Fgila CERITA ASIK ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Monday, July 18, 2016

CERITA ASIK

NENG MARTA

VIPMANDIRIQQ
Kisah ini dimulai saat aku menginap di rumah seorang tetangga sebelah rumahku, dia seorang ibu dengan 2 orang anak suaminya seorang wiraswasta yang kadang jarang pulang ke rumah, sebut saja namanya Neng Marta, malam itu aku diminta menginap dirumah orang tuanya Neng Marta yang letaknya tidak jauh dari rumahku mengingat orangtuanya sedang pergi keluar kota dan kebetulan malam itu ada siaran langsung pertandingan sepakbola yang memang menjadi hobbyku makanya aku mengiyakan saat Neng Marta memintaku untuk menginap di rumah orangtuanya, memang hubungan keluargaku dengan Neng Marta sudah seperti saudara jadi dia nggak segan-segan meminta pertolongan padaku.

Malam itu saat aku sedang asik menonton per tandingan sepakbola, dia datang dengan anaknya yang masih kecil umurnya kira-kira 2 tahun.

“ Lagi nonKron apa Kro ?” Tanya dia padaku

“ Biasa Neng” jawabku sambil terus menonton pertandingan di televise

“ kamu udah maka Kro?” tanyanya lagi padaku

“ sudah Neng, tadi sebelum kesini saya makan dulu “ jawabku lagi

“oh…”,

“ ya udah kalo begitu,Neng tiduMarta lia dulu ya” kata Neng Marta padaku sambil membawa anaknya ke kamar,

“ Oh, iya Kro, nanti kamu tidur di kamar depan aja ya” kata Neng Marta sebelum masuk kekamarnya. “ iya, Neng “ jawabku singkat.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, sebentar lagi pertandingan sepakbola akan segera selesai, tiba-tiba Neng Marta keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian tidur yang memperlihatkan lekukan badannya.

“kamu belum tidur, Kro ? “ Tanya Neng Marta padaku.

“ belum Neng, sebentar lagi “ jawabku sambil aku mencuri pandangan kea rah Neng Marta yang tampak begitu menggoda hasrat kelelakianku.

“ Neng sendiri belum tidur ?” tanyaku pada Neng Marta

“ Neng, gak bisa tidur Kro… gak tau kenapa ? “ jawab Neng Marta padaku

“Neng boleh temenin kamu disini Kro ?” Tanya Neng Marta

“ nanti kalo Neng udah ngantuk baru Neng tidur “ lanjutnya.

“ Boleh dong Neng, “ jawabku

Malam itu aku habiskan waktu dengan mengobrol dengan Neng Marta, saat aku ngobrol sesekali aku memperhatikan lekuk badan Neng Marta yang menggodaku walaupun dia sudah mempunyai 2 orang anak tapi dia pandai merawat tubuhnya sehingga terlihat masih segar, apa lagi kedua buah dadanya yang berukuran cukup besar yang selalu tidak pernah lepas dari pandanganku saat aku mengobrol dengannya. Malam semakin larut akhirnya aku tak kuasa menahan hasrat kelelakianku, aku takut Neng Marta tau apa yang sedang aku rasakan dan aku bayangkan, aku nggak mau Neng Marta marah.

“Neng, udah malam”,

“ saya tidur dulu ya…” kataku sambil beranjak dari tempat dudukku.

“ emang kamu udah ngantuk ya, Kro ? “ Tanya Neng Marta padaku

“ iya Neng”.

“ lagian nanti pagi saya harus latihan Neng “ jawabku

“ ya udah kalo begitu “ jawab Neng Marta singkat.

Malam itu aku tidur dikamar depan, hayalanku melayang dan membayangkan apa yang aku lihat saat aku ngobrol sama Neng Marta tadi. Malam itu kebetulan hujan turun di daerahku menambah suasana mendukung hayalanku tentang Neng Marta, andai saja Neng Marta mau malam ini tidur denganku, semakin aku menghayal semakin hilang rasa ngantukku padahal sudah hampir 2 jam aku berada di kamar, tapi rasa ngantuk itu gak kunjung datang juga.

Saat aku menghayal tentang Neng Marta, nggak tau setan apa yang menghampiriku sehingga aku berani melangkahkan kakiku menuju kamar Neng Marta, sesampainya aku didepan kamar Neng Marta aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya, ternyata pintunya tidak di kunci, setelah pintu terbuka aku beranikan diri masuk ke kamar Neng Marta dengan perasaan yang nggak karuan antara nafsu dan takut, aku dekati tempat tidur Neng Marta, disana aku lihat Neng Marta sedang tertidur dengan pulas dan disampingnya anaknya yang berumur 2 tahun juga tertidur disisinya.

Aku tertegun beberapa saat memperhatikan tubuh indah yang ada di hadapanku, ingin rasanya aku menjamahnya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya karena aku takut Neng Marta marah padaku. Dengan hati berdebar-debar aku beranikan diri membangunkan Neng Marta yang sedang tertidur

“ Neng….Neng Marta “ kataku sambil menyentuh kakinya. Mendengan suaraku Neng Marta terbangun dari tidurnya, ia sepertinya kaget karena aku sudah ada di dalam kamarnya.

“ ada apa Kro?” tanyanya sambil kebingungan.

“ saya nggak bisa tidur Neng “ jawabku dengan suara bergetar menahan nafsuku.

“kamu mau tidur disini ?” Tanya Neng Marta sambil menggeser posisinya.

“ lia gimana Neng ?” tanyaku dengan perasaan yang gak karuan.

“ Emang kamu mo ngapain Kro?” Tanya Neng Marta dengan suara yang agak meninggi dan rasa takut. Mendengar pertanyaan itu aku langsung pergi meninggalkan kamar Neng Marta dengan perasaan bersalah dan takut Neng Marta marah. Sesampainya aku di kamarku aku rebahkan diriku di tempat tidur, aku menyesali apa yang sudah terjadi tadi tapi tetap saja bayangan tubuh Neng Marta tetap mengodaku sampai akhirnya aku tertidur lelap.

Pagi hari saat matahari mulai menyapa, aku terbangun dan langsung mengarahkan kakiku kea rah kamar mandi yang terletak di dekat dapur, saat aku melintas aku melihat Neng Marta sedang menyiapkan sarapan pagi. “ udah bangun Kro ?” Tanya Neng Marta mengagetkanku. “ ehhh.. udah Neng” jawabku dengan suara gugup, sambil terus berlalu menuju kamar mandi. Sesampai dikamar madi aku bergegas mandi dank arena aku sudah tidak sanggup menahan hasrat nafsuku maka aku melakukan o**ni maka tumpahlah lahar panas pagi itu di kamar mandi.

Selesai mandi aku bergegas kekamarku untuk segera pergi latihan dengan menahan rasa malu dan bersalah.

“Neng, saya pamit ya” kataku pada Neng Marta yang saat itu masih asik di dapur.

“ saya mau latihan dulu Neng “ kataku lagi.

“ loh, kamu nggak makan dulu Kro ?” Tanya Neng Marta padaku.

“makasih Neng”.

”udah terlalu siang” kataku sambil menuju keluar.

“ ya udah ati-ati perginya ya” kata Neng Marta.

“ya, Neng” jawabku singkat.

“makasih ya Kro” katanya lagi sambil memperhatikanku keluar dari rumahnya, aku hanya mengangguk tanpa berani menatapnya.

Seminggu setelah kejadian itu, aku sering kali menghindar untuk ketemu dengan Neng Marta, aku merasa malu atas apa yang aku lakukan waktu itu. Di suatu siang saat keluargaku sedang tidak ada di rumah tiba-tiba pintu rumahku diketuk oleh sesorang dari luar. Aku bergegas membukakan pintu, aku pikir orang tuaku pulang dari undangan, saat pintu aku buka. Aku terkejut ternyata yang datang adalah Neng Marta.

”ehh..Neng” kataku sambil menahan rasa malu.

“ kamu kemana aja Kro?”Tanya Neng Marta. Aku tidak menjawab.

“masuk Neng” kataku sambil mempersilahkan Neng Marta masuk. Neng Marta melangkah masuk kerumahku.

“pada kemana Kro?”.”kok sepi” Tanya Neng Marta.

“lagi pada pergi ke undangan Neng” jawabku singkat. Neng Marta duduk di kursi sopa di hadapanku .

”Kro….kamu marah sama Neng ya?” Tanya Neng Marta padaku.

“marah kenapa Neng?” tanyaku dengan perasaan bingung.

“ akhir-akhir ini kamu selalu menghindar untuk ketemu Neng kan?” tanyanya lagi. Aku terdiam

“ nggggak kok Neng” jawabku.

“kalo nggak, kenapa setelah kejadian yang kamu nginep di rumah orang tua Neng kamu selalu mnghindak ketemu Neng?” Tanya Neng Marta.

“saya malu Neng”.”saya minta maaf, kalo saya udah lancang masuk kekamar Neng”.

”saya takut Neng marah” jawabku sambil tertunduk malu.

”kamu ini aneh Kro” kata Neng Marta sambil tertawa

“masa begitu aja Neng marah sih” kata Neng Marta lagi.

“emang apa sih yang kamu mau dari Neng?” Tanya Neng Marta padaku. Mendengar pertanyaan itu aku memandang Neng Marta dengan pandangan tajam.

“loh kok malah bengong !!!“ kata Neng Marta lagi yang mengejutkaku. Aku hanya tersenyum .

“ kapan kamu mau nginep lagi?” Tanya Neng Marta lagi.

“nggak tau Neng” jawabku singkat. Sedang asik-asiknya kami mengobrol tiba-tiba ibuku pulang “ehhh…ada Neng Marta” sapa ibuku .

“ dah lama Neng ?” Tanya ibuku.

“ iya…tante”.

“ tadi sih tante” jawab Neng Marta singkat.

“ ini tante, saya mau minta Krolong sama Sukro buat jagain rumah mama lagi mala mini “ kata Neng Marta pada ibuku.

“ ohhhh… boleh aja “ jawab ibuku. Setelah itu kami ngobrol banyak hal sampai akhirnya Neng Marta pamit pulang dan sebelum pulang Ia sempat mengingatkan aku untuk menjaga rumah ibunya dan memberikan kunci rumah kepadaku.

0 comments:

Post a Comment