Fgila CERITA ASIK GILAQQ ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Sunday, April 17, 2016

CERITA ASIK GILAQQ

PERLAWANAN YANG HEBAT

GILAQQ
senggama Siska. Batang kemaluan Abas sudah masuk ke liang senggama Siska hampir setengahnya.
Batang kemaluannya sudah ditelan oleh liang kemaluan Siska, kaki Siska semakin diangkat dan tertumpang di punggung Abas. Tiba-tiba tubuh Siska bergetar sambil merangkul Abas dengan kuat. “Aduhh..” dan cairan hangat keluar dari bibir kemaluan Siska, Abas dapat merasakan hal itu melalui kepala kemaluannya yang tertancap di bukit kemaluan Siska. Lipatan paha Siska telah terguyur oleh keringat yang keluar dari tubuh mereka berdua.
Mendapat guyuran air di dalam bukit kemaluan itu, Abas lalu memasukkan semua batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Siska. Dengan satu kali hentakan. “Preet..” Siska melotot menahan kesakitan yang bercampur dengan kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan selain dengan Abas.
“Auh.. auh.. auh..” suara itu keluar dari mulut kecil Siska setelah seluruh batang kejantanan Abas berada di dalam lembah kenikmatan Siska. “Kak, Badan Siska sesak, sulit bernafas,” kata Siska sambil menahan rasa nikmat yang tiada taranya.
Mendengar itu lalu Abas membalikkan tubuh Siska agar ia berada di atas Ari. Mendapatkan posisi itu Siska seperti pasrah dan tidak melakukan gerakan apapun selain mendekap tubuh Abas sambil meraung-raung kenikmatan yang tiada taranya yang baru kali ini dirasakannya.
Siska dan Abas terdiam kurang lebih lima menit. “Siska, sekarang bagaimana badanmu,” kata Abas yang melihat Siska sekarang sudah mulai menggoyang-goyangkan pantatnya dengan pelan-pelan. “Udah agak enakan Kak,” balas Siska sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan serangan itu Abas langsung mengikuti gerakan goyangan itu dan goyangan Abas dari atas ke bawah.
Lipantan-lipatan kehangatan tercipta di antara selangkangan Siska dan Abas. Sambil menggoyangkan pantatnya, mulut Siska tetap mengaduh, “Aduhh..” Merasakan nikmat yang telah menyebar ke seluruh badannya.
Tanpa disadari sebelumnya oleh Abas. Siska dengan ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatnya ke samping dan ke kiri membuat Abas kewalahan ditambah lagi kuatnya jepitan bukit kemaluan Siska yang semakin menjepit seperti tang yang sedang mencepit paku agar paku itu putus.
Beberapa menit kemudian Abas memeluk badan Siska dengan eratnya dan batang kemaluannya berusaha ditekan ke atas membuat pantat Siska terangkat. Semburan panas pun masuk ke bukit kemaluan Siska yang kecil itu. Mendapat semburan panas yang sangat kencang, Siska mendesis kenikmatan sambil mengeram, “Aduhh.. aduh.. Kak..”
Selang beberapa menit Abas diam sambil memeluk Siska yang masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Setelah badannya merasa sudah agak baik, Abas membalikkan tubuh Siska sehingga sekarang tubuh Siska berada di bawah Abas.
Batang kemaluan Abas masih menancap keras di lembah kemaluan Siska meskipun sudah mengeluarkan sperma yang banyak. Lalu kaki Siska diangkat oleh Abas dan disilangkan di pinggul. Abas mengeluarkan batang kemaluannya yang ada di dalam liang senggama Siska.
Mendapat hal itu mata Siska tertutup sambil membolak-balikkan kepala ke kiri dan ke kanan lalu dengan perlahan memasukkan lagi batang kemaluannya ke dalam liang senggama Siska, turun naik batang kemaluan Abas di dalam liang perawan Siska membuat Siska beberapa kali mengerang dan menahan rasa sakit yang bercampur dengan nikmatnya dunia.
Tarikan bukit kemaluan Siska yang tadinya kencang pelan- pelan berkurang seiring dengan berkurangnya tenaga yang terkuras habis dan selanjutnya Abas mengerang-erang sambil memeluk tubuh Siska dan Siska pun sama mengeluarkan erangan yang begitu panjang, keduanya sedang mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya.
Abas mendekap Siska sambil menikmati semburan lahar panas dan keluarnya sperma dalam batang kemaluan Abas dan Siska pun sama menikmati lahar panas yang ada dilembah kenikmatannya. Kurang lebih lima menit, Abas memeluk Siska tanpa adanya gerakan begitu juga Siska hanya memeluk Abas.
Dirasakan oleh Abas bahwa batang kemaluannya mengecil di dalam liang kemaluan Siska dan setelah merasa batang kemaluannya betul-betul mengecil Abas menjatuhkan tubuhnya di samping Siska. Abas mencium kening Siska. Siska membalasnya dengan rintihan penyesalan, seharusnya Abas bertanggung jawab atas hilangnya perawan yang dimiliki Siska.
Mendengar itu Abas hanya tersenyum karena memang selama ini Abas mendambakan istri seperti Siska ditambah lagi ia mengetahui bila hidup dengan Siska maka ia akan mendapatkan segalanya. Abas mengucapkan selamat bobo kepada Siska yang langsung tertidur kecapaian dan Abas langsung keluar dari kamar Siska setelah Abas menggunakan pakaiannya kembali.
Abas masuk ke dapur, didapatnya tantenya sedang dalam keadaan menungging mengambil sesuatu. Terlihat dengan jelas celana merah muda yang dipakai tantenya. Tante Rani dibuat kaget karena Abas langsung meraba liang kewanitaannya yang terbungkus CD merah muda sambil menegurnya. “Tante sudah pulang,” tanya Abas.
Sambil melepaskan rabaan tangannya di liang kewanitaan tantenya. Lalu Abas membuka kulkas untuk mencari air putih. “Iya, Tante hanya sebentar kok. Soalnya Tante kasihan dengan burung kamu yang tadi Tante tinggalkan dalam keadaan menantang,” jawab Tante Rani sambil tersenyum.
“Bagaimana sekarang Abas burungnya, sudah mendapatkan sarang yang baru ya..” Mendapat ejekan itu, Abas langsung kaget.
“Ah Tante, mau cari sangkar di mana,” jawab Abas mengelak. “Abas kamu jangan mengelak, Tante tau kok.. kamu sudah mendapatkan sarang yang baru jadi kamu harus bertanggung jawab. Kalau tidak kamu akan Tante laporkan sama Oom dan kedua orang tuanmu bahwa kamu telah bermain gila bersama Siska dan Tante.”
Mendengar itu, Abas langsung diam dan ia akan menikahi Siska seperti yang dijanjikanya. Mendengar hal itu Tante Rani tersenyum dan memberikan kecupan yang mesra kepada Abas sambil meraba batang kemaluan Abas yang sudah tidak kuat untuk berdiri.
Melihat batang kemaluan Abas yang sudah tidak kuat berdiri itu Tante Rani tersenyum. “Pasti adikku dibuatnya KO sama kamu yaa.. Buktinya burung kamu tidak mau berdiri,” goda Tante Rani. “Ahh nggak Tante, biasa saja kok.”
Tante Rani meninggalkan Abas, sambil mewanti-wanti agar menikahi adiknya. Akhirnya pernikahan Siska dengan Abas dilakukan dengan pernikahan dibawah tangan atau pernikahan secara agama tetapi dengan tanpa melalui KUA karena

0 comments:

Post a Comment