Fgila CERITA ASIK ~ KUMPULAN CERITA ASIK
WWW.METROQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Monday, June 6, 2016

CERITA ASIK

BODY KU BEGITU SEMOK

GILAQQ
Cerita sex terbru ini terjadi saat aku, Dalijo(25) kerja di pabrik oli daerah Jakarta Timur. Aku menyewa kamar semi permanen yg setengahnya tembok dan setengahnya lagi kayu milik seorang Ibu bernama Nurlela yg biasa di panggil Bu Lela.

Kamarku terletak agak di belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi. Bagian Belakang rumah Bu Lela di batasi tembok tinggi yg di biarkan tanpa atap, di dalamnya di pergunakan Bu Lela untuk memelihara tanaman dan bunga-bungaan, disana juga tumbuh pohon belimbing yg rindang tempat ngadem dengan menggelar tikar. Kamarku berada persis di depannya.

Cerita Mesum | Di rumah itu hanya ada 2 kamar kost yg kusewa bersama seorang cowok mahasiswa tapi sudah skripsi jadi jarang dirumah. Bu Lela, Ibu kostku ini adalah seorang janda beranak 3, semua anaknya sudah kawin dan tdk tinggal serumah lagi dengan Bu Lela. Ibu kost ku ini sebenarnya udah cukup tua umurnya kira-kira 48 tahunan, namun menurutku, untuk wanita seusianya, tubuh Bu Lela masih terhitung bagus, meski agak gemuk namun tetap montok dengan bongkahan pantatnya yg bahenol dan buah dadanya yg besar.

Rambutnya yg panjang hitam dan selalu di jepitnya di belakang kepalanya. Pembawaannya tenang dan ramah. Kalau sedang dirumah Bu Lela paling sering memakai daster sehingga bentuk tubuhnya menggodaku untuk selalu mencuri-curi pandang. Buah dadanya yg besar itu juga sering ku lihat terkadang tanpa di tutupi BH sehingga tampak menggantung bergoyg-goyg, saat badannya menunduk membersihkan tanamannya aku pernah melihat bahwa pentil susunya sangat besar kurang lebih sejari telunjukku………

Cerita Sex | Suatu hari ketika itu aku masuk siang jadi agak santai. Setelah membeli koran aku kembali ke kamar untuk membacanya, pintu kamar kubiarkan saja terbuka. Beberapa saat kemudian kulihat ibu kost berjalan ke arah kamar mandi sambil membawa handuk, rupanya mau mandi. Dia berhenti sejenak di depan kamarku untuk menyapaku.

”Kok belum berangkat? ” Sapanya .
”Iya Bu, hari ini masuk siang”. Jawabku.
”Wah enak dong bisa santai..,” Kata Bu Lela lagi sambil tersenyum dan meneruskan langkahnya menuju kamar mandi.

Dari kamar mandi ku dengar Bu Lela bersenandung kecil di timpali bunyi air. Saat itu pikiranku jadi ngeres dengan membaygkan Bu Lela telanjang membuat kemaluanku mengeras dan timbul keinginanku untuk mengintipnya.
Segera kututup pintu kamarku dan dengan berhati-hati ku cari celah sambungan papan antara kamarku dengan kamar mandi. dan ternyata ada sedikit lubang tipis yg karena cet nya sudah hancur, tempatnya tepat agak dibawah dekat bak mandi.

Dengan hati berdegub keras, aku intip Bu Lela, tampak dia telanjang bulat, badannya masih montok untuk ukuran wanita seusia Bu Lela. Teteknya sudah agak turun tapi besar dan menantang dengan pentilnya yg besar hitam, sedangkan kemaluannya ditutupi bulu cukup lebat.

Dia menyabuni teteknya agak lama, dia permainkan putting susunya yg besar dan hitam dengan memilin-milinnya, sedang tangan yg satu lagi menyabuni memeknya, jari telunjuknya dimasukan berulang-ulang sedangkan matanya tampak terpejam-pejam mungkin sedang menikmati, gerakannya itu kulihat seperti layaknya orang bersenggama.

Bu Lela lalu menghentikan kegiatannya lalu berjongkok persis menghadapku untuk mencuci BH dan celana dalamnya sehingga memeknya dengan jelas ku lihat membuat gairahku menyala-nyala. Ku keluarkan penisku yg sudah tegang berdiri, kumainkan dengan tanganku tak kuperdulikan lagi kemungkinan seandainya Bu Lela mengetahui apa yg aku lakukan. Semakin lama nafsu seks ku semakin tak terkendali kepalaku sudah tdk bisa berfikir jernih lagi, yg ada di kepalaku bagaimana caranya bisa menikmati tubuh Bu Lela.

Bu Lela pun akhirnya selesai mandi, setelah mengelap tubuhnya dengan handuk, dililitkannya handuk itu menutupi tubuhnya, sedangkan pakaiannya di masukannya ke dalam ember yg ada di dalam kamar mandi.

Aku pun segera bersiap-siap dengan rencanaku. pun keluar dari kamar mandi. Ketika Bu Lela melewati kamarku cepat ku buka pintu kamarku dan tanpa berkata-kata lagi kupeluk tubuh Bu Lela dari belakang sambil menarik handuk yg di pakai Bu Lela hingga ahirnya Bu Lela telanjang, tanganku ku remaskan ke buah dadanya.

”Aw, aduh.., apa-apaan nih..,” Pekik Bu Lela terkejut.
”Aduh Dal, jangan Dal ah…,” Bu Lela mencoba menghindar.

Aku tetap tak perduli, tangan kanan ku malah ku arahkan ke memeknya, ku kobel-kobel dan kucolokan jariku masuk ke dalamnya sambil ku ciumi tengkuk dan leher belakang Bu Lela. Tubuh Bu Lela mencoba berontak agar lepas tapi aku tak memberikan kesempatan dengan semakin mempereret pelukanku.

”Aduh.., dal ingat dal, ah.., Ibu sudah tua Dal. Lepasin Ibu Dal.” Kata Bu Lela memohon.
”Hhh.., Ibu masih seksi koq, buktinya saya nafsu sama Ibu. Udah deh mendingan ibu nikmatin aja lagian kan ibu sudah lama nggak beginian.” Kataku memaksa.
”Tapi Ibu malu Dal, nanti kalau ada orang yg tahu gimana…?” Hiba Bu Lela.
”Ya makanya, mending ibu nikmatin saja, kalau begitu kan orang nggak bakalan ada yg tahu.” Tangkisku.

Akhirnya Bu Lela pun terdiam, tubuhnya tdk berusaha memberontak lagi aku semakin leluasa menjelajahi semua bagian tubuh Bu Lela, kadang kuelus-elus terkadang kuremas-remas seperti pada pantatnya yg besar dan montok itu. Menyadari sudah tdk ada penolakan dari Bu Lela, aku semakin mengintensifkan gerakanku ke bagian-bagian tubuh Bu Lela yg dapat membuat gairah Bu Lela semakin tinggi agar tdk kehilangan momen.

”Ahh.., ssshh…, aahh…, geli Dal, ahh..,” Bu Lela mendesah-desah pelan pertanda nafsu seksnya sudah bangkit.

Ku putar tubuhku menghadap Bu Lela, sambil tetap ku peluk, ku ciumi bibirnya, dan lidahku kumasukan ke dalam mulutnya. Bu Lela ternyata mulai mengimbangiku, di balasnya ciuman ku dengan ketat aku dan Bu Lela bergantian saling menghisap bibir dan lidah. Sambil begitu ku tuntun tangan Bu Lela ke kemaluanku dan ku selipkan tangannya ke dalam celana pendek training yg ku pakai.

Tanpa ku minta Bu Lela menarik ke bawah celanaku hingga penisku yg besar bebas mengacung. Digenggamnya kontoku yg besar dan hitam, dengan jempolnya kepala penisku dielus-elusnya kemudian dikocoknya. Pelerku pun tak luput di jamahnya dengan meremasnya pelan, sesekali jarinya terasa menelusuri belahan pantatku melewati anus, sensasi seks yg ku rasakan benar-benar lain.

Leher Bu Lela ganti ku ciumi lalu turun ke bagian dadanya. Buah dada Bu Lela yg besar itu kuciumi, kuremas-remas, kusedot-sedot dan ku jilati sepuasnya sedangkan pada putingnya yg sebesar jari telunjukku dan hitam selain ku pelintir-pelintir aku hisapi dan sedot seperti bayi yg sedang menetek pada ibunya, yg ternyata membuat Bu Lela kian hot. Tangannya mengerumasi rambutku dan terkadang menekan kepalaku ke payudaranya.

Desahanannya semakin sering terdengar.

”Aduh.., ahh.., sshh.., terus dal, aahh..,”

Dengan posisi tubuh Bu Lela yg tetap berdiri, aku merendahkan badanku, kuarahkan mulutku ke selangkangannya, Bu Lela ternyata tau apa yg akan kulakukan, di renggangkannya kedua kakinya hingga sedikit mengangkang yg membuat ku lebih leluasa menciumi memeknya.

Ku sibak bulu jembut di permukaan memeknya lalu ku dekatkan bibirku ke permukaan memeknya. Lidahku ku julurkan mengulas-ulas bibir memek Bu Lela, itilnya ku terkadang kujepit dengan bibirku sebelum kuhisap-hisap. Tak ketinggalan jariku ku colokan masuk ke dalam memek Bu Lela sambil ku pitar-putar. Apa yg ku lakukan itu membuat Bu Lela menggelinjang-gelinjang dengan mulut tak berhenti berdesah-desah kenikmatan.

”Ahh.., aww.., yahhh.., sshh.., terus Dal, iyaahh..”

Begitu bernafsunya aku dan Bu Lela bercinta, hingga aku dan Bu Lela sudah tdk perduli lagi kalau waktu itu kami bergelut di udara terbuka di belakang rumah Bu Lela. Tapi akhirnya kekhawatiranku muncul juga. Ku hentikan sejenak aktifitasku.

”Bu, sebentar yah, saya mau ngunci pintu dulu, takut ada yg datang.” Kataku sambil berdiri.
”Oh iya, untung kamu ingat, tapi cepet yah Dal, Ibu sudah nggak tahan nih,” Jawab Bu Lela nakal. Aku hanya tersenyum, sambil berlalu kuremas dulu tetek Bu Lela.

Sebenarnya jarak ke pintu hanya beberapa meter saja, berhubung aku dan Bu Lela sedang diliputi kenikmatan seks hingga tak mau kehilangan waktu meski sekejap. Setelah mengunci pintu aku kembali, penisku yg besar mengacung terayun-ayun waktu berjalan karena celanaku sudah terlepas meskipun aku masih memakai kaos.

”Kalau pintu depan dikunci nggak Bu?” Tanyaku ketika sudah dekat Bu Lela.
”Dikunci, dari pagi Ibu belum membukanya.” Jawab Bu Lela sambil merengkuh tubuhku ke pelukannya.
”Dal kita pindah ke kamar yuk!” Pinta Bu Lela.
”Disini aja deh bu, cari suasana lain, pasti Ibu belum pernah kan ngewe di sama bapak dulu di tempat terbuka seperti ini.”
”Ah, kamu ini ada-ada saja.” Elak Bu Lela sambil membuka kaosku.

Aku dan Bu Lela kembali berpagutan di atas kursi yg ku tarik dari depan kamarku, tubuh Bu Lela ku pangku di atas pahaku, Bu Lela semakin aktif menciumi ku, pentilku pun di hisap dan di jilatinya sedangkan tanganku menggeraygi memeknya yg semakin basah. Bu Lela kemudian berdiri lalu berjongkok di hadapanku, di hadapkannya mukanya ke arah penisku yg besar mengacung lalu lindahnya menjulur mengulas-ulas kepala penisku beberapa saat kemudian di masukannya penisku yg besar itu ke dalam mulutnya, di hisap-hisapnya dengan menggerakan kepalanya maju mundur, kemudian pelirku di hisapnya juga. Gerakan lidah Bu Lela benar-benar membuatku di penuhi kenikmatan.

”Ahh, enak Bu..,” Erangku penuh nafsu.

Tanganku mempermainkan buah dadanya yg menggantung bergoyg-goyg, sesekali ku remas rambutnya dan ku tekan kepalanya agar semakin dalam mulutnya melahap penisku yg besar ini. Bu Lela lalu menghentikan hisapannya pada penisku.

”Dal, ayo cepet masukin, memek Ibu sudah kepengen banget di ewe penismu yg gede” Pintanya sambil membaringkan tubuhnya di atas tikar dengan kedua kakinya dilebarkan memperlihatkan memeknya yg mumplu.

Tanpa berkata lagi aku menyusul Bu Lela dan ku kangkangi tubuhnya dari atas. Bu Lela meraih penisku yg sudah besar mengacung lalu di arahkannya ke lubang memeknya yg mumplu itu. Setelah pas lalu ku tekan perlahan-lahan hingga penisku yg besar masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

”Aaaaah……..uhhhhhhhggg” erang Bu Nurlela merasakan penisku yg besar menerobos memek Bu Lela, lalu ku tarik dan ku masukan lagi dengan gerakan semakin cepat. Mulut Bu Lela terus berdesis-desis menahan nikmat. “ssssrrrrot……ssssssrrrrot…” “plok….plok….plok…plok…” bunyi gesekan penisku yg besar beradu dengan lubang memek Bu Nurlela.

Tubuh Bu Lela terhentak-hentak karena dorongan tubuhku, buah dadanya yg bergerak-gerak indah kuremas-remas penuh nafsu, sambil terus bergerak aku dan Bu Lela berpelukan erat, mulutku dan mulutnya saling hisap.

Bu Lela lalu memintaku berganti posisi di atas, aku berbaring dan Bu Lela duduk di atas selangkanganku setelah penisku di masukannya ke dalam memeknya. Bu Lela menggoyg-goygkan pantatnya, terasa seperti memeknya memilin-milin penisku.

Dari bawah tetek Bu Lela ternyata tampak lebih indah menggantung bergoyg-goyg segera kuremas-remas tetek bu Lela dengan penuh napsu dan kupelintir-pelintir pentilnya yg besar dan hitam
Gerakan aku dan Bu Lela semakin liar. Tusukan penisku semakin cepat yg diimbangi dengan gerakan pantat Bu Lela yg kadang bergoyg ke kiri dan ke kanan kadang ke atas dan ke bawah menambah semakin panasnya permainan seks yg aku dan Bu Lela lakukan. Hingga akhirnya ku rasakan cairan spermaku segera keluar.

”Bu…. sayya mauuuu ke luarrr..,” erangku sambil terus menggejot memeknya
”Uuuuh iiibbbuuu jugaaa Dal..,” Desah Bu Lela dengan nafas memburu

Aku dan Bu Lela saling berpelukan dengan ketatnya, bibirku dan bibir Bu Lela saling hisap dengan erat.

“Dal kenyot pentilku ……..sayang” pinta bu Nurlela sambil tangan kirinya menggenggam teteknya yg sebelah kiri dan diarahkan ke mulutku, dengan masih menggenjot keluar masuk penisku di memeknya aku agak membungkukkan badanku dan langsung kusambar pentil tetek Bu Nurlela sebelah kiri yg besarnya sejari telunjukku itu, kumasukkan mulutku, kukenyot-kenyot dan kusedot-sedot pentilnya daaaaaaaaaaaannnnn

“Crrrrrruuuuuuttttt……cccrrruuttt….crut” spermaku pun menyemprot di dalam memek Bu Lela.
“Cccrrrrrrrrrriiiiiiiit………..crrrrrrrriiiiiiittttt….” aku merasakan kalo penisku disemprot cairan kenikmatan dari dalam memek Bu Nurlela , penisku terasa digenggam sampai-sampai aku merasakan penisku diperas oleh memek Bu Nurlela dan
“ccrrrrrrroot….crrrrrot croooooooot “ spermaku bagai dikuras oleh memek bu Nurlela yg uenak, tubuh Bu Nurlela langsung terkulai lemas diatas tubuhku.

Bebarapa saat kemudian bu Nurlela turun dari tubuhku, penisku yg besar tercabut dari lubang memek Bu Nurlela “plop” bunyi penisku yg besar keluar dari memek bu Nurlela setelah itu ia membaringkan tubuhnya disampingku sambil mengatur nafas yg masih memburu

Beberapa saat aku dan Bu Lela saling diam menikmati sisa-sisa kenikmatan. Sambil berbaring di atas tikar di bawah pohon rambutan yg rindang dengan tubuh sama-sama telanjang aku dan Bu Lela melepas lelah sambil ngobrol dan bercanda. Tanganku mempermainkan tetek dan pentil janda setengah baya itu,entah mengapa aku suka sekali dengan tetek Bu Lela itu.

Aku dan Bu Lela lalu membersihkan badan di kamar mandi, saling gosok dan sambil remas hingga gairah ku dan gairah Bu Lela kembali bangkit, aku dan Bu Lela kembali bersetubuh di kamar mandi sampai puas.

Wanita seusia Bu Lela memang sangat berpengalaman dalam memuaskan pasangannya, mereka tdk egois dalam menyalurkan gairah seksnya, bahkan yg kurasakan Bu Lela cenderung memanjakanku agar mendapatkan kenikmatan yg setinggi-tingginya. Maka karena itulah akupun merasa di tuntut untuk bisa mengimbanginya.

Gairahku terhadap Bu Lela entah kenapa selalu menyala., maunya setiap hari aku bisa menggaulinya, dan ternyata Bu Lela pun demikian. Hal ini kudengar sendiri ketika aku mengajaknya untuk bersetubuh padahal ketika itu teman kostu sedang ada di kamarnya. Saat Bu Lela sedang mencuci piring ku dekap dia dari belakang, tapi dengan halus Bu Lela menolaknya.

”Jangan sekarang Dal, nanti temanmu tahu.” Kata Bu Lela.
”Tapi Bu, saya sudah nggak tahan..,” Sanggahku.
”Ibu juga sama, malahan ibu pengennya tiap hari begituan sama kamu.”

Akhirnya aku mengalah dan kembali ke kamarku dengan kepala penuh hasrat yg tak terlampiaskan.

Sudah 4 hari ini gairahku tak tersalurkan, aku dan Bu Lela hanya bisa saling bertukar kode tanpa bisa berbuat lebih, hingga ketika itu sore, mendadak temanku pulang ke kampungnya setelah dapat telepon bapaknya sakit. Setelah temanku pergi ku kunci pintu lalu segera aku mencari Bu Lela. Di dalam rumah tampak Bu Lela baru keluar dari kamarnya. Bu Lela ketika itu memakai baju kurung berkerudung sepertinya Bu Lela mau pergi.

”Mau ke mana Bu?” Tanyaku mendekatinya.
”Ibu mau ngaji dulu Dal..,” Jawab Bu Lela.
”..Bu, ayo dong, sudah lama nih..,” Rujukku.
”Nanti aja yah Dal, Ibu cuma sebentar koq ngajinya.”
”Ayo lah Bu sebentar aja..,” Paksaku sambil ku peluk Bu Lela.

Tanganku segera saja menjalar ke balik baju Bu Lela yg gombrong. Buah dada Bu Lela yg besar yg selama beberapa hari ini ku rindukan, jadi mainanku.

”..Dasar kamu, nggak sabaran banget.., tapi sebentar aja yah!” Rengek Bu Lela akhirnya pasrah.

Ternyata Bu Lela juga sudah panas, ciuman bibirku segera di balasnya dengan bergelora. Meskipun waktu itu Bu Lela memakai kerudung tak menghalangi aku dan Bu Lela untuk saling berbagi kenikmatan malahan aku merasa ada nuansa yg lain yg kian membuat gairah bercintaku menjadi-jadi dan permintaan Bu Lela melepas kerudungnyapun kularang.

”Dal, kerudungnya Ibu lepas dulu yah!” Pinta Bu Lela.

”Jangan Bu, biarin saja, saya semakin bernafsu melihat pakai kerudung..”. Larangku.
”Ah kamu ini ada-ada saja.”

Sambil terus berciuman Bu Lela melepas Bhnya, lalu bajunya ku angkat ke atas dan ku sorongkan wajahku menjamah buah dadanya. Ku ciumi dan ku jilati sepuas-puasnya. Bu Lela merengek-rengek kecil sambil tangannya mengerumasi rambutku.

”..Ah.., ngghh.., yah.., sshh.., ahh..,” Suara Bu Lela pelan.

Tangan Bu Lela menarik celanaku hingga penisku yg sudah keras itu mengacung bebas, lalu di permainkannya penisku dengan meremas-remasnya. Kain bawahan yg di pakai Bu Lela ku angkat dan ku gelungkan di pinggangnya, lalu pantatnya ku remas-remas setelah kutarik celana dalamnya.

”Dal.., ayo Dal cepet masukin..,” Pinta Bu Lela.
”Iya Bu, disini aja ya Bu! Jawabku sambil membimbing tubuh Bu Lela ke kursi panjang yg ada di ruang tamu.
”Tapi nanti kalau ada orang gimana Dal?” Tanya Bu Lela khawatir.
”Tenang aja Bu, kan kita nggak telanjang” Aku meyakinkan Bu Lela.
”Dal, Ibu di atas yah..!” Bu Lela meminta posisi di atas.

Aku mengiyakan kemauan Bu Lela, ku dudukan tubuhku di atas kursi panjang dengan posisi agak berbaring, selanjutnya Bu Lela menempatkan tubuhnya di atasku, dengan kedua kaki melipat sejajar pahaku, lalu Bu Lela menurunkan tubuhnya dan mengarahkan memeknya ke penisku. penisku di pegangnya agar pas dengan lubang memeknya.

Setelah itu Bu Lela menekan tubuhnya hingga penisku masuk ke dalam memeknya sampai dasar lalu diputar-putarnya pantatnya, lalu diangkatnya memeknya dan di tekan lagi sambil di putar-putar dengan gerakan semakin cepat. Buah dada Bu Lela yg besar bergoyg keras mengikuti gerakan tubuh Bu Lela yg semakin liar itu segera ku sosor dengan mulutku, ku ciumi dan ku hisapi hingga meninggalkan tanda merah, sementara tanganku meremas-remas bongkahan pantatnya.

Biarpun Bu Lela tdk melepas pakaian dan kerudungnya persetubuhan aku dan Bu Lela tetap dahsyat malah semakin membuatku bernafsu. Ku imbangi gerakan Bu Lela dengan menghentakan pantatku ke atas apabila Bu Lela Menekan ke bawah sehingga aku merasakan *penisku seperti menghujam ke dalam memek Bu Lela, membuatnya semakin terhempas-hempas kenikmatan.

”Ahhh.., ssshh.., mmhh.., Yaahh..,” Mulut Bu Lela tak berhenti merintih.
”Ayo Dal, terus tusuk yg dalam memek Ibu.., iyyahh..,” Katanya di sela-sela rintihannya.

Setelah beberapa saat aku dan Bu Lela saling menggenjot dengan posisi Bu Lela tetap di atas, kurasakan spermaku mau keluar.

”Bu saya mau keluar.., Bu..,” Erangku.
”Ibu juga dal, mau kaluar.., aahh..,” Balas Bu Lela.

Gerakan tubuh ku dan tubuh Bu Lela sudah tdk beraturan lagi, aku dan Bu Lela semakin liar menjelang klimaks. Tubuhku dan tubuh Bu Lela saling peluk erat, bibir ku dan bibir Bu Lela bertautan erat saling hisap , hingga akhirnya tubuhku dan tubuh Bu Lela sama-sama mengejang, spermaku pun tumpah di dalam memek Bu Lela. Aku dan Bu Lela bersama-sama menikmati puncak permainan seks yg bergelora walaupun tdk begitu lama.

Aku dan Bu Lela sama-sama terdiam dengan masih berpelukan menikmati sisa-sisa gairah. Setelah keadaan dirasa normal Bu Lela mengangkat tubuhnya lalu berdiri, baru tampak olehku kalau pakaian dan kerudung yg dipakai Bu Lela begitu acak-acakan akibat pergumalan tadi.

”Udah ya Dal, Ibu mau berangkat.” Kata Bu Lela sambil beranjak menuju kamar mandi.

ku lalu mengikutinya. Aku dan Bu Lela sama-sama masuk kamar mandi untuk membersihkan cairan sisa pergumulan. Sambil saling bercanda aku dan Bu Lela saling basuh.

”Gara-gara ini nih Ibu jadi terlambat..,” Kata Bu Lela sambil meremas pelan penisku yg mulai layu.

Aku hanya nyengir mendengar gurauan Bu Lela. Setelah dirasa bersih aku dan Bu Lela keluar dari kamar mandi, aku masuk ke dalam kamarku sedang Bu Lela berjalan ke dalam rumah. Ku ganti kaos dan celanaku lalu aku duduk di depan kamarku, ngeroko sambil baca koran. Dari dalam terlihat Bu Lela berjalan ke arahku dia sekarang sudah rapi kembali.

”Dal, Ibu berangkat ngaji dulu yah.., kalau mau istirahat jangan lupa pintu depan kunci dulu.” Kata Bu Lela.
”Iya Bu”. Jawabku sambil berdiri dan berjalan mengikuti Bu Lela, iseng dari belakang ku remas pantat Bu Lela yg bergoyg-goyg. Bu Lela hanya mendelik manja.
”Dal, ah nakal kamu, belum puas yah..?”
”Nggak tahu nih Bu, kalau ngelihat Ibu bawaannya jadi nafsu.”

Setelah menutup pintu aku kembali ke kamar untuk tidur. Malamnya aku dan Bu Lela nonton TV berdua di rumahnya, kami hanya mengobrol dan bercanda saja, tak enak juga untuk mengajak Bu Lela bersetubuh lagi kasihan sepertinya dia cape. Ketika aku mau kembali ke kamar telepon Bu Lela berdering yg ternyata dari cucunya Bu Lela yg mengatakan bahwa besok siang mau berkunjung. Wah alamat gairahku bisa tak tersalurkan lagi nih, kataku dalam hati.

Jam setengah tujuh pagi aku bangun dan langsung mandi. Saat berjalan ke kamar mandi kulihat Bu Lela sedang berada di dapur dengan hanya memakai daster tipis membuat gairahku naik. Ketika mandi pikiranku tertuju terus ke Bu Lela, dan acara mandi pagi pun ku percepat. Pikirku kalau sekarang nggak bisa menikmati tubuh Bu Lela bisa gigit jari, soalnya kalau cucu Bu Lela datang bisa berhari-hari mereka tinggal.

Aku segera mengganti kaos, sedangkan celana pendek tetap ku pakai biar praktis. Aku lalu mengendap-ngendap mendekati Bu Lela yg sedang berdiri di depan meja dapur dengan posisi membelakangiku. Setelah dekat dengan Bu Lela kepalaku langsung ku susupkan ke bawah pantat Bu Lela setelah terlebih dahulu bagian bawah dasternya aku angkat dan langsung ku ciumi belahan pantat Bu Lela yg ternyata tdk memakai celana dalam.

”Aw!.., apaan nih..!” Teriak Bu Lela terkaget-kaget setelah tiba-tiba merasa ada sesuatu yg mendesak-desak pantatnya, tapi setelah tahu aku yg melakukannya Bu Lela pun tenang kembali.
”Iiih, kamu ini ngapain sih, ngagetin Ibu aja, untung Ibu nggak Jantungan”. Rutuknya. Sambil membiarkan saja apa yg aku lakukan terhadapnya.

Aku terus saja menciumi sekeliling pantat Bu Lela yg masih berwangi sabun, rupanya Bu Lela juga baru habis mandi. Dari balik dasternya, tanganku ku julurkan ke ke atas untuk meraih teteknya yg menggantung yg juga tdk memakai BH, setelah terpegang lalu ku remas-remas, sedangkan Bu Lela sejauh ini masih cuek saja dengan terus memilih-milih sayuran.

”Dal, Ibu sih sudah menebak kalau pagi ini kamu pasti minta jatah sama Ibu.” Kata Bu Lela.
”Memangnya kenapa Bu.” Tanyaku dari dalam dasternya.
”Iya, kamu semalam denger kan kalau cucu Ibu mau datang. Kasihan deh kamu Dal bakal nganggur beberapa hari, hi.., hi.., hi..,” Jawab Bu Lela sambil tertawa mengikik membaygkan penderitaanku nanti.
”Nasib-nasib.., ” Sesalku. Bu Lela kembali tertawa mendengar ratapanku itu.

Sambil terus menciumi pantat Bu Lela, kuminta dia agar sedikit melebarkan kedua kakinya, dan setelah kedua kakinya lebar mengangkang ku geser tubuhku semakin kedalam lalu ku balikan badan dengan wajahku menghadap keatas persis di bawah memeknya. Memek Bu Lela yg berbulu tebal itu lalu ku ciumi dan ku jilati, dan lubang memeknya ku masuki dengan jari tanganku sambil ku putar-putar di dalamnya. Bu Lela pun mengimbangi dengan menggoyg-goygkan dan menekan-nekankan pantatnya, sepertinya gairah Bu Lela pun mulai naik.

”Dal berhenti dulu sebentar” Pintanya. Dan setelah aku menghentikan kegiatanku, dengan masih tetap berdiri di tariknya kursi makan di sebelahku lalu diangkatnya satu kakinya dan di letakan di atas kursi, dengan posisi seperti itu memungkinkan aku semakin bebas menjelajahi memeknya. Memek Bu Lela kembali ku jelajahi , dan tak lama berselang kurasakan Bu Lela mengejang dengan kepala kini munumpu di atas meja satu tangannya menekan kepalaku tersuruk kian dalam ke memeknya., lalu gerakan Bi Lela pun melemah kemudian terhenti, hanya dengus nafasnya saja terdengar masih cepat.

Seiring dengan melemahnya gerakan Bu Lela, aku pun menghentikan permainan ku pada memek Bu Lela. Tanganku kini berpindah meremasi buah dada Bu Lela yg menggantung bergoyg-goyg karena kepala Bu Lela masih tergeletak di atas meja dan tubuhnya menjadi doyong ke depan. Mulutku ikut menyerbu, buah dada Bu Lela dengan rakus ku ciumi, ku hisapi dan kuremas-remas.

Setelah merasa pulih, Bu Lela lalu bangkit, dan akupun kemudian duduk di atas kursi. Bu Lela lalu memelukku dari arah depan hingga kedua teteknya yg empuk menghimpitku karena saat itu aku masih duduk di kursi. Bu Lela menciumi kepalaku lalu ciumannya turun ke wajah. Aku dan Lela saling berpagutan dan bertukar lidah.

Bu Lela Lalu jongkok, di tariknya celana pendekku hingga penisku yg sudah keras itu mengacung. Dipermainkannya penisku dengan mengocoknya lalu dimasukannya ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya.

Aku dan Bu Lela menuju ke menu utama permainan,dengan menyingsingkan dasternya, Bu Lela lalu tengkurap diatas meja satu kakinya tetap menginjak lantai sedang yg satunya di angkat melintang di atas meja, menampilkan pemandangan erotis pada memeknya. Terlihat memeknya sedikit mendongak. Segera kuarahkan penisku ke belahan memek Bu Lela, kemudian ku dorong hingga amblas dan ku tarik lagi dengan lebih cepat. Tubuh Bu Lela terhempas-hempas terdorong oleh hentakanku, untung saja meja makan yg di jadikan tumpuan tubuh Bu Lela kuat, itupun sesekali beradu juga dengan dinding hingga menimbulkan suara berdegup.

Aku dan Bu Lela lalu berganti posisi dengan berbaring di lantai dapur. Bu Lela memiringkan tubuhnya, aku yg sudah berjongkok di depannya segera mengangkat dan menahannya dengan pundak satu kaki Bu Lela hingga terpentang, lalu kuarahkan penisku ke memek Bu Lela yg tampak merekah itu dan kutusukan hingga dasar memek Bu Lela.

Ketika kurasakan saat-saat puncak sudah dekat, kusetubuhi Bu Lela dengan meniindihnya dari atas, mulutku menciumi buah dada Bu Lela. Kedua kaki Bu Lela melingkar di pinggangku, hingga aku akhirnya aku klimaks, spermaku tumpah di dalam memek Bu Lela. Aku dan Bu Lela berpelukan erat dengan bibir saling berpagutan, aku dan Bu Lela mengahiri pergulatan puas.

Setelah itu aku dan Bu Lela segera bangkit karena khawatir kalau-kalau cucu Bu Lela datang, dan benar saja tak lama setelah aku tidur-tiduran di kamarku terdengar cucu-cucu Bu Lela datang. Ternyata cucu Bu Lela tinggal lama karena sekolahnya sedang libur panjang, tinggal aku yg sengsara menahan gairah sama Bu Lela yg tdk dapat tersalurkan.

Akhirnya aku tak tahan lagi, suatu sore, ketika Bu Lela hendak mandi dan cucunya sedang main di depan, ku hentikan langkah Bu Lela di depan kamarku dengan berpura-pura ngobrol aku utarakan hasratku pada Bu Lela.

”Bu, saya sudah nggak tahan lagi nih..,” Rengekku pada Bu Lela.
”Sabar dong Dal, kamu kan tahu sendiri ada cucuku, Ibu juga sama, sudah kepengen, tapi ya gimana.” Jawab Bu Lela.
”Tuh Ibu juga sama, sudah kepengen kan ayolah Bu, sebentar saja.” Desakku.
”Iya sih, tapi nggak ada kesempatannya, cucu Ibu itu lho, maunya sama Ibu terus..”
”Bu, gimana kalau nanti malam, setelah cucu Ibu tidur Ibu pura-pura saja sakit perut, atau setelah semua tidur Ibu nanti ke sini.”
”Terus kalau pas kita lagi begitu ada yg ke kamar mandi gimana?” Kata Bu Lela Khawatir.
”Kitakan begituannya tdk di kamar mandi.”
”Habis dimana?, di kamarmu?” Tanya Bu Lela lagi.
”Ya nggak lah itu sih resikonya sama, disitu aja tuh, tempatnya kan gelap, orang nggak akan melihat kita, lagian kalau ada orang rumah yg keluar kita bisa segera tahu.” Kataku sambil menunjuk tempat dekat pohon belimbing di depan gudang yg gelap kalau malam.
”Ya udah deh kalau gitu, nanti malam ibu coba kesini, sudah ya nanti ada melihat.” Jawab Bu Lela setuju.

Saat Bu Lela berlalu, aku sempatkan meremas bongkahan pantatnya setelah melihat keadaan di dalam rumah Bu Lela sepi. Bu Lela hanya merintih pelan sambil terus berjalan ke kamar mandi.

Untuk semakin mematangkan rencana, dari sehabis isya aku berpura-pura tidur dan lampu kamarku pun ku matikan. Menjelang tengah malam sekitar jam sebelas ku dengar pintu belakang rumah Bu Lela di buka, segera ki intip dari celah jendela, dan seperti yg ku harapkan terlihat memang Bu Lela yg keluar. Segera aku bangun dan keluar. Tanpa mengeluarkan kata, setelah menutup kembali pintu rumahnya dan melihatku keluar dari kamar, Bu Lela langsung menuju tempat yg telah di rencanakan, aku menyusulnya delangkah hati-hati.

Setelah berdekatan, aku dan Bu Lela langsung saling berpelukan sambil berciuman dengan panas. Bibirku dan bibir Bu Lela saling pagut dengan liar dan penuh nafsu untuk melepaskannya yg selama ini sama-sama di tahan. Tanganku dan tangan Bu Lela sama sama sibuk saling menggeraygi. Ku selusupkan tanganku ke balik daster Bu Lela hingga bagian bawah daster Bu Lela ikut terangkat ketika tanganku mulai ku remaskan ke belahan pantatnya lalu berpindah ke depan mengobel memeknya yg ternyata tdk bercelana dalam.

Bulu jembutnya yg lebat ku permainkan dulu dengan menarik-nariknya dengan pelan sebelum menjamah memeknya. Memek Bu Lela yg tembam itu lalu kepermainkan, itilnya kucubit-cubit halus, jariku lalu ku masukan ke belahan memek Bu Lela dan kuputar- putar di dalamnya. Sedangkan tangan Bu Lela segera menyongsong penisku yg sudah tegang di kocok-kocoknya perlahan batang penisku seperti sedang mengurut, kemudian berpindah meremas buah zakarku.

Karena situasinya tdk begitu begitu kondusif aku dan Bu Lela tdk berlama-lama melakukan cumbuan, segera saja aku dan Bu Lela bersetubuh. Dengan mencoba tetap waspada kalau-kalau ada orang rumah yg keluar.

Tubuh Bu Lela berdiri menyender di dinding dengan ujung daster bagian bawah di tariknya ke atas, satu kakinya naikan ke atas dan ku tahan dengan tanganku, tubuhku menghimpit tubuh Bu Lela ke dinding dan setelah dirasa posisinya pas mulai ku hujamkan penisku ke memek Bu Lela.

Biarpun dalam keadaan yg tdk begitu leluasa, aku dan Bu Lela saling bergelut dengan liar. Aku dan Bu Lela sama-sama penuh gairah dalam persetubuhan yg kami lakukan. Nafasku dan nafas Bu Lela saling memburu. Dengan tetap menusuk-nusukan penisku tubuh Bu Lela sedikit ku angkat dengan tangan ku yg sebelumnya meremasa-remas bongkahan pantat Bu Lela.

Aku dan Bu Lela terus bergerak untuk saling berbagi kenikmatan dengan mulut yg tanpa mengeluarkan suara dan kutahan. Dengan cara seperti itu ternyata aku merasakan sensasi bersetubuh yg lain, yg tak kalah nikmat nya dengan persetubuhan biasa. Aku dan Bu Lela menjadi lebih panas dan penuh gairah untuk segera menuntaskan permainan penuh nafsu ini.

Mukaku ku labuhkan di tengah-tengah payudara Bu Lela setelah Bu Lela membuka kancing daster nya, lalu ku permainkan buah dada Bu Lela dengan mulutku dengan menciumi dan menghisapinya dan pada putingnya mulut ku menyosot seperti sedang menyusu membuat Bu Lela meliuk-liuk penuk nikmat.

Dan Akhinya dengan tanpa merubah posisi kami yg tetap berdiri aku dan Bu Lela sampai ke ujung klimaks, tubuhku dan tubuh Bu Lela bergelut kian rapat, pantat Bu Lela menggeol-geol tak beraturan dengan semakin liar dan ku hujamankan penisku semakin kencang sedangkan bibirku dan bibir Bu Lela terus berpagutan dengan ganasnya saling melumat dan bertukar lidah, hingga pada akhirnya tubuhku dan tubuh Bu Lela sama-sama mengejang menahan kenikmatan yg tiada tara itu, spermaku pun tumpah memenuhi rongga-rongga memek Bu Lela.

0 comments:

Post a Comment