DI MALAM PERTAMA KU
![]() |
GILAQQ |
“Boleh.. Kapan?” jawabku.
“Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!” Boleh juga pikirku.
“Ok!” jawabku setuju. Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku. Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak.
Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras. Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah kemaluanku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di kemaluanku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam kemaluanku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar.
“Ssh.. Aah.. Shh.. Ah..” desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.
Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya.
“Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih..” sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku. Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit.
Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.
“Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?” ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan kemaluanku yang sudah sangat basah.
“Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord,” ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya. Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah. Perlahan dia masukkan dalam kemaluanku.
“Sshh..” desisku merasakan ada barang yang masuk dalam kemaluanku.
Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding kemaluanku!
“Aaahh.. Alleexx’..” jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu. Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam kemaluanku. Karena sesekali Alex harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.
“Aaahh.. Aahh.. Alleexx..” desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar.
Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Alex membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam kemaluanku dan ia mengocoknya cepat.
“Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Alleexx’.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me..” Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang kemaluanku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang kemaluanku, akhirnya dapat juga masuk.
“Sshh aahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar kemaluanku.
Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam kemaluanku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Alex tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya. Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.
“Ahh.. Alleexx.. Ennakk.. ffuucckk.. HH..” Kemaluanku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur.
Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Alex tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam kemaluanku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.
“Aaahh.. Alleexx.. SsSSHH.. Aleex.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh..” pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi.
“Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?” tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.
“Di daleexmm ajaa.. diddallaamm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh..” jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.
“Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh..” Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam kemaluanku dan rongga kemaluanku yang berkedut keras.
Entah berapa kali Alex semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar kemaluanku bercampur dengan cairan cinta dari dalam kemaluanku.
“Makasih sayang..” ujarnya sambil mengecup keningku.
“Alex.. Kamu emang jago!” pujiku padanya. Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya. Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Michael dan Barry, dua teman Alex yang nggak kalah macho! Alex langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.
“Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?” ujarnya mesra.
“Alex.. Kamu tahu aja!” ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra. Sambil Alex menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya.
Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Michael, memainkan kemaluanku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.
“Emmpphh..” desahku tertahan penis Alex setiap kali Michael mengorek clitorisku dengan lidahnya. Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku.
“Barry.. Sakit sayang..” kataku sesaat melepaskan penis Alex dari mulutku.
“Tenang sayang.. Enak kok.” ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu. Dan memang ternyata enak. Kujilat kembali penis Alex seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Michael melepas mulutnya dari kemaluanku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Michael yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Alex mengangkatku hingga hampir duduk diatas Michael yang terbaring disebelahku.
Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Michael. Tiba tiba kurasakan jari Michael yang telah diolesi madu memasuki anusku.
“Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh..” jeritku.
“Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit.” Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Alex. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Michael menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku.
“Aaahh.. Ssshh..” jeritku sambil mempererat pelukanku pada Alex. Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Alex membuatku terlentang diatas Michael. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang.
Alex tidak membuang kesepatan ini untuk mulai mengorek lubang kemaluanku dengan penisnya yang besar.
“Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Aleex.. Massuukkinn ssayy..” mendengar permintaanku itu, Alex tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam kemaluanku.
“Emmpphh.. Penuhh Leex.. Pelan pelan..” Perlahan namun pasti, Alex menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam kemaluanku hingga mentok. Alex mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan.. Kemudian makin cepat, dan makin cepatt..
“Ssshh aahh.. Aleexx..” Michael juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Alex masuk, Michael keluar. Alex keluar, Michael masuk, begitu seterusnya hingga..
“Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Aleex.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh..” jeritku..
“I’m coming..” desah Michael..
“Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh” ujar Alex. Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong kemaluanku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.
“AAH..” jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku.
Disambut dengan tusukkan yang dalam di kemaluanku dan tumpahan pejuh Alex dalam kemaluanku serta kedutan yang keras dari penis Michael di anusku dan penis Alex di kemaluanku. Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Michael dan Alex seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan kemaluanku. Alex menarikku hingga penis Michael lepas dari anusku.
“Plop” bunyinya nyaring. Penis Alex masih setengah berdiri masih dalam kemaluanku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah. Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat kemaluanku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Alex serta Michael yang meremas tetekku.
“Ssh.. Aaahh.. Enak Barry..” Tak lama Barry duduk berlutut di depan kemaluanku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah kemaluanku.
“Aaahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam kemaluanku.
Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong kemaluanku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Alex dan Michael.
“Aduuhh.. Enaakkhh..” Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam kemaluanku. Perlahan namun pasti Barry mengocok kemaluanku..
“Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh..” Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang!
“Ahh.. Ssshh.. Emmpphh..” desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga kemaluanku terbuka lebar dihadapannya. Alex menepuk nepuk dan menekan nekan kemaluanku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir kemaluanku hingga tertarik.
“Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh..” Segera Barry mencabut penisnya.
Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Alex, Alex langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam kemaluanku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Alex mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam kemaluanku.
“Aaahh.. Ssshh,” jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Alex menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam kemaluanku. Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Alex tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Michael yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi. Alex mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya.
“Kamu istirahat dulu deh say..
Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya,” ujarnya sambil mencium keningku. Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Alex aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi. Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku. Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Michael. Serta Slavina (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya.
“Sini sayang, kita sarapan dulu,” ujar Alex sambil mengeluarkan kursi disebelahnya. Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Michael dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat.
Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Alex dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Slavina saling melihat, tak lama Slavina menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry. Alex kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata,
“Sabar sayang..” Michael mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam.
“Aaahh..” desah Amy membuatku juga semakin terangsang. Alex yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek kemaluanku dengan jarinya.
Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Michael yang sedang mengocok kemaluan Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Slavina.
“Aaagghh.. Mic.. I’m commingg..” jerit Amy. Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Michael sudah menembakkan pejunya.
“Ssshh.. fuucckk..” desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Slavina muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Alex melepaskan pagutannya di tetekku. “Nonton BF yuk,” ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.
*****
Kami semua menuju ruang TV. Ale duduk di singel sofa empuk miliknya depan TV. Barry mulai menjalankan VCD Player dengan film BF yang mereka punya. Aku duduk menyamping diatas pangkuan Ale, pantatku disela sela pahanya. Ketika film dimainkan, tangan Barry dan Slavina sudah mulai saling merangsang, sementara Michael dan Amy sudah berciuman diatas sofa panjang.
Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memperhatikan film di VCD, karena masing-masing sudah memulai permainannya sendiri sendiri. Jari-jari Ale sudah mulai membelai celah memekku. Menarik-narik klirotisku membuatku semakin terangsang. Ia juga menciumi tetekku menggigit putingku. Tangan kiriku mengocok kemaluannya lembut. Tak lama, kakiku diangkatnya hingga aku duduk berhadapan dengannya sementara kemaluannya terjepit antara perutnya dan memekku dan kedua kakiku melewati sandaran sofa. Perlahan Ale mengorek-ngorek lubang memekku dengan kemaluannya. “Ahh..” desahku saat kepala kemaluannya mulai menerobos masuk dalam memekku. Aku menekan pantatku kebawah, hingga kemaluannya masuk sampai ke batangnya, sekalipun rasanya sakit sekali, tapi nikmatnya luar biasa.
Kemudian aku terlentang diatas pangkuannya masih dengan kemaluan yang tertancap dalam memekku. Amy dan Slavina mendekatiku, mereka menjilati tetekku dan menggigit gigitnya serta meremas remasnya hingga memerah, sementara Michael dan Barry memasukkan kemaluan mereka ke dalam kemaluan kedua perempuan yang sedang menungging itu, kemudian mengocoknya. Jari-jari Slavina dan Amy menggelitik klitorisku, membuatku semakin bergetar. Alex memegang pinggangku dan sedikit mengangkatnya, hingga ia bisa mengocokkan kemaluannya dalam memekku.
“Ahh.. Ssshh..” desahku keenakan.. Tanganku berpegangan pada sandaran tangan sofa dan mulai mengangkat pantatku dan memutar mutarnya, hingga kemaluan Ale yang panjang serasa mengaduk aduk memekku. Pelan namun pasti, pantat Alex pun di goyangkan mengikuti irama goyangan pantatku.
Makin cepat dan makin tak beraturan..
“Ahh.. Aleexx..” Ia mengeluarkan sebuah vibrator kecil, seukuran ibu jari dan memasangnya pada getaran tertinggi. Kemudian menempelkan pada klitorisku.
“Aahh.” Jeritku seakan tersetrum listrik seluruh tubuhku, bersamaan dengan itu terasa memekku berkedut sangat kuat dan.
“Aahh.. Aleex.” Aku menggoyangkan pantatku semakin kuat dan badanku bergetar sangat keras dan kurasa dinding memekku mengejang sangat kuat menjepit kemaluan Ale yang masih ada didalam.
“Aaahh.. Sayang.. Ohh.. Fffuck!” Desah Ale, bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya dalam memekku. Kedua orang di sebelahku juga mulai mendesah dan mencengkram erat pegangan sofa. Masih dalam posisi yang sama, aku menghampiri Amy dan menghisap teteknya, sementara Alex mecium bibir dan memainkan lidahnya dalam mulut Slavina sambil meremas teteknya.
Tak lama mereka menjerit keras sambil menggoyangkan pantat mereka dan kemudian menelungkupkan kepalanya di sandaran kursi. Setelah sejenak kami semua berisitarahat ditempat, kami semua bangkit dari tempat duduk kami.
‘Plop’ suara dari kemaluannya Ale yang tadi tertanam dalam memekku ketika terlepas. Ale mengangkatku ke kamar mandi dan meletakkanku dalam bathtub kemudian mengisinya dengan air hangat. Dengan tubuh yang sangat letih, aku tertidur dalam bathtub yang hangat. Ketika aku terbangun, air sudah meluber keluar dari bathtub. Kemudian aku mandi dan membersihkan memekku dengan sabun.
0 comments:
Post a Comment