CEWE CANTIK DI KOSTAN KU
VIPMANDIRIQQ |
Kami tinggal di sebuah rumah kontrakan. Aku seorang mahasiswi swasta di Surabaya, aku memang tdk terlalu cantik, tetapi kulitku putih bersih. Kedua orang tuaku tinggal di Jakarta dengan kedua adikku. Kebetulan saat ini adalah liburan sekolah, jadi aku sama sekali tdk punya kegiatan. Liburan kali ini aku sedang malas pulang.
Aku mempunyai kebiasaan yg di bilang agak aneh, yaitu aku suka apabila ada orang, apalagi dari golongan tukang becak, tukang sampah, tukang bangunan, maupun para penjual makanan dan minuman, memperhatikan buah dadaku. Dan untuk ukuran anak seusiaku, ukurannya terlalu besar, yaitu 40C, tetapi agak menggantung, dengan puting berwarna merah kecoklatan, karena sering kupelintir-pelintir.
Ada saja caraku untuk menarik perhatian mereka. Kalau aku memanggil bakso, aku sengaja tdk memakai BH, sehingga putingku menonjol dari balik kaosku. Orang belakang rumahku sedang membangun rumah, sehingga banyak tukang di sana. Aku sengaja berolah raga lompat tali tanpa memakai BH di halaman belakang, sehingga buah dadaku bergoyang kesana-kemari, dan tentu saja hal ini diperhatikan oleh tukang-tukang itu. cerita ngentot
Setelah puas berolah raga, kaosku menjadi basah oleh keringat, sehingga buah dada dan juga putingku terlihat jelas dari balik kaos. Aku memanggil seorang penjual minuman keliling. Tentu saja itu membuat dia tercengang, karena melihat buah dadaku yg besar ini dengan jelas dari balik kaosku yg basah. Setelah selesai minum, aku bertanya,
“Berapa mas?” tanyaku, dia tdk menjawab, hanya terdiam dan mengagumi keindahan buah dadaku.
Lalu aku pura-pura menjatuhkan uang dan mengambilnya. Spontan saja buah dadaku ini bergelantungan dengan indahnya, dan terlihat sebagian dari lubang leher kaosku. Sesaat kemudian dia menjawab,
“Mbak, kalo dibayar pake itu gimana?” katanya sambil dengan agak ragu-ragu menunjuk buah dadaku. Masih dalam posisi menunduk dan sebagian buah dadaku terlihat, aku berkata
“Apa, pake ini?” sambil kutarik lubang leher kaosku ke bawah, sehingga buah dada besar milikku terlihat seluruhnya.
Dia hanya bisa menelan ludah, lalu kemudian menjawab
“Iya.” Aku kemudian berdiri tegak lagi.
Sambil pura-pura berpikir, aku menyilangkan tangan dan menjepit kedua buah dadaku dengannya, tdk ada pilihan lain bagi buah dadaku selain mencuat ke depan dengan indahnya, dengan kedua puting berwarna kecoklatan yg semakin mencuat keluar. Hal ini membuat penjual minuman itu semakin terangsang dan tak sabar menunggu jawabanku. Lalu kujawab
“Iya deh Mas.” Lalu kami berdua masuk setelah penjual minuman itu memasukkan barang dagangannya.
Setelah berada di dalam ruang tamu, aku bilang begini
“Mas, netek dulu ya?” Kepalanya langsung kutuntun untuk masuk ke dalam kaosku.
Dengan ganasnya dia kulum kedua putingku bergantian, dan kadang-kadang digigitnya. Sambil mengulum putingku dia meremas-remas buah dadaku, dan terkadang dia menarik-narik putingku dengan gigitan giginya.
“Aaahh”, lirihku.
Kunikmati kuluman-kulumannya. Sesaat kemudian kusuruh dia untuk berhenti sebentar. Kubuka baju dan celana beserta celana dalamku, dan kuambil tali rafia. Kuikat kedua pangkal buah dadaku, sehingga buah dadaku terjepit dan semakin terdorong ke depan. Hal ini membuat darah tdk dapat mengalir ke buah dadaku, sehingga warnanya berubah menjadi agak kebiru-biruan. Lalu kusuruh dia untuk mengulum putingku lagi. Aku tdk dapat merasakan kuluman-kulumannya. Tetapi rasanya lain jika kulihat dia mengulum dengan ganasnya, meskipun aku tdk dapat merasakannya.
Sesaat kemudian aku disuruhnya bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Dia membuka celananya dan menyuruhku untuk mengulumnya. Batang kemaluannya berwarna coklat gelap, dan bentuknya lucu, agak tertunduk dan miring ke kanan. Tanpa ragu kukulum batang kemaluannya. Kusedot sambil kugigit-gigit,
“Hmmphh”, kupermainkan batang kemaluannya dengan mulutku, sebentar saja spermanya sudah keluar, langsung saja kutelan sampai habis.
Tapi aku tak peduli, setelah kukeluarkan sebentar, langsung kumasukkan lagi kemaluannya ke mulutku, dan kusedot lagi,
“Mmpph.. aahh..” buah dadaku yg sejak tadi bergelantungan, terus menerus diremas oleh penjual minuman itu, kedua putingnya ditarik-tarik seperti sedang memerah susu, hanya bedanya dia sedang memerah susu Mei, bukan susu sapi (iya kan?).
Ikatan tali rafia tadi dilepasnya, sehingga darah kembali mengalir ke buah dadaku, dan aku dapat merasakan kembali remasan-remasannya. Untuk kedua kalinya spermanya keluar ke dalam mulutku. Sebelum kutelan, kutunjukkan kepadanya sperma yg ada di mulutku. Dia menghentikan remasannya sejenak. Melihat spermanya ada di mulutku membuatnya lebih terangsang.
Setelah menelan spermanya, aku bertanya,
“Mas, tdk pingin ngerasain anusku?” Tanpa ragu dia langsung menyuruhku untuk tengkurap dengan pantat diangkat tinggi.
“Sebentar Mas, aku ambil mentega dulu, ya?” Sebelum anusku disodok, aku memintanya untuk melumuri seluruh badanku dengan mentega, dari atas sampai ke bawah, termasuk lubang anusku.
Melihat tubuhku yg mengkilat oleh mentega, dia menjadi semakin tdk sabar dan langsung menyodok anusku. Sambil merasakan nikmatnya batang kemaluannya di dalam duburku, aku meremas-remas buah dadaku yg menjadi licin oleh mentega.
Sekitar 10 menit kemudian, kurasakan spermanyanya keluar di dalam duburku. Dia tampak puas sekali. Kami berdua tergeletak di atas karpet.
“Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tdk?”
“Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?”
“Wah, nggak kuat Mbak.”
“Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tdk?”
“Minta tolong apa sih?” tanyanya.
Aku beranjak dari karpet dan pergi ke halaman samping, dan mengajak anjing herder yg selama ini setia menjagaku. Setelah sampai ke ruang tadi, aku bilang,
“Mas, aku mau tanya, buah dadaku besar tdk sih?”
“Wah, kalo itu sih bukan buah dada lagi, tapi udah tuueeteek..”
“Iya? Makasih loh Mas atas pujiannya. Tapi aku masih ngerasa kalo buah dadaku ini kurang besar. Mas mau tdk tiap hari mijetin buah dadaku ini, biar tambah besar lagi, ya?”
“Iya deh, tapi Mbak juga harus mau ngemut tiap hari, biar tambah panjang.”
Karena aku memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yg dia berikan sama sekali tdk membuatku keberatan, sehingga aku menjawab,
“Boleh, siapa takut?”
“Oh ya, ini anjingku, temen main setiaku.”
Mungkin karena tdk tahu maksudku, dia bertanya,
“Temen main apa Mbak?”
“Main ini..” kataku sambil menidurkan anjingku.
Aku melirik ke arahnya, kemudian pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang.
“Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin buah dadaku”, kataku.
Dia mulai meremas-remas buah dadaku sambil tetap menunjukan pandangannya ke arahku yg mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu.
“Mas, tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku.
Dia menuju ke dapur, dan kemudian segera kembali dengan terong yg lumayan besar. Tanpa membuka mulutku, karena masih keenakan menghisap, salah satu tanganku menunjuk ke arah anusku. Dia rupanya mengerti. Karena masih ada sisa-sisa mentega dan peju, maka tak sulit baginya memasukkan terong itu ke dalam anusku, lagi pula aku memang sering melakukannya. Satu tangan penjual minuman itu meremas-remas buah dadaku secara bergantian, sedangkan tangan yg satunya lagi memainkan terong itu di dalam anusku. Keluar, masuk, keluar masuk,
“Aaahh”, enak rasanya.
Aku semakin giat mengulum batang kemaluan anjing tersayangku. Sesaat kemudian anjingku mengeluarkan air maninya di dalam mulutku.
“Hmmhh”, kumainkan spermanya di mulutku, seperti orang yg sedang berkumur.
Penjual minuman tadi masih melakukan tugasnya dengan giat. Dengan isyarat tanganku, aku memintanya untuk berhenti. Aku berbalik ke arahnya, menunjukkan air mani anjingku yg masih ada di dalam mulutku. Dia bertanya,
“Mbak mau telan itu?”
Dengan tersenyum kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia hanya terpaku melihat tingkahku itu.
“Mas, aku mau tidur dulu ya? Tolong pijetin buah dadaku, ya?” kataku.
Lalu aku menuju ke sofa dan tidur. Aku mulai tertidur sambil merasakan remasan-remasan tangannya. Saat aku membuka mataku, penjual minuman itu masih memijat-mijat buah dadaku.
“Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa.
Dia menghentikan kegiatannya.
“Mbak, yg Mbak bilang tadi jadi tdk?”
“Yg apa?”
“Katanya aku disuruh mijetin buah dadanya Mbak tiap hari?”
“Ooh itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya sebentar lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”, alasanku, kalau tdk begitu dia tdk pulang-pulang.
“Ya deh Mbak, besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku.
Kupakai lagi celana dan kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar. Aku masuk lagi ke rumah, lalu aku mandi. Buah dadaku agak memar, mungkin karena dari tadi diremas-remas oleh penjual minuman itu.
Masih dalam keadaan telanjang bulat dan basah, aku keluar mencari anjingku, rupanya anjingku masih ada di ruang tamu. Kuajak anjingku masuk ke dalam kamar mandi. Kunyalakan shower-nya, di bawah pancuran shower itu aku bercinta lagi dengan anjingku. Kutidurkan dia, tanpa pikir panjang kukulum lagi kemaluannya sambil kukocok, kusedot-sedot, dan kadang-kadang agak kugigit-gigit, anjing kesayanganku itu kelihatannya sangat menikmati sedotan-sedotanku.
Beberapa saat setelah itu, kurasakan spermanya mulai muncrat di dalam mulutku. Kupercepat kocokan tanganku dan kemaluannya kusedot dengan lebih kuat, sampai akhirnya spermanya keluar semua di dalam mulutku. Aku berdiri sebentar untuk mematikan shower-nya.
Aku duduk di lantai kamar mandi, dan memandangi kedua buah dada indahku. Sperma anjingku yg masih ada di mulut, kukeluarkan dan kutumpahkan ke atas buah dadaku. Kuratakan sperma anjingku ke seluruh buah dadaku, sampai buah dadaku kelihatan mengkilat dan licin. Kuremas-remas buah dadaku, dan kadang-kadang kutarik-tarik putingku. Karena buah dadaku besar, aku bisa mengulum putingku sendiri, kujilat-jilat buah dadaku, kurasakan nikmatnya sperma seekor anjing yg melumuri sepasang buah dada berukuran 40C ini.
Setelah puas dengan buah dadaku, aku mengambil posisi tengkurap, sambil begitu tangan kananku menarik kaki anjingku sampai dia mendekat dan akhirnya kupegang kemaluan anjingku dan mengarahkannya ke duburku, dan dengan animal instinct-nya, anjingku memainkan batang kemaluannya di dalam duburku. baca cerita sex lainya di > seksigo.com
“Aaahh.. hhmmpph.. aahh”, masuk, keluar, masuk, keluar,
“Aaahh”. Kedua kaki depannya bertumpu pada punggungku.
Kocokannya cepat sekali, kemaluannya menggesek-gesek dinding lubang pantatku dengan gerakan yg cepat, rasanya,
“Aah.. aahh.. aahh..” Aku tdk sabar lagi, aku ingin merasakan batang kemaluan anjingku di liang kemaluanku.
Aku memang sudah tdk perawan. Gara-gara godaan yg kulakukan terhadap para tukang becak di dekat rumahku, aku diperkosa oleh mereka. Aku disuruh melayani nafsu mereka yg sudah tdk terbendung lagi. Waktu itu mereka berlima, sedang menunggu pelanggan mereka di persimpangan jalan dekat rumahku. Pada saat itu aku sengaja memakai kaos tipis berwarna putih, dan seperti biasa aku tdk memakai BH, sehingga putingku terlihat menonjol dan warnanya terlihat samar-samar dari balik kaos.
Jarak antara rumah dengan persimpangan jalan itu tdk begitu jauh, dan kebetulan saat itu keadaan di sekitarnya memang sedang sepi. Aku setengah berlari menghampiri mereka. Buah dadaku tentu saja tdk bisa diam, dan bergelantungan ke segala arah. Setelah berada di dekat mereka, aku meminta salah seorang dari mereka untuk mengantarkan aku ke toko kecil dekat rumahku, sebenarnya hal ini hanya kujadikan alasan.
Waktu naik becak, aku sengaja naik dengan posisi agak membungkuk menghadap ke tukang becak itu, sehingga sebagian buah dada besarku kelihatan menggantung, baru kemudian aku berputar untuk duduk. Setelah sampai aku membeli sesuatu, kemudian naik lagi ke becak dan memintanya untuk mengantarkan aku pulang. Jalan menuju rumahku memang jelek, banyak lubangnya, sehingga becaknya bergoyang-goyang, ini membuat buah dadaku juga bergoyang-goyang.
Kami pulang melewati para tukang becak yg dari tadi menunggu pelanggan, dan mungkin karena melihat buah dadaku yg bergoyang-goyang itu membuat mereka tdk dapat menahan nafsu. Kulihat mereka mengikuti. Beberapa rumah di dekat rumahku memang rumah kosong, sehingga keadaan di sekitar rumahku memang sepi sekali.
Setelah sampai, aku turun dan membayar tukang becak itu. Baru saja aku berbalik, mulutku sudah disekap dari belakang, dan buah dadaku diremas dengan kasar. Orang yg menyekapku itu mengancamku untuk tetap diam, kalau tdk aku akan dibunuhnya. Aku menurut saja, karena takut dengan ancamannya. Aku dibawanya masuk ke rumah kosong di sebelah rumahku.
Ternyata setelah kulihat, dia adalah tukang becak yg tadi, dan dia ternyata tdk sendiri, keempat temannya juga bersamanya, mereka masih sibuk memasukkan becak-becak mereka ke halaman rumah kosong itu. Setelah selesai, mereka menyusul masuk. Tanpa berkata apa-apa, mereka semua membuka celananya. Kemaluan mereka semua berwarna coklat gelap, dengan urat-urat di sekelilingnya. Melihat itu aku menjadi takut sekali, tetapi aku tdk berani melawan, karena takut dibunuh. Mereka semua maju ke arahku dan menyuruhku untuk membuka semua bajuku, kuturuti kemauan mereka dengan sangat terpaksa.
“Ayo! Emut !” kata salah seorang dari mereka.
Dengan agak ragu-ragu dan takut kumasukkan kemaluannya ke mulutku. Kepalaku dipegang dan digerakkan maju mundur.
“Ayo! Kayak ngemut permen gitu loh, kalo enggak tak bunuh kamu!” bentaknya.
Aku menjadi semakin takut, dan menuruti kemauannya. Kukulum batang kemaluannya seperti kemauannya dengan kedua tangannya masih di kepalaku. Beberapa saat setelah itu kurasakan cairan kental dengan rasa yg sangat aneh keluar dari kemaluannya. Ingin rasanya aku muntah, tetapi apa daya, kedua tangannya memegang erat kepalaku. “Ayo, jangan muntah!” Dengan perasaan jijik kutelan spermanya sampai habis. Hal ini berlangsung sampai kelima tukang becak itu mengeluarkan spermanya di mulutku, dan semua sperma yg keluar di mulutku, kutelan habis semuanya. Lama-kelamaan aku menikmati hal ini.
Kemudian aku diperintahkan untuk bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Di bawahku diselipkan sebuah meja panjang yg kaki-kakinya pendek, yg ada di dekat kami. Sebelum aku bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, seorang tukang becak sudah dalam posisi telentang di atas meja itu. Dia memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku dengan paksa. Untuk pertama kalinya liang kemaluanku dimasuki oleh kemaluan laki-laki, kemaluan seorang tukang becak. Pertama rasanya memang sakit, perih, tetapi beberapa saat setelah digesek-gesek terus oleh batang kemaluannya, aku mulai dapat merasakan kenikmatan itu.
Seorang tukang becak lagi dengan posisi bertumpu pada lututnya sudah berada di depanku dan memintaku untuk mengulum kemaluannya. Dari belakang, seorang tukang becak dengan posisi yg juga bertumpu pada lututnya, menyodokkan kemaluannya ke dalam anusku. Sementara dua tukang becak lainnya meremas-remas kedua buah dadaku dengan sangat kasar. Kemaluan kedua tukang becak yg dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan anusku bergerak keluar masuk dengan kasarnya. Karena merasakan nikmatnya kedua batang kemaluan mereka, aku semakin menikmati kemaluan tukang becak yg sedang kukulum.
Aku semakin agresif, kukulum kemaluannya dengan gerakan yg cepat, maju, mundur, maju, mundur. Sampai-sampai tukang becak yg kemaluannya kukulum menjambak rambutku, dan tangannya ikut menggerakkan kepalaku. Pada saat yg bersamaan, ketiga tukang becak yg memainkan kemaluannya di tubuhku berhenti, kelihatannya mereka sudah mau keluar.
Aku disuruh duduk di lantai, kemudian aku disuruh membuka mulutku. Mereka bertiga memintaku untuk mengocok kemaluan mereka secara bergantian tepat di depan mulutku. Dua tukang becak yg lain sedang sibuk menghisap puting buah dadaku, tiap orang menguasai satu dari sepasang buah dadaku. Sambil menghisap, mereka meremas-remas buah dada yg mereka kuasai dengan kedua tangannya, seperti seorang bayi yg sangat kehausan.
Sesaat kemudian sperma ketiga tukang becak tadi keluar, muncrat ke dalam mulutku, dan sebagian lagi muncrat ke wajahku. Tanpa diperintah, kutelan sperma mereka. Sekarang gantian dua tukang becak yg tadi menghisap puting susuku, memaksaku untuk menghisap batang kemaluan mereka berdua secara bergantian.
Seperti seorang anak kecil yg kalau makan es berlepotan, aku yg berlepotan sperma di wajahku mengulum kemaluan mereka berdua secara bergantian dengan agresif. Sambil kukocok, kuhisap-hisap batang kemaluan mereka dengan hisapan yg kuat. Sebentar saja mereka kelihatan sudah tdk kuat, melihat itu kubuka mulutku lebar-lebar, kemudian kukocok dengan cepat kedua kemaluan mereka di depan mulutku.
“Crut.. crut.. crut.. crut..” sperma mereka masuk ke dalam mulutku. Langsung saja kutelan habis. Kujilat sisa-sisa sperma yg masih menempel di sekitar mulutku.
Mungkin karena mereka melihatku sangat menikmati perkosaan ini, mereka menjadi tenang. Mau apa lagi, karena tdk bisa melakukan apa-apa, lebih baik kunikmati saja perbuatan mereka itu. Salah satu dari mereka kemudian berkata,
“Mbak, jangan bilang siapa-siapa, ya?” aku hanya mengangguk sebagai tanda ‘ya’.
Kemudian mereka berlima keluar dari rumah kosong itu dengan tenangnya, dan meninggalkan aku di rumah kosong itu masih dalam keadaan telanjang bulat. Terus terang saja aku masih belum puas, tetapi ya mau apa lagi. Kupakai lagi baju dan celanaku, kemudian aku pulang. cerita sex
Sesampainya di rumah aku langsung mandi. Sambil mandi aku membayangkan bagaimana rasanya kalau bercinta dengan anjing, karena kebetulan waktu itu ada tiga ekor anjing di rumahku, dan semuanya dari jenis anjing yg bertubuh besar.
Belum selesai aku mandi, aku langsung keluar dengan keadaan telanjang bulat, aku tenang saja, karena kedua orang pembantuku seperti biasanya sedang menjaga toko dari pagi sampai sore. Aku berjalan menuju halaman samping, tempat dimana ketiga ekor anjingku berada. Dag-dig-dug, jantungku berdegup dengan kencang, seiring dengan nafsuku yg semakin memuncak. Kuhampiri mereka, kurangkul dan kubelai-belai tubuh mereka secara bergantian.
Pelan-pelan aku mendekat ke anjing yg paling besar badannya, kuelus-elus, kemudian aku mulai memegang kemaluannya. Kupijat-pijat sampai kemaluannya tegang, warnanya membuatku semakin terangsang. Pelan-pelan mulai kukulum kemaluannya, karena nafsuku yg sangat besar, aku sama sekali tdk merasa jijik. Kukulum kemaluannya dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, dengan pantat yg sengaja kudongakkan ke atas, aku berpikir mungkin dengan begitu anjing yg lainnya mau menyodok entah itu anus atau liang kemaluanku, aku tdk peduli. Eh, benar, di saat aku keenakan menghisap, aku merasa ada yg menjilat-jilat kemaluanku,
“Aaahh..” rasanya nikmat, sesaat kemudian kurasakan ada batang kemaluan yg menyodok liang kemaluanku.
Dengan gerakannya yg khas, dia mainkan kemaluannyanya di liang kemaluanku. Wah, aku menjadi semakin lupa daratan. Entah berapa kali secara bergantian mereka memasukkan kemaluannya ke liang kemaluanku, demikian juga mulutku, semua sperma yg keluar dari kemaluan anjingku waktu kuhisap-hisap, kutelan sampai habis. Permainan kali itu, yg kulakukan dengan ketiga ekor anjingku itu membuat aku puas sekali.
Wah, kalau aku ingat peristiwa itu rasanya aku pingin lagi. Bayangkan, mulut, lubang kemaluan dan anusku dimasuki oleh batang kemaluan para tukang becak, ditambah lagi dengan buah dadaku yg mereka ’siksa’, dan kemudian aku bercinta dengan ketiga ekor anjingku.
Wah, sensasi yg kurasakan waktu itu luar biasa, aku benar-benar menikmatinya. Entahlah, mungkin aku mengalami sedikit gangguan, sehingga hal yg tdk wajar dapat membuatku merasa ketagihan. Tetapi memang rasanya luar biasa nikmat (kalau tdk percaya, coba sendiri, nanti kan tahu rasanya).
Tetapi aku rasa tdk cuma aku yg mempunyai masalah seperti itu. Kalau ada dari kalian yg punya masalah yg sama, tolong kirim email pada saya, mungkin kita bisa saling curhat.
0 comments:
Post a Comment