MALANGNYA GADIS BERKERDUNG ITU
VIPMANDIRIQQ |
Bus Pahala Kencana Executif class itu melaju dengan cepat di sekitar kota Tegal. Waktu sudah menunjukkan jam 23.45 WIB. Seorang wanita cantik berkerudung dan bergamis hitam bernama Syafira duduk di bangku paling ujung, hanya seorang diri. Ia tampak sudah sangat mengantuk.
Sementara para penumpang lain sudah tidur dengan nyenyak. Hanya alunan musik santai terdengar lembut. Kernet tua berumur 50 tahun berjalan santai menuju bagian ujung bus. Kebetulan bus hanya ditumpangi 10 orang. 9 orang berada di bagian depan hingga lima bangku di ujungnya. Dari tengah ke ujung otomatis kosong.
Pak kernet bernama Parjo ireng, karena badannya memang hitam legam, berjalan santai ke ujung. Mendadak matanya tertumbuk pada sesosok badan yang terbalut baju gamis hitam lebar dan kerudung panjang berwarna hitam, plus cadar menutup wajahnya. Wanita itu tampak mengangguk-anggukkan kepala karena mengantuk. Melihat kesendirian wanita itu, ditambah bajunya yang penuh misteri, sang kernet kontan terkesiap. Dadanya berguncang, gairahnya tergugah. Membayangkan bagaimana bentuk badan mulus di belakang baju gede itu. Membayangkan bagaimana kalau mulut di belakang cadar itu mengulum kemaluannya. Oh, kontan kemaluannya menegang keras sekali.
Segera didekatinya wanita berkerudung itu. Tangannya merogoh kantung celananya, mengambil sebilah belati kecil yang memang selalu dibawanya. Syafira, si wanita berkerudung itu terkejut sekali, ketika merasakan bagian lehernya terasa sakit. Ternyata sebilah belati sedang ditodongkan ke lehernya, bahkan sudah terasa ujungnya yang tajamnya menusuk kulit leher, menembus kerudung hitamnya. Matanya dibelakang cadar melotot ketakutan.
“Ikuti kemauan gue, kalau loe tak mau mati konyol.” Ucap Parjo Ireng.
“Maksudnya bagaimana?” Tanya wanita berkerudung itu ketakutan.
“Pokoknya ikuti saja, kalau tak loe gue bunuh sekarang.”
Syafira membungkam. Ia tak berani berbuat apa-apa, ketika tangan kanan lelaki itu yang masih menganggur mulai meremas-remas buah dadanya dari belakang gamisnya yang cukup tebal. Ia hanya mampu merintih-rintih.
“Tolong bang, jangan lakukan itu.” Parjo tak perduli.
Tangannya semakin ganas meremas buah dada montok wanita berkerudung berusia enam belas tahun itu. Saat dirasa kemaluannya mulai semakin tegang, ia segera membuka resleting celananya sendiri dan mengeluarkan kemaluannya yang cukup gede dan panjang, berdiameter 4 cm dan panjang 22 cm. Mata Syafira semakin melotot melihat kemaluan lelaki yang selama ini belom pernah dilihatnya, bahkan belom pernah dibayangkannya. Walau ia pernah dipaksa dosen laki-lakinya di perguruan tingginya untuk memegang kemaluan sang dosen. Tapi itu hanya dari luar celana. Kini kemaluan Parjo sudah berada di depan wajahnya yang berkerudung.
“Hayo hisap lalu kulum dengan lembut.”
Syafira menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi otomatis belati Parjo makin terasa menusuk di lehernya, sehingga terpaksa ia mengangkat sedikit cadarnya, sehingga tampak mulutnya yang mungil. Dengan berat batin dan malu sekali, ia mulai menjilat-jilat kemaluan gede Parjo yang berwarna hitam legam. Lidahnya tampak indah seperti membelai kemaluannya. Mata Parjo tampak mulai mendelik keenakan. Tak lama lalu ia mulai mengulum-ngulumnya walau dengan perasaan jijik. Ujung kerudungnya bergoyang-goyang, sementara kemaluan Parjo hampir tak tampak dari luar.
Dari jauh, hanya tampak Parjo menghadapkan badannya ke arah wanita berkerudung itu. Ia merasakan kenikmatan tak terkira. Tak pernah dibayangkan bahwa seorang wanita berkerudung mengulum-ngulum kemaluannya seperti itu. Kuluman Syafira semakin ganas. Tampaknya wanita itu mulai tergugah juga gairahnya. Benar-benar hal itu menjadi sensasi gede baginya. Selama ini matanya selalu terjaga, tak pernah memandang kemaluan laki-laki, apalagi kemaluannya. Kini batang kemaluan Parjo yang panjang, gede, hitam dan kokoh berada dalam mulutnya. Sensasi yang tak pernah dibayangkannya sama sekali.
Parjo melepaskan kemaluannya dari mulut indah wanita berkerudung itu. Parjo tertarik dengan hal lain.
“Diam, jangan berisik.” Bentak Parjo. Ia mulai menarik kerudung Syafira dan menyelempangkan ke bahunya. Lalu dengan agak tergesa-gesa, ia membuka kancing gamis Syafira di bagian dadanya.
“Tolong mas, jangan. Nanti dilihat orang, gue bisa malu sekali.” Parjo tak perduli.
“Kalau ada yang melihat, kita berhenti sebentar. Loe kan bisa menutup kerudungmu lagi.”
Beberapa saat lalu, terkuaklah badan bagian dada wanita berkerudung itu. Dua bongkah buah dada yang sudah mulai matang, tampak membusung, masih tertutup oleh BH-nya yang berwarna putih, tapi agak ketat. Tangan Parjo mulai menggerayangi benda antik Syafira itu dengan nafsu tak tertahan lagi. Bahkan sebentar lalu, ia sudah menarik paksa BH wanita alim itu hingga copot dan dilemparkan ke bagian depan bus!! Tampaklah dua bukit kembar milik Syafira yang putih sekali, indah dan cukup montok untuk wanita berusia 16 tahun. Tampaknya Syafira cukup memelihara badannya walau berbaju rapat.
Tangan Parjo semakin gencar meremas-remas buah dada wanita alim itu dengan cukup keras, sehingga warna buah dada itu berubah kemerahan. Air mata Syafira sudah bercucuran deras. Dia merasa terhina sekali. Dengan gamis, kerudung dan cadarnya, ia dilecehkan dengan buah dada terbuka bebas!!! Semua orang di bus itu bila berkesempatan bisa menyaksikannya, termasuk supirnya. Tapi tampaknya yang beruntung Cuma sang kernet tua itu saja.
Masih belom puas dengan hasil karyanya itu, Parjo meminta Syafira berdiri dan menaikkan sendiri gamisnya dari bagian bawah. Syafira menolak, tapi Parjo memaksa dengan keras, sehingga Syafira ketakutan. Ia mulai mengangkat gamis bagian bawahnya sedikit sedikit. Mulailah tampak betisnya yang putih dan indah, lalu lutut, akhirnya kedua bongkah pahanya yang montok, mulus dan menggairahkan.
“Terus angkat lagi.” Bentak Parjo.
Akhirnya Syafira dengan sangat malu sekali, takut kalau ada penumpang yang melihatnya, mulai mengangkat lagi gamisnya. Oh, sungguh beruntung sekali nasib Parjo. Matanya melotot bulat begitu melihat celana dalam Syafira yang membungkus ketat kemaluannya yang menggunduk sangat indah dan menggiurkan. Wanita berkerudung itu tampak sangat menakjubkan, dengan wajah berkerudung, berkerudung hitam, namun buah dada tergantung indah dan badan dari pinggang ke bawah hampir telanjang, hanya terbalut celana dalam saja!!! Tangan jahil Parjo mulai meremas-remas kemaluan wanita berkerudung itu, sehingga Syafira merintih agak keras. Bahkan tangannya mulai merayap ke dalam celana dalam Syafira, sehingga gundukan kemaluan dengan rambut-rambut kemaluan yang baru sedikit sekali berhasil diremas oleh Parjo.
Mata Syafira tampak mendelik di belakang cadarnya, bahkan bagian hitamnya sedikit menghilang menahan kenikmatan yang sebenarnya tak diinginkannya. Parjo hampir tertawa melihatnya. Selanjutnya, mulut Parjo juga mulai menciumi kemaluan Syafira yang masih terbalut celdam ketat itu. Aroma kemaluan akhwat berkerudung itu yang cukup unik namun menggairahkan itu, terhirup oleh Parjo, sehingga ia makin kesetanan.
Mendadak nafsu Parjo menggelegak. Wanita berkerudung itu terlalu dahsyat dan menggairahkan. Dengan keras ia menyuruh sang wanita berkerudung untuk memujung. Dengan takut Syafira menurutinya. Saat badan hitam itu memujunginya menghadap ke arah jok bangku panjang di ujung bus itu, Parjo langsung memegangi gamis panjang wanita alim itu, sehingga Parjo langsung bisa melihat kemulusan paha Syafira berikut celana dalam putihnya. Tanpa sabar Parjo menurunkan celana dalam wanita berkerudung itu, sehingga tampaklah kulit pantat dan pinggul wanita alim itu, berikut kemaluannya dari arah ujung, seperti kuih martabak yang terlipat, indah dan menggairahkan. Pinggul wanita alim itu tampak membukit indah sekali.
Kemaluannya segera diarahkan ke kemaluan wanita itu, mencari-cari lubah kemaluannya agar tak melenceng, karena ia khawatir ada penumpang yang terbangun. Akhirnya ia berhasil. Kepala kemaluannya mulai mendesak masuk ke kemaluan wanita berkerudung yang naas itu. Mulai terdengar tangisnya tersedu-sedu. Parjo tak menyia-nyiakan kesempatan, dengan keras ia menekan kemaluannya. Sedikit sedikit akhirnya kemaluannya berhasil juga menjebol kemaluan sang wanita berkerudung. Syafira menjerit pelan saat kemaluan itu menerobos bagian badan yang selama ini paling dijaganya dari lelaki asing. Bahkan sampai saat ini ia belom menikah. Selama ini orang luar hanya bisa melihat gamis dan cadarnya saja, tapi kini Parjo yang beruntung berhasil menjebol kemaluan nikmatnya.
Parjo segera menggenjot badan wanita alim itu dari ujung. Tangannya yang satu meremas-remas buah dada Syafira. Sementara kemaluannya maju mundur menikmati kemaluan wanita berkerudung itu, terasa nikmat tiada taranya. Sama sekali tak bisa dibandingkan dengan saat ia menyebadani istrinya. Kini ia tampak perkasa dan sangat bangga sekali mampu mempermalukan wanita alim yang selama ini selalu menjaga kemaluannya itu.
Kemaluannya membongkar habis kemaluan wanita berkerudung itu sampai lebih dari 1 jam!! Tepat jam 1.00 dini hari, baru ia memuncratkan maninya ke dalam rahim Syafira, wanita berkerudung yang malang itu. Badan wanita itu langsung terduduk. Tangisnya meledak, karena keperawannya amblas. Walau ia pernah dilecehkan oleh dosennya saat selesai kuliah di perguruan tingginya, tapi kejadian ini jauh lebih dahsyat. Menyesal, kenapa ia tak berangkat satu bus saja dengan Ummu Ashim. Syafira tak tahu, bahwa Ummu Ashim juga terlambat berangkat ke Jakarta, karena mengalami nasib yang hampir serupa, digagahi oleh santri suaminya sendiri yang baru berusia 12 tahun!!
Sementara Parjo dengan penuh kepuasan berjalan ke depan. Beberapa penumpang tampak sudah mulai bangun.
“Ada apa berisik-berisik?” Tanya seorang penumpang.
“Enggak, Cuma menolong mbak yang di ujung itu mengemasi barangnya, sebentar lagi mau turun.”
Maksudnya, mengemasi barang barangnya hingga jebol, dan sebentar lagi harga pasaran wanita berkerudung itu akan turun. Gumamnya dalam batin.
“Lho, ini BH siapa?” Tanya penumpang lain.
“Itu punya mbak yang berkerudung di ujung, habis mengganti BH di toilet, tapi bh kotornya terjatuh di sini. Lihat tuh, dia nangis karena malu.” ujar Parjo sekenanya.
Beberapa pasang mata memandang terkejut ke arah Syafira sambil bergumam hampir bersamaan:
“Haaah.” Mata mereka memandangnya dengan agak bernafsu, sementara Syafira sendiri masih trauma sehingga tangisnya makin tersedu-sedu…
0 comments:
Post a Comment