnya diboyong ke Toronto, Canada dan menetap di sana. Kami masih berkomunikasi dengan Nikky dan Willy. Dia bahkan bercerita mengenai hubungan dengan cowok-cowoknya. Setelah 5 tahun mereka berkunjung ke Indonesia. Nikky dan Willy masih berkeinginan bermesraan denganku, nostalgia katanya. Kami melakukannya sembunyi-sembunyi di hotel. Aku sekaligus melayani keduanya. TAMAT

Thursday, March 30, 2017

CERITA ASIK

TERNYATA SUSTER ITU MASIH PERAWAN

Kisah ini terjadi kurang lebih hampir setahun , kau beranikan untuk menulis ceritaku di web ini, saat itu aku yang sedang dirawat di rumah sakit untuk bebrapa minggu, aku masih duduk dikelas dua SMA dan dalam persoalan cinta cintaan aku belum pernah mempunyai pengalaman , dan aku mencoba tulisakan satu persatu kejadian yang aku alami.


Panggil saja Nesya wanita itu, dia berprofesi sebagai suster yang aku sedang dirawat disana, aku terkena penyakit yang pada umumnya dan biasanya terjadi di usiaku yaitu hepatitis, dan diharuskan untuk menginap bebrapa minggu sampai aku sembuh kembali, dan di waktu itu suster Neysa selalu mendampingiku dan melayaniku dengan hati.

Karena kedua orang tuaku juga sibuk dengan pekerjaan dan bisnisnya jadi aku dipercayakan kepada suster Neysa untuk dirawat olehnya, kadang pula teman sekolahku menjengukkuj dan menemaniku tidur dirumah sakit , bapak ibuku selalu memantau keadaanku lewat telepon, kalau habis kerja orangtuaku langsung menyempatkan datang kerumah sakit untuk mengetahui perkembanganku.

Dulunya sebleum masuk ke rumah sakit untuk bangun pun susah dan berdiri juga lemas badannya, dan setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit aku merasa baikan , bisa duduk sendiri, dan berdiir dari tempat tidur dan berjalan bebrap meter, ruanganku di rawat ber AC jujur saja saat pertama kau masuk dirumah sakit aku belum mandi dan sampai beberapa hari di ruanganku, hingga badanku terasa lengket.

Kata susuter juga belum diperbolehkan untuk mandi karena demamku belum turun deratis,  disuatu malam aku memencet bel yang ada dibelakang ranjangku untuk memanggil suster Neysa dan selang beberap amenit suster Neysa yang cantik datang menghampiriku,

Bertanya ? kenapa ya, katanya memanggil aku tadi, dengan sapa dan ramahnya dia melempar senyum manisnya kepadaku, dia mengambil thermometer mengecek panasku dengan sedikit membungkuk suster Neysa meletakkan termometernya dia kelekku, aku sedikit melihat dua buah gundukan yang menghadap di wajahku  .

Iya ni Mbak, mau tanya badanku terasa lengeket semua karena memang beberap hari aku tidak mandi, dari cuaca yang sangat panas kalau siang hari, dan pakah aku bisa mandi mbak karena tidak tahan dengan lengket dibadanku, aku menjelaskan panjang lebar, karena aku dan suster Neysa selalu ngobrol dan mengerti akan permintaanku.

Wajah suster Neysa masih tampak muda , sempat aku tanya rupanya dia umurnya selisih dengan aku 5 tahun, dia menjawab katanya tidak berani memastikan boleh mandi atau tidak dia masih menunggu dokter yang menangani khusus penyakitku, “mbak Neysa juga harus berkonsultasi dengan dokter dulu dik apakah sudah boleh untuk mandi”

Mendengar perkataan dari Mba Neysa tentang memandikan aku, langsung sontak darahku naik dan jantungku berdetuk kencang, pikiranku langsung ngeres saja, karena mba Neysa ingin memandikan tubuhku dan menggosoknya.
Aku terdiam dengan lama sampai tak sadar penisku berdiri sendiri, akibat membayangkan jika Mba Neysa memandikanku, dan mba Neysa juga sadar kalau batang penisku berdiri, berkata, hehehe kamu kenapa dik kok sampai itunya berdiri, kamu membayangkan yang aneh aneh to, hayooo ngaku, 

“hehehehe aku jadi malu mba, gak kok ini gak kok, kau mengeles tapi bingung mau jawab apa??

Aku hanya malu , aku gak mikir yang aneh aneh kok , rupanya mba Neysa melempar senyum manisnya kepada diriku, “hehe tenang saja dik aku juga tau kok kalau badan kamu gerah dan lengket ingin mandi, dan aku mandiin karena memang itu kewajiban sebgai suster, tapi setelah mendapat ijin oleh dokter, dan perkataan itu langsung menggugah hasratku.

Aku juga paham kok mba sebagai profesi yang mbak lakukan, mba juga memang harus mendapat persetujuan oleh dokter yang menanganiku, aku tampak dewasa dengan perkataanku itu, walaupun aku tipe orang yang nakal aku jada sikap,soalnya aku juga belum mahir untuk merayu cewek.

Dia masih senyum senyum seakan akan juga menyimpan gairah, dengan masih menunggu aku disampingku mba Neysa mengambil bedak , dan menaburi di tangan dan kakiku, supaya mengurangi rasa lengket dan gerah.

Aku hanya diam apa yang dilakukan oleh Mba Neysa , dengan perlahan dia melamuri bedak dan memintaku untuk membuka kancing bajuku aku ngikut saja perkataan mba Neysa aku pikir juga badanku sangat gerah dan bisa membantu menguranginya, posisiku saat itu adalah terungkap di atas tempat tidurku. 

Terasa sejuk setelah dipakai bedak, pikiranku sudah tidak terbendung oleh hal hal seks memang juga aku lama untuk melakukan onani sehabis aku dirawat di rumah sakit, biasanya aku sering melakukan onani waktu pikiran dihantui oleh hawa nafsu setelah menonton bokep, pikiranku juga tidak karuan penisku berdiri lagi dengan posisiku yang terlungkap.

Rasanya kau ingin menggesekan penisku di ranjang , tapi tak mungkin aku lakukan karena di depanku ada suster Neysa yang masih memijat punggung dilamuri oleh bedak, kemudia mba Neysa memintaku untuk membalikkan badanku , aku merasa canggung karena aku rasa sudah ada yang keluar berupa cairan putih dari penisku.

Aku takut kalau mba Neysa melihat penisku yang sedang ngaceng, “iya mba bentar dengan menghela napas panjang aku menenangkan diriku sambil membalikkan tubuhku, dan saat membuka mataku wajah mba Neysa yang cantik dekat dengan wajahku, nafas dia juga agak tersenga karena aku rasakan saat membalikan tubuhku. 

Aku mencoba untuk menghilangkan pikiran kotorku, sambil memejamkan mataku, tangannya yang menggerayangi tubuhku dari dada sampai perutku, benar saat ini aku merasa puncak puncaknya gairahku naik, aku menahan agar bisa tenang tapi apa saat tangannya menyentuh putingku aku kegelian dan penisku semakin mengeras.

“Mba geli banget”

“heh kok itunya jadi keras ya sambil ketawa sedikit mba Neysa”

“maksut mba putting kamu kok mengeras ya bukan yang itu,kamu pasti terangsang mba giniin ya”

Mba Neysa saat berkata itu yang lepas, aku benar benar terangsang olehnya , penisku aku rasakan semakin kencang, semoga mba Neysa tidak mengetahui jika penisku benar benar berdiri, malah sebaliknya mba Neysa malah berani memainkan putingku dengan memutar telunjuknya dan sesekali dia mencubit.
“lhooo mba kamu gituin aku semakin geli” tanyaku sambil senyum sedikit.
“lhooo cowok juga bisa ya dik kalau dimainkan putingnya terangsang, sambil melepaskan tangannya yang berada di putingku, aku sungguh terkesima apa yang di bicarakan oleh mba Neysa tersebut.

Sebetulnya aku juga masih ingin digtuin dengan lama , tapi disisi lain aku juga takut jika orang lain melihat apa yang dilakukan oelh mba Neysa, tak lama mba Neysa berkata”kamu apa sudah punya pacar dik” aku jawab “tidak punya mba

”Belum Mbak”, jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.”Dik Wawan, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi.
”Belum mbak” jawabku lagi. “hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih”, lanjutnya centil.

Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya 

“main” apaan yang saya pikirkan barusan. Pasti dia berpikir saya benar-benar 

“nakal” pikirku saat itu.”Pantes deh, de Wawan dari tadi Mbak perhatiin ngaceng terus.

Dik Wawan mau main-main sama Mbak ya? Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, Mbak Neysa sudah memulai aksinya.

Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku.
Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya.
”Ahh, geli Mbak”m rintihku keenakan. Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku.

Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu.

Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap  oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu.

Namun, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri.”Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat”, katanya.

Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu.

Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam.

Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. Saya belum pernah berciuman dengan wanita, namun Mbak Neysa benar-benar pintar membimbingku.

Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Penisku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan.

Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya. “Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget sih”, desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.

Kini tangannya mulai meraih penisku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Mbak Neysa memainkan penisku dengan tangannya.

Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya penisku pelan-pelan dengan kedua tangannya. “Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh.. ahh..”, desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.

Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok penisku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah vaginanya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali.

Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan vaginanya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku. Kami saling melayani, tangannya mengocok penisku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara saya sibuk menggelitik vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku.

Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki. “Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh.. enak banget”, desahnya keras.Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan keras juga. 

”Mbak Neysa, sedotin penis saya dong.. please.. saya kepingin banget”, pintaku karena memang sudah dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di penisku seperti adegan film BF yang biasa kutonton.”Ih.. kamu nakal yah”, jawabnya sambil tersenyum.

Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.

Dan tiba-tiba dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini penisku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang penisku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa mengejang, kemudian ditariknya penisku keluar.

“Ahh.. ahh..”, saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan penisku dari jepitan bibirnya yang manis itu. Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat.

Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala penisku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali.Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di sekujur batang penisku. Suster Sange hot 2017
Kutahan kepalanya agar penisku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera “keluar”, Mbak Neysa menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya penisku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali.

“AHH.. AHH.. Ahh.. ahh”, teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulut Mbak Neysa. Dia terus menghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan.

Kubiarkan beberapa saat penisku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai penisku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini vaginanya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku.

Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya vaginanya dengan jari-jari mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis Mbak Neysa. 

Sesaat kemudian penisku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri penisku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang aktifitas “panas” yang dilakukan Mbak Neysa. Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda.

Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok penis sendiri, Mbak Neysa tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam vaginanya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat.
Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu. “Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..”, canda Mbak Neysa sambil mendekati diriku.Kembali digenggamnya penisku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan vaginanya.

Cairan vaginanya di tangan itu membuat penisku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah Mbak Neysa, kini kembali basah. Saya mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih vaginanya dengan jari-jari tanganku, tapi Mbak Neysa menepisnya.

”Ngga usah, biar cukup Mbak aja yang puasin kamu.. hehehe”, agak kecewa saya mendengar tolakannya ini.

Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas penisku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik “bermain” di dalam sana.

Dihisap, disedot, dan sesekali dikocoknya penisku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat. Mbak Neysa pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk menghisap penisku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini.

Mbak Neysa sunggu hebat pikirku, dia mengulum penisku, namun dia juga sambil memainkan vaginanya sendiri. Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya. Dia merintih, “Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Wan, Mbak mau keluar”, teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya.

”Sini mbak, saya mau menjilatnya”, jawabku spontan, karena teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat vagina wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu.Mbak Neysa pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya vaginanya ke arah mulutku.

”Nih.. cepet hisap Wan, hisap..”, desahnya seolah memelas.Langsung kuhisap vaginanya dengan kuat, tanganku terus mengocok penisku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan vaginanya.

Kepalaku dibenamkannya ke vaginanya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.

“Ahh.. ahh..”, desah Mbak Neysa disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.
Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh. Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan.

Dia duduk diatas pangkuanku, cairan vaginanya membasahi penisku yang sudah lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.

Mbak Neysa, adalah wanita pertama yang mengajariku permainan seks. Sejak itu saya sempat menjalin hubungan gelap dengan Mbak Neysa selama hampir 2 tahun, selama SMA saya dan dia sering berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi sebaliknya keperawanannya pun akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami melakukan sekedar esek-esek.

Dan aku yang sudah berkuliah di luar kota, sedangkan mab Neysa masih bekerja di rumah sakit tersebut, disaat itu pula kami jarang kontak, selain itu sehabis kejadian yang dulu mba Neysa kata suster lainnya mudah horny, pernah juga aku bercerita kepada teman mba Neysa bahwa aku sungguh senang dirawat disini karena aku diperlakukan lebih dari pasien bisa merasakan hal lain yaitu ngentot dengan suster. Terimakasih Mba Neysa yang cantik.

Wednesday, March 29, 2017

CERITA ASIK

DI KANTOR AKU ADA CEWE SEPERTI JABLAY

Aku puya cerita yang mana terjadi padaku yaitu aku menjadi suami diam diam untuk atasanku, mana yang gak mau dimana aku bisa memuaskan atasanku yang seorang wanita, walapun juga umur kami terpaut 3 tahun , aku sudah 3 tahun bekerja disini dan mendapat posisi dalam kerja yang enak juga, sekarang umurku yang ke 26 tahun, oke berikut aku ceritakan kronologisnya aku bisa menjadi suami diam diam oleh atasanku.

Sedikit tentang wanita atasanku dia adalah sosok yang keras dan bayak yang dibenci khususnya karyawati , soalnya dia kalau merintah orang memang tegas , agak sombong yang aku tau dari atasanku karena memang beban yang harus di pikulnya yaitu pemimpin dalam perusahaan , oya belum aku perkenalkan 
namanya atasanku sebut saja namanya Ibu Nitha , dia adalah mantan pramugari dan sekarang pensiun muda untuk mengurus perusahaannya , aku beda dengan karyawan dari yang lain kalau bertemu dengan ibu Nitha pada takut sedangkan aku gimana caranya bisa bertemu dan masuk ke dalam ruang kantornya


Dengan wajah yang cantik dia terlihat muda , aku sering bertemu di dalam ruangannya dan disitu aku mendapat sinyal bahwa ibu Nitha juga ada rasa denganku , kita sering ngobrol lama di ruangannya dia juga sering memujiku dengan penampilanku yang rapid an ganteng katanya, tak pungkiri aku juga sering cari muka di hadapannya disamping bisa dekat dengannya aku juga berharap kalau gajiku bisa naik hehe, suatu hari aku disuruh untuk menghadap di ruangannya , kulihat saat itu ibu nitha sedang tak oke dari raut wajahnya dan alisnya terlihat menekuk, aku mencoba untuk berbagi perhatian dengannya, 

“maaf bu hari ini kelihatnanya ada masalah ya , gak kayak biasanya sambil duduk di depannya??.

“iya ni mas , ibu agak ada tekanan dalam pekerjaan banyak sekali, enggak di kantor saja , dirumah juga iya tadi pagi aku habis berantem ama suami” melihat ibu nitha yang sedikit agak tak rilex aku mencoba menghibur dia, “kenapa ya mas kalau ibu sedang stress jika melihat dirimu jadi adem dan tentram, “wah bahagia sekali aku dibilang seperti itu , dalam batinku”

“mas kamu kok diam saja , kenapa ??? tanya ibu Nitha ,

“eh iya bu , aku juga tak nyangka kalau ibu ngomong begitu yang bisa membuat adem , hehehe

“mas nanti tememin ibu makan siang ya di hotel nanti aku kabari hotel mana , kita ketemuan disana sambil bicara tentang periklanan buat perusahaan.”

“iya bu siap , nanti kabari saja kalau mau keluar , jawabku”

Setelah itu aku membereskan semua pekerjaanku dulu dan aku mendapat sms dari ibu nitha untuk datang duluan ke hotel, tapi aku saat menuju kesana dengan mobilku aku sempat berpikir kenapa ibu nitha meminta untuk nemenin makan siang di hotel padahal di resto juga bisa, ah apa mungkin ibu nitha ingin sesuatu , teman berkeluh kesal atau juga teman untuk tidur , heheh tapi mana mungkin batinku untuk bisa tidur bersama ibu nitha yang cantik dan molek tersebut.

Aku buang jauh jauh pikiran jorok itu, karena mana mungkin dia dari kalangan atas bisa bareng denganku yang hanya karyawan biasa, setelah aku sampai di hotel aku menunggu di tempat duduk, untuk menunggu ibu nitha datang, tapi rupanya ibu nitah sudah ada di kamar 869 , aku di hampiri seorang penjaga dan diantarkan sampai depan kamarnya, aku merasa deg deg kan dan gugup karena aku juga tak paham maksut dari ibu nitha ini, aku ketuk pintu langsung di bukakan pintunya ibu nitha menyapaku dan tersenyum denga manis “mari mas silahkan masuk”

“mas ibu gak jadi makan di bawah, makan di kamar saja ya , kata bu nitha, kamu pesen makan apa mas silahkan nanti biar diantar ke kamar, tangan bu nitha langsung menyahutku dan mengajak duduk di depan teras, sementara aku yang masih diam dan gugup tak tau harus apa aku nurut saja perintah ibu nitha,

“mas gak usah kaku gitu , sapa bu nitha, karena tingkahku saat itu juga gugup hehehe, jujur saja aku belum percaya kalau bu nitha mengundangku untuk makan siang bersama dia apalagi dikamar , siapa yang nyangka jika seperti ini ditemani oleh atasan yang cantik, aku mencoba untuk santai seperti kalau di kantor dan mencoba untuk merayu rayu khas gomabalan hehe “ibu nitha maaf sekali kalau aku lancing bicara , ibu siang ini terlihat anggun dan cintik sekali, sambil senyum”

“ah kamu mas bisa saja, masak sih aku masih cantik” kulihat wajah ibu Nitha pipinya merah saat aku puji seperti itu, “dan aku senang sekali bisa berduan seperti ini bu, jujur saja kalau di kantor aku ingin dekat dengan ibu nitha dan mengambil kesempatan waktu untuk bisa masuk di dalam ruangan ibu, “iya aku juga paham mas, soalnya aku lihat tingkah kamu sering menyari alasan alasan untuk menghadap ku”

Dan kalau setiap ada rapat kamu juga sering curi curi pandang , dari kata ibu aku langsung mati kutu hehe dan malu rupanya bu nitha mengetahui , kami pun ketawa ketawa dan berpandangan dengan lama, ku lihat wajah ibu nitha merasa kesepian dan ada gairah tak lama ibu nitah mendekatiku semakin dekat semakin wajah bu nitha ada di depanku secara diam dia memajukan bibirknya dan mencium bibirku cluppp , aku masih tak percaya akan hal ini aku tak diam saja aku juga membalas dengan ciuman, kemudian ibu nitha menarik bibirnya dan mengelap dengan tisu.

“mas makannya nanti saja aja ya?? Bu nitha sekarnag duduk di pangkuanku sambil tangannya berada di pundakku , ohh apa lagi ini atasanku sekarang duduk di pangkuanku dan menghadapku dengan dekat, dia mendekatkan lagi ciumannya aku poun juga mengeluarkan jurus ciumanku yang selama ini lama tak akau gunakan, hehehe aku raih lidahnya dan aku tarik ke dalam mulutku ku pilin pilin sampai menyentuh rongga seseklai aku juga menciumi leher dan daerah sensitifnya untuk menarik rangsangan di bagian bawah kuping.

Bu nitha merasa kegelian “mas kamu pintar sekali ciumannya, lama sekali ibu gak pernah di cumbu oleh suamiku , dan kahir akhir ini juga dia jarang menyentuhku< “ahh bego sekali suaminya wanita secantik ini malah gak digunakan dan menyentuhnya , dalam batinku. Pikirku mungkin penyakit dalam rumah tangga setelah sekian lama pasti merasa bosan juga, tangan bu nitha seakan akan mengajakku untuk pindah di ranjang tapi aku loading dulu untuk mencegahnya dan aku masih ingin berciuman dengan posisi seperti ini.
Ibu nitha semakin menggelinjang , kubuka blezernya dan aku raba toketnya , sekarang bu nitha hanya memakai kemeja putih dan celana kain panjang, langsung aku rangkul dan aku bopong tubuh bu nitha menuju ranjang , aku buka kemaja dan celananya , wow pemandangan yang oke banget di depanku, dengan toket yang gak terlalu besar tapi berdih dan putih dan pantatnya yang oke beut dengan memakai celana dalam berwarna pink , tubuhya yang seksi dan ramping , sungguh menggairahkan sekali, “ibu memang anggun dan seksi baru ini perempuan yang paling cantik aku temui” ibu nitha menyingir dan menciumku lagi, aku buka tali BHnya dan terlihat dua gundukan toket yang putingnya masih terawat berwarna coklat muda.

Aku poles dan aku putar putar putingnya dia mengerang mendesah, tak pakai lama juga ibu nitha mencopot pakaianku semua tanpa sisa dan terlihat penisku yang berdiri, ibu nitha berdiri dan menciumku kamu cakep sekali mas, sambil tangannya menyentuh penisku makin lama dia semkin kebawah menuju ke penisku mencium dan mengulum penisku ohhh sungguh luar biasa bibir mungilnya mengisap hisap kejantananku.

Saat membasahi kemaluanku dengan lidahnya dia menyelusuri dari pangkal sampai ujung sungguh sensasi yang hebat , karena tak tahan juga aku mendorong tubh bu nitha ke ranjang dengan memegang toketnya dan mencopot celana dalamnya dan aku raih selakangannya aku sentuh memeknya dan aku mainkan dengan tanganku, jari jariku mencoba untuk menyentuh klitorisnya dan menyentuh hingga basah mencoba untuk semakin dalam jariku masuk ke lubang memeknya , hingga bu nitha tersenggak kaget , aku mengganti posisi dengan cara gaya 69 sekarang wajahku berada di atas memek dan penisku juga dimasukkan lagi ke dalam mulutnya.

Buah zakarku juga tak luput di mainkan dengan dijilati sungguh enak sekali , gantian aku ingin membuat bu Nitha semakin tak terkendali dengan membuka rambut rambut kecil dan aku jilati dengan lidahku memeknya jadi basah , aku cari dengan lidah dimana klitorisnya mumpet sampai ketemu aku gigit perlahan tanpa ampun aku tak menghiraukan rintihan “aduhh mas, mas aku mau keluar di sela sela dia waktu mengerang.

Tiba tiba pantat dia mengangkat dan seketika lemas , akhirnya ibu Nitha mengeluarkan cairan yang panjang, aku puas bisa membuat ibu Nitha orgasme hanya butuh beberapa jilatan saja, “mas , ibu sungguh puas seklai, makasih ya mas dah muasin ibu,” “ya bu , tapi ini belum seberapa bu, aku akan memberikan kenikmatan yang lebih dan lebih dahsyat lagi, ujarku.

Dengan wajah yang lemas dan matanya merem melek ibu nitha berbisik di telingaku, “beneran yam as, puasin ibu, soalnya dah lama ibu gak merasakan hal seperti ini sama suami, mungkin satu tahunan aku tidak orgasme dan aku bener bener puas denganmu, aku suruh ibu nitah untuk di atasku dan aku segera masukan penisku ke dalam memeknya tanpa ada halangan langsung masuk ke dalam bless bless karena memang sudah basah jadi mudah untuk masuk.
Ibu nitha sudah paham dengan gaya ini, langsung pantat bu nitah naik turun seirama, tubuh bu nitah mengahadap di wajahku jadi aku bisa melihat bentuk lekuk tubuhnya di sertai toket yang menggelantung , membuat aku semakin bernafsu dan terangsang, aku peluk tubuk dia aku ciumi toket dan lehernya , sreppp sreppp “masss enak sekali” sering bu nitha berkata seperti itu, karena penisku semakin bergejolak aku ubah posisi dengan dia berada di bawahku dan aku genjot dari atas.aku ciumi bibirnya aku tusuk tusukkan penisku semakin dalam mata ibu nitha sungguh tak kuasa diliaht dari dia merem melek, semakin lama bu nitha juga bisa mengimbangi dengan dia mengoyangkan pinggulnya kadang pula kakinya aku naikkan untuk memperdalam penisku masuk.

Dia mendesis seperti ular, kakinya sampai aku naikkan sampai ke pundak, dia nurut saja, hingga lama bu nitha berkata , “mas mas aku mau keluar lagi mas, “iya bu aku juga gimana kalau keluarnya barengan , pintaku, dan setelah itu kami mendesah panajng ahhh ahhh ahh ahh ahhhhhhhh semprotan spermaku keluar di dalam memek bu nitha kira kira 5 x , “mas kamu hebat banget ya bisa mmebuat aku orgasme dalam jarak dekat , berbisik di telingaku. Aku balas dengan senyuman yang penuh arti bahwa aku bangga bisa memuaskan wanita secantik ini.

Santai bu, bu pasti gak salah orang kalau aku tu hebat kalau urusan ranjang hehehe dia pun mencium keningku sambil berdiri menuju ke kamar mandi untuk membasuh memek dan tubuhnya , ku lihat cucuran air yang keluar dari shower karena kamar mandinya memang di desain agak terawang aku bisa melihat lekuk tubuh bu nitha yang begitu asoy, bener wanita ini wanita yang aku impikan dan aku inginkan.

Sangat terjaga dan terawatt tubuh mungkin karena bekas pramugari, sambil memikirkan hal tersbut membuat penisku berdiri lagi langsung aku menuju ke kamar mandi untuk menyusul bu nitha yang sedang asyik mandi tanpa sepengetahuan dia, aku masuk dan memeluk dia dari belakang dan kamu beperlukan berciuman lagi, aku pegang pantat dia dan aku angkat menuju wastafel aku suruh dia untuk menungging dan aku jilati kira kira 5 menitan memeknya aku jilat, kemudian aku ganti dengan penisku yang sudah menegang aku masukkan lagi ke dalam memek bu nitha dengan posisi dogy style.
Aku masuk keluarkan penisku dengan seirama, plok plok suara pantat saling bertemu disertai air , aku pegang toketnya yang menggelantung aku genjot terus sampai terlihat memerah penisku, hingga aku ganti posisi dengan badan bu nitha menghadap ke badan saya, aku naikkan dia dengan duduk di wastafel aku ngentot dia dengan posisi duduk, slebb slebb slebbb , kaki dia aku kempitkan terasa semakin berdenyut penisku di dalam memeknya.

Karena senang aku tak sadar aku genjot dengan keras blesssss “aduhh aku kira bu nitha kesakitan , malah menyuruh untuk meneruskan dan lebih dalam masuknya, ohh shitt kamu hebat sekali mas”

Dan kira kira ada setengah jam mengggenjot memeknya aku rasanya mau keluar lagi, “bu aku mau keluar nih, “iya mas ibu juga merasakan hal yang sama denganmu, di sela sela dia mengerang, dan langsung tanpa hitungan dan aba aba aku menyemprotkan sperma lagi rasanya seperti diguyur denga cairan yang hangat, ibu nitha mengerang ahhhhh ahh serasa puas sekali.

Aku merangkul tubuh bu nitha 2 kali aku merasakan orgasme yang sangat hebat, aku ciumi leher bu nitha dan tangan bu nitha memeluk leherku masih dalam keadaan penisku tertancap di dalam memeknya , kemudian aku mencopot dan membersihkan badan bersama, setelah itu kami memesan makanan, setelah kami makan selesai kami bergegas pulang ke kantotr lagi, sampai kantor sore dan sudha tidak ada orang , yang terlebih dulu masuk ke dalam kantor bu nitha di susul aku dan aku duduk di tempat kerjaku untuk berkemas, sebelum pulang bu nitha memanggilku lagi, rasanya tak kemarin kemarin sekarang ada rasa cinta cinta gimana gitu dalam hatiku,”mas kalau di kantor kita bersikap biasa saja ya seperti kemarin layaknya atasan dan bawahan, pinta bu nitha , aku mengangguk angguk tau maksut dia.

“dan kalau diluar kantor beda lagi mas,kamu aku anggap sebagai suami ke dua , dengan berkata seperti itu dengan senyum yang manja , “siap bu , jawabku”
Sebelum cabut dari kantor kami sempatkan untuk berciuman sebentar dan sejak itu aku sah menjadi suami diam diam , tapi aku tak masalah karena bisa mendapatkan hati dan tubuh dari wanita yang aku idamkan, dan kira kira waktu 1 tahun kisah cinta kita belum ada yang mengetahu sampai sekarang, demikianlah ceritaku sewaktu mendapat bos yang cantik di kantor. 

Monday, March 27, 2017

CERITA ASIK

JANDA YANG BEGITU MANIS

Sеbuаh kiѕаh ngеntоt ato сеritа ML ѕеоrаng реmudа dgn ѕеоrаng Aunty yg mеnjаndа dаn hаuѕ akan ѕеkѕ. Mеrеkа bеrѕеbadan ketika wаrung ѕudаh tutuр. Bаgаimаnа реtuаlаngаn ѕеkѕ kеduаnуа? Silаhkаn ѕimаk ceritanya bеrikut ini!

Nаmaqu Surуа (bukаn nаmа ѕеbеnаrnуа), aqu bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn сukuр tеrkеnаl di Jаwа Timur, di ѕеbuаh kоtа yg ѕеjuk, dаn aqu tinggаl (kоѕt) di dаеrаh реrkаmрungаn yg dеkаt dgn kаntоr. Di dаеrаh tеrѕеbut tеrkеnаl dgn perempuan-perempuannуа yg саntik & mаniѕ. Aqu dаn kawan-kawan kоѕt ѕеtiар рulаng kаntоr ѕеlаlu mеnуеmраtkаn diri untuk mеnggоdа perempuan-perempuan yg ѕеring lеwаt di dераn kоѕt. Di ѕеbеlаh kоѕtku аdа ѕеbuаh wаrung kесil tарi lеngkар, lеngkар dаlаm аrtiаn untuk kеbutuhаn ѕеhаri-hаri, dаri mulаi ѕаbun, ѕаndаl, gulа, lоmbоk, rоti, реrmеn, dѕb itu аdа ѕеmuа. Aqu ѕudаh lаnggаnаn dgn wаrung ѕеbеlаh. Kаdаng kalo ѕеdаng tak mеmbаwа uаng ato ѕааt bеlаnjа uаngnуа kurаng aqu ѕudаh tak ѕungkаn-ѕungkаn untuk hutаng. Wаrung itu milik Ibu Itа (tарi aqu 
mеmаnggilnуа Aunty Itа), ѕеоrаng jаndа сеrаi bеrаnаk ѕаtu yg tаhun ini bаru mаѕuk TK nоl kесil. Wаrung Aunty Tanti bukа раgi-раgi ѕеkitаr jаm limа, tеruѕ tutuрnуа jugа ѕеkitаr jаm ѕеmbilаn mаlаm. Wаrung itu ditungguin оlеh Aunty Tanti ѕеndiri dаn kероnаkаnnуа yg SMP, Putrа nаmаnуа.

Sереrti biаѕаnуа, ѕерulаng kаntоr aqu mаndi, раkаi ѕаrung tеruѕ ѕudаh ѕtаnd bу di dераn TV, sembari ngоbrоl bеrѕаmа kawan-kawan kоѕt. Aqu bаwа ѕеgеlаѕ kорi hаngаt, рluѕ ѕingkоng gоrеng, tарi rаѕаnуа аdа yg kurаng.., ара уа..?, Oh уа rоkоk, tарi ѕеtеlаh aqu lihаt jаm dinding ѕudаh mеnunjukkаn jаm 9 kurаng 10 mеnit (mаlаm), aqu jаdi rаgu, ара wаrung Aunty Itа mаѕih bukа уа..?, Ah.., aqu соbа ѕаjа kаli-kаli ѕаjа mаѕih bukа. Oh, tеrnуаtа wаrung Aunty Tanti bеlum tutuр, tарi kоk ѕерi.., “Mаnа yg juаlаn”, bаtinku.

“Aunty.., Aunty.., Dik Putrа.., Dik Putrа”, lhо kоk kоѕоng, wаrung ditinggаl ѕерi ѕереrti ini, kаli ѕаjа luра nutuр wаrung.

“Pеrmiѕi.., Aunty Tanti?”. Ah kuсоbа раnggil ѕеkаli lаgi,

“Oh уа.., tungguu”, Adа ѕuаrа dаri dаlаm. Wаh jаdi dеh bеli rоkоk аkhirnуа.

Yаng kеluаr tеrnуаtа Aunty Tanti, hаnуа mеnggunаkаn hаnduk yg dililitkаn di dаdа, jаlаn tеrgеѕа-gеѕа kе wаrung sembari mеnguсеk-nguсеk rаmbutnуа yg kеlihаtаnnуа bаru ѕеlеѕаi mаndi jugа hаbiѕ kеrаmаѕ.

“Oh.., mааf Aunty, Sауа mаu mеnggаnggu niсh.., Sауа mо bеli rоkоk gudаng gаrаm intеrnasional, lhо Dik Putrа mаnа?

“O.., Putrа ѕеdаng dibаwа аmа kаkеknуа.., kаtаnуа kаngеn аmа сuсu.., mааf уа Mаѕ Surуа Aunty раkе’ раkаiаn kауаk gini.. bаru hаbiѕ mаndi ѕiсh”.

“Tak ара-ара kоk Aunty, ѕеkilаѕ mаtaqu mеlihаt bаdаn yg lаin yg tak tеrbungkuѕ hаnduk.., рutih muluѕ, ѕереrti mаѕih perempuan-perempuan, bаru kаli ini aqu lihаt ѕеbаgiаn bеѕаr badan Aunty Tanti, ѕоаlnуа biаѕаnуа Aunty Tanti ѕеlаlu раkаi bаju kеbауа. Dаn lаgi aqu bаru ѕаdаr dgn hаnуа hаnduk yg dililitkаn di аtаѕ dаdаnуа bеrаrti Aunty Itа tak mеmаkаi BH. imajinasi kоtоrku mulаi kumаt.
Mаlаm gini kоk bеlum tutuр Aunty..?

“Iуа Mаѕ, ini jugа Aunty mаu tutuр, tарi mо раkе’ раkаiаn dulu?

“Oh biаr Sауа bаntu уа, ѕеmеntаrа Aunty bеrраkаiаn”, kаtaqu. Mаѕuklаh aqu kе dаlаm wаrung, lаlu mеnutuр wаrung dgn rаngkаiаn рараn-рараn.

“Wаh ngеrероti Mаѕ Surуа kаtа Aunty Tanti.., ѕini biаr Aunty ikut bаntu jugа”. Wаrung ѕudаh tеrtutuр, kini aqu рulаng lеwаt bеlаkаng ѕаjа.

“Trimаkаѕih lhо Mаѕ..”.

“Sаmа-ѕаmа..”kаtaqu.

“Aunty aqu lеwаt bеlаkаng ѕаjа”.

Sааt aqu dаn Aunty Tanti bеrрараѕаn di jаlаn аntаrа rаk-rаk dаgаngаn, bаdаnku mеnubruk Aunty, tаnра didugа hаnduk реnutuр yg ujung hаnduk dilерit di dаdаnуа tеrlераѕ, dаn Aunty Tanti tеrlihаt hаnуа mеngеnаkаn сеlаnа dаlаm mеrаh mudа ѕаjа. Aunty Tanti mеnjеrit sembari ѕесаrа rеflеk mеmеlukku.

“Mаѕ Surуа.., tоlоng аmbil hаnduk yg jаtuh tеruѕ lilitkаn di bаdаn Aunty”, kаtа Aunty dgn mukа mеrаh раdаm. Aqu jоngkоk mеngаmbil hаnduk Aunty yg jаtuh, ѕааt tаngаnku mеngаmbil hаnduk, kini di dераnku реrѕiѕ аdа реmаndаngаn yg ѕаngаt indаh, сеlаnа dаlаm mеrаh mudа, dgn bасkgrоund hitаm rаmbut-rаmbut hаluѕ di ѕеkitаr kemaluannуа yg tеrсium hаrum. Kеmudiаn aqu сераt-сераt bеrdiri sembari mеmbаlut badan Aunty dgn hаnduk yg jаtuh tаdi. Tарi kеtikа aqu mаu mеlilitkаn hаnduk tаnра kuѕаdаri kemaluanku yg ѕudаh bаngun ѕеjаk tаdi mеnуеntuh Aunty.

“Mаѕ Surуа.., kemaluannуа bаngun уа..?”.

“Iуа Aunty.., аh jаdi mаlu Sауа.., hаbiѕ Sауа lihаt Aunty ѕереrti ini mаnа hаrum lаgi, jаdi nаfѕu Sауа Aunty..”.

“Ah tak ара-ара kоk Mаѕ itu wаjаr..”.

“Eh ngоmоng-ngоmоng Mаѕ Surуа kараn mо nikаh..?”.

“Ah bеlum tеrрikir Aunty..”.

“Yаh.., kalo mо’ nikаh hаruѕ ѕiар lаhir bаtin lhо.., jаngаn kауа’ mаntаn ѕuаmi Aunty.., tak bеrtаnggung jаwаb kераdа kеluаrgа.., nаh аkibаtnуа ѕеkаrаng Aunty hаruѕ bеrѕеtаtuѕ jаndа. Gini tak еnаknуа jаdi jаndа, mаlu.., tарi аdа yg lеbih mеnуikѕа Mаѕ Surуа.. kеbutuhаn bаtin..”.

“Oh уа Aunty.., tеruѕ gimаnа саrаnуа Aunty mеmеnuhi kеbutuhаn itu..”, tаnуaqu uѕil.

“Yаh.., Aunty tаhаn-tаhаn ѕаjа..”.
Kаѕihаn.., bаtinku.., аndаikаn.., аndаikаn.., aqu diijinkаn biаr mеmеnuhi kеbutuhаn bаtin Aunty Tanti.., оugh.., рikirаnku tаmbаh uѕil.
Wаktu itu bеntuk ѕаrungku ѕudаh bеrubаh, аgаk kеmbung, ruраnуа Aunty jugа mеmреrhаtikаn.

“Mаѕ Surуа kemaluannуа mаѕih bаngun уа..?”.
Aqu сumа mеgаngguk ѕаjа, tеruѕ ѕаngаt di luаr dugааnku, tibа-tibа Aunty Tanti mеrаbа kemaluanku.

“Wоw bеѕаr jugа kemaluanmu, Mаѕ.., kemaluannуа ѕudаh реrnаh kеtеmu ѕаrаngnуа bеlоm..?”.

“Bеlum..!!”, jаwаbku bоhоng sembari tеruѕ dirаbа turun nаik, aqu mulаi mеrаѕаkаn kеnikmаtаn yg ѕudаh lаmа tak реrnаh kurаѕаkаn.
“Mаѕ.., bоlеh dоng Aunty ngеliаtin kemaluanmu bеntаrr ѕаjа..?”, bеlum ѕеmраt aqu mеnjаwаb, Aunty Tanti ѕudаh mеnаrik ѕаrungku, рrаktiѕ tinggаl сеlаnа dаlаmku yg tеrtinggаl рluѕ kаоѕ оblоng.

“Oh.., ѕаmре’ kеluаr gini Mаѕ..?”.

“Iуа еmаng kalo kemaluanku lаgi bаngun раnjаngnуа ѕukа mеlеwаti сеlаnа dаlаm, Aqu ѕеndiri tak tаhu реrѕiѕ bеrара раnjаng kemaluanku..?”, kаtaqu sembari tеruѕ mеnikmаti kосоkаn tаngаn Aunty Itа.

“Wаh.., Aunty уаkin, yg nаnti jаdi iѕtri Mаѕ Surуа раѕti bаkаl ѕеnеng dареt ѕuаmi kауа Mаѕ..”, kаtа Aunty sembari tеruѕ mеngосоk kemaluanku. Oughh.., nikmаt ѕеkаli dikосоk Aunty dgn tаngаnnуа yg hаluѕ kесil рutih itu. Aqu tаnра ѕаdаr tеruѕ mеndеѕаh nikmаt, tаnра aqu tаhu, Aunty Tanti ѕudаh mеlераѕkаn lаgi hаnduk yg kulilitkаn tаdi, itu aqu tаhu kаrеnа kemaluanku tеrnуаtа ѕudаh digоѕоk-gоѕоkаn diаntаrа buаh dаdаnуа yg tak tеrlаlu bеѕаr itu.

“Ough.., Aunty.., nikmаt Aunty.., оugh..”, dеѕаhku sembari bеrѕаndаr mеmеgаngi dinding rаk dаgаngаn, kаli ini Aunty mеmаѕukkаn kemaluanku kе bibirnуа yg kесil, dgn buаѕnуа diа kеluаr-mаѕukkаn kemaluanku di mulutnуа sembari ѕеkаli-kаli mеnуеdоt.., оugh.., ѕереrti tеrbаng rаѕаnуа. Kаdаng-kаdаng jugа diа ѕеdоt hаbiѕ buаh ѕаlаk yg duа itu.., оugh.., ѕеѕѕhh.

Aqu kаgеt, tibа-tibа Aunty mеnghеntikаn kеgiаtаnnуа, diа реgаngi kemaluanku sembari bеrjаlаn kе mеjа dаgаngаn yg аgаk kе ѕudut, Aunty Tanti nаik sembari nungging di аtаѕ mеjа mеmbеlаkаngiku, ѕеbоngkаh раntаt tеrраmраng jеlаѕ di dераnku kini.

“Mаѕ.., bеrbuаtlаh ѕеѕukаmu.., сереt Mаѕ.., сереt..!”.

Tаnра bаѕа-bаѕi lаgi aqu tаrik сеlаnа dаlаmnуа ѕеlutut.., wооw.., реmаndаngаn bеgini indаh, kemaluan dgn bulu hаluѕ yg tak tеrlаlu bаnуаk. Aqu jаdi tak реrсауа kalo Aunty Tanti ѕudаh рunуа аnаk, aqu lаngѕung ѕаjа mеjilаt kemaluannуа, hаrum, dаn аdа lеndir аѕin yg bеgitu bаnуаk kеluаr dаri kemaluannуа. Aqu lаhар raquѕ kemaluan Aunty, aqu mаinkаn indera perasaku di сlitоriѕnуа, ѕеѕеkаli aqu mаѕukkаn indera perasaku kе lobang kemaluannуа.

“Ough Mаѕ.., оugh..”, dеѕаh Aunty sembari mеmеgаngi ѕuѕunуа ѕеndiri.

“Tеruѕ Mаѕ.., Mааѕ..”, aqu ѕеmаkin kеrаnjingаn, tеrlеbih lаgi wаktu aqu mаѕukkаn indera perasaku kе dаlаm kemaluannуа, аdа rаѕа hаngаt dаn dеnуut-dеnуut kесil ѕеmаkin mеmbuаtku gilа.
Kеmudiаn Aunty Tanti mеmbаlikkаn bаdаnnуа tеlеntаng di аtаѕ mеjа dgn kеduа раhа ditеkuk kе аtаѕ.

“Aуо Mаѕ.., Aunty ѕudаh tak tаhаn.., mаnа kemaluanmu Mаѕ.. kemaluanmu ѕudаh реngin kе ѕаrаngnуа.., wоwww.., Mаѕ Otоng.., kemaluan Mаѕ kalo bаngun dоngаk kе аtаѕ уа..?”. Aqu hаmрir tak dеngаr kоmеntаr Aunty Tanti ѕоаl kemaluanku, aqu mеlihаt реmаndаngаn dеmikiаn mеnаntаng, kemaluan dgn ѕеdikit rаmbut lеmbut, dibаѕаhi саirаn hаrum аѕin dеmikiаn tеrlihаt mеngkilаt, aqu lаngѕung tаnсарkаn kemaluanku dibibir kemaluannуа.

“Aughh..”, tеriаk Aunty.

“Kеnара Aunty..?”, tаnуaqu kаgеt.

“Udаhlаh Mаѕ.., tеruѕkаn.., tеruѕkаn..”, aqu mаѕukkаn kераlа kemaluanku di kemaluannуа, ѕеmрit ѕеkаli.

“Aunty.., ѕеmрit ѕеkаli Aunty.?”.

“Tak ара-ара Mаѕ.., tеruѕ ѕаjа.., ѕоаlnуа ѕudаh lаmа ѕiсh Aunty tak giniаn.., ntаr jugа nikmаt..”.

Yаh.., aqu раkѕаkаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit.., bаru ѕеtеngаh dаri kemaluanku аmblаѕ.., Aunty Tanti ѕudаh ѕереrti сасing kераnаѕаn gеlераr kе ѕаnа kе mаri.

“Augh.., Mаѕ.., оuh.., Mаѕ.., nikmаt Mаѕ.., tеruѕ Mаѕ.., оughh..”.
Bеgitu jugа aqu.., wаlаuрun kemaluanku mаѕuk kе kemaluannуа сumа ѕеtеngаh, tарi ѕеdоtаnnуа оughh luаr biаѕа.., nikmаt ѕеkаli. Sеmаkin lаmа gеrаkаnku ѕеmаkin сераt. Kаli ini kemaluanku ѕudаh аmblаѕ dimаkаn kemaluan Aunty Tanti. Kеringаt mulаi mеmbаѕаhi bаdаnku dаn bаdаn Aunty Tanti. Tibа-tibа Aunty tеrduduk sembari mеmеlukku, mеnсаkаrku.

“Oughh Mаѕ.., оugh.., luаr biаѕа.., оughh.., Mаѕ….”, kаtаnуа sembari mеrеm-mеlеk.

“Kауаknуа ini yg nаmаnуа оrgаѕmе.., оugh..”, kemaluanku tеtар di kemaluannуа.

“Mаѕ Surуа ѕudаh mаu kеluаr уа..?”. Aqu mеnggеlеng. Kеmudiаn Aunty Tanti tеlеntаng kеmbаli, aqu ѕереrti kеѕеtаnаn mеnggеrаkkаn bаdaqu mаju mundur, aqu mеlirik ѕuѕunуа yg bеrgеlаntungаn kаrеnа gеrаkаnku, aqu mеnunduk dаn kuсium рutingnуа yg соklаt kеmеrаhаn. Aunty Tanti ѕеmаkin mеndеѕаh,

“Ough.., Mаѕ..”, tibа-tibа Aunty Tanti mеmеlukku ѕеdikit аgаk mеnсаkаr рunggungku.

“Oughh Mаѕ.., aqu kеluаr lаgi..”, kеmudiаn dаri kеwаnitааnnуа aqu rаѕаkаn ѕеmаkin liсin dаn ѕеmаkin bеѕаr, tарi dеnуutаnnуа ѕеmаkin tеrаѕа, aqu dibuаt tеrbаng rаѕаnуа. Aсh rаѕаnуа aqu ѕudаh mаu kеluаr, sembari tеruѕ gоyg kutаnуа Aunty Tanti.

“Aunty.., Aqu kеluаrin dimаnа Aunty..?, di dаlаm bоlеh nggаk..?”.

“Tеrrѕѕееrrааh..”, dеѕаh Aunty Tanti. Ough.., aqu реrсераt gеrаkаnku, kemaluanku bеrdеnуut kеrаѕ, аdа ѕеѕuаtu yg аkаn dimuntаhkаn оlеh kemaluanku. Akhirnуа ѕеmuа tеrаѕа еntеng, bаdаnku ѕеrаѕа tеrbаng, аdа kеnikmаtаn yg ѕаngаt luаr biаѕа. Akhirnуа ѕреrmaqu aqu muntаhkаn dаlаm kemaluan Aunty Tanti, mаѕih aqu gеrаkkаn bаdаnku ruраnуа kаli ini Aunty Itа оrgаѕmе kеmbаli, diа gigit dаdaqu.

“Mаѕ Otоng.., Mаѕ Otоng.., hеbаt Kаmu Mаѕ”.
Aqu kеmbаli kеnаkаn сеlаnа dаlаm ѕеrtа ѕаrungku. Aunty Tanti mаѕih tеtар tеlаnjаng tеlеntаng di аtаѕ mеjа.

“Mаѕ Surуа.., kalo mаu bеli rоkоk lаgi уаh.., jаm-jаm bеgini ѕаjа уа.., nаh kalo ѕudаh tutuр digеdоr ѕаjа.., tak ара-ара.., mаlаh kalo tak digеdоr Aunty jаdi mаrаh..”, kаtа Aunty mеnggоdaqu sembari mеmаinkаn рuting dаn сlitоriѕnуа yg mаѕih nаmраk bеngkаk.

“Aunty ingin Mаѕ Surуа ѕеring bаntuin Aunty tutuр wаrung”, kаtа Aunty sembari tеrѕеnуum gеnit. Lаlu aqu рulаng.., bаru tеrаѕа lеmаѕ ѕаkаli bаdаnku, tарi itu tak bеrаrti ѕаmа ѕеkаli dibаndingkаn kеnikmаtаn yg bаru kudараt. Kееѕоkаn hаrinуа kеtikа aqu hеndаk bеrаngkаt kе kаntоr, ѕааt di dераn wаrung Aunty Tanti, aqu di раnggil Aunty.

“Rоkоknуа ѕudаh hаbiѕ уа.., ntаr mаlеm bеli lаgi уа..?”, kаtаnуа реnuh реnghаrараn, раdаhаl реmbеli ѕеdаng bаnуаk-bаnуаknуа, tарi mеrеkа tak tаhu ара mаkѕud реrkаtааn Aunty Itа tаdi, aquрun реrgi kе kаntоr dgn ѕеjutа ingаtаn kеjаdiаn kеmаrin mаlаm.

Sunday, March 26, 2017

CERITA ASIK

BUDEH TUTI BEGITU MENGGAIRAH KAN

Perkenalan namaqu Dhodit. Dalam ceritaini, aqu mau berbagi kembali pengalamanku. Kalo belum membaca, aqu mau memperkenalkan jati diriku. Aqu tinggal dikota M Jawa Tengah, tinggiku 170 cm dan berat badanku 54 kg. Aqu waktu ini kuliah disalah satu universitas negri di Jawa Tengah


Sekarang aqu mau langsung cerita pengalamanku waktu aqu masih duduk kelas 2 SMP. Sewaktu aqu lulus di SD, aqu memperoleh nilai yg sangat baik. Seperti janji bapakku,aqu akan dikirim di luar kota yg kualitas pendidikannya lebih baik. Disana aqu dititipkan dirumah Pak Dheku,Pak Dhe Jono namanya. Dia orang yg sangat berkecukupan. Rumahnya besar terletak disebuah desa pinggir kota.

Rumahnya dua lantai dan dilengkapi dgn kolam renang yg cukup besar. 

Pak Dhe Jono orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yg sangat cantik namanya Budhe Tuti, wajahnya sekilas mirip dgn Lulu Tobing. Dia baru mempunyai 1 anak yg masih kecil. bude Tuti rajin merawat badannya, meskipun dia sudah memiliki satu anak, badannya tetap terlihat bagus ditunjang dgn buah dada yg montok kira kira 36B. Hal itu yg membuatku terpesona akan keindahan badan seorang perempuan seperti Bude Tuti.

Sesudah sampe dirumah Pak Dhe Jono,aqu disambut oleh Pak Dhe Jono dan istrinya.Aqu Menyalaminya dan bude seperti biasa menyiumi pipi kanan dan kiriku.. Aqu sedikit sungkan dgn apa yg mereka beri kepadaqu. Pembantunya disuruh mengangkat task dan mengantarku sampai di kamar. Aqu diberi kamar yg lebih besar dibanding kamar tidurku dirumah. Kemudian aqu mulai berkeliling rumah, melihat kolam renang serta melihat kamar mandi yg tak terbayg olehkusebelumnya. .
Sorenya,aqu bersantaisantai ditepi kolam renang. Pak Dhe Jono datang menghampiriku dia bilang akan pergi keluar kota untuk beberapa hari. 

Dia juga minta maaf tak bisa menemaniku.Kami pun mengantarkan sampai depan rumah.Kemudian aqu kembali kepinggir kolam menikmati suasana sore yg sejuk.Tiba tiba dari arah belakang datang sosok yg sangat mempesona. Bude dgn baluatan daster tipis mendekatiku.

“Dit kamu suka nggak tinggal di rumah ini..?”

“Suka Bude, kayaknya aqu bakal kerasan dgn rumah ini”

“Kamu suka renang..?, kita renang bareng yukk..?,” Bude mengajakku.
Wahh kebetulan aqu lumayan bisa renang. Waktu bertemu pertama kali, aqu hanya membaygkan bentuk badannya renang dgn balutan swimsuit. Kemudian dia berdiri, Dia melepas dasternya. Kontan aqu tersedak sewaktu dia hanya memakai baju renang sexy dgn warna yg merah muda. .

“Huhuukkkk….. Waduh bude aqu kira mau telanjang”

“Enak aja,Pak Dhe bilang kamu suka bercanda”

“Bude nggak malu dilihatin ama security, pake baju seperti ini..???”

“Alahhh.. sudah biasa bude begini, kadang malah ada orang kampung suka ngintipin”

“Ahh masak sih bude.. ???Tapi saygny aqu ga bawa celana renang”

“Alahhhh.. Nggak papa pake celana dalam dulu aja. Nanti bude suruh bi’ Iyem suruh beliin buat kamu, yuk turun..” segera bude turun ke air.
Dgn sedikit rasa canggung aqu buka bajuku tapi belum celanaqu. Aqu sungkan ama bude. Lalu dia naik dari kolam. Dia menghampiriku

“Ayo cepetan.. ga usah malu, bude nggak apa apa kok kamu kan keponakanku. Jadi ga beda dgn kakakmu.”

Waktu dia menghaimpiriku kelihatan tonnjolan putingnya. Maklum dia ga pake baju yg ada busanya. Aqu melirik bagian buah dadanya. Dia sedikit tersenyum. Sesudah itu dia mulai menarikku. Tanpa basa basi dgn muka tertunduk aqu melepas celanaqu. Yg aqu kawatirkan kepala adikku kelihatan menyembul dibalik celana dalamku. Sesudah melepas celanaqu langsung saja aqu berenang bareng Tante.

Sesudah puas renang segera aqu ke kamar mandi,sewaktu aqu ingin menutup pintunya, ternyata kulihat ga ada kuncinya sehingga kalo ada orang mau masuk tinggal buka aja. Aqu buru buru tanggalkan celanaqu yg basah dan aqu segera berbilas.

Waktu mulai menyabuni badanku. kedengaran suara pintu dibuka, aqu melihat ternyata bude yg masuk. spontan aqu terkejut bukan kepalang aqu berusaha menutupi kemaluanku sembari mebelakangi bude karena malu. .

“Upsss.. Maaf ya Dan, Bude nggak tahu kalo ada kamu didalam. Soalnya nggak ada suaranya sih”

Sepontan wajahku memerah. Aqu sadar kalo Tante sudah menanggalkan baju renangnya. Dia kemudian menutupi badannya dgn telapak tangannya. Aqu sadar waktu badanku menghadap kebelakang tapi kepalaqu lagi melirik kepadanya.

“Maaf.. bude.. Ini salahku” jawabku yg seolah tak sadar apa yg aqu perbuat. Menariknnya lagi telapak tangan bude ga cukup menutupi semua bagian badannya. Terlihat puting berwarna cokelat

“Bude tutup dong pintunya, aqu kan ga enak” Segera ditutupnya pintu 

kamar mandi itu. Dgn segera shower aqu nyalakan seolah olah aqu sedang mandi. kemudian aqu intip budeku. Ternyata dia masih berada diluar belum masuk ke tempat shower. Dia berdiri didepan kaca cermin. Dia sedang membersihkan mukanya, tampak buah dadanya bergoyg goyg sangat menggairahkan.Sengaja aqu sedikit membuka pintu kamar mandi supaya dapat mengintipnya. Aqu memainkan adikku yg spontan mengeras. Kugenggam dan kukook dgn sabun milik bude.

waktu kuintip untuk kedua kali, dia sedang mengoleskan cairan diseluruh bagian badannya. Aqu melihat badan bude mengkilap sesudah diberi cairan itu. Aqu ga tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitaran Dhoditya agak lama. Sembari diremas remas kecil. Sewaktu sekitar 5 menit sepertinya dia sedikit mendesis sembari memejamkan matanya. Sembari menikmati pemandangan indah itu aqu mempercepat kocokanku dan akhirnya..

“Crot…. crot……..”Air maniku keluar

“Ooohhhhh…….enakkk bangeettt…”

Aqu terkejut nggak ada handuk, aqu lupa belum mengeluarkannya dari tasku. Aqu bingung. Sesudah beberapa waktu aqu sudah tak melihat bude lagi di depan cermin, tapi sudah ada di depan shower yg satunya. Aqu kaget waktu melorotkan CDnya dan melemparkannya kekeranjang. Sesudah beberapa waktu kemudian dia keluar. Sengaja aqu tak keluar dulu menunggu bude pergi. Tapi tak disangka dia malah menghampiriku.

“Dit koq lama banget sih mandinya. Hayo ngapain kamu didalam”
Kemudian aqu mengeluarkan sedikit kepalaqu dibalik pintu. Aqu terkejut dia ada didepanku tanpa satu sehelai benangpun yg menempel dibadannya.Pintu Langsung aqu tutup kembali.

“Dhodit… malu ya…???, nggak usah malu ah,kan aqu masih budemu. Nggak papalah?”

“Anu bude aqu lupa bawa handuk jadi malu kalo mau keluar”
“Bude juga lupa bawa handuk, sudahlah kamu keluar aja. Aqu ambilkan handukmu.”

Bude sudah ga ada. Aqupun keluar dari kamar mandi.Beberapa menitkemudian aqu mulai kedinginan, yg tadinya adikku mengeras mulai mengecilkembali. Lalu pintu terbuka pembantu bude yg usianya seperti kakakkudatang membawakan handuk, aqupun kaget segera aqu menutupi adikku. Diamelihatku dan cuma tersenyum. Aqu malu,Sesudah dia keluar, belum sampeaqu menutupi auratku, bude masuk masih tetap telanjang cuma aja sudah pake CD.

“Ada apa bude. Kok masih telanjang aja to…????” jawabku sok cuek padahal aqu sangat malu waktu adikku tegang lagi.
“Sudah nggak malu ya..???, Ini Dan, Bude mau minta tolong”

“Tolong apa bude koq serius banget.. Tapi maaf ya bude,anunya Dhodit berdiri”

Dia malah tertawa.”Alah itu sih biasa kali kalo lagi liat perempuan telanjang” jawab bude.

“Begini, Bude minta tolong kamu meluluri badan bude soalnya tukang lulurnya nggak jadi datang”

Bagai disambar gledek. Aqu belum pernah pegang cewek sejak dulu. Bagai gayung bersambut

“Mau nggak..?

“Mau Bude .”jawabku

kemudian dia berbaring tengkurap. Aqu melumuri punggung bude dgn lulur. Aqu ratakan diseluruh badannya.Ga kusangka handukku lepas. Kelianta deh senjataqu, spontan tnganku menutupinya

“Sudah biarin aja, yg ada cuma bude sama kamu apa sih yg kamu taqutkan…????.” Dgn santainya dia membuang handukku kelantai.
“Badan bude bagus banget. Walaupun sudah punya anak buah dada bude tetep kenceng”

Aqu berbicara waktu buah dadanya tergencet waktu tengkurap. Dan dia hanya tersenyum nakal. Aqu sekarang mulai meluluri bagian paha dan pantatnya.
“Dan berhenti dulu sebentar” Aqupun berhenti sejenak, kemudian dia mencopot CDnya. Spontan kemaluanku bertambah gagah. Aqu tetap gak berani melihat bagian bawahnya. Sesudah beberapa waktu dia membalikkan badannya ke arahku. Lagi lagi aqu tersedak mnemui pemandangan yg menakjubkan itu.

“Dit Adikmu lagi kenceng tuh, kayaknya sudah hampir keluar tuh.”
Lalu dia menyuruhku mengusapkan lulur kebagian Dhoditya. Dia menyuruhku supaya agak sedikit meremas remas . Aqu pun mulai menikmati acara itu, terlihat puting berwarna coklat muda mulai mengeras. Kadang kadang ttersenggol putingnya atau sengaja aqu senht. Dia mendesah.

“Fffhhhhhhhhhh……..”

“Diitt terus remas.. Uhuhh remes yg kenceng”

“Bude kok jarang rambutnya diituny. Nggak kaya Mbak Sekar” aqu bertanya dan dia hanya tersenyum waktu tanganku mengarah ke daerah kemaluan.

Sewaktu aqu menyentuh kemaluann yg jarang rambutnya itu.Ttanganku gemetar daging menyentuh gundukan itu. Belum juga aqu baluri lulur daerah itu sudah basah dgn sendirinya. Aqu disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aqu tekan bagian keduanya sedikit lebih keras.

“Diitt pijatan tanganmu enak banget.. Terusin……” Sesudah aqu mulai gosok lebih keras tiba tiba bude menegang. Serr…. Serr…., kurasakan ada cairan yg licin keluar membasahi kemaluannya.

“Makasih ya Dan buat bantuannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu pinter juga ya”

“Tentu bude, kalo ada apa apa bilang Dhodit aja”
Kemudian dia beranjak dari kamar mandi itu. kupakai handuk untuk menutupi bagian badanku. Aqu berjalan dibelakangnya. Ternyata dia justru mengelilingi rumah tanpa sehelai benang menempel dibadannya. Aqu pun segera masuk kamar yg dipersiapkan, Ga kusangka ada pembantu yg tadi membawakan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.

“Mas….., , tadi kaget ya.??ngeliat ibu seperti tadi” sebelum aqu jawab.
Dia bercerita kalo bude itu suka telanjang dan memamerkan badannya ke semua orang ga peduli laki laki maupun permpuan, tapi tidgaak berani kalo ada Pak Dhe. Dia jg cerita kalo bude itu hobby berenang sembari telanjang.

“Sudah ganti CD sana mas…ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya mas masih amatir ya…hehehehe” dia meledekku.

Sesudah melewati beberapa hari aqupun sering mandi bareng bude bahkan hampir setiap hari.Makin dipandang badannya makin mempesona aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Pak Dhe Jono. Tapi aqu kecewa kecewa karena harus meninggalkan rumah Pak Dhe Jono sebelum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah lantaran bapak ibuku bekerja diluar kota dan aqu harus tungtinggalgu bersama kakakku Sekar.

Saturday, March 25, 2017

CERITA ASIK

ORANG MELAYU BEGITU MENGAIRAH KAN

Aqu seperti kena kejutan listrik dan kemaluanku menggeletar sendiri bila diramas begitu. Sadar-sadar aqu rasa kemaluan aqu panas dikulum dan dimain-main dgn lidahnya dgn halus dan lembut. Aqu hampir mengerang kegelian dan kenikmatan. Siapa yg dah rasa akan tahulah nikmatnya dan kelazatan yg aqu rasakan, sampai kemaluanku yg keras mencamau mengembang di dalem mulutnya dan kepala kemaluanku mencecah pangkal tekaknya.

Tapi Sherin seolah-olah berpengalaman.. Dgn bersahaja dia menekan perlahan-lahan membolehkan amau tekaknya terbuka sedikit meloloskan kepala kemaluanku memasuki ruang di dalem tekaknya. Aqu rasa ketat dan panas di dalem, dan aqu rasa kemaluanku berada dalem mulutnya sampai ke pangkal dimana bibir merahnya sudah kini mencecah buah pelirku.


Aqu merasakan kegelian nikmat yg amat sangat bila Sherin menyorong tarik mulutnya keluar dan masuk semula sedalem-dalem sepanjang kemaluanku. Hampir sepuluh menit dia melaqukannya. Akhirnya tibalah saat yg kuidamkan selama ini..

Sherin seperti memahami kehendakku. Tanpa membuang masa dia terus berbaring menunggu aqu menjolok bokongnya tapi aqu bagi isyarat suruh dia menonggeng. Posisi ini yg paling aqu minat kerana aqu dapat rasa kemaluan aqu masuk paling jauh ke dalem bokong.

Aqu berdiri di pinggir katil dan kemaluanku yg garang tu mencari sasarannya yg telah berlendir dan kulihat cecair putih membasahi seluruh bahagian lobang bokong sampai ke lobang jubur dan peha. Tanganku menyelak lobang yg ternganga dan tertonggeng, terus kujunamkan balakku menerobos masuk. Sherin terjerit bila aqu hempaskan kemaluanku sejauh mungkin meneroka isi perutnya.

“Ohh..!! Bangg..!!”, hanya itu rengekan Sherin menikmati kemaluan lelaki yg keras dan panjang itu meneroka lurah bokongnya.
Tanganku kemas mendakap pinggang yg ramping seakan aqu sedang menunggang seekor kuda liar. Aqu menarik dan menolak pinggang 

Sherin mengikut irama pergerakkan kemaluanku keluar masuk. Sesekali punggung yg montok tu aqu tepuk. Merah punggungnya aqu kerjakan. Aqu lihat tangan Sherin mencengkam cadar bila aqu merancakkan pergerakkan sorong tarikku.

Mulutnya meraung dan kepalanya bergoyg seperti dipukul ribut. Kemutan bokongnya semakin kuat dan bunyi air bokong semakin kuat dan becak. Air bokong memercik sesampai meleleh ke pangkal pehaqu dan menuruni peha Sherin bila pangkal kemaluanku terhempas ke atas permukaan bokongnya. Sherin klimax dua kali aqu kerjakan seperti itu.
Setelah puas aqu mendera Sherin dgn cara doggy aqu pun mencabut kemaluanku dan menolak badannya sesampai telentang. Tanpa berlengah aqu menyorong sebiji bantal ke bawah punggung Sherin. Selepas itu dgn bangga sekali kemaluanku terus menyelamkan masuk kepala taquk aqu sampai ke dasar paling jauh di lubuk bokong adik iparku itu.

Muka Sherin berkerut menahan tujahan kemaluanku, giginya terkancing rapat dan tangannya menggenggam cadar dgn kemas seakan tidak mahu dilepaskan. Kemudian aqu capai kedua kakinya dan aqu sangkutkan ke atas bahuku. Aqu mula menghayun dgn tenang dan setiap kali aqu menekan sesampai santak, gigi dan muka Sherin pasti berkerut menahan kesedapan.

Aqu menjadi ganas seperti singa mau telan naga dan aqu dah tak peduli dgn rengekan Sherin lagi. Hayunanku yg kencang membuatkan Sherin terketar-ketar dan suaranya tersekat-sekat sambil tangannya terkapai-kapai di udara mencari sesuatu untuk di pegang. Aqu rasakan kemutan bokong Sherin seperti hendak memecahkan kemaluanku dan bunyi air bokong bila kena asak berdecap-decup.

Kegelian telah berada di puncak kepala dan aqu merasakan baki air maniku telah hampir sampai ke halkum taqukku. Peluh menitis dari dagu dan dadaqu jatuh tepat ke atas buah dada Sherin yg masih merah dan membengkak. Badan Sherin juga berminyak-minyak. Dia sudah seperti histeria aqu kerjakan dan bokongnya bukan setakat berbuih tapi dah meletup-letup aqu kerjakan selama sejam lebih.

“Ohh..! Nngg..!!” keluhan dan erangannya semakin lama semakin kuat.
Aqu berjuang hampir empat puluh menit sebelum aqu memuntahkan saki-baki air maniku di atas perutnya. Akhirnya kami terdampar keletihan.. Aqu tanya adik iparku ini seperti mana permainanku.

“Ohh.. Bang.. Sedapp..”, jawab Sherin.

Jam hampir dua petang bila Sherin membisikkan kepadaqu yg dia harus pergi bekerja. Selamba dia bangun dari atas katil lalu menuju ke bilik air. Aqu segera mengekorinya dan terus masuk ke bilik air bersamanya. Dalem bilik air aqu mengongkeknya sekali lagi.

Kemaluan yg mulai tegang kutujah tepat ke peha Sherin. Mulutku mencari sasaran pertama iaitu teteknya yg masih gebu dan bulat lagi. Tanpa bersusah payah aqu nyonyot putingnya dalem suasana air sejuk yg membasahi kami berdua dari shower yg terpasang. Dari puting kiri ke puting kanan mulutku beralih. Mata Sherin terpejam.

Setelah puas mengerjakan buah dadanya yg pejal tu sesampai bengkak menegak, aqu terus duduk mencangkung dan menjilat bokong Sherin. Lidahku menjalar mencari sasaran dan kaki Sherin terangkat sebelah bila lidahku menjolok masuk ke dalem lobang bokongnya.

Aqu merasa air mazinya bercampur mandian kami masuk ke dalem halkumku. Aqu dah tak tahan beraksi sambil mencangkung dalem hujan tu lalu aqu mengangkat Sherin ke atas pelantar sinki dan membiarkan kakinya terjuntai serta badannya bersandar ke cermin dinding.

Tanpa membuang masa kaki Sherin aqu kuak seluas mungkin dgn tanganku. Lidahku terus menyeludu bokongnya yg telah ternganga. Bila saja lidahku tersentuh pada bibir bokong yg dah berair tu Sherin terus mengeluh dan tersandar pada cermin besar di dinding bilik air tu. Kerjaqu menjadi lebih mudah kerana Sherin sendiri mengoyak lobang bokongnya dgn kedua tangan sambil mulutnya bersiul menahan kesedapan.

“Oohh.. Bangg.. Sedapp..!!”, kata Sherin sambil mengerang.

Jilatanku yg powerful tu membuat Sherin mengerang tak sudah dan untuk menambahkan lagi perisa aqu menjolokkan jari hantuku sampai pupus ke dalem lobang bokong yg dah penuh dgn air dan berdenyut keras. Aqu sorong tarik jari hantu sesampai tapak tanganku pun dipenuhi air bokongnya yg meleleh.. Tiba-tiba Sherin menjerit kuat dan panjang..

“Aarrgghh.. Arrgghh..”, erangan dan rintihan saling berganti.

“Prraatt.. Pprriitt.. Ppraatt..”, bunyi bokong Sherin.

“Cepat le masuk Bangg.!! Ikin dah tak tahan..!!” rintih Sherin menggigil-gigil bunyinya.

Aqu mencabut jariku dari celah lobang yg penuh air dan aqu menyelak kangkang Ina dgn lebih luas dan menyuruhnya menyandar lebih rendah lagi ke belakang. Tujuanku mau hirup habis semua air yg meleleh keluar sebelum aqu palam bokong dia kat atas pangkin singki tu.

Bila je lidah aqu merayap sampai ke bibir lurahnya, erangan sedap bertukar bunyi menjadi tangisan.., aqu lihat dia menggigit tangannya sendiri menahan kesedapan dan kegelian. Badannya menggigil dan berombak-ombak. Dua menit je kena jilat kat lobang bokongnya dia climax lagi.

Aqu berdiri semula dan badan Sherin aqu tarik supaya tegak semula. Tanpa minta izin aqu terus sumbatkan kemaluan balakku yg berukuran 6 inci tepat ke sasaran yg memang dah menunggu untuk di bajak. Mulut Sherin terlopong lagi bila aqu sumbatkan habis kemaluan aqu ke dalem liang bokongnya untuk kali kedua. Kakinya terus memaut pinggangku dgn kemas dan tanganku pula menggenggam punggungnya yg montok itu.

Aqu dan Sherin dapat melihat dgn jelas kemaluan aqu keluar masuk dari liang bokongnya. Bila aqu tarik keluar kemaluan aqu yg nala tu, tersembul keluar lidah kelentit Sherin beserta isi-isinya dan bila aqu tekan mata Sherin pun ikut terpejam sama. Bokong tu dah berbuih aqu kerjakan dan Ina makin kuat erangannya..

Aqu lihat dia dah klimax empat lima kali tapi aqu masih steady lagi. Saja aqu mainkan dia sebab bila aqu rasa mau terpancut aqu berhenti sekejap untuk menjilat bokong dia yg dah banjir tu. Bila dia naik terketar-ketar, aqu palam balik bokongnya dgn kemaluan aqu. Waahh.. Semakin gila Sherin bila aqu buat begitu.

Jilat, main, jilat, main silih berganti. Akhirnya aqu memancutkan air maniku ke atas peha Sherin kerana sudah tidak tahan.. Lagipun aqu kesian kan dia kerana mau pergi kerja pula. Pukul dua setengah petang barulah Sherin siap untuk pergi kerja dan aqu menghantarnya sampai ke kilang sebelum menjemput bapanya dan keluargaqu.
E N D