KEPUASAN DARI TANTE TERSAYANKK
Memang saat ini ada zaman yang mana cukup sulithidup tanpa sosial media. Bahkan ada pekerjaan yang memang mengharuskan kamu berkecimpung di dunia sosial media. Pasalnya ini adalah sebuah era digital yang mana sosial media sudah menjadi kebutuhan. Akan tetapi sosial media juga memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Untuk itu, ada baiknya kamu sedikit mengurangi atau setidaknya membatasi diri untuk tidak melulu berada di kubangan sosial media.
Kamu bisa memberikan waktu istirahat untuk tidak berada di sosial media. Karena manfaat kesehatan yang besar akan kamu rasakan. Apa saja? Berikut ulasannya.
Meningkatkan daya ingat
Sebuah studimelaporkan bahwa selalu menggunakan posel dan komputer dapat menyebabkan penipisan materiabu-abu di otak kamu. Hal ini dapat mempengaruhi memori atau daya ingat. Maka dari itu, kamu harus memilikiwaktu yang cukup untuk tidak selalu bergantung pada sosial media untuk meningkatkan daya ingat.
Mengurangi risiko obesitas
Ketika kamu menghabiskan banyak waktu untuk berbagai platform media sosial, itu berarti kamu akan duduk atau berbarng di suatu tempat. Di depan ponsel atau komputer, dan berselancar di sosial media. Otomatis, kamutidak akan banyak melakukan kegiatan fisik yang cukup untuk membakar kalori.
Membuat kamu lebih sosial
Ambillah waktu istirahat dari bermain sosial media untuk dapat membuat kamu lebih peduli dengan sekitar dan memberikan banyak waktu untuk bertemu serta mengenal orang-orang di dunia nyata.
Menurunkan risiko depresi
Menggunakan media sosial terus menerus, terutama bila kamu mencari kebahagiaan di sana, itu bisa membuat kamu merasa bahwa hidupmu sendiri tidak cukup baik. Nantinya kamu akan cenderung ketergantungan mencari kebahagiaan di sosial media tanpa lebih dulu mencari di dunia nyata bersama teman-teman.
Paginya, kak Rima selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Kak Rima tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak kak Rima melihat-lihat isi kulkas.
“Waduh, Dim, bisa minta tolong bantu kak?”, tanyanya.
“Apa kak?”
“Kak mau belanja, bisa bantu kak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
“OK”
“Untuk yg tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.
Kami naik mobil mengantarkan anak-anak kak Rima sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan kak Rima. Kami mirip sepasang suami istri, kak Rima rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke kak Rima bahwa perasaanku serius.
Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke kak Rima bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.
Saat itu anak-anak kak Rima sedang sekolah. Kak Rima merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.
“Apa ini?”, tanyanya.
“Kado, kak Rimakan ulang tahun hari ini”,
Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yg mewah.
“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
“Ah nggak usah dipikirkan kak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada kak”
“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.
Tak perlu lama, ia sudah keluar dgn memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.
“Bagaimana Dim?”, tanyanya.
“Cantik kak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”
“Aku cinta kamu kak”, kataku.
Kak Rima menatapku. “Aku tahu”
Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dgn bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Kak Rima mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dgn tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.
“Aku juga cinta kamu Dim, dan aku bingung”, katanya.
“Aku juga bingung kak”
Kami berciuman lagi. Kak Rima berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. K0ntolku yg menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yg ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada celana dalam? Jadi tadi kak Rima ke kamar ganti baju sambil melepas celana dalamnya.
“Nggak perlu heran Dim, kak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yg tepat”, katanya.
Aku lalu benar-benar menciumi keWanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta kak Rima. Kak Rima meremas rambutku, menjakakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi Wanita.
“Tidak Dim, jangan….AAAHH”, kak Rima memiawik.
“Kenapa kak?” kataku.
Tangannya mencengkram lenganku. Memeknya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. “Aku keluar Dim”
Ia bangkit lalu menurunkan celana dalamku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yg dilakukannya.
“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.
Ia memegang k0ntolku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan k0ntolku dipijat Wanita. Tangan kak Rima yg lembut, hangat lalu mengocok k0ntolku. K0ntolku makin lama makin panjang dan besar. Kak Rima menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung k0ntolku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dgn ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.
“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa Dim”, kata kak Rima.
“Nggak kak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang keWanitaannya.
Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan k0ntolku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dgn suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dgn sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.
“Ohh….Dim…enak Dim…”, katanya.
“Ohhh…kak…Kak Rima…ahhh…”, kataku.
Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…kak keluar lagi…AAAHHHH”
Kak Rima ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Memeknya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.
“Masukin Dim, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Kak rela punya anak darimu Dim”, katanya.
Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih kak Rima, kupeluk ia, dan aku terus menggoyg pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….
“Oh Dim…Dim…kak keluar lagi”, kak Rima mencengkram punggungku. Dan aku menekakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Memeknya kak Rima mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk kak Rima.
Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Kak Rima masih di pelukanku. Kak Rima dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak kak Rima sepertinya.
Kak Rima menyentuh k0ntolku. “Ini luar biasa, kak Rima sampe keluar berkali-kali, Dim, kamu mau jadi suami kak?”
“eh?”, aku kaget.
“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.
Aku lalu memeluknya, “aku bersedia kak”.
Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dgn kak Rima, aku mulai mencoba berbagai gaya. Kak Rima sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.
Kamu bisa memberikan waktu istirahat untuk tidak berada di sosial media. Karena manfaat kesehatan yang besar akan kamu rasakan. Apa saja? Berikut ulasannya.
Meningkatkan daya ingat
Sebuah studimelaporkan bahwa selalu menggunakan posel dan komputer dapat menyebabkan penipisan materiabu-abu di otak kamu. Hal ini dapat mempengaruhi memori atau daya ingat. Maka dari itu, kamu harus memilikiwaktu yang cukup untuk tidak selalu bergantung pada sosial media untuk meningkatkan daya ingat.
Mengurangi risiko obesitas
Ketika kamu menghabiskan banyak waktu untuk berbagai platform media sosial, itu berarti kamu akan duduk atau berbarng di suatu tempat. Di depan ponsel atau komputer, dan berselancar di sosial media. Otomatis, kamutidak akan banyak melakukan kegiatan fisik yang cukup untuk membakar kalori.
Membuat kamu lebih sosial
Ambillah waktu istirahat dari bermain sosial media untuk dapat membuat kamu lebih peduli dengan sekitar dan memberikan banyak waktu untuk bertemu serta mengenal orang-orang di dunia nyata.
Menurunkan risiko depresi
Menggunakan media sosial terus menerus, terutama bila kamu mencari kebahagiaan di sana, itu bisa membuat kamu merasa bahwa hidupmu sendiri tidak cukup baik. Nantinya kamu akan cenderung ketergantungan mencari kebahagiaan di sosial media tanpa lebih dulu mencari di dunia nyata bersama teman-teman.
Paginya, kak Rima selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Kak Rima tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak kak Rima melihat-lihat isi kulkas.
“Waduh, Dim, bisa minta tolong bantu kak?”, tanyanya.
“Apa kak?”
“Kak mau belanja, bisa bantu kak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
“OK”
“Untuk yg tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.
Kami naik mobil mengantarkan anak-anak kak Rima sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan kak Rima. Kami mirip sepasang suami istri, kak Rima rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke kak Rima bahwa perasaanku serius.
Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke kak Rima bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.
Saat itu anak-anak kak Rima sedang sekolah. Kak Rima merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.
“Apa ini?”, tanyanya.
“Kado, kak Rimakan ulang tahun hari ini”,
Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yg mewah.
“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
“Ah nggak usah dipikirkan kak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada kak”
“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.
Tak perlu lama, ia sudah keluar dgn memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.
“Bagaimana Dim?”, tanyanya.
“Cantik kak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”
“Aku cinta kamu kak”, kataku.
Kak Rima menatapku. “Aku tahu”
Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dgn bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Kak Rima mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dgn tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.
“Aku juga cinta kamu Dim, dan aku bingung”, katanya.
“Aku juga bingung kak”
Kami berciuman lagi. Kak Rima berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. K0ntolku yg menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yg ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada celana dalam? Jadi tadi kak Rima ke kamar ganti baju sambil melepas celana dalamnya.
“Nggak perlu heran Dim, kak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yg tepat”, katanya.
Aku lalu benar-benar menciumi keWanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta kak Rima. Kak Rima meremas rambutku, menjakakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi Wanita.
“Tidak Dim, jangan….AAAHH”, kak Rima memiawik.
“Kenapa kak?” kataku.
Tangannya mencengkram lenganku. Memeknya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. “Aku keluar Dim”
Ia bangkit lalu menurunkan celana dalamku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yg dilakukannya.
“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.
Ia memegang k0ntolku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan k0ntolku dipijat Wanita. Tangan kak Rima yg lembut, hangat lalu mengocok k0ntolku. K0ntolku makin lama makin panjang dan besar. Kak Rima menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung k0ntolku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dgn ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.
“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa Dim”, kata kak Rima.
“Nggak kak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang keWanitaannya.
Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan k0ntolku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dgn suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dgn sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.
“Ohh….Dim…enak Dim…”, katanya.
“Ohhh…kak…Kak Rima…ahhh…”, kataku.
Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…kak keluar lagi…AAAHHHH”
Kak Rima ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Memeknya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.
“Masukin Dim, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Kak rela punya anak darimu Dim”, katanya.
Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih kak Rima, kupeluk ia, dan aku terus menggoyg pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….
“Oh Dim…Dim…kak keluar lagi”, kak Rima mencengkram punggungku. Dan aku menekakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Memeknya kak Rima mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk kak Rima.
Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Kak Rima masih di pelukanku. Kak Rima dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak kak Rima sepertinya.
Kak Rima menyentuh k0ntolku. “Ini luar biasa, kak Rima sampe keluar berkali-kali, Dim, kamu mau jadi suami kak?”
“eh?”, aku kaget.
“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.
Aku lalu memeluknya, “aku bersedia kak”.
Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dgn kak Rima, aku mulai mencoba berbagai gaya. Kak Rima sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.
0 comments:
Post a Comment